Anda di halaman 1dari 6

P a g e | 37

Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)


Volume 3 No. 1 2020

Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Keluarga


Berencana di Kota Padang
Sarah Novatna, M. Fachri Adnan
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Universitas Negeri Padang
E-mail: sarah.novatna@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Pemberdayaan Masyarakat Kampung
Keluarga Berencana di Kota Padang. Latar belakang penelitian dilakukan karena masyarakat
kampung Keluarga Berencana di Kota Padang terdiri dari penduduk miskin, perkampungan
kumuh dan berpenghasilan rendah. Maka, untuk mengatasi masalah Kependudukan
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dengan penggunaan dan
pemasangan kontrasepsi Kampung Keluarga Berencana Terintegrasi (KaKaBeTi) dapat
dijadikan sebagai wujud pemberdayaan masyarakat melalui program-program yang
mengarah pada upaya merubah sikap, prilaku dan cara berfikir (mindset) masyarakat kearah
yang lebih baik, sehingga kampung yang tadinya tertinggal dan terbelakang dapat sejajar
dengan kampung-kampung lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan teknik pengumpulan data berdasarkan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu informan
dipilih berdasarkan tujuan penelitian. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis
interaktif yaitu dengan mereduksi data, menyajikan/mendisplay data, dan memverifikasi
data. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Dari penelitian yang telah
dilaksanakan di kampung Keluarga Berencana di Kota Padang terkait masalah efektifitas
pemberdayaan masyarakat kampung Keluarga Berencana, pemberdayaan masyarakat sudah
mulai direalisasikan oleh masyarakat kampung Keluaraga Berencana di Kota Padang. Namun
belum efektif bahwa suatu program atau kebijakan dapat dikatakan efektif dengan
menggunakan ukuran sebagai berikut: pertama, kejelasan tujuan yang hendak dicapai.
Kedua, penyusunan program yang tepat. Ketiga, system pengawasan dan pengendalian yang
bersifat mendidik. Keempat, pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien. Kelima, tersedianya
sarana dan prasarana.
Kata Kunci: efektivitas, kampung KB, kemiskinan, pemberdayaan masyarakat

ABSTRACT

This research aims to explain the Empowerment of Village Family Planning


Communities in the City of Padang. The background of the research was that the family
planning village community in the city of Padang consisted of poor people, slums and low-
income residents. So, to overcome the problem of Population Family Planning and Family
38 | efektivitas pemberdayaan..

Development (KKBPK) with the use and installation of contraception Village Integrated
Family Planning (KaKaBeTi) can be used as a form of community empowerment through
programs that lead to efforts to change attitudes, behaviors and ways of thinking (mindset)
community towards a better, so that the village that was left behind and backward can be
aligned with other villages. This research uses a descriptive qualitative approach with data
collection techniques based on observation, interviews and documentation studies. The
selection of informants is done by purposive sampling in which the informants are chosen
based on the research objectives. Data analysis techniques use interactive analysis techniques,
namely by reducing data, presenting / displaying data, and verifying data. Test the validity
of the data using source triangulation techniques. From the research that has been carried out
in the family planning village in the city of Padang related to the issue of the effectiveness of
the empowerment of the village family planning community, community empowerment has
begun to be realized by the village community in the Kota Laga Kota planning program. But
it is not yet effective that a program or policy can be said to be effective using the following
measures: first, the clarity of the objectives to be achieved. Second, the preparation of the right
program. Third, the system of supervision and control that is educational. Fourth, the
implementation of tasks effectively and efficiently. Fifth, the availability of facilities and
infrastructure.
Keywords : effectiveness, KB village, poverty, community empowerment
This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. ©2019
by author.
Received: Jan 16 2020 Revised: Feb 17 2020 Accepted: Feb 17 2020

PENDAHULUAN mengendalikan penduduk yang


Undang-Undang Nomor 52 disebabkan meledaknya jumlah
Tahun 2009 Tentang Perkembangan penduduk. Salah satu terobosan
Kependudukan dan Pembangunan terbaru dari BKKBN yaitu pada tahun
Keluarga sebagai dasar pelaksanaan 2016 membuat program strategis yang
Program Kependudukan dan KB menekan laju pertumbuhan penduduk
menekankan kewenangan BKKBN dan mengentaskan kemiskinan yaitu
untuk tidak memfokuskan pada "Program Kampung KB" yang
masalah pengendalian penduduk saja merupakan nawacita presiden.
namun masalah pembangunan KB. Menurut Zuhriyah (dalam
Undang- Undang Nomor 23 tahun Aminatuz, 2017: 1-13. Jurnal HIGEIA
2014 tentang Pemerintahan Daerah Journal Of Public Health Research and
menegaskan kewenangan dalam Development Vol. 1 No. 4) Kampung
pelaksanaan urusan Pengendalian KB merupakan salah satu bentuk atau
Pendudukan dan Pemeritah model miniatur pelaksanaan total
Kabupaten/Kota. Program Kependudukan, KB dan
Pemerintah pusat maupun Pembangunan Keluarga (KKBPK)
pemerintah daerah telah membuat secara utuh yang melibatkan seluruh
kebijakan dan program untuk bidang di lingkungan BKKBN dan
bersinergi dengan
P a g e | 39
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 3 No. 1 2020
kementerian/lembaga, mitra kerja, sosial budaya, sosialisasi dan
stakeholders instansi terkait sesuai pendidikan, ekonomi, dan fungsi
dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Kelompok kegiatan
wilayah. Serta dilaksanakan di UPPKS, BKB, BKR, BKL masih jauh
tingkatan pemerintahan terendah dari harapan dan belum ideal.
(sesuai prasyarat penentuan lokasi Kelompok kegiatan hanya memiliki
Kampung KB) di seluruh kabupaten satu kelompok sedangkan idealnya
dan kota. adalah dua kelompok dalam satu
kampung KB. Kelompok kegiatan
Program Kampung KB
tersebut melakukan pertemuan
dibentuk dilatar belakangi oleh
berkala setiap satu bulan sekali di
beberapa hal yaitu: (1) Program KB
rumah data kampung KB.
tidak lagi bergema dan terdengar
gaungnya seperti pada era Orde Baru, Masyarakat kampung KB di
(2) Penguatan program Kota Padang terdiri dari penduduk
Kependudukan, KB dan miskin, perkampungan kumuh, dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) berpenghasilan rendah. Masyarakat
yang dikelola dan diselenggarakan kurang berpartisipasi dalam
dari, oleh dan untuk masyarakat, (3) mewujudkan program kampung KB.
Mewujudkan cita-cita pembangunan Merubah mindset masyarakat disana
Indonesia yang tertuang dalam juga tidak mudah dikarenakan faktor
Nawacita terutama agenda prioritas ke pendidikan, ekonomi, kesehatan,
3, 5 dan 8, (4) Mengangkat dan sosial budaya, pembangunan fisik &
menggairahkan kembali program KB non fisik. Dengan penggunaan dan
guna menyongsong tercapainya bonus pemasangan kontrasepsi Kampung KB
demografi yang diprediksi akan terjadi Terintegrasi (KaKaBeTi) dapat
pada tahun 2010-2030. dijadikan sebagai wujud
pemberdayaan masyarakat melalui
Menurut Mardikanto dkk
program-program yang mengarah
(2015:33) pemberdayaan diartikan
pada upaya merubah sikap, prilaku
sebagai upaya memenuhi kebutuhan
dan cara berfikir (mindset) masyarakat
yang diinginkan oleh individu,
kearah yang lebih baik, sehingga
kelompok dan masyarakat luas agar
kampung yang tadinya tertinggal dan
mereka memiliki kemampuan untuk
terbelakang dapat sejajar dengan
melakukan pilihan dan mengontrol
kampung-kampung lainnya.
lingkungannya agar dapat memenuhi
keinginan-keinginannya, termasuk Penguatan dari pelaksanaan
aksesibilitasnya terhadap sumberdaya pemberdayaan masyarakat dapat
yang terkait dengan pekerjaan dan dilakukan melalui penilaian efektivitas
aktivitas sosialnya. program percepatan pembangunan
infrastruktur. Menurut Robbins
Pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat disini melalui intervensi (dalam Tika, 2010:129) mendefinisikan
efektivitas sebagai tingkat pencapaian
program. Dimana Pembangunan
organisasi jangka pendek dan jangka
tersebut tergabung dalam program-
panjang. Hal tersebut selaras dengan
program yang mencakup 8 fungsi
pendapat Saxena (dalam Fariani,
keluarga yaitu: fungsi agama,
2014:19) menjelaskan efektivitas
reproduksi, cinta kasih, perlindungan,
40 | efektivitas pemberdayaan..

