Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEI & MANAJEMEN INFO,RMASI PERTANAHAN


Minggu Ke-8,9,10,11
“Membangun Sistem Informasi Pertanahan”

Disusun Oleh:
Saiful Rahmad
18/431152/TK/47745

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI


DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
1. Mata Acara Praktikum
Membangun Sistem Informasi Pertanahan

2. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan konversi Data Geospasial (DG) dari layer format
*.dxf (Autocad) ke layer format *.shp (GIS).
2. Mahasiswa mampu melakukan pengaturan topologi.
3. Mahasiswa mampu melakukan editing Data Geospasial (DG) hasil konversi di
QGIS.
4. Mahasiswa mampu menambah informasi basis data Data Geospasial (DG)
pertanahan menggunakan QGIS.
5. Mahasiswa mampu membangun basis data Data Geospasial (DG) pertanahan
menggunakan Postgre SQL.
6. Mahasiswa mampu menyelesaikan query spasial data dan informasi pertanahan
yang diberikan.

3. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Rabu, 14 April 2021 sampai 5 Mei 2021
Waktu : 09.00-12.10 WIB

4. Alat dan Bahan


1. Laptop
2. Perangkat Lunak QGIS
3. Perangkat Lunak Postgre SQL
4. Perangkat Lunak PgAdmin
5. Pelaksanaan
Konversi Data ke Format SHP
1. Membuka perangkat lunak QGIS
2. Menambahkan data bidang tanah format *.dwg ke dalam lembar kerja QGIS
dengan memilih Open Data Source Manager → Vector → Pilih folder
penyimpanan dan file data bidang tanah → Klik Open → Klik Add → Klik
Select All → Klik OK

3. Memisahkan layer – layer yang ada pada file .dxf , klik kanan layer (fitur line)
→ Open Attribute Table, Pada jendela Attribute pilih “Select Features using an
expression” Peninjauan lokasi pemetaan
4. Pada jendela Select by expression, masukkan query untuk menampilkan layer
“jalan”, “bidangtanah”, “sungai”, dan “TDT”. Masukkan query seperti tampilan
berikut untuk menampilkan layer “Bidang tanah”.

5. Menyimpan fitur terpilih dengan cara klik kanan pada layer → Save As.. →
Melengkapi pengaturan pada jendela Save vector layer as.. → Tentukan nama file
dan lokasi penyimpanan → Mengatur Coordinate Reference Systems (CRS) yaitu
EPSG:23835, DGN95/Indonesia TM-3 zone 49.1→ Centang pada bagian “Save
only selected features” → klik OK.

6. Lakukan untuk semua layer


Konversi Lines to Polygon
7. Membuka Processing ToolBox di QGIS dengan cara Processing → ToolBox
atau Ctrl + Alt + T
8. Pada jendela pencarian tuliskan ”Garis ke Poligon”

9. Pada jendela Garis ke poligon, isikan layer yang akan di konversi ke polygon pada
Input layer. Apabila hasil konversi ingin disimpan, maka pilih save to file.. →
kemudian klik Run.

10. Karena bidang tersebut masih mengandung kesalahan, maka perlu


dilakukan pengaturan topologi untuk dilakukan editing.
11. Untuk membantu proses editing atau dalam hal mengenali obyek, maka
bisa menggunakan bantuan basemap dari berbagai sumber dengan terlebih
dahulu menginstal Open Layer Plugin atau Quick Map Services.
12. Mengecek kesalahan topologi
Untuk membantu proses pengecekan kesalahan topologi, maka bisa
menggunakan bantuan perangkat Topology Checker dengan terlebih dahulu
menginstal Topology Checker.

i Klik menu vector → Topology checker


ii Klik configure
iii Pemberian aturan dilakukan pada jendela topology rule settings
iv Kemudian add rule untuk menambahkan topology rule yang baru saja
dibuat.
v Tambahkan rule yang lain sesuai aturan topologi menurut BIG kemudian
klik add rule untuk menambahkan.
vi Klik OK jika sudah selesai menambahkan topology rule
vii Klik validate all atau sehingga akan nampak dimana saja letak kesalahan
topologi sesuai dengan topologi rule yang diterapkan.

viii Beri centang pada show errors


ix Untuk melakukan data editing pada layer yang mengandung kesalahan
topologi, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengaturan fungsi
snapping pada snapping options.

x Klik pada bagian yang error untuk menuju pada fitur yang terdapat
kesalahan, kemudian lakukan editing hingga tidak ada lagi errors.
Dengan menggunakan Digitizing Toolbar.

Klik lagi validate all dan pastikan sudah tidak terdapat kesalahan
13. Lakukan editing hingga semua bidang tanah dapat ditampilkan tanpa
mengandung kesalahan.
Membuat fitur point untuk penomoran
14. Buat layer baru (shapefile) dengan tipe point. Layer → Create Layer →
New Shapefile Layer

15. Lakukan digitasi layer titik pada tiap bidang tanah yang ada sesuai urutan
penomoran (kiri atas ke kanan bawah). Pastikan bahwa tiap titik hanya
menempati satu bidang tanah, karena titik ini akan menjadi sumber penomoran
bidang nantinya. Lakukan pengaturan terlebih dahulu melalui Klik kanan later
titik → Properties → Attributes Form → Hide form on add feature → OK
16. Buka table atribut dari layer nomor.shp ini. Terlebih dahulu, aktifkan
toogle editing layer nomor_blok1.*shp. Dengan menggunakan Field Calculator ,
lakukan update pada kolom ‘id’ dan isikan dengan fungsi @row_number. Ingat,
dalam hal ini urutan penomoran merupakan urutan pembuatan fitur (urutan
digitasi).

17. Untuk menampilkan label pada titik tersebut dapat dilakukan melalui klik
layer styling kemudian pilih labels dan tentukan style label dan kolom yang akan
ditampilkan labelnya (lihat gambar berikut).
18. Selanjutnya, menggabungkan ketiga layer nomor.*shp tersebut dengan
menggunakan fungsi merge.
19. Penggabungan Atribut , Sekarang telah diperoleh dua buah layer: layer
bidang tanah dan layer nomor. Agar tiap bidang tanah memiliki nomor yang
sesuai, perlu dilakukan penggabungan atribut. Untuk itu, gunakan menu Join
Atributte by Location yang terdapat pada Processing Toolbox.
20. Hasil dari join attribute tersebut adalah layer baru yang memiliki atribut
gabungan, dimana urutan pada layer nomor menjadi atribut pada layer bidang
tanah.

21. Membuat 4 digit kolom NOP. Buka Field Calculator pada atribut table
layer bidang tanah hasil penggabungan dari langkah sebelumnya. Buat kolom
baru (misalnya dengan nama ‘NOP_text’), kemudian masukkan fungsi lpad
sebagai berikut: lpad(”id_1,4,’0’)
22. Untuk melakukan penomoran NOP lengkap, buka Open Attribute Table
kemudian buat sebuah kolom baru () pada table attribute layer bidang tanah yang
digunakan sebelumnya:

23. Lakukan seleksi pada tiap blok dengan menggunakan Feature Selection
Tool by Polygon pada QGIS untuk memasukkan atribut NOP Lengkap tiap
bloknya.
24. Pada atribut table, aktifkan field calculator untuk memasukkan atribut
NOPLengkap menggunakan fungsi Concat. Pastikan ‘only update selected
features’ tercentang: concat( '34.04.070.200.001.',"NOP_TEXT",'.0.')

25. Lakukan hal yang sama untuk dua blok lain (blok 002 dan blok 003)
26. Penambahan Atribut Kolom Luas dan Keliling Gunakan field calculator
untuk membuat kolom baru dengan nama ‘luas’. Isi atributnya dengan
menggunakan fungsi $area

27. Lakukan hal yang sama untuk membuat kolom dengan nama ‘keliling’ dan
isi dengan fungsi $perimeter.
Penambahan Informasi Atribut lainnya pada Bidang Tanah
28. Untuk memperoleh atribut NOP dari atribut di QGIS supaya dapat
ditampilkan di Ms. Excel, dapat dilakukan dengan cara Klik kanan layer →
Export → Save feature as

29. Menambahkan file excel atribut wajib pajak ke dalam QGIS dengan Data
Source Manager → Vector → Add Data
30. Menggabungkan atribut yang telah dibuat di Ms Excel dengan bidang
tanah format shapefile maka dapat dilakukan dengan cara Klik kanan layer →
Properties → Join → Add New Join
31. Hasilnya dapat dicek di Attribute Tables Shapefile Bidang Tanah.
Kemudian menyimpan layer baru bidang tanah dengan cara Klik kanan layer →
Export → Save feature as → Format Shapefile

Membangun Basis Data Pertanahan


32. Buka aplikasi pgModeler selanjutnya pilih New Model
33. Membuat tabel baru dengan cara klik new → schema object → table.

Sehingga akan muncul jendela tabel properties, kemudian mengisikan seperti


berikut
Tambahkan kolom dengan klik ikon Add Items

Dengan cara yang sama seperti langkah di atas, buat juga kolom yang lain
sehingga hasilnya:
34. Klik tab constraint → klik Add Item atau pada jendela Constraint
properties, klik Add Item atau untuk menambahkan kolom apa yang dijadikan
primary key. Pada constraint type, bisa dipilih sebagai primary key atau foreign
key. Dipilih sesuai kebutuhan. Hasilnya sebagai berikut.
35. Klik Apply, hingga hasilnya sebagai berikut.

36. Kemudian setelah selesai, klik apply pada jendela table properties.
Hasilnya akan terbentuk tabel bidang seperti di bawah ini :
37. Membuat tabel wajib pajak (nama WP, NPWP, alamat WP) dengan cara
yang kurang lebih sama dengan langkah sebelumnya.

38. Selanjutnya menambah foreign key untuk kedua tabel tersebut. Klik dua
kali pada salah satu tabel. Selanjutnya buat kolom baru sebagai foreign key.
Misal kita akan menambahkan kolom npwp pada tabel wajib_pajak sebagai
foreign key pada tabel bidang_tanah, sehingga kita harus menyediakan kolom
untuk foreign key tersebut. Misal kita buat kolom baru dengan nama “npwp”.
39. Selanjutnya pilih tab Constraints. Selanjutnya klik Add Item . Tulis judul
dan pilih FOREIGN KEY pada Constraint Type serta pilih ON DELETE
CASCADE dan ON UPDATE CASCADE.

40. Pada pilih tab Columns pilih kolom “npwp”. Selanjutnya pilih Referenced
Column dan pilih tabel wajib_pajak dan pilih kolom npwp. Selanjutnya pilih
Apply.
41. Hasilnya kurang lebih adalah sebagai berikut.

42. Lakukan langkah yang sama untuk menambahkan foreign key pada tabel
“wajib_pajak”. Hingga hasilnya sebagai berikut.

43. Hasilnya kurang lebih adalah sebagai berikut.

44. Jika sudah selesai, maka lakukan validasi dengan cara klik pojok kiri
bawah validation → validate → Apply fixes.
45. Lakukan export agar masuk ke PostGIS dengan cara klik export. Pada
jendela model export, pilih posgreSQL yang digunakan, serta port server
basisdata, kemudian klik export.

46. Namun, untuk praktikum kali ini, coba silahkan hapus semua constraint dan
kemudian export sekali lagi ke dalam PostgreSQL. Kedua basis data ini nanti akan
dibandingkan pada langkah selanjutnya.
47. Pembangunan desain basisdata menggunakan pgModeler tadi merupakan
desain konseptual. Setelah di export ke PostGIS, maka baru terbentuk fisikalnya.

48. Rename nama basis data menggunakan klik kanan basis data pilih
properties.
Mengkoneksikan Basisdata Postgres dengan QGIS
49. Sebelum menyimpan data shp ke dalam PostgreSQL, pastikan PostGIS dan
QGIS sudah terkoneksi, dengan cara: a. Pilih Data Source Manager pilih Postgre
SQL atau klik icon add PostGIS layers di QGIS Kemudian akan muncul jendela
Add PostGIS Tables(s), pilih menu New. Pada jendela create a new PostGIS
connection, isikan informasi:
Name : Nama koneksi yang akan dibuat
Service : Kosong saja
Host : localhost
Port : sesuai port pada PostgreSQL masing – masing
Database : nama basisdata yang sebelumnya dibuat
Username dan password : sesuai dengan keinginan masing – masing

Kemudian klik test connection. Apabila koneksi berhasil maka akan muncul
pemberitahuan seperti dibawah ini. Klik saja Ok
50. Masih pada menu Add PostGIS Table(s), klik connect, masukkan password
dan username PostgreSQL pada jendela enter credentials

51. Jika PostGIS dan QGIS sudah terkoneksi maka akan muncul tampilan
seperti di bawah ini pada jendela Add PostGIS Table(s), kemudian klik close. Beri
tanda centang pada tulisan “Masukan Juga dalam daftar tabel yang tidak memiliki
geometri”.

52. Setelah PostGIS dan QGIS terkoneksi, kita dapat menyimpan data shp
bidang tanah yang dimiliki ke basisdata PostgreSQL melalui QGIS, dengan
langkah – langkah sebagai berikut:
(sebelumnya tambahkan plugin DB Manager)
• Menu database →DB Manager →DB Manager
• Pada jendela DB Manager akan muncul nama koneksi yang sebelumnya telah
dibuat. Untuk memasukkan data shp ke dalam basisdata pilih icon import layer/file
53. Kemudian pada jendela import vector layer isikan:
Input : data bidang tanah
Schema : public
Table : nama tabel yang sudah terbentuk di PostgreSQL
Centang pilihan Primary Key dan Geometry Column

54. Pada PostgreSQL akan terdapat file yang baru saja di import. Klik kanan
pada database yang sudah dibuat pilih refresh. Pada menu Tables maka akan
ditambahkan secara otomatis data bidang tanah yang telah kita tambahkan melalui
QGIS. Selanjutnya klik kanan → View/Edit Data → All Rows.

Hasilnya sebagai berikut.


Menyelesaikan query spasial data dan informasi pertanahan
55. Berdasarkan atribut basis data pertanahan yang telah dibuat sebelumnya,
selesaikan query spasial dengan menggunakan menu query tools pada pgAdmin.
56. Atau, selesaikan query spasial dengan menggunakan QGIS yaitu menu
Select Features by Expression serta menu Select by Location (Vector → Research
Tools → Select by Location).

57. Jawablah pertanyaan berikut dengan menampilkan hasilnya dan sertakan


cara penyelesaian dalam lampiran
6. Hasil dan Pembahasan

Gambar diatas merupakan hasil praktikum minggu 8 yaitu hasil digitasi


bidang, dimana yang pertama dilakukan adalah melakukan konversi data
geospasial dari layer format *.dxf (AutoCad) ke layer format *.shp (GIS). Lalu
dengan toolbox pada QGIS dilakukan konversi lines to polygon. Setelah itu
karena bidang tersebut masih mengandung kesalahan maka perlu dilakukan
pengaturan topologi untuk dilakukan editing. Hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pembuatan topologi adalah menerapkan aturan topologi.

Sumber: Badan Informasi Geospasial, 2016


Untuk membantu proses pengecekan kesalahan topologi, maka bisa
menggunakan bantuan perangkat Topology Checker. Apabila masih terjadi
keslahan bisa dilakukan editing yaitu menggunakan fungsi snapping pada QGIS.
Kita harus melakukan editing hingga semua bidang tanah dapat ditampilkan
tanpa mengandung kesalahan seperti gambar diatas. Jumlah bidang tanah
tersebut adalah 1016.
Setelah basis data pertanahan terbentuk, tahap selanjutnya adalah membuat
identitas unik pada masing – masing bidang tanah. Di institusi yang mengelola
bidang tanah, setiap bidang tanah (persil) harus memiliki identitas unik. Pada
aplikasi perpajakan biasanya menggunakan identitas unik dari bidang tanah
yang didaftar sebagai obyek pajak diberikan Nomor Obyek Pajak (NOP). NOP
digunakan untuk keperluan pengelolaan administrasi atas obyek Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) yang saat ini dikelola oleh Pemerintah Dearah (sebelumnya di
selenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak).
Dari 18 digit NOP, yang dimasukan ke bidang tanah hanya 4 digit nomor
urut obyek pajak yaitu digit ke 14 sd 17. Pemberian nomor diberikan secara
berurutan pada sejumlah obyek pajak (bidang tanah) dimulai dari nomor 0001
yang ditempatkan pada bidang tanah pojok kiri atas ke kanan kemudian kembali
ke kiri dan seterusnya mengikuti pola spiral.

Setelah selesai menyiapkan Informasi Geospasial (IG) melalui proses


editing dan topologi, pemberian ID bidang (NOP) serta informasi geometri
bidang tanah, maka IG tersebut masih belum sempurna bila belum diberikan
informasi luas bidang, keliling bidang, atribut wajib pajak dan obyek pajak.
Secara sederhana penambahan informasi atribut wajib pajak dan obyek pajak
dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak QGIS dan perangkat
lunak Microsoft Excel.
Pada praktikum ini, langkah pengerjaan dilakukan menggunakan data bahan
praktikum yang telah disiapkan pada praktikum sebelumnya. Perangkat lunak
yang digunakan merupakan perangkat lunak QGIS dan perangkat lunak
pgModeller, pgAdmin. Salah satu cara untuk membuat desain basisdata
relasional adalah dengan menggunakan software open source pgModeler.
Sesuai fungsinya pgModeller ini hanya berfungsi untuk memodelkan basis data
dari postgreSQL, tidak untuk melakukan manajemen sistem basis data seperti
pgAdmin.

Lalu setelah membentuk tabel relasional dilakukan export agar masuk ke


PostGIS dan akan terbentuk fisikalnya pada perangkat lunak pgAdmin

Setelah basisdata baru terbentuk di PostgresSQL, selanjutnya menyimpan


data .shp yang sudah bersih di edit ke dalam basis data PostgreSQL melalui
QGIS.
Hasilnya sebagai berikut

Menyelesaikan Query
1. Siapakah pemilik tanah dengan bidang tanah paling sempit? Berapa luasnya?
Menggunakan Select by Expression dengan menuliskan "luas" = minimum
(luas)

Pemilik tanah dengan bidang tanah paling sempit adalah Galuh Janar Wikati
dengan luas 7,981 m2
2. Siapakah pemilik tanah dengan bidang tanah paling luas?
Menggunakan Select by Expression dengan menuliskan "luas" = maximum
(luas)

Pemilik tanah dengan bidang tanah paling luas adalah Wakhid Saiful H
3. Siapa saja pemilik bidang tanah yang bertetangga dengan bidang tanah yang
memiliki NOP 34.04.070.200.002.0078.00?
- Select feature bidang tanah 34.04.070.200.002.0078.00, export as shp
- klik vector > research tools > select by location
Pemilik tanah yang bertetangga dengan bidang tanah yang memiliki NOP
34.04.070.200.002.0078.00 adalah Muhammad Sailendra, Pandan Ayu
Prabawati, Ela Silvia, Katon Subekti, dan H Ryan Setyo Nugroho.

4. Apabila jalan pada sisi timur dilakukan pelebaran jalan sejauh 20 meter ke kanan
dan 20 meter ke kiri, bidang tanah siapa saja yang terkena dampaknya? Berapa
jumlah luas terdampaknya tiap orang?
- Masukkan shp jalan
- Lakukan buffer dengan Vector > Geoprocessing Tools > Buffer
- Hasilnya akan seperti ini

- Cari bidang overlap dengan jalan yang sudah di buffer. Vector > Research
Tools > Select By Location
- Bidang tanah terdampak ada sekitar bidang tanah dan masing- masing luas
terdampak terdapat pada kolom luas

5. Pada soal no 4, apabila diberikan ketentuan ganti rugi sebanyak Rp. 275.000
untuk tiap meter persegi yang digusur, siapa yang mendapatkan total ganti rugi
paling banyak?
- Siapkan data bidang tanah yang terdampak (shp)
- Lakukan proses intersection. Vector > Geoprocessing Tools > Intersection
- Sehingga didapat hasil area tiap bidang tanah yang tergusur

- Membuat besarnya ganti rugi pada atribut tabel hasil intersection


-Mencari bidang yang paling luas menggunakan Select by Expression

Pemilik tanah yang mendapatkan total ganti rugi paling banyak adalah
Wakhid Saiful H dengan ganti rugi sebesar Rp. 2.998.470.596

7. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah membangun basis data Data
Geospasial (DG) dan menambah informasi basis data Data Geospasial (DG) pertanahan
menggunakan QGIS . Lalu bisa juga membangun basis data Data Geospasial (DG)
pertanahan menggunakan Postgre SQL dan menyelesaikan query spasial data dan
informasi pertanahan

Anda mungkin juga menyukai