Anda di halaman 1dari 14

GAMBAR PERENCANAAN PELAT LANTAI

PERHITUNGAN TEBAL PELAT LANTAI

Lx (Lebar terpendek) Koefisien Ujung


Nomor Pelat Dimensi tebal (mm)
(mm) (lihat tabel)

A 3700 20 185.00

B 3700 37 100.00

C 3700 32 115.63

D 3700 32 115.63

E 3700 37 100.00

F 3700 37 100.00

G 1850 37 50.00

H 1850 32 57.81

I 1700 37 45.95

J 1850 37 50.00

Tebal yang dipakai (maksimum) 185.00

Jadi tebal pelat yang digunakan adalah : 185 mm


PERHITUNGAN PEMBEBANAN PELAT LANTAI

Diketahui :
- fc' = 15.00 MPa (lihat tabel)
- fy = 240.00 MPa (lihat tabel)
- Pntp. Btn. = 40.00 mm (lihat tabel)
- B.j. beton brtlng = 2.40 ton/m3
- B.j. pasir urug = 1.60 ton/m3
- B.j. spesi = 2.10 ton/m3
- B.j. keramik/teraso = 2.40 ton/m3
- Tebal pelat beton = 120.00 mm
- Tebal keramik/teraso = 20.00 mm
- Tebal spesi = 20.00 mm
- Tebal pasir urug = 20.00 mm
- Plafond&penggantung = 0.018 ton/m2

Tabel data beban hidup pada lantai gedung (PPIUG 1987)


No. Keterangan Beban
1 Rumah tinggal 200 kg/m2
2 Rumah, pabrik, bengkel 125 kg/m2
3 Sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, 250 kg/m2
hotel, asrama, rumah sakit
4 Ruang olah raga 400 kg/m2
5 Ruang dansa 500 kg/m2
6 Balkon, masjid, gereja, ruang pagelaran, ruang rapat, 400 kg/m2
bioiskop, panggung penonton
7 Panggung penonton 500 kg/m2
8 Tangga, bordes, gang pada huruf 3 300 kg/m2
9 Tangga, bordes, gang pada huruf 4, 5, 6, dan 7 500 kg/m2
10 Ruang pelengkap pada huruf 3, 4, 5, 6, dan 7 250 kg/m2
11 Pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko 400 kg/m2
buku, toko besi, ruang alat dan mesin
12 Gedung parkir lantai bawah 800 kg/m2
13 Gedung parkir lantai atasnya 400 kg/m2
14 Balkon menjorok keluar 300 kg/m2
(Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987)

1. Perhitungan beban mati (QD)


- Pelat lantai = 0.12 x 2.40 = 0.288 ton/m2
- Pasir urug = 0.02 x 1.60 = 0.032 ton/m2
- Spesi = 0.02 x 2.10 = 0.042 ton/m2
- Keramik/teraso = 0.02 x 2.40 = 0.048 ton/m2
- Plafond&penggantung = 1.00 x 0.018 = 0.018 ton/m2
= 0.428 ton/m2
2. Perhitungan beban hidup (QL)
- Perkantoran = 250 / 1000.00 = 0.250 ton/m2

3. Beban berfaktor (QU)


- QU = 0.514 + 0.40 = 0.914 ton/m2

*****
PERHITUNGAN MOMEN PELAT LANTAI

Untuk Pelat : A
- Lx : 3.70 m
- Ly : 3.70 m
- QU : 0.91 ton/m (pias selebar 1m)
- Ly/Lx : 1.00

Gambar Jenis tumpuan (menerus atau bebas) :

Koefisien berdasarkan tabel untuk :


Mlx : 30 (lihat tabel koefisien)
Mly : 30 (lihat tabel koefisien)
Mtx : 68 (lihat tabel koefisien)
Mty : 68 (lihat tabel koefisien)

Perhitungan momen-momen :
- Mlx : 0.375 ton.m (Momen lapangan per meter lebar arah X)
- Mly : 0.375 ton.m (Momen lapangan per meter lebar arah Y)
- Mtx : 0.850 ton.m (Momen tumpuan per meter lebar arah X)
- Mty : 0.850 ton.m (Momen tumpuan per meter lebar arah Y)
- Mtix : 0.188 ton.m (Momen jepit tak terduga per meter lebar arah X)
- Mtiy : 0.188 ton.m (Momen jepit tak terduga per meter lebar arah Y)
Perhitungan pelat tipe yang lainnya dapat dilihat pada tabel :

Tabel perhitungan Momen-momen Pelat :


No. Ly/Lx Mlx Mly Mtx Mty Mtix Mtiy

1 1.000 0.488 0.388 1.139 0.851 0.244 0.194


2 1.000 - - - - - -
3 1.162 - - - - - -
4 1.000 - - - - - -
5 1.162 - - - - - -
6 1.162 - - - - - -
7 1.081 - - - - - -
8 1.081 - - - - - -
9 2.176 - - - - - -
10 2.000 - - - - - -
11 2.529 - - - - - -

Nilai Max : 0.488 0.388 1.139### 0.851 0.244 0.194


PERHITUNGAN PENULANGAN PELAT

Diketahui data-data
- B (lebar) : 1000 mm
- Tebal pelat : 120 mm
- Tebal penutup beton : 20 mm
- Æ Tulangan : 10 mm
- fc' : 27 MPa
- fy : 240 MPa
- b : 0.85

Gambar sketsa penulangan :

- dx : 95 mm
- dy : 85 mm
- r b : 0.0581
- r max : 0.0435
- r min : 0.0025 (pelat)

TULANGAN LAPANGAN ARAH X TULANGAN LAPANGAN ARAH Y


- Mlx : 4879000 Nmm - Mly : 3879000 Nmm
- Mu : 4879000 Nmm - Mu : 3879000 Nmm
- Mn : 6098750 Nmm - Mn : 4848750 Nmm
- m : 10.45752 - m : 10.457516
- Rn : 0.675762 - Rn : 0.6711073
- r : 0.002858 - r : 0.0028384
- r dipakai : 0.002858 - r dipakai : 0.0028384
(Tulangan Tunggal) (Tulangan Tunggal)
- As perlu : 271.55 mm2 - As perlu : 241.26 mm2
- dipakai : 4 - 10 - dipakai : 4 - 10
- As ada : 314.00 mm2 - As ada : 314.00 mm2
(Tulangan cukup kuat) (Tulangan cukup kuat)
- Jarak (spasi) : 250 mm - Jarak (spasi) : 250 mm
- Kesimpulan dipakai : Æ 10 - 250 - Kesimpulan dipakai : Æ 10 - 250

TULANGAN TUMPUAN ARAH X TULANGAN TUMPUAN ARAH Y


- Mtx : 11386000 Nmm - Mty : 8509000 Nmm
- Mu : 11386000 Nmm - Mu : 8509000 Nmm
- Mn : 14232500 Nmm - Mn : 10636250 Nmm
- m : 10.45752 - m : 10.457516
- Rn : 1.577008 - Rn : 1.4721453
- r : 0.006814 - r : 0.0063444
- r dipakai : 0.006814 - r dipakai : 0.0063444
(Tulangan Tunggal) (Tulangan Tunggal)
- As perlu : 647.29 mm2 - As perlu : 539.27 mm2
- dipakai : 9 - 10 - dipakai : 7 - 10
- As ada : 706.50 mm2 - As ada : 549.50 mm2
(Tulangan cukup kuat) (Tulangan cukup kuat)
- Jarak (spasi) : 111.1111 mm - Jarak (spasi) : 142.85714 mm
- Kesimpulan dipakai : Æ 10 - 110 - Kesimpulan dipakai : Æ 10 - 140

* Pemeriksaan lebar retak tidak diperlukan karena fy = 240 Mpa.


PERHITUNGAN PENULANGAN PELAT

Diketahui data-data
- B (lebar) : 1000 mm
- Tebal pelat : 120 mm
- Tebal penutup beton : 20 mm
- Æ Tulangan : 10 mm
- fc' : 27 MPa
- fy : 240 MPa
- b : 0.85

Gambar sketsa penulangan :

- dx : 95 mm
- dy : 85 mm
- r b : 0.0581
- r max : 0.0435
- r min : 0.0025 (pelat)

TULANGAN TUMPUAN TEPI ARAH X TULANGAN TUMPUAN TEPI ARAH Y


- Mlx : 2439000 Nmm - Mly : 1939000 Nmm
- Mu : 2439000 Nmm - Mu : 1939000 Nmm
- Mn : 3048750 Nmm - Mn : 2423750 Nmm
- m : 10.45752 - m : 10.45752
- Rn : 0.337812 - Rn : 0.335467
- r : 0.001418 - r : 0.001408
- r dipakai : 0.0025 - r dipakai : 0.0025
(Tulangan Tunggal) (Tulangan Tunggal)
- As perlu : 237.50 mm2 - As perlu : 212.50 mm2
- dipakai : 4 - 10 - dipakai : 3 - 10
- As ada : 314.00 mm2 - As ada : 235.50 mm2
(Tulangan cukup kuat) (Tulangan cukup kuat)
- Jarak (spasi) : 250 mm - Jarak (spasi) : 333.3333 mm
- Kesimpulan dipakai : Æ 10 - 250 - Dipakai : Æ 10 - 330

TABEL HASIL REKAPITULASI PENULANGAN PELAT YANG DIPAKAI


Keterangan Penulangan Penulangan
- Tul. Lapangan X Æ 10 - 250 Æ 10 - 250
- Tul. Lapangan Y Æ 10 - 250 Æ 10 - 250
- Tul. Tumpuan X Æ 10 - 110 Æ 10 - 125
- Tul. Tumpuan Y Æ 10 - 140 Æ 10 - 125
- Tul. Tumpuan Tepi X Æ 10 - 250 Æ 10 - 250
- Tul. Tumpuan Tepi Y Æ 10 - 330 Æ 10 - 250
GAMBAR SKETSA PENULANGAN PELAT LANTAI :

B Ly

Lx
1/5 Lx 1/4 Lx

C
F

0.74 0.93

V V VVV
V V V V V V V V V V V V V VV V
0.37 0.37
B
A

TABEL HASIL REKAPITULASI PENULANGAN PELAT


Keterangan Penulangan

A Tul. Lapangan X Æ 10 - 250


B Tul. Lapangan Y Æ 10 - 250
C Tul. Tumpuan X Æ 10 - 125
D Tul. Tumpuan Y Æ 10 - 125
E Tul. Tumpuan Tepi X Æ 10 - 250
F Tul. Tumpuan Tepi Y Æ 10 - 250
TABEL LAMPIRAN PERHITUNGAN PELAT

Tabel kuat tekan beton


Mutu beton fc'(MPa) fc' (kg/cm2)
15 15 150
20 20 200
30 30 300

Tegangan leleh baja


Mutu baja fy (MPa) fy (kg/cm2)
240 (polos) 240 2400
400 (deform) 400 4000
320 (deform) 320 3200

Tebal penutup beton menurut SKSNI T15-1991-03 psl. 3.3.16-7


Tidak langsung Langsung
Bagian konstruksi berhubungan dengan berhubungan dengan
tanah dan cuaca tanah dan cuaca
Lantai < Æ 16 : 20mm < Æ 16 : 40mm
> Æ 16 : 40mm > Æ 16 : 50mm
Jika langsung berhubungan dengan tanah diperlukan minimum 70mm.

Lebar maksimum jaring (S maks) menurut SKSNI T15-1991-03 psl. 3.3.16-6

Komponen struktur Persyaratan fy = 400

Lantai di dalam D < 36 1085


di luar D < 16 225
di luar D > 36 155
Untuk fy = 240MPa, pemeriksaan lebar retak tidak diperlukan

Tebal minimum h menurut SKSNI T15-1991-03


Satu ujung Kedua ujung
Dua tumpuan Kantilever
menerus menerus
Komponen
fy fy fy fy
400 240 400 240 400 240 400 240
L/20 L/27 L/24 L/32 L/28 L/37 L/10 L/13

Intinya kalau pelat di ujung (sudut) dianggap saja sebagai : 1 ujung menerus;
sedangkan kalau pelat di tengah atau sisi tengah : 2 ujung menerus.
Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada
pelat dua arah akibat beban terbagi rata

( Ly / Lx )
SKEMA MOMEN PER METER LEBAR
1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.5 3.0

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 41 54 67 79 87 97 110 117


Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 41 35 31 28 26 25 24 23
Lx Mtix = 1/2.Mlx
Mtiy = 1/2.Mly
Ly

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 25 34 42 49 53 58 62 65
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 25 22 18 15 15 15 14 14
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 51 63 72 78 81 82 83 83
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 51 54 55 54 54 53 51 49

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 30 41 52 61 67 72 80 83
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 30 27 23 22 20 19 19 19
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 68 84 97 106 113 117 122 124
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 68 74 77 77 77 76 73 71
Mtix = 1/2.Mlx
Mtiy = 1/2.Mly

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 24 36 49 63 74 85 103 113


Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 33 33 32 29 27 24 21 20
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 69 85 97 105 110 112 112 112
Mtiy = 1/2.Mlx

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 33 40 47 52 55 58 62 65
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 24 20 18 17 17 17 16 16
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 69 76 80 82 83 83 83 83
Mtix = 1/2.Mlx

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 31 45 58 71 81 91 106 115


Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 39 37 34 30 27 25 24 23
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 91 102 108 111 113 114 114 114
Mtix = 1/2.Mlx
Mtiy = 1/2.Mly

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 39 47 57 64 70 75 81 84
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 31 25 23 21 20 19 19 19
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 91 98 107 113 118 120 124 124
Mtix = 1/2.Mlx
Mtiy = 1/2.Mly

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 25 36 47 57 64 70 79 63
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 28 27 23 20 18 17 16 16
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 54 72 88 100 108 114 121 124
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 60 69 74 76 76 76 73 71
Mtiy = 1/2.Mly

Mlx = 0.001.Wu.Lx2 x 28 37 45 50 54 58 62 65
Mly = 0.001.Wu.Lx2 x 25 21 19 18 17 17 16 16
Mtx = -0.001.Wu.Lx2 x 60 70 76 80 82 83 83 83
Mty = -0.001.Wu.Lx2 x 54 55 55 54 53 53 51 49
Mtix = 1/2.Mlx
KETERANGAN :
1. Pelat terjepit penuh apabila penampang pelat di atas tumpuan itu tidak dapat berputar akibat pembebanan pada pelat. Hal ini terjadi
apabila di tepi pelat adalah satu kesatuan monolit dengan tepi balok pemikul yang relatif sangat kaku.
2. Pelat terjepit elastis apabila pelat pada tumpuan monolit dengan balok pemikulnya yang relatif tidak terlalu kaku dan sesuai dengan
kekakuannya memungkinkan pelat untuk berputar pada tumpuan itu.
3. Pada tepi pelat yang di dalam perhitungan dianggap sebagai tepi yang terletak bebas, harus dianggap bekerja suatu momen
tumpuan tidak terduga sebesar 0.5 dari momen lapangan di arah yang sejajar dengan tepi pelat itu
4. Sepanjang tepi pelat, tulangan untuk memikul momen lapangan dalam arah yang sejajar dengan tepi pelat itu dapat dikurangi sampai
setengahnya. Lebar dari jalur tepi ini tidak boleh diambil kurang dari 1/5 dari bentang pelat di arah tegak lurus tepi itu.
5. Di sudut2 pelat, dimana bertemu tepi2 yang terletak bebas, harus dipasang tulangan atas dan tulangan bawah dalam kedua arah,
untuk memikul momen-momen puntir disitu. Jumlah tulangan ini untuk kedua jurusan harus diambil sama dengan jumlah tulangan
lapangan yang terbesar. Jaring tulangan ini harus meliputi daerah tidak kurang dari 1/5 bentang pelat di arah tegak lurus tepi yang
ditinjau.
*) Merupakan versi revisi dari tabel Gideon, Lecturer's Note, & tabel SKSNI

PRINSIP2 DASAR :
1. Pelat dikatakan memiliki jepit tak terduga misalnya apabila pelat tersebut di bagian tepinya diatasnya mendapatkan beban dari dinding
yang ada di lantai di atasnya, solusinya tentau saja dengan menambahkan tulangan pada tepinya
2. Tertumpu kaku jika tidak ada lendutan di balok, tidak ada reaksi tumpuan, tidak ada rotasi, tapi ada momen jepit, biasanya pada tumpuan
balok yang sangat kaku atau kolom.
3. Tertumpu elastis jika ada reaksi tumpuan dan ada lendutan, tapi masih juga ada rotasi dan momen jepit.
4. Tertumpu bebas jika ada lendutan, tidak ada reaksi tumpuan, ada rotasi, tetapi tidak ada momen jepit.
5. Menurut SKSNI T15-1991-09 Pasal 3.16.6.1 jarak bersih minimal wajar adalah 40mm, sedangkan minimal mutlak adalah 25mm
6. Batas maksimum jarak antar tulangan adalah 250mm (berkaitan dengan orang berjalan di atasnya).
7. Tebal pelat sebaiknya tidak lebih tipis dari 80mm, untuik menjamin distribusi gaya yang baik.
8. Tebal pelat lebih dari 250mm harus diberi tulangan ganda untuk mengatasi tegangan susut.
9. Sebaiknya tulangan yang dipakai tidak lebih kecil dari d = 8mm, untuk mencapai jaringan penulangan yang cukup kaku.
10. Petunjuk praktis pelat dari segi ekonomis :
- Batasi ukuran batang yang berdiameter berbeda-beda;
- Sedapat mungkin gunakan diameter : 6, 8, 10, 12, 14, 16, 19, 20mm
- Gunakan batang sedikit mungkin (gunakan jarak tulangan semaksimal mungkin, sesuai diijinkan).
- Sebaiknya pergunakan jarak batang dalam kelipatan 25mm.
- Gunakan panjang batang ideal : 3; 4; atau 4.5m.
- Pertahankan bentuk batang sesederhana mungkin.

*****

Anda mungkin juga menyukai