merupakan suatu ukuran yang Lokasi penelitian dilaksanakan


menyatakan seberapa jauh target di kantor BKKBN Kota Padang.
(kualitas, kuantitas, waktu) yang telah Menurut Zuhriyah (2009:141), teknik
dicapai. Semakin besar target yang pemilihan informan dengan
dicapai, maka semakin tinggi tingkat menggunakan teknik purposive
efektivitasnya. sampling yaitu informan dipilih
berdasarkan tujuan penelitian. Data
Maka dari itu artikel ini
yang dipakai dalam penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan
yaitu data primer dan data sekunder.
efektifitas pemberdayaan masyarakat
Pengumpulan data dilakukan dengan
kampung KB di Kota Padang dan
cara wawancara, observasi, dan studi
untuk mengidentifikasi faktor-faktor
dokumentasi. Teknik analisis data
yang mempengaruhi pemberdayaan
dilakukan dengan cara reduksi data,
masyarakat. Untuk mengetahui
penyajian data, dan penarikan
efektivitas pemberdayaan masyarakat
kesimpulan. Validitas menurut
kampung KB peneliti menggunakan 5
Sugiyono (2009:363) adalah derajat
dari 8 indikator pengukuran
ketepatan antara data yang terjadi
efektivitas yang dikemukakan oleh
pada obyek penelitian dengan data
Siagian (1984:32-35) yaitu: kejelasan
yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
tujuan yang hendak dicapai,
penyususan program yang tepat, sitem Dengan demikian data yang
pengawasan dan pengendalian yang valid adalah data yang tidak berbeda
bersifat mendidik, pelaksanaan tugas antara data yang dilaporkan oleh
secara efektif dan efisien, tersedianya peneliti dengan yang sesungguhnya
sarana dan prasarana. terjadi pada obyek penelitian. Teknik
METODE PENELITIAN pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi. Menurut Lexy J.
pendekatan kulitatif deskriptif. Moleong (2012:330), triangulasi adalah
Menurut Bogdan dan Taylor dalam teknik pemeriksaan keabsahan data
Moleong (2002:3) penelitian kualitatif yang memanfaatkan sesuatu yang lain
adalah penelitian yang menghasilkan diluar data itu untuk keperluan
data deskriptif berupa kata-kata pengecekan atau sebagai pembanding
tertulis atau lisan dari orang-orang terhadap data itu.
atau perilaku yang diamati. Melalui
metode ini kita dapat menemukan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
memahami realita yang terjadi di BKKBN yang merupakan tempat
lapangan sebagaimana mestinya penyelenggaraan pelatihan kerja bagi
sehingga dengan cara demikian kita peserta pelatihan, mempunyai tujuan
dapat mendeskripsikan fenomena untuk meningkatkan kualitas hidup
yang diteliti secara utuh dan jelas. masyarakat, memotivasi masyarakat
Penggunaan metode kualitatif dan meningkatkan keterlibatan
deskriptif ditujukan untuk stakeholder agar KKB yang masih
mendapatkan temuan dalam secara tertinggal dapat tumbuh dan
mendalam tentang efektivitas berkembang seiring berjalannya waktu
pemberdayaan masyarakat kampung dengan cara memfokuskan kegiatan-
KB di Kota Padang. kegiatan terintegrasi dan program-
P a g e | 41
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 3 No. 1 2020
program seluruh sektor yang terkait Dengan adanya pembinaan dan rapat-
pemberdayaan masyarakat KKB. rapat koordinasi ini akan membantu
Pencapaian tujuan dapat dilihat sistem pengendalian BKKBN dalam
melalui dua tahapan yaitu dari segi mengatasi masalah pemberdayaan
kuantitas dan kualitasnya. Pada tahun masyarakat yang dimana sistem
2018 seluruh Kecamatan sudah pelaporannya sudah online, dan
membentuk KKB dan melibatkan 11 diharapkan kampung KB dapat
sektor yang terkait agar pada tahun terintegrasi dengan baik.
2019 setiap kabupaten dapat membuat Kemudian BKKBN juga
kampung-kampung KB percontohan. melakukan penyusunan program
Agar dapat meningkatkan pelatihan kerja dengan diberikannya
kualitas hidup masyarakat KKB dan pendidikan dan pelatihan secara
sebagai lembaga yang handal dan berjenjang dengan kader-kadernya
dipercaya dalam mewujudkan kepada masyarakat yang ada di
penduduk tumbuh seimbang dan kampung KB di Kota Padang. BKKBN
keluarga kecil berkualitas, maka lebih memfokuskan bagaimana cara
BKKBN memiliki program khusus menyusun perencanaan, rapat
dalam pemberdayaan masyarakat koordinasi, dan pelaporan agar
KKB di Kota Padang yaitu nantinya ketika mereka membutuhkan
meningkatkan kesehatan reproduksi sesuatu dengan lintas sektor mereka
masyarakat dimana dengan program tidak bingung karena sudah
tersebut dapat membantu masyarakat mengetahui cara mengajak lintas
terhindar dari angka kematian hidup sektor agar bisa terjun langsung ke
terutama di desa-desa. Selanjutnya kampung KB di Kota Padang. Sebulan
masyarakat KKB tersebut diberi sekali diadakan pelaksanaan
pelatihan dan pembinaan BKB, BKR, pemberdayaan masyarakat melalui
dan peningkatan usaha ekonomi intervensi dan lintas sektor yang
produktif. Dalam penyusunan terkait termasuk 8 fungsi keluarga
program yang tepat ada beberapa yaitu: fungsi agama, reproduksi, cinta
pertimbangan bagi BKKBN terkait kasih, perlindungan, social budaya,
program-program dalam sosialisasi dan pendidikan, ekonomi,
pemberdayaan masyarakat fungsi pendidikan.
bahwasanya di daerah-daerah yang Pokja-pokja KKB di Kota Padang
tertinggal itu sangat rawan masalah belum memberikan hasil yang sesuai
angka kematian bayi dan balita. dengan tujuan sehingga masih perlu
Cara yang dilakukan BKKBN pengawasan untuk membangun
dengan menyusun program tersebut mentalitas masyarakat supaya bisa
melalui kebijakan dan pencanangan bangkit dari ketertinggalan selama ini
dari Pemerintah Kota Padang agar pelaksanaan tugas secara efektif
bekerjasama dengan dinas sosial serta dan efisien dalam pemberdayaan
sektor yang terkait. Pengawasan yang masyarakat. Sarana dan prasarana
di berikan oleh lintas sektor seperti paling dibutuhkan dalam
dinas PU kepada kampung KB di Kota pemberdayaan masyarakat pertama
Padang dari segi sarana dan sekali adalah jalan sebagai akses
prasananya sudah cukup bagus. masyarakat dalam segala hal. Kedua
42 | efektivitas pemberdayaan..

sanitasi, ketiga, rumah dataku sebagai Fariani, Dina. 2014. Efektivitas


lokasi pertemuan berkala setiap satu Program Percepatan
bulan sekali dari masyarakat dan Pembangunan Infrastruktur
pokja-pokja kampung KB. Kelurahan di Kota Cilegon.
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial
Hal ini sejalan dengan indikator
dan Ilmu Politik. Universitas
efektifitas organisasi yang di
Sultan Ageng Tirtayasa Serang
kemukakan oleh Siagian (1984: 32-35)
Mardikanto, Totok 2015.
yang mengatakan bahwa efektivitas
Pemberdayaan Masyarakat
organisasi dapat diukur dari kejelasan
dalam Presfektif Kebijakan
tujuan yang hendak dicapai,
Publik. Bandung: Alfabeta
penyusunan program yang tepat,
Zuhriyah, dalam Aminatuz, 2017: 1-13.
sistem pengawasan dan pengendalian
Jurnal HIGEIA Journal Of
yang bersifat mendidik, pelaksanaan
Public Health Research and
tugas yang efektif dan efesien, serta
Development Vol. 1 No. 4
tersedianya sarana dan prasarana.
Peraturan Pemerintah Nomor 52
KESIMPULAN Tahun 2009 tentang
Pemberdayaan masyarakat Perkembangan Kependudukan
sudah mulai direalisasikan oleh dan Pembangunan Keluarga
masyarakat kampung Keluaraga sebagai dasar pelaksanaan
Berencana di Kota Padang. Namun program Kependudukan dan
belum efektif karena suatu program KB
atau kebijakan dapat dikatakan efektif Peraturan Pemerintah Nomor 23
dengan menggunakan indikator yaitu Tahun 2014 tentang Pemerintah
kejelasan tujuan yang hendak dicapai, Daerah.
penyusunan program yang tepat,
sistem pengawasan dan pengendalian
yang bersifat mendidik, pelaksanaan
tugas secara efektif dan efisien,
tersedianya sarana dan prasarana. Dari
lima indikator efektivitas yang
dikemukakan oleh Siagian diatas
memang sudah dilaksanakan namun
belum menunjukan hasil yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, J Lexy. 2013. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Siagian, P Sondang. 1984. Management
Modern. Jakarta: Gunung
Agung
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai