Anda di halaman 1dari 95

KONSEP

PROSES KEPERAWATAN

Alwin Widhiyanto
Pengertian Proses Keperawatan
 Suatu proses pemecahan masalah yang
digunakan perawat dalam berinteraksi
dengan pasien, keluarga, atau orang yang
penting bagi klien di dalam memberikan
asuhan keprawatan (McFarland &
McFarlane, 1997)
 Menurut Craven dan Hirnle (dalam
Kozier, 2011) proses keperawatan
merupakan suatu panduan untuk
memberikan asuhan keperawatan
profesional, baik untuk individu,
kelompok, keluarga dan komunitas.
Berbagai definisi tentang proses
keperawatan dikemukakan oleh para
ahli, antara lain :

 Barbara Kozier
“ The nursing proses is a systematic,
rational method of providing nursing
care “ Proses keperawatan adalah
suatu metode pemberian asuhan
keperawatan yang sistematis dan
rasional.
 Rosalinda, Alfaro
“ The nursing proses is an organized,
systematic method of giving
individualized nursing care that focuses
on the unique human responses of a
person or group of people to an actual or
potential alteration in health “
Proses keperawatan adalah metode
pemberian asuhan keperawatan yang
terorganisir dan sistematis, berfokus
pada respon yang unik dari individu atau
kelompok individu terhadap masalah
kesehatan yang aktual dan potensial.
 Departemen Kesehatan RI
dan JICA (1982)
Proses keperawatan adalah suatu
proses penilaian masalah yang
dinamis dalam usaha
memperbaiki atau memelihara
pasien sampai ke taraf optimum
melalui suatu pendekatan yang
sistematik untuk mengenal dan
membantu memenuhi
kebutuhan khusus klien.
 Zaidin Ali (1997)
Proses keperawatan adalah metode
asuhan keperawatan yang ilmiah,
sistematis, dinamis dan terus menerus
serta berkesinambungan dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan
pasien/klien, dimulai dari pengkajian
(pengumpulan data, analisis data, dan
penentuan masalah), diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan dan
penilaian tindakan keperawatan
TAHAPAN PROSES
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Pendiagnosisan
3. Perencanaan
4. Pengimplementasian
5. Pengevaluasian
Secara spesifik, proses ini merupakan
pendekatan sistematis dan komprehensif
yang digunakan oleh perawat untuk:

 Mengumpulkan data pasien


 Memeriksa dan menganalisa data secara
seksama
 Mengidentifikasi respon klien terhadap
suatu masalah kesehatan
 Mendesain hasil yang diharapkan
 Melakukan tindakan yang diperlukan
 Mengevaluasi apakah tindakan yang
dilakukan efektif mengatasi masalah dan
memperoleh hasil sesuai dengan harapan
 Proses keperawatan membentuk kerangka
kerja yang menopang praktik keperawatan
dan dokumentasi praktik tersebut
 Proses keperawatan menggambarkan
aplikasi dari metode pemecahan masalah
ilmiah dalam praktik keperawatan dan
untuk itu membutuhkan kemampuan
berpikir kritis dari perawat
 Tiap langkah dalam proses telah selesai
atau lengkap hanya apabila
didokumentasikan
Untuk dapat menerapkan proses kep.,
perawat memerlukan pengetahuan dan
ketrampilan yang merupakan unsur-unsur
proses kep., yang meliputi :
 Unsur kognitif (kecakapan intelektual)
 Unsur perilaku (kecakapan interpersonal
 Unsur ketrampilan (kecakapan tekhnical)
TUJUAN PROSES KEPERAWATAN

1. U/ mempraktekan metode
pemecahan masalah dlm praktek
kep.
2. Menggunakan standart u/ praktek
kep.
3. u/ memperoleh metode yang baku,
sesuai dan rasional serta sistematis
4. memperoleh metode dlm
memberikan askep yang dpt
digunakan dlm segala situasi
5. Agar memperoleh hasil askep dgn
kualitas tinggi
Tujuan khususnya
 Teridentifikasinya masalah-masalah terkait
kebutuhan dasar manusia pada klien.
 Dapat menentukan diagnosis
keperawatan.
 Tersusunanya perencanaan kep yang tepat
untuk mengatasi dx kep
 Terlaksananya tindakan kep secara tepat
dan terencana
 Diketahuinya perkembangan px
 Dapat ditentukannya tingkat keberhasilan
asuhan
FUNGSI
 Memberikan pedoman dan bimbingan yang
sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan
 Memberikan ciri profesionalisasi asuhan
keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan
komunikasi yang efektif dan efisien
 Memberikan kebebasan pada klien untuk
mendapat pelayanan yang optimal sesuai
kebutuhannya dalam kemandiriannya di
bidang kesehatan
SIFAT/KARAKTERISTIK PROSES
KEPERAWATAN

1. Purposeful (bertujuan)
2. Sistematis
3. Teoritis
4. Dynamic (Dinamis)
5. Interaktif
6. Cycle (siklus)
7. Interdependent (ketergantungan)
8. Fleksibel
MANFAAT DARI PROSES KEP
 Perawat akan mempunyai rasa percaya diri.
Perawat akan lebih percaya diri melaksanakan
tindakan asuhan keperawatan
 Dengan proses keperawatan, perawat akan
memberikan peningkatan kualitas asuhan
keperawatan
 Proses keperawatan yang diterapkan akan
membantu pengembangan profesionalisme perawat
sendiri khususnya dan keperawatan pada umum
nya.
 Proses keperawatan yang terdokumentasi dengan
baik, akan memu dahkan bagi staf perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
Pentingnya proses
keperawatan adalah sebagai
berikut :
 Klien akan ikut berpartisipasi dalam menentukan
perencanaan keperawatan, dan akan
meningkatkan kerja sama klien dalam pelak
sanaan tindakan keperawatan.
 Proses keperawatan menjamin klien akan
mendapatkan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan.
 Mencegah terjadinya duplikasi tindakan dan
kekurangan tindakan.
 Klien akan mendapatkan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan yang
Komponen Proses keperawatan

EVALUATION ASSESSMENT

IMPLEMENTATION DIAGNOSIS

PLANNING
Pengkajian Keperawatan
Effendy, 1995
 pemikiran dasar dari proses keperawatan
 untuk mengumpulkan informasi atau data klien,
 mengidentifikasi, mengenali masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien (fisik, mental, sosial
dan lingkungan)

Mc Farland & mc Farlane, 1997


 mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien
 mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan,
atau kebudayaan.
Dongoes, 2000
 pengumpulan data pasien
 secara sistematis, meliputi fisik, psikologi,
sosiokultural, spiritual, kognitif, kemampuan
fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya
hidup.
 melalui wawancara, pengumpulan riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan
diagnostik, dan review catatan sebelumnya.
Perhatikan selama pengkajian

 Pahami keseluruhan situasi klien


 Informasi lengkap : masa lalu, saat ini
& potensi masalah klien (Gordon,
1987;1994)
 klien sebagai sumber informasi primer.
 Sumber informasi sekunder
Tahap Pengkajian
 Perawat secara sistematis
mengumpulkan, verifikasi, analisa,
dan mengkomunikasikan data tentang
klien
 Pada tahap ini ada 2 langkah:
1. pengumpulan dan verifikasi data
dari sumber
2. menganalisa data sebagai basis
untuk tahapan berikutnya
 Tujuan dari pengkajian: untuk menegakkan data
dasar tentang kebutuhan yang dipersepsikan pasien,
masalah dan respon terhadap masalah, pengalaman
yang berhubungan, kebiasaan yang berhubungan
dengan kesehatan, tujuan, nilai-nilai, gaya hidup,
dan harapan thd pelayanan kesehatan.

 Informasi yang terdapat di dalam data dasar ini akan


menjadi basis bagi pengembangan diagnosa
keperawatan dan perencanaan asuhan keperawatan
yang individual, yang dievaluasi dan disempurnakan
sesuai kebutuhan sepanjang masa perawatan
pasien
 Perawat harus menerapkan prinsip berpikir kritis
pada saat pengkajian
 Pada saat memulai pengkajian, perawat harus juga
mensintesa pengetahuan, pengalaman, standar,
dan sikap perilaku secara simultan
 Pengetahuan: proses penyakit yang menyertai;
tumbuh kembang normal; psikologi normal; temuan
pengkajian normal; promosi kesehatan;
keterampilan pengkajian; keterampilan komunikasi
 Pengalaman: dalam merawat pasien sebelumnya,
memvalidasi temuan pengkajian dan kemampuan
melakukan teknik observasi
 Standar praktik
 Sikap perilaku: tekun, adil, integritas, percaya diri
PENGUMPULAN DATA
 Sistematis untuk menentukan
masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien
 dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit
(initial assessment)
 selama klien dirawat secara terus-
menerus (ongoing assessment)
 pengkajian ulang untuk menambah /
melengkapi data (re-assessment).
TUJUAN PENGUMPULAN DATA
 Memperoleh informasi tentang
keadaan kesehatan klien
 menentukan masalah keperawatan
dan kesehatan klien
 menilai keadaan kesehatan klien
 membuat keputusan yang tepat dalam
menentukan langah-langkah beriutnya
KARAKTERISTIK DATA
1. Lengkap
2. Akurat dan nyata
3. Relevan
Sumber Data
Primer Catatan Kx
Rwyat Peny Kx
Skunder Konsultasi
Pm diagnostik
Tersier Catatan Medis
Lain
Perawat lain
Kepustakaan
SUMBER DATA
 Klien
 Keluarga
 Anggota tim kesehatan
 Rekam medik
 Record lainnya
 Literature review
 Pengalaman perawat
JENIS DATA
1. Data subyektif
Persepsi pasien tentang masalah
kesehatan mereka. Data ini biasanya
meliputi perasaan cemas,
ketidaknyamanan fisik atu stres mental
2. Data obyektif
hasil observasi atau pengukuran yang
dibuat oleh pengumpul data
Model Pengumpulan Data

Wawancara

Observasi
Head to Toe
Pm Fisik
ROS

KDM/Pola
METODE PENGUMPULAN
DATA
 Interview: organized conversation
 Nursing health history: data related to level of
wellness, past medical history, family history,
environmental history, psychosocial and cultural
history, and review of body systems
 Pemeriksaan fisik
 Hasil laboratorium dan tes diagnostik
(Potter & Perry, 2005, p.290)
Literatur lain menyebutkan :
 wawancara (interview),pengamatan (observasi)

 pemeriksaan fisik (pshysical assessment) dan studi

dokumentasi (pmx lab, rekam medik)


Wawancara (interview)
 Tanya-jawab berkaitan dengan masalah klien
(anamnesa)

 memperoleh data tentang masalah kesehatan dan


keperawatan klien,

 menjalin hubungan antara perawat dengan klien

 membantu klien memperoleh informasi

 berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan


keperawatan

 menentukan investigasi lebih lanjut


OBSERVASI
 mengamati perilaku dan keadaan klien
 menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan
pendengaran
 Bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang masalah yang dihadapi klien
PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi
 Postur & tinggi
 Gerakan tubuh
 Nutrisi
 Pola bicara
PALPASI
 Temperatur

 Turgor

 Bentuk

 Kelembaban

 Vibrasi

 Ukuran

----- oedem krepitasI tumor


Perkusi
 Timpani (lambung)
 Sonor (paru)
 Hipersonor (px emfisema)
 Redup (paha)
 Pekak (hepar)
Auskultasi (thorak)
 Vesikuler

 Bronkial

 Ronki/ mengi (wheezes)

 Krepitasi

 Gesekan plura
Pendekatan pengkajian fisik

1. Head-to-toe
2. ROS (Review of System)
3. Pola fungsi kesehatan (Gordon)

Studi dokumentasi
 Rekam Medik
 Pemeriksaan laboratorium
 Rontgen
PRIORITAS MASALAH

 Hirarki Maslow , salah satu rujukan


 Kebutuhan fisiologi
 Aman-nyaman
 Cinta-memiliki
 harga diri
 aktualisasi diri.
MENYUSUN PENILAIAN KEP
1. Validasi dan Interpretasi data:
 Validasi data: memastikan data akurat;
membandingkan data dengan sumber lain
 Melalui proses berpikir inferensial (pembuatan
kesimpulan) dan penilaian, ners memutuskan
informasi apa yang mempunyai makna dalam
hubungannya dengan status kesehatan klien.
Berpikir inferensial melibatkan proses
menghubungkan makna baru terhadap data klinis
yang diketahui.
 Interpretasi data meringkas data dan memberikan
suatu fokus perhatian bagi ners mengenai masalah
klien
 Interpretasi data
- apakah data klien menunjukkan data yang
normal/abnormal?
- apakah data obyektif mendukung data subyektif?
- apakah data telah dikumpulkan secara akurat?

Data diinterpretasi melalui pembandingan data


dengan standar atau norma; membandingkan data
subyektif dengan data obyektif;
2. Pengelompokan data
 Mengorganisir informasi kedalam kelompok yang
bermakna dan memfokuskan perhatian pada
fungsi klien yang membutuhkan dukungan dan
bantuan untuk pemulihan (bisa berupa
pengelompokan berdasar orientasi sistem seperti
sistem pernafasan, atau berdasar pola kesehatan
fungsional seperti pola nutrisi-metabolik)
 Pengelompokan ini sangat bergantung pada “cues”
bermakna yang dikenali oleh ners (hal ini sangat
dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan
ners)
 Pengelompokan data membantu dalam penetapan
diagnosa keperawatan (langkah selanjutnya dari
proses keperawatan)
 Dapat menggunakan pola kesehatan fungsional
Gordon atau Hierarki kebutuhan Maslow atau body
system
 Pengelompokkan data berdasarkan pola
kesehatan fungsional Gordon
1. Pola persepsi kesehatan-manajemen kesehatan
2. Pola Nutrisi-Metabolik
3. Pola Eliminasi
4. Pola Aktivitas-latihan
5. Pola Istirahat-Tidur
6. Pola Kognitif-perseptual
7. Pola Persepsi diri – Konsep diri
8. Pola Peran-Hubungan
9. PolaSeksualitas-Reproduksi
10. Pola Koping-Toleransi Stres
11. Pola Nilai-Keyakinan
 Pengkajian masalah berarti mengumpulkan data,
mengestimasi, dan menilai kemaknaan data. Ini
berarti ners harus selalu berpikir, menganalisa data
tentang klien untuk membuat interpretasi yang
akurat dan bermakna.

 Pengkajian membuat ners memahami masalah


lebih jauh, menilai keluasan masalah dan mencari
hubungan antar masalah. Inilah inti dari berpikir
kritis dan pemecahan masalah klinis

 Pengkajian yang baik mengharuskan ners untuk


mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman
dalam melakukan observasi dan pengukuran yang
dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
klien.
 Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak
lengkap, dan tidak sesuai dapat menghasilkan
identifikasi yang kurang tepat tentang kebutuhan
perawatan klien.

 Jenis dan jumlah data selalu berubah, oleh karena


itu mengharuskan ners untuk mengantisipasi dan
memberi pertanyaan untuk memastikan pengkajian
yang akurat dan lengkap. Pola kesehatan
fungsional Gordon adalah suatu kerangka kerja
yang dapat digunakan untuk pengkajian yang
komprehensif.

 Untuk menyusun keputusan keperawatan, perawat


secara kritis mengkaji klien, memvalidasi data,
menginterpretasi informasi yang dikumpulkan,
memperhatikan tanda-tanda (cues) diagnostik dan
mengidentifikasi masalah klien
DIAGNOSIS DALAM PROSES KEP
 Diagnosis Keperawatan adalah
penilaian klinis perawat tentang respon
klien (individu, keluarga, kelompok,
komunitas) terhadap proses kehidupan
dan/atau masalah kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia
yang mendasari intervensi keperawatan
(Lokakarya Diagnosa Keperawatan FIK
UI, Maret 1998)
PROSES DIAGNOSA KEP
 Perawat memngintegrasikan apa yg
telah diketahui dari pengalaman
sebelumnya dan pengetahuan ilmiah
serta praktiknya, menerapkan sikap
berpikir kritis dan standard intelektual
dan merujuk pada standar praktik
dalam membuat diagnosa
keperawatan yang “reasonable,
accurate and relevant”
 Diagnostic process: proses
menggunakan data yang telah
dikumpulkan tentang klien untuk
menjelaskan keputusan klinis secara
logis
 Meliputi langkah2 pembuatan
keputusan, termasuk mengumpulkan
data hasil pengkajian, memvalidasi
data, menganalisis dan
menginterprretasi data,
mengidentifikasi kebutuhan klien, dan
merupuskan diagnosis keperawatan
(p.304, Potter & Perry, 2005)
PADA TAHAP ANALISIS DATA

 Kenali suatu pola


Contoh: diare selama 5 hari, feses
cair, perut kembung, kram perut
sebelum dan sesudah b.a.b
 Bandingkan dengan standard normal
---feses lunak setiap hari, abdomen
lemas tIdak tegang, defekasi tidak
sakit
 Buat kesimpulan yang masuk akal
----masalah eliminasi bowel
KATEGORI DX
1. Diagnosis Aktual
menguraikan respon klien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupan yang nyata
ada (disertai tanda dan gejala yang nyata)
2. Diagnosis Risiko
menguraikan respon klien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupan yang dapat
terjadi atau rentan terjadi pada klien. Hal ini
didukung oleh adanya faktor risiko yang
berkontribusi pada kerentanan tersebut
3. Diagnosis Sejahtera
menguraikan respon klien terhadap tingkat
kesejahteraan klien yang mempunyai potensi
untuk peningkatan sampai pada suatu kondisi
yang lebih tinggi
KOMPONEN DX KEP
 Label: nama suatu masalah tau problem
 Related factors: kondisi yang mengkontribusi
perkembangan atau adanya suatu diagnosis
(Etiologi atau penyebab dari suatu problem)
 Risk factors: faktor-faktor lingkungan dan elemen
fisiologis, psikologis, genetik, atau kimiawi yang
meningkatkan kerentanan klien pada suatu
kejadian yang tidak menyehatkan
 Defining characteristics: tanda dan gejala yang
dapat diobservasi yang dikelompokkan sebagai
manifestasi suatu diagnosis keperawatan.
PERSYARATAN DX

 Perumusan harus jelas & singkat dari


respon px thd situasi/keadaan yang
dihadapi
 Spesifik dan akurat/pasti
 Merupakan pernyataan dari penyebab
 Memberikan arahan pada askep
 Mencerminkan keadaan kesehatan
pasien
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MERUMUSKAN DX KEP

 Berorientasi kepada px, klg &


masyarakat
 Bersifat aktual & potensial
 Dpt diatasi dgn intervensi kep
 Menyatakan mslh kesh individu, klg,
dan masyarakat serta faktor2
penyebab timbulnya mslh tsb.
CIRI-CIRI DX KEP
 Mengambarkan tanggapan individu
thd proses penyakit, kondisi & situasi
 Berorientasi kpd kdm
 Berubah bila tanggapan px berubah
 Memberikan pedoman u/ askep yang
independen
 Tidak secara umum menggunakan
sistem klasifikasi, sistem ini masih
akan di kembangkan
PROSES PENYUSUNAN DX
KEPERAWATAN

 Mengidentifikasi masalah kx
 Memvalidasi dx kep
 Menyusun dx sesuai dgn prioritanya
Prioritas dx kep
Menyusun dx kep hendaknya
diurutkan mnrt kebut yang
berlandaskan hirarki maslow, dengan
kategori :
1. Keadaan yang mengancam
kehidupan
2. Keadaan yang mengancam
kesehatan
3. Persepsi tentang kesh & kep
MASALAH KOLABORATIF
 Masalah yang memerlukan kolaborasi dari
berbagai profesi kesehatan untuk menanganinya
 Pada masalah ini, perawat tidak dapat menangani
masalah secara mandiri, tetapi masalah ini
membutuhkan tindakan keperawatan untuk
mengatasinya (perawat perlu terlibat untuk
menangani masalah)
 Dapat merupakan komplikasi fisiologi yang
dihasilkan dari kondisi patofisiologis, lingkungan,
atau yang berhubungan dengan pengobatan atau
penatalaksanaan sutau kondisi.
 Misalnya: Masalah Perdarahan; Masalah Risiko
Infeksi pasca pembedahan; Masalah Penurunan
Curah Jantung dsb
Perbedaan Masalah kolaboratif dengan
Diagnosis Keperawatan

 Diagnosis Keperawatan: bila perawat secara legal


dapat memberikan intervensi tertentu untuk
mencapai tujuan dari suatu masalah keperawatan

 Masalah kolaboratif: bila intervensi keperawatan dan


intervensi medis atau profesi lain diperlukan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan dari suatu
permasalahan klien. Masing-masing profesi memiliki
kewenangan legal untuk melakukan intervensi
terhadap masalah tersebut secara bersama-sama
dan tujuan tidak dapat tercapai bila tidak ada
kolaborasi dari berbagai profesi tersebut.
Konsep Perencanaan
Keperawatan
1. Definisi
a. Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di
dalam pemecahan masalah yang merupakan
keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan,
siapa yang melakukan dari semua tindakan
keperawatan (Dermawan, 2012).
b. Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan
keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah
kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan,
tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien
secara spesifik (Manurung,2011).
2. Tujuan Perencanaan Keperawatan
Tujuan rencana tindakan dibagi menjadi dua
menurut Dermawan (2012) yaitu:

a. Tujuan administratif
(1) Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan
kepada pasien atau kelompok.
(2) Untuk membedakan tanggungjawab perawat
dengan profesi kesehatan lainnya.
(3) Untuk menyediakan suatu kriteria guna
pengulangan dan evaluasi keperawatan.
(4) Untuk menyediakan kriteria klasifikasi pasien.
b. Tujuan klinik
(1) Menyediakan suatu pedoman dalam
penulisan.
(2) Mengkomunikasikan dengan staf
perawat; apa yang diajarkan,
diobservasi dan dilaksanakan.
(3) Rencana tindakan yang spesifik secara
langsung bagi individu, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya untuk
melaksanakan tindakan.
Perencanaan Kepewatan
Lanjutan…
3. Langkah - langkah perencanaan keperawatan
Langkah – langkah perencanaan keperawatan
menurut Manurung (2011) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan prioritas masalah. Prioritas
keperawatan adalah penyusunan diagnosa
keperawatan atau masalah pasien dengan
menggunakan tingkat kedaruratan atau
kepentingan untuk memperoleh tahapan
intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
Saat menentukan prioritas diagnosa keperawatan
digunakan standar prioritas kebutuhan dari Maslow,
sebagai berikut:
- Prioritas 1: masalah yang berhubungan dengan kebutuhan
fisiologis seperti respirasi, sirkulasi, nutrisi, hidrasi, eliminasi,
suhu dan kesenjangan fisik.
- Prioritas 2: masalah yang berpengaruh pada keselamatan
dan keamanan.
- Prioritas 3 : masalah yang berpengaruh terhadap cinta dan
rasa memiliki.
- Prioritas 4 : masalah yang berpengaruh pada rasa harga diri.
- Prioritas 5 : masalah yang berpengaruh pada kemampuan
mencapai sasaran pribadi atau aktualisasi diri.

Pengurutan prioritas akan dipengaruhi oleh faktor-faktor


persepsi pasien terhadap prioritas, untuk itu menanyakan
kepada pasien tentang apa yang dirasakannya merupakan hal
yang penting.
b. Menuliskan tujuan dan kriteria hasil
Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk
umum yang perlu diperhatikan menurut Manurung
(2011), yaitu :
(1) Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang
ingin dicapai, bukan tindakan keperawatannya.
(2) Tujuan keperawatan harus menggambarkan
perilaku pasien yang dapat diamati dan diukur.
(3) Tujuan harus realistis, mencerminkan
kemampuan dan keterlibatan pasien.
(4) Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis
keperawatan.
Kriterian Hasil: setiap kriteria hasil adalah
pernyataan satu hal yang spesifik, kriteria harus
sekonkrit mungkin untuk memudahkan pengukuran,
kriteria cukup besar atau dapat diukur, kriteria
menggunakan kata-kata positif bukan
menggunakan kata negatif.

Pedoman penulisan kriteria hasil menurut Setiadi


(2012) adalah berfokus pada pasien, singkat dan
jelas, dapat diobservasi dan dapat diukur, ada
batas waktu, ditentukan oleh perawat dan pasien.
C Memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan.
(1) Tindakan keperawatan harus aman bagi pasien.
(2) Tindakan keperawatan harus sejalan dengan tindakan pengobatan.
(3) Tindakan keperawatan harus didasari prinsip dan pengetahuan yang
digabungkan dari pendidikan dan pengalaman sebelumnya.
(4) Tulis sekumpulan tindakan keperawatan untuk mencapai setiap
tujuan.
(5) Pilih satu kumpulan tindakan keperawatan yang kiranya cocok
dengan sikap yang disebutkan dalam pernyataan tujuan.
(6) Tindakan keperawatan harus realistis.
(7) Tindakan keperawatan harus penting bagi peningkatan kesehatan
pasien dan sejalan dengan tujuan serta nilai perseorangan pasien.
(8) Gunakan pasien sebagai sumber-sumber dalam memilih tindakan
keperawatan.
(9) Tulis tindakan keperawatan secara berurutan.
Konsep Implementasi
Keperawatan
1. Definisi
Implementasi keperawatan adalah
pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan pasien (Riyadi, 2010).
Implementasi keperawatan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
2. Pedoman implementasi keperawatan

Pedoman implementasi keperawatan menurut Dermawan (2012) sebagai berikut:


a) Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan dilakukan setelah
memvalidasi rencana. Validasi menentukan apakah rencana masih relevan,
masalah mendesak, berdasar pada rasional yang baik dan diindividualisasikan.
Perawat memastikan bahwa tindakan yang sedang diimplementasikan, baik oleh
pasien, perawat atau yang lain, berorientasi pada tujuan dan hasil. Tindakan
selama implementasi diarahkan untuk mencapai tujuan.
b) Keterampilan interpersonal, intelektual dan teknis dilakukan dengan kompeten
dan efisien di lingkungan yang sesuai
c) Keamanan fisik dan psikologis pasien dilindungi.
d) Dokumentasi tindakan dan respon pasien dicantumkan dalam catatan perawatan
kesehatan dan rencana asuhan.
Dokumentasi dalam catatan perawatan kesehatan terdiri atas deskripsi tindakan yang
diimplementasikan dan respon pasien terhadap tindakan tersebut. Tindakan yang tidak
diimplementasikan juga dicatat disertai alasan. Dokumentasi rencana asuhan untuk
meningkatkan kesinambungan asuhan dan untuk mencatat perkembangan pasien guna
mencapai kriteria hasil.
Konsep Evaluasi Keperawatan
1. Definisi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon
pasien setelah dilakukan intervensi
keperawatan dan mengkaji ulang asuhan
keperawatan yang telah diberikan (Deswani,
2009). Evaluasi keperawatan adalah kegiatan
yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan
efektif dan bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan
(Manurung, 2011).
Lanjutan Evaluasi
2. Penilaian keberhasilan
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah
tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan
tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan
tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal
tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor :
a) Tujuan tidak realistis.
b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat.
c) Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat
diatasi.
Alasan pentingnya penilaian sebagai berikut :
a) Menghentikan tindakan atau kegiatan yang
tidak berguna.
b) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan
keperawatan.
c) Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan.
d) Untuk pengembangan dan penyempurnaan
praktik keperawatan
3. Tipe pernyataan evaluasi
Tipe pernyataan evaluasi menurut Setiadi (2012) sebagai
berikut:
a) Pernyataan evaluasi formatif. Hasil observasi dan
analisa perawat terhadap respon pasien segera pada
saat atau setelah dilakukan tindakan keperawatan dan
ditulis pada catatan perawatan.
b) Pernyataan evaluasi sumatif. Rekapitulasi dan
kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan dan ditulis pada
catatan perkembangan.
4. Bentuk evaluasi
Bentuk evaluasi menurut Deswani (2009)
sebagai berikut:
a) Evaluasi struktur. Evaluasi struktur
difokuskan pada kelengkapan tata cara atau
keadaan sekeliling tempat pelayanan
keperawatan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi dalam pemberian pelayanan.
b) Evaluasi proses.
Evaluasi proses berfokus pada penampilan
kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa
cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang.
c) Evaluasi hasil. Evaluasi hasil berfokus pada
respon dan fungsi pasien. Respon perilaku
pasien merupakan pengaruh dari intervensi
keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian
tujuan dan kriteria hasil.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai