Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTIKUM

METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

SANGKAR CUACA

Disusun oleh
Nama : Reani Febriyani
NIM : 200641010
Dosen Pembimbing : Hendi Hendra Bayu
Prodi : Konservasi Sumber Daya Alam

UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Meteorologi dan Klimatologi.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan tugas ini sehingga tugas ini dapat diselesaikan
dengan baik dan sesuai pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan,
sekecil apapun akan penulis perhatikan dan pertimbangkan guna penyempurnaan
dalam membuat tugas yang akan datang.
Semoga tugas ini mampu memberikan nilai tambah bagi pembacanya dan
juga bermandaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pangkalpinang, November 2020


Penulis
TAMAN ALAT METEOROLOGI

Taman Alat Stamet Perak1


Setelah mengetahui Unsur-Unsur cuaca dalam meteorologi. Selanjutnya saya
akan membahas mengenai Pengamatan Cuaca. Pengamatan cuaca itu sendiri
berarti kegiatan  penilaian satu jenis atau beberapa unsur meteorologi yang
menggambarkan keadaan atmosfer di daerah tersebut. 
Pengamatan cuaca dilakukan setiap jam, namun untuk pelaporan dan
pertukaran data cuaca secara internasional, dilakukan setiap 3 jam sekali, yaitu jam
00,03,06,09,12,15,18,21 UTC. Untuk wilayah WIB jam 00 UTC adalah jam 07.00
WIB.
Pengamatan Cuaca dilakukan sejak H-10 jam pengamatan, unsur-unsur yang
diamati meliputi Suhu Udara, titik embun, tekanan udara, jumlah curah hujan,
keadaan cuaca, Awan, dan juga jarak pandang terjauh (Visibility).
Dalam melakukan pengamatan cuaca , digunakan alat-alat meteorologi. Alat-
alat tersebut diletakkan pada suatu tempat yang disebut Taman Alat. Taman Alat
berisi beberapa alat untuk mengamati unsur cuaca di tempat tersebut.

Berikut ini adalah jenis alat-alat meteorologi yang ada di taman alat :
1. Sangkar Meteorologi

Sangkar Meteorologi

Di dalam Sangkar Alat, terdapat Psychrometer, yaitu alat yang terdiri dari
Termometer bola kering , termometer bola basah, termometer maksimum, dan
termometer minimum. Dalam pengukuran suhu udara, suhu yang diukur
bukanlah suhu yang disebabkan oleh radiasi matahari secara langsung,
melainkan suhu rata-rata permukaan tanpa terkena radiasi matahari secara
langsung. Untuk itu termometer diletakkan di dalam sangkar alat.
Sangkar alat ini memiliki ketentuan tersendiri untuk mendapatkan data yang
valid. Ketentuan dari sangkar alat ini adalah :
a) Terbuat dari kayu yang di Cat Putih . Hal ini digunakan karena warna putih
akan memantulkan kembali radiasi dari matahari sehingga tidak mengenai
termometer secara langsung.
b) Pintu menghadap Utara dan Selatan. Hal ini dilakukan karena gerak semu
matahari adalah dari Timur-Barat, jadi saat kita melakukan pengamatan
cuaca, pintu yang digunakan adalah bagian utara atau selatan. Sehingga
radiasi cahaya matahari tidak terkena langsung terhadap termometer.
c) Terdapat lubang-lubang di dalam sangkar. Hal ini bertujuan untuk
melancarkan aliran udara di sekitar sangkar dengan di dalam sangkar.
Sehingga suhu yang diperoleh termometer di dalam sangkar alat akan
mewakili suhu daerah tersebut.
d) Memiliki tinggi + 1,2 meter.

Berikut adalah isi dari Sangkar Meteorologi

Psychrometer
Di dalam Sangkar Meteorologi terdapat alat yang disebut Psychrometer. Alat
ini digunakan untuk mengetahui suhu, titik embun, dan kelembaban udara.
Berikut adalah penjelasan mengenai alat-alat di atas.
 Termeter Bola Kering : Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu
udara di daerah tersebut. Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di
dalamnya terdapat pipa kapiler yang berisi air raksa. Saat suhunya naik,
maka air raksa akan mengembang dan menunjukkan skala suhu yang ada di
daerah itu.    
 Termometer Bola Basah : Dalam udara, ada suatu titik yang harus dicapai
untuk menjadi jenuh. Termometer bola basah digunakan untuk mengukur titik
tersebut. Sebenarnya termometer ini sama dengan bola kering, hanya yang
membedakan adalah termometer ini bolanya dilapisi kain yang dijaga agar
selalu basah. Termometer bola basah mengukur suhu yang dibutuhkan untuk
menguapkan air di kain tersebut. Saat kelembaban udara kecil, maka air akan
mengambil panas dari termometer itu. karena itu suhu di pada termometer
bola basah akan menurun, Itulah mengapa saat siang hari selisih antara Bola
Kering dan Bola Basah cukup jauh. Berbeda kondisi saat kelembaban udara
tinggi. Saat itu tidak perlu ada panas yang diambil dari temometer bola basah,
sehingga saat kelembaban udara tinggi, maka selisih termometer bola basah
dan bola kering relatif sedikit.
 Termometer Maksimum : Termometer maksimum digunakan untuk
mengetahui suhu maksimum selama satu hari di suatu tempat tertentu.
Termometer ini menggunkan air raksa sama halnya dengan termometer bola
kering. Namun termometer ini memiliki celah yang disebut Contriction. Saat
suhu udara naik, air raksa akan mengembang dan melewati celah Contriction.
Namun saat suhu udara turun, air raksa tidak akan menyusut. Hal ini
dikarenakan air raksa tersumbat oleh celah Contriction tersebut. Jadi suhunya
akan tetap pada suhu tertinggi dalam satu hari tersebut. Jadi setelah
melakukan pengukuran suhu maksimum, termometer ini harus di kalibrasi ( Di
reset ulang ) dengan cara mengibaskannya ke arah Contriction. Hal ini
dilakukan agar air raksa bisa kembali ke suhu yang sebenarnya.
 Termometer Minimum : Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu
terendah dalam satu hari pada suatu tempat tertentu. Termometer minimum
tidak menggunakan air raksa, namun menggunaan Alkohol. Hal ini
dikarenakan karakteristik alkohol yang cocok untuk mengukur suhu rendah
karena titik beku alkohol yang lebih rendah daripada air raksa. Prinsip
kerjanya adalah meggunakan indeks. Saat suhu turun, indeks akan terdorong
oleh alkohol menuju nilai suhu tertentu, sedangkan saat naik, alkohol akan
mengembang sedangkan indeks akan tetap pada suhu terendah tersebut.

2. Barometer 
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu tekanan pada
suatu tempat. Barometer pertama kali ditemukan oleh Evangelista Torriceli pada
tahun 1644. Alat ini terdiri dari air raksa, ujung atasnya tertutup dan ujung
bawahnya terbuka dan berdiri pada suatu bak yang terdiri dari air raksa juga. Jika
tekanan udara naik, kolom air raksa tersebut juga akan naik dan menunjukkan
suatu nilai tertentu. Begitu pula saat tekanan udara turun.
Tekanan udara dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti contoh ketinggian
suatu tempat, semakin tinggi tempat tersebut maka akan semakin rendah
tekanan yang dimiliki. Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu udara. Tekanan
berbanding terbalik dengan besarnya suhu. Semakin besar suhu suatu tempat
tersebut maka tekanan yang dihasilkan akan semakin rendah. Begitu pula
sebaliknya.
Pada barometer air raksa, terdapat termometer yang digunakan untuk
menentukan koreksi tekanan terhadap permukaan stasiun dan terhadap
permukaan laut. Jadi tekanan yang ditunjukkan air raksa masih harus di koreksi
dengan koreksi suhu agar mendapatkan data tekanan yang valid.

Barometer air
raksa
 
3. Anemometer 
Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah dan
kecepatan angin. Arah angin adalah arah dari mana angin itu datang. Untuk
mengetahui arah angin, dalam anemometer terdapat alat yang disebut Wind
Vane. Alat ini berfungsi untuk mengetahui arah dari mana angin bertiup.Alat ini
terdiri dari ujung dan ekor.  Saat angin bertiup dari arah utara, Maka ekor Wind
Vane akan terdorong dari arah utara ke Selatan sehingga ujung depan Wind
Vane akan berubah arah menuju arah utara yang merupakan arah datangnya
angin. Sedangkan untuk mengetahui nilai kecepatan angin, menggunakan Cup
Anemometer. Cup Anemometer terdiri dari 3 piringan yang seimbang antar
sudutnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besar kecepatan angin. Karena
terdapat 3 buah piringan Cup, maka Cup anemometer akan tetep berputar pada
arah yang sama walaupun angin bertiup dari arah yang berbeda-beda.  Dalam
pengamatan unsur cuaca angin, Anemometer dipasang di atas permukaan
setinggi + 10 m.

Anemometer
 
4. Alat Penangkar Hujan (Ombrometer)
Setiap kali terjadi hujan, maka hujan tersebut memiliki nilai curah hujan. Hujan
merupakan curahan/endapan dari awan berupa partikel cair atau tetes air
dengan diameter lebih besar dari 0,5mm. Sedangkan curah hujan adalah hasil
dari produk kondensasi cair total yang diukur dalam penangkar hujan. Alat yang
digunakan untuk menakar jumlah curah hujan disebut Ombrometer.
Penangkar hujan atau ombrometer terdiri dari beberapa Tipe. Namun saya
hanya akan membahas Tipe Observatorium dan tipe Hellman. Karena biasanya
di taman alat meteorologi, tipe penangkar hujan yang digunakan adalah tipe
Observatorium dan tipe Hellman. 
Hal mendasar yang membedakan antara penangkar hujan Observatorium
dan Hellman adalah  Penangkar Obs menggunakan gelas ukur untuk
mengetahui jumlah curah hujan. Sedangkan untuk tipe Hellman menggunakan
Pias untuk mengetahui jumlah curah hujan. Jadi tipe hellman adalah penangkar
hujan tipe recording menggunakan pias. Pias adalah selembar kertas yang
digunakan untuk merekam jumlah suatu parameter cuaca.

Penangkar Hujan tipe Hellman


Penangkar Hujan tipe Hellman
Penangkar hujan ini adalah penangkar hujan yang merupakan tipe recording
atau mencacat sendiri (otomatis). Saat hujan turun, air hujan akan masuk melalui
corong PH Hellman ini. Kemudian akan turun kebawah. Pada penangkar ini
menggunakan Pelampung. Jadi apabila terisi air, maka pelampung akan naik, hal
ini akan tercacat melalui pena yang terhubung dengan pelampung itu. Sehingga
apabila pelampung naik, pena akan ikut naik dan menggoreskan tintanya pada
pias. Saat mencapai curah hujan 10 mm, maka secara otomatis air akan
mengalir ke bawah dan menyebabkan pelampung turun sehingga tercacat pada
pias 0mm lagi. Jadi setiap terisi 10 mm, pelampung akan turun dan pena pias
akan berada pada titik 0 mm . Cara mengetahuinya adalah dengan
menambahkan seluruh jumlah CH yang terjadi.

Berikut adalah gambar isi dari PH Hellman :


Pias Hellman

Penangkar Hujan tipe Observatorium

Berbeda dengan tipe Hellman, Penangkar hujan tipe Observatorium tidak


menggunakan pias untuk mengukur curah hujan. Penangkar hujan tipe ini
menggunakan gelas ukur untuk menentukan jumlah curah hujan. Cara
menentukan jumlah curah hujan adalah dengan menjumlahkan hasil
pembahacaan gelas ukur selama hujan terjadi.
5. Campbell Stokes
Campbells stock adalah berupa bola kaca yang digunakan untuk menghitung
lamanya penyinaran matahari selama satu hari. Bola kaca ini bertujuan untuk
mengumpulkan cahaya matahari menjadi satu titik fokus, sehingga mampu
memberi bekas kepada pias yang dipasang pada campbells stokes. Lamanya
penyinaran matahari ditunjukan oleh bagian pias yang terbakar.

Campbell Stokes

6. Panci Penguapan 

Panci penguapan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah


penguapan yang terjadi selama selang waktu tertentu. Dalam panci penguapan
terdapat beberapa bagian yang memiliki fungsi masing-masing. 
 Hook gauge : Alat ini berbentuk seperti kail. Alat ini berguna untuk
menghitung tinggi air pada panci penguapan. Untuk mengukur tingginya,
letakkan hook gauge pada tempatnya (StillWell). Setelah itu atur supaya
ujung kail berada tepat pada permukaan air. Setelah itu baca skala yang
tertera pada hook gauge.
 StillWell : Alat ini merupakan tempat atau wadah untuk meletakkan hook
gauge.
 Cup Anemometer :  Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata
harian.
 Termometer Apung      : Alat ini terdiri dari termometer maksimum dan
minimum. Digunakan untuk mengukur suhu maksimum dan minimum
permukaan air dalam panci.
   

Anda mungkin juga menyukai