Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa dengan rentang usia 11 sampai 20 tahun dan di

sebut juga sebagai masa pubertas ini merupakan periode transisi pada masa terjadi

pematangan cepat secara fisik, kognitif, sosial dan emosional (Intan, 2012: 16).

Kematangan organ reproduksi merupakan salah satu dari beberapa kematangan

fisik yang terjadi pada masa remaja. Kematangan organ reproduksi wanita ini

ditandai dengan adanya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perdarahan

secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium. Menstruasi

terjadi karena sel telur yang dikeluarkan oleh salah saatu ovarium tidak mengala

mi pembuahan dan dipengaruhi oleh hormon progesteron untuk mempersiapkan

selaput dinding yang baru (Intan, 2012: 12).

Menstruasi merupakan suatu proses berkala yang datang setiap 28-30 hari.

Masa menstruasi pertama (menarche) biasanya dimulai pada usia 11 tahun. Siklus

tersebut akan berlanjut hingga tiba masa menepouse, kecuali jika terjadi

kehamilan. Pada masa menstruasi, darah menstruasi yang berwarna merah gelap

akan dikeluarkan setiap bulan dan berlangsung selama 3-8 hari. Ovarium akan

memproduksi hormon ekstrogen, hormon ini akan menebalkan dinding rahim

sehingga tercipta suatu lingkungan yang siap kehamilan.


Pada petengahan siklus, ovum akan dikeluarkan dan sisa folikel ovum akan

menghasilkan hormon progesteron. Hormon ini selanjutnya akan lebih

mempersiapkan rahim untuk menerima kehamilan. Jika ovum tidak mengalami

perubahan dan kehamilan tidak terjadi, kadar hormon ekstrogen dan progesteron

ini akan turun dan dinding rahim yang sebelumnya menebal akan meluruh seiring

keluarnya darah. Proses inilah yang disebut menstruasi (Iman Rosa di, 2014 : 2).

Menstruasi sendiri memunculkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran para

remaja perempuan. Pertama-tama mereka tidak mampu nengatasi perubahan-

perubahan tersebut, dan yang kedua perubahan tersebut juga membawa masalah .

Salah satu gangguan yang dialami oleh remaja saat menstruasi adalah nyeri haid

atau dalam istilah medis disebut dismenorre. (Dwi Anna, 2014 : 1).

Dismenorre merupakan salahsatu keluhan ginekologi yang paling umum pada

perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir semua perempuan

mengalami rasa tidak nyaman selama haid, sepeerti rasa tidak enak diperut bagian

bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing bahkan pