Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karbohidat

1. Definisi Karbohidrat

Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan

makanan, sebagai sumber energi (Erna Francin Paath dkk,2004). Karbohidrat

sebagai zat-zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai

struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan dari sudut kimia

dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur (C), hidrogen (H), dan

oksigen (O). Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun

kelompok karbohidrat ini berbentuk polyalkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat

adalah penghasil utama enersi dalam makanan maupun di dalam tubuh (Achmad

Djaeni S, 1991).

2. Pembagian Karbohidrat

Karbohidrat dapat dibagi menurut hasil hidrolisis asamnya dikenal tiga

kelompok besar :

a. Monosakarida, yaitu senyawa gula sederhana yang tak mungkin diuraikan

lagi menjadi molekul yang lebih kecil oleh hidrolisis.

b. Disakarida, yaitu senyawa gula yang menghasilkan dua molekul

monosakarida jika dihidrolisis.

c. Polisakarida, yaitu senyawa gula yang menghasilkan banyak molekul

monosakarida jika dihidrolisis (Ponis Tarigan, 1983).

4
5

3. Metabolisme Karbohidrat

Sebagai hasil pencernaan dan absorpsi jenis gula dan jenis zat tepung ada di

dalam darah sebagai glukosa. Kadar gula yang normal adalah 100 mg glukosa

setiap ccm darah. Glukosa disimpan di dalam hati dan otot tulang-tulang sebagai

glikogen. Proses ini menghendaki kegiatan insulin dalam banyak penyakit

diperlukan tambahan kalori oleh badan dan karena karbohidrat termasuk jenis

makanan yang paling mudah dicernakan dan diasimilasikan maka makanan

tambahannya lebih banyak berupa karbohidrat dari pada protein atau lemak

(Pearce C. Evelyn, 2002).

4. Fungsi Karbohidrat

a. Karbohidrat sebagai sumber energi utama

Sel-sel tubuh membutuhkan ketersediaan energi siap pakai yang konstan

(selalu ada) terutama dalam bentuk glukosa.

b. Pengatur metabolisme lemak

Karbohidrat mencegah terjadinya oksidase lemak yang tidak sempurna. Bila

energi tidak cukup tersedia maka akan mengakibatkan peningkatan

katabolisme lemak.

c. Penghemat fungsi protein (protein sparer)

Energi merupakan kebutuhan utama bagi tubuh, sehingga bila karbohidrat

yang berasal dari makanan tidak mencukupi, maka protein akan dirombak

untuk menghasilkan panas dan sejumlah energi.


6

d. Karbohidrat sebagai sumber energi utama bagi otak dan susunan saraf

Kekurangan glukosa dan oksigen akan menyebabkan kerusakan otak atau

kelainan syaraf yang tidak dapat diperbaiki.

e. Simpanan karbohidrat sebagai glikogen.

f. Pengatur peristaltik usus dan pemberi muatan pada sisa makanan (Suhardjo

Dara M. Kusharto, 1992).

5. Proses Pencernaan Karbohidrat

Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak

begitu saja secara langsung dapat diserap melewati dinding usus untuk selanjutnya

masuk ke peredaran darah, melainkan harus dipecah terlebih dahulu menjadi

persenyawaan yang lebih sempurna.

Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa

yang lebih sederhana akan terlibat dan atau berperan enzim-enzim, misalnya

enzim mengubah pato-amilase, atau ptialin, dan enzim pengubah disakarida-

disakaridase. Di dalam mulut makanan yang dikonsumsi akan terkunyah relatif

lumat, karbohidrat yang diperoleh berkandungan zat pati dan zat gula. Dengan

adanya amilase (= ptialin) yang bercampur dengan makanan di dalam mulut, pati

dengan bantuan air ludah (saliva) yang berkandungan enzim tadi (amilase) akan

diubah menjadi dekstrim. Dengan terdapatnya asam khlorida (Hcl) yang dapat

diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi asam, pati sebesar mungkin akan

diubah menjadi disakarida.


7

Kemampuan pencernaan karbohidrat di dalam tubuh tergantung dari :

a. Tidak tergantungnya alat-alat pencernaannya ;

b. Sumbernya, apakah berserat, berbiji dan sejenisnya, biasanya bervariasi antara

90-98 %. Namun kalau sumbernya berserat, daya cerna biasanya menurun

sampai berkisar sekitar 80-85 % (Kartasapoetra, 1995).

B. Glukosa Darah

1. Definisi Glukosa Darah

Dalam ilmu kedokteran gula darah adalah istilah yang mengacu kepada

tingkat glukosa di dalam darah. Glukosa merupakan hasil metabolisme dari

karbohidrat. Glukosa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi secara langsung

dari karbohidrat maupun tidak langsung dari makanan lain, glukosa diserap ke

dalam aliran darah ke seluruh sel-sel dalam tubuh dimana dapat digunakan

sebagai energi (http://id.wikipedia.org/wiki/metabolisme karbohidrat, 2007).

2. Metabolisme Glukosa

Glukosa tak bisa dimetabolisme lebih lanjut sampai dikonversikan ke

glukosa 6 fosfat oleh reaksi dengan ATP, reaksi ini dikatalisa oleh enzim

heksokinase yang tidak spesifik dan juga oleh glukokinase yang spesifik di dalam

hati. Reaksi ini dalam arah sebaliknya, dihidrolisa sederhana glukosa 6 fosfat ke

glukosa, dikatalisa oleh glukosa 6 fosfatase. Glukosa yang tidak dikonversi

menjadi glikogen melintasi hepar melalui sirkulasi sistemik ke jaringan di tempat

mana ia dapat dioksidasi, disimpan sebagai glikogen otot atau dikonversi menjadi

lemak dan disimpan dalam depot-depot lemak.


8

Glikogen di dalam hepar berlaku sebagai cadangan karbohidrat dan

melepaskan glukosa ke sirkulasi bila penggunaan glukosa diperifer-perifer

merendahkan konsentrasi glukosa di dalam darah untuk oksidasi glukosa atau

untuk konversi karbohidrat menjadi lemak atau protein, glukosa 6 fosfat dapat

dikonversi dalam stadium-stadium pangkalan metabolik umum menunjukkan seri

reaksi berdasarkan atas asetil koenzim A dan siklus asam trikarboksilat (siklus

kreb : siklus sitrat) dalam mana residu karbon dan protein, karbohidrat atau lemak

bisa dioksidasi dengan melepaskan energi atau dikonversi dari yang satu ke yang

lain (D.N. Baron, 1984).

3. Sumber Glukosa

Sejumlah glukosa dalam darah tergantung kepada keseimbangan antara

jumlah yang masuk dan yang keluar. Glukosa masuk ke dalam dari tiga macam

sumber :

a. Makanan yang mengandung karbohidrat

Setelah dicerna dan diserap jenis makanan ini merupakan sumber glukosa

tubuh yang paling penting.

b. Glikogen

Glikogen disimpan dalam otot dan hepar, dan dipecah untuk melepaskan

glukosa.

c. Sebagian asam amino dipecah oleh hepar untuk menghasilkan glukosa.

Insulin tidak diperlukan untuk terjadinya salah satu diantara ketiga proses

ini. Setelah glukosa masuk ke dalam aliran darah, insulin diperlukan untuk
9

memungkinkan glukosa meninggalkan darah dan masuk ke dalam jaringan. Pada

orang non-diabetik, glukosa yang meninggalkan aliran darah digunakan lewat dua

cara :

a. Energi segera bagi sumber jaringan,

b. Energi simpanan sebagai glikogen dalam hepar dan otot serta lemak di dalam

jaringan adiposa (Mary. E. Beck, 1993).

Kadar glukosa darah atau gula pada darah dapat menurun, hal ini akan

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Karena pengaruh kurangnya gizi yang diperoleh tubuh dalam waktu yang

cukup lama ;

b. Karena tubuh menjalani latihan yang terlalu berat ;

c. Berlangsungnya absorpsi glukosa yang tidak lancar ;

d. Kegiatan organ inti yang mengalami gangguan (adanya kerusakan) ;

e. Ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga fungsinya mengalami

kegagalan ;

f. Karena kekurangan atau penurunan hormon, misal hormon kelenjar thyroida

dan adrenal ;

g. Karena bertambahnya atau meningkatnya hormon insulin (Kartasapoetra

G,1995).

Sebaliknya, kadar glukosa pun dapat meningkat yang disebabkan adanya

pengaruh dari faktor-faktor sebagai berikut :

a. Karena terserapnya karbohidrat yang melebihi kebutuhan bagi sumbernya

energi ;
10

b. Karena diabetes mellitus ;

c. Berlangsungnya kelainan pada hati ;

d. Terjadinya keracunan pada darah, texaemia ;

e. Berlangsungnya depresi perasaan, sehubungan dengan sesuatu masalah yang

dihadapi yang sangat mengkhawatirkan ;

f. Berlangsungnya pembangkitan emosi yang berlebihan sehubungan dengan

masalah dengan yang dihadapi sangat menjengkelkan dan menimbulkan

amarah besar (Kartasapoetra G,1995).

Kadar glukosa peredaran darah dapat dijaga atau dipertahankan dengan

baik, kalau faktor-faktor di bawah ini dapat menunjangnya jelasnya sebagai

berikut :

a. Berlangsungnya reaksi perubahan glikogen menjadi glukosa secara timbal

balik, sehingga selalu terdapat keseimbangan ;

b. Berlangsungnya reaksi perubahan karbohidrat menjadi lemak

c. Pengeluaran atau ekskresi glukosa yang berlebihan ;

d. Berlangsungnya pembentukan dan penggunaan muscle glicogen atau glikogen

otot ; dan

e. Penggunaan glukosa oleh berbagai jaringan dalam tubuh (Kartasapoetra,

1995).

Proses terjadinya glukosa dalam darah adalah sebagai berikut :

Semua makanan mengandung satu atau lebih zat yang menghasilkan

energi berikut ini adalah karbihidrat, protein, lemak segera setelah diserap melalui

usus kecil, zat-zat makanan itu diproses di hati. Dimana ketiganya diubah menjadi
11

glukosa, dan kemudian dilepas ke aliran darah. Karbohidrat terutama dalam

bentuk olahan seperti gula dan permen, merupakan makanan yang paling cepat

diserap. Dengan demikian, zat makanan itu yang paling cepat menaikkan kadar

gula darah.

Setiap kadar gula darah ‘memicu” pulau-pulau dalam pankreas untuk

menghasilkan insulin, kemudian dilepas ke dalam pembuluh darah yang melewati

pankreas. Dengan cara ini, melalui peredaran darah insulin, bisa menemukan

jalannya ke seluruh jaringan tubuh.

Walaupun insulin mempunyai berbagai fungsi yang berbeda, satu fungsi

utamanya adalah membantu glukosa dalam darah untuk memasuki sel-sel

jaringan, dimana glukosa itu digunakan sebagai sumber energi. Jika tidak

diperlukan untuk memproduksi enegi segera, insulin menjamin agar glukosa

diubah menjadi baik sebagai glikogen (sebagai penyimpanan energi jangka

pendek), maupun lemak untuk penyimpanan energi yang lebih lama (Wise, 2002).

4. Penentuan Glukosa Dalam Darah

a. Metode Asatoor dan King

Penentuan ini menggunakan sifat glukose yang dapat mereduksi. Darah

dimasukkan dalam larutan natrium sulfat-Cu sulfat isotonik agar glukosa tidak

mudah mengalami glikolisis. Disini diadakan penambahan CuSO4 ke dalam

larutan natrium sulfat – CuSO4 isotonik. Metode ini dapat digunakan untuk

kadar glukosa darah sampai darah sampai 300 mg/100 ml, darah yang telah

berada dalam larutan natrium sulfat –Cu sulfat isotonik dapat tahan 72 jam.
12

b. Metode Folin-Wu

glukosa akan mereduksi ion kupri menjadi senyawa kupro yang tidak

larutnambahan pereaksi asam fosfomolibdat senyawa kupro akan larut dan

mereduksi ion fosfomolibdat yang berwarna biru.. Warna biru yang terjadi

dibaca dengan spektrofotometer. Dengan metode ini kadar glukose puasa

darah vena adalah 90 – 120 mg/100 dl darah.

c. Metode Nelson-Somogyi

Deproteinisasi dilakukan dengan larutan Zn hidroksida barium sulfat. Filtrasi

yang diperoleh boleh dikata tidak mengandung senyawa mereduksi lain

kecuali glukosa. Filtrat dipanaskan bersama dengan reagen Cu alkalik

kemudian direaksikan dengan reagen arseno molibdat, dan warna yang terjadi

dibaca dengan spektrofotometrik.

d. Metode Ferisianida Spektrofotometrik

Glukosa dioksidasi oleh larutan kalium ferisianida alkalik. Larutan ferisianida

ini berubah menjadi ferosianida yang kemudian diperlukan lebih lanjut

sehingga menjadi senyawa berwarna.

e. Metode Glukosa Oksidase

Glukosa oleh pengaruh enzim glukosa oksidase akan menjadi asam glukonat

dan reaksi terbentuk juga hidrogen peroksida. Adanya aseptor oksigen

hidrogen peroksida diubah menjadi air dan oksigen oleh enzim peroksidase.

Aseptor oksigen ini kemudian diubah menjadi senyawa berwarna yang

intensitasnya dapat dibaca dengan spektrofotometer.


13

f. Metode Titriometri

Dasar untuk penentuan ini seperti metode yang lain, hanya setelah reaksi

reduksi berlangsung ditambahkan kalium iodida dan asam. Kemudian

banyaknya iodium yang ada ditentukan dengan menitrasinya menggunakan

natrium tiosulfat.

g. Metode Hagedorn Dan Jensen

Pengedapan protein darah dengan Zn hidroksid pada suhu 100 °C, glukosa

dalam filtrat dioksidase oleh larutan kalium ferisianida alkalik yang dibufer

pada pH 11,5 yang diberikan berlebihan. Dalam reaksi ini terjadi kalium

ferosianida, yang akan diikat oleh Zn sulfat. Kelebihan kalium ferisianida

dititrasi secara iodemetrik. Dari banyaknya ferisianida yang digunakan untuk

mengoksidkan glukose, dapat diketahui banyaknya glukosa yang ada.

Banyaknya ferisianida dapat diketahui dari banyaknya natrium tiosulfat yang

dalam titrasi iodometrik ini.

h. Metode O-Toluidine

Glukosa bereaksi dengan o-toluidine dalam acetic acid panas dan

menghasilkan senyawa berwarna hijau yang dapat ditentukan secara

fotometris (S .Dawiesah l, 1989).

5. Macam Sampel Glukosa Darah

a. Gula darah puasa

Tes ini cukup bermakna untuk diagnosa diabetes mellitus, karena kenyataan

bahwa ¾ pasien yang puasa normal. Test ini dapat tetap dipegang dengan

syarat tertentu bila didapatkan kadar gula puasa sekitar 100-200 mg % harus
14

dicurigai dan sebaliknya dilakukan pemeriksaan ulang, tetap tinggi maka

cukup menunjang diagnosa diabetes mellitus.

b. Gula darah 2 jam post prandial

Tes ini dipertanggungjawabkan karena jumlah karbohidrat yang dimakan tidak

sama tergantung kebiasaan. Test ini mempunyai arti klinik para ahli

berpendapat bila nilai berkisar 100-200 mg %, perlu dicurigai diabetes

mellitus dan harus dilakukan test yang lain, sedang bila nilai lebih 140 mg %

sangat memungkinkan diabetes mellitus.

c. Glukosa Toleransi Test (GTT)

Dimaksudkan untuk penentuan diagnosa pasti, terutama apabila hasil

pemeriksaan glukosa darah dan urine sebelumnya masih meragukan.

Pemeriksaan dilakukan berbeda tergantung beban glukosa yang diberikan

pengambilan darah dilakukan tiap jam setelah pemberian glukosa.

d. Glukosa darah sewaktu

Dimaksudkan untuk mengetahui kadar glukosa seseorang tanpa

memperhatikan kondisi orang tersebut dan biasanya untuk sekedar ingin

tahu.(Wattimena C. F,1985).

C. Darah

1. Definisi Darah

Adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda

dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta

fungsi homeostasis.
15

Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna

merah. Adanya senyawa dengan berbagai macam ukuran molekul. Darahpun

menjadi cairan dengan massa jenis dan kekentalan (viskositas) yang lebih besar

dari pada air. Massa jenis darah biasanya antara 1.054-1.060, temperatur 37°C,

dan menghasilkan pH sebesar 7 lebih sedikit. pH tersebut ialah pH darah sebesar

7.35 (Mohammad Sadikin, 2000).

2. Fungsi Darah

Secara umum fungsi darah ialah sebagai berikut:

a. Alat transpor makanan yang diserap dan saluran cerna dan diedarkan ke

seluruh tubuh.

b. Alat transpor O2, yang diambil dari paru-paru atau insang dibawa ke seluruh

tubuh.

c. Alat transpor bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi.

d. Alat transpor antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu

jaringan dibuat oleh jaringan lain.

e. Mempertahankan keseimbangan dinamis (homeostasis) dalam tubuh,

mengatur keseimbangan distribusi air dan mempertahankan keseimbangan

asam-basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan yang

seharusnya.

f. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya

selalu dianggap punya potensi menimbulkan ancaman


16

Dengan demikian, secara garis besar dapat dikatakan, bahwa fungsi darah

sebagai sarana transpor, alat homeostasis dan alat pertahanan. Ketiga fungsi

tersebut dijalankan dalam berbagai bentuk dan cara.

Komposisi darah terdiri dari 2 bagian yaitu:

a. Sel darah, terdiri atas 3 jenis, yaitu eritrosit (sel darah merah), lekosit

(sel darah putih), dan trombosit (butir pembeku)

b. Plasma, yang berisi : gas oksigen dan karbondioksida, hormon-hormon,

enzim, dan antigen (Mohammad Sadikin, 2000).

3. Fisiologi Darah Vena

Vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot

lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elestis dari pada arteri.

Oleh karena darah dalam anggota gerak berjalan melawan gaya berat. Maka vena

mempunyai katup yang disusun sedemikian sehingga darah dapat mengalir ke

jantung tanpa jatuh kembali ke arah sebaliknya (Pearce C Evelyn, 2002).

Tekanan darah dalam vena hanya 3-5 mm Hg. Oleh sebab itu dinding vena

tidak setebal dinding arteri. Mengalirnya darah dalam vena dipelihara oleh

tekanan yang dibangkitkan oleh sistole ventrikel, dibantu oleh daya isap gerakan

pernapasan, desakan oleh otot-otot anggota badan karena vena berada disela-sela

otot tersebut (Kertohoesada soehardo, 1987).

.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tes Strip dan GOD-PAP

Pemeriksaan kadar glukosa darah yang dilakukan di laboratorium dengan

metode oksidase atau o-toluidin memberikan hasil yang lebib akurat. Sering kali
17

pemeriksaan darah dilakukan dengan uji strip pada saat konsultasi, dengan metode

enzimatik (oksidase glukosa atau heksokinase). Pemeriksaan dengan cara ini dapat

dilakukan dengan lebih cepat, mudah, dan cukup akurat walaupun relatif mahal

dibandingkan dengan cara kimia basah. Bila cara tersebut dilakukan secara benar

melalui prosedur yang baku maka hasilnya cukup baik untuk evaluasi pengobatan.

Dengan adanya uji strip glukosa darah baik yang menggunakan glukometer

maupun secara kasat mata, memungkinkan pasien melakukan pemeriksaan kadar

glukosa darah sendiri di rumah. Pemeriksaan glukosa darah tentunya lebih akurat

karena bersifat langsung. Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat mendeteksi

keadaan hiperglikemia dan hipoglikemia (Hendra utama, 2005). Pemeriksaan

menggunakan tes strip boleh digunakan tetapi juga harus hati-hati akan

kemungkinan hasil yang kurang tepat karena penyimpanan strip yang kurang baik.

Cara ini umumnya dinilai secara kuantitatif, tetapi dapat pula dinilai dengan

menggunakan alat pengukur yang khusus. Pemeriksaan tes strip lebih ekonomis

dan praktis dibanding pemeriksaan laboratorium, mempunyai tingkat akurasi hasil

yang tinggi atau mendekati hasil laboratorium, terpercaya serta mudah digunakan.

Metode pemeriksaan gula darah meliputi metode reduksi, enzimatik dan

lainnya. Yang paling sering digunakan adalah metode enzimatik yaitu glukosa

oksidase (GOD-PAP). Metode GOD-PAP banyak digunakan saat ini, akurasi dan

presisi yang baik karena enzim GOD-PAP spesifik untuk reaksi pertama, tapi

reaksi kedua rawan interferen tak spesifik (http://iidcantik.bloys.friendster.

com/iid.blog, 2006).

Anda mungkin juga menyukai