Anda di halaman 1dari 5

KURANGNYA KESADARAN PEKERJA TERHADAP K3

Mentri Ketengakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, tahun 2019 tercatat sebanyak 114.000
kecelakaan kerja, sedangkan di tahun 2020 terjadi peningkatan kecelakaan kerja yaitu
sebanyak 177.000 kecelakaan karma.

Beliau menjelaskan bahwa data tersebut diambil dari jumlah klaim yang diajukan oleh
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja artinya banyak kecelakaan kerja yang belum
terhitung di karenakan belum semua pekerja di Indonesia menjadi anggota BPJS
Ketenagakerjaan.

Berdasarkan data tersebut semua dituntut untuk lebih serius menerapkan budaya K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di lingkungan kerja. Kecelakaan tidak hanya
menyebabkan kematian, kerugian materi moril, dan kerusakan lingkungan namun juga
mempengaruhi produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat.

Pada tahun 2020 pemerintah sudah melakukan bermacam upaya buat tingkatkan penerapan
K3 secara nasional, antara lain menyempurnakan peraturan perundang- undangan, dan
standar dibidang K3 tercantum membiasakan penerapan K3 pada masa pandemi covid- 19
seperti saat ini.

Kemudian menaikkan kedudukan pengawas bidang K3 dalam melaksanakan pembinaan


pemeriksaan, penegakan hukum di bidang K3, meningkatkan pemahaman serta peran
pengusaha tenaga kerja serta masyarakat.
Sehingga Indonesia mempunyai kompetensi dan kewenangan bidang K3, setelah itu
Pemerintah pula meningkatkan peran asosiasi asosiasi profesi K3 serta akademi besar buat
mempunyai program K3, meningkatkan peran serta Indonesia dalam forum- forum regional
internasional dalam bidang K3, dan berikutnya menyempurnakan pelaksanaan pengawasan
informasi dan layanan K3 berbasis digital.

Kecelakaan merupakan sesuatu peristiwa yang tidak dikehendaki, direncanakan ataupun


diprediksi yang bisa memunculkan korban manusia ataupun harta barang yang berpotensi
menimbulkan kesakitan, kehancuran ataupun kerugian yang lain.

Sebaliknya kecelakaan kerja merupakan sesuatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan
kerja. Hubungan kerja di sini mempunyai makna kalau kecelakaan bisa terjadi akibat dari
pekerjaan itu sendiri maupun terjadi pada saat pekerjaan itu sedang dilakukan.

Menurut Teori Tiga Faktor Utama( Three Main Factor Theory) terdapat tiga faktor yang bisa
jadi pemicu kecelakaan kerja, ialah Faktor Manusia, Faktor Area, serta Faktor Perlengkapan.

A. Faktor Manusia
 Perilaku
Perilaku merupakan salah satu di antara faktor manusia yang bisa pengaruhi tingkat
kecelakaan kerja. Banyak perkara kecelakaan yang diakibatkan oleh pekerja yang
ceroboh
dibanding dengan mesin maupun peralatan yang sudah tidak dalam keadaan yang
baik.
 Kurangnya Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Munculnya kecelakaan kerja umumnya disebabkan atas kelalaian pekerja ataupun
perusahaan. Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan supaya pemeliharaan terhadap
alat- alat kerja bisa ditingkatkan sebab salah satu tujuan yang ingin dicapai
merupakan untuk mengurangi munculnya kecelakaan kerja, kerusakan, serta
peningkatan pemeliharaan terhadap alat- alat kerja.
 Lalai Menggunanakan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) adalah perlengkapan alat yang digunakan oleh pekerja
agar melindungi tubuhnya dari potensi kecelakaan kerja pada saat melakukan
pekerjaan. Tidak menggunakan APD atau lalai dalam penggunaan APD dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, walaupun APD tidak secara
sempurna melindungi pekerja, tetapi akan mengurangi dampak keparahan yang
mungkin terjadi ketika terjadi kecelakaan.
B. Faktor Lingkungan
 Kebisingan
Kebisingan bisa membuat kurangnya kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi antar pekerja, menurunkan konsentrasi, dan mengurangi daya dengar.
 Lantai licin
Lantai licin dari tumpahan air, minyak atau oli mempunyai potensi besar
terjadinya kecelakaan, salah satunya yaitu terpeleset, konsleting listrik.
 Penerangan
Kurangnya penerangan menyebabkan pekerja tidak dapat melihat benda yang
dikerjakan dengan jelas. Jika penerangan yang memadai dapat mengurangi risiko
kecelakaan kerja seperti terjepit dan lain sebagainya
C. Faktor Peralatan
 Kondisi mesin
Kondisi mesin yang sudah tidak layak dan kurangnya perawatan mesin oleh operator
maupun maintenance (mekanik) dapat menimbulkan abnormality yang bisa
membahayakan operator mesin.
 Letak mesin
Peletakan mesin yang tidak sesuai dengan kaidah keselamatan kerja sangat berisiko
terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga engineer harus memikirkan peletakan mesin
yang aman dan menghindari risiko kecelakaan kerja namun tetap efisien.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka semua elemen harus meningkatkan kesadaran akan
keselamatan & kesehatan kerja. Setiap pelaku industri pasti mengetahui pentingnya
keselamtan dan kesehatan kerja. Tetapi banyak yang belum/tidak mampu menerapkannya
secara menyeluruh dan tepat. Sehingga misi untuk zero accident akan sulit tercapai karena
tidak di lakukan secara maksimal.

Idealnya, pemahaman tentang pentingnya K3 bukan hanya untuk pemilik usaha namun juga
setiap elemen yang terdapat di industri tersebut termasuk para karyawan. Maka dari itu untuk
meningkatkan pemahaman para karyawan, pengusaha hendaknya melaksanakan beberapa
upaya. Salah satunya dengan membagikan pelatihan K3.

Adapun beberapa cara lain untuk meningkatkan keselamatan kerja agar menjadi lingkungan
kerja yang aman, yaitu:

 Komitmen dari perusahaan / pemilik usaha


Adanya komitmen yang kuat dalam mewujudkan keselamatan lingkungan kerja oleh
perusahaan, tentunya harus di barengi dengan kebijakan tertulis sesuai dengan peraturan
yang di tetapkan oleh pemerintah.
 Menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan kerja
Selain membuat peraturan tertulis perusahaan juga harus membuat prosedur keselamatan
kerja yang mudah dimengerti dan disosialisasikan ke seluruh elemen perusahaan.
Prosedur K3 bisa berbentuk penyediaan dan penggunaan alat pelindung diri (APD),
petunjuk Kkerja (PK), prosedur tanggap darurat.
 Komunikasi yang baik
Komunikasi dua arah antara manajemen dan pekerja yang sehat juga berperan penting
dalam dalam mewujudkan kesadaran keselamatan kerja. Dengan adanya transparansi,
diskusi, serta mendengerkan pendapat dari manajemen dan pekerja bisa meminimalisir
kecelakaan kerja, karena semakin banyaknya informasi yang masuk.
 Melibatkan pekerja secara aktif
Budaya keselamatan bukan hanya bergantung pada ahli atau departemen yang
menangani K3 saja. Budaya keselamatan akan menjadi efektif apabila semua elemen
peresuhaan ikut andil dalam menerapkannya.
 Pelatihan secara intensif
Penerapan yang baik belum tentu memberikan hasil maksimal tanpa adanya pembekalan
atau pelatihan yang memadai. Sehingga manajemen harus memfasilitasi setiap pekerja
untuk melakukan pelatihan K3. Dengan demikian penerapan budaya K3 akan menjadi
maksimal.

Itulah beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran keselamatan kerja untuk pekerja. Semua
kembali pada diri masing – masing untuk menjaga dirinya dari bahaya kecelakaan kerja. Dan
juga perusahaan juga harus bertindak tegas bila ada pelanggaran dalam melaksanakan
pekerjaan serta memfasilitasi penunjangg keselamatan kerja.

“KESELAMATAN KERJA TAK AKAN PERNAH LIBUR KARENA BAHAYA TAK


PERNAH MENGENAL CUTI”, -

Nama : Joei Panji Romadon


Npm :191106021533
Kelas : Teknik Mesin / Karyawan A
Matkul : Ilmu Pengetahuan Lingkungan & K3

Anda mungkin juga menyukai