Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia selain


kebutuhan akan sandang dan pangan. Kebutuhan rumah akan terus meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini tentu
berpengaruh pada keterbatasan lahan tanah untuk memenuhi kebutuhan rumah
yang terus meningkat. Usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan
di kota–kota besar dengan tingkat kepadatan yang tinggi adalah dicanangkannya
kebijakan pembangunan rumah susun.

Menurut UURS, No.16 tahun 1985 Rumah susun merupakan bangunan


Gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal
maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang dilengkapi dengan bagian
bersama, dan tanah bersama, dengan siste pengelolaan yang menganut konsep
kebersamaan. Macam-macam rumah susun yang ada diindonesia diantaranya :
Rumah susun umum, Rumah susun khusus, Rumah susun negara, Rumah susun
dinas, dan Rumah susun komersial. Pembangunan Rusun umum, Rumah susun
khusus, Rumah susun negara, Rumah susun dinas merupakan tanggung jawab
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Rumah susun memiliki beberapa ciri fisik antara lain, kepadatan penghuni
tinggi, desain tidak fleksible, jauh dari tanah, dan hubungan antar pintu yang satu
dengan pintu yang lain relatif dekat. Selain itu batas-batas kepemilikan hanya
mencakup unit huniannya saja, sedangkan ruang-ruang lain seperti
koridor/selasar, tangga, halaman di lantai dasar, taman dan tempat parkir adalah
ruang-ruang yang dimiliki bersama.

Salah satu contoh rumah susun milik negara yang saat ini di bangun adalah
Rusun K45/36KK 3 Lantai. Proyek Rusun K45/36KK merupakan proyek
pembangunan milik TNI Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) Yudha Wyoghara
KODAM III/Siliwangi yang sebelumnya bertempat di Kecamatan Dayeuhkolot
(berbatasan dengan kota Bandung). Dikarenakan ditempat tersebut sering
tergenang banjir ketika musim hujan tiba, maka pemerintah memberikan opsi
memindahkan markas tersebut ke kecamatan Pangalengan dengan membangun
sarana prasarana baru termasuk dengan membangun rusun. Diharapkan dengan
dibangunnya Proyek Rusun K45/36KK 3 Lantai Yonzipur ini dapat menjadi
tempat istirahat yang baik buat para prajurit TNI yang sedang melakukan dinas
khususnya yang sudah berkeluarga.

Dalam membangun proyek, penjadwalan sangat diperlukan untuk


menyelesaikan suatu proyek selain RAB. Untuk proyek berskala kecil hanya
memiliki beberapa langkah kegiatan, dan umumnya penjadwalan hanya
dibayangkan saja (dalam pikiran), sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak
dilaksanakan. Akan tetapi berbeda dengan proyek yang berskala besar, dimana
jumlah kegiatannya sangat banyak serta rumitnya ketergantungan (keterkaitan)
antara kegiatan satu dengan yang lainnya sehingga tidak mungkin hanya diolah
dalam pikiran. Sebuah kegiatan jasa konstruksi memiliki pekerjaan yang sangat
banyak dan kompleks maka kebutuhan perencanaan dan pengelolaan amat vital.
Sebab dalam perencanaan, penjadwalan merupakan salah satu masalah yang dapat
mempengaruhi kinerja pelaksanaan proyek.

Penggunaan Network Scedhuling atau diagram jaringan kerja sangat


diperlukan penggunaan metode apa yang efektif dari segi waktu yang berdurasi
pendek. Penggunaan metode penjadwalan sangat berpengaruh dalam proyek,
sebab penjadwalan dapat mempengaruhi terhadap progres waktu selesainya suatu
proyek. Ada beberapa cara dalam melakukan penjadwalan waktu pelaksanaan
proyek, antara lain penambahan waktu kerja (jam lembur), penambahan tenaga
kerja, metode pelaksanaan yang efektif, dan penggunaan peralatan yang lebih
produktif.

Penelitian ini membahas analisa perbandingan pengendalian waktu pada


pelaksanaan Proyek rusun TYPE K45/36KK 3 LANTAI YONZIPUR
YW3/PANGALENGAN. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus
dilakukan dalam pengendalian waktu proyek adalah membuat jaringan kerja
proyek (network scheduling), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan
menghitung durasi proyek, serta progres waktu untuk penyelesaian proyek.
Dengan perencanaan yang tepat, maka seluruh kegiatan proyek dapat dimulai dan
selesai pada waktu yang secepatnya dengan alokasi waktu yang cukup, serta lebih
efisien waktu pelaksanaannya.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan adalah


sebagai berikut:
1) Bagaimana proses analisa pengendalian waktu pelaksanaan proyek
pembangunan rusun tersebut menggunkan metode CPM, PERT, dan
CCPM?
2) Dari perbandingan ketiga metode tersebut, metode manakah yang lebih
efektif untuk proyek pembangunan tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:


1) Mengetahui bagaimana melakukan proses analisa pengendalian waktu
pelaksanaan proyek pembangunan tersebut dengan menggunakan metode
CPM, PERT, dan CCPM.
2) Mengetahui metode apa yang efektif berdasarkan durasi waktu proyek
pembangunan Rusun tersebut.

1.4. Batasan Masalah

Agar pembahasan dan penyusunan skripsi terarah dan sejalan dari pokok
permasalahan, adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Lokasi penelitian berada di Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan


Kabupaten Bandung.
2) Batasan ini mengacu pada penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dari
tahap persiapan sampai finishing.
3) Data yang digunakan digunakan adalah data sekunder dari instansi terkait.
4) Tidak menghitung Analisa Biaya

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat bagi penulis dan pembaca dapat mengetahui dengan metode


apakah yang cocok dan efisien untuk melakukan penjadwalan suatu proyek agar
terhindar dari adanya keterlambatan suatu pekerjaan.

1.6. Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan skripsi ini dibuat menjadi 5 (lima) bab dengan


sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan skripsi,
Penjadwalan, Critical Path Method (CPM), Program Evaluation and Review
Technique (PERT) dan Critical Chain Project Management (CCPM).

BAB III METODE PENELITIAN


Pada bab ini menguraikan tentang metodologi yang dilakukan serta tahapan dalam
penyelesaian skripsi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang perhitungan kegiatan jalur kritis, perhitungan Maju dan
mundur, network diagram, taksiran waktu, estimasi tugas, penentuan buffer, serta
membandingkan durasi waktu pelaksanaan dengan ketiga metode tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisis serta saran-saran yang
diberikan atas hasil yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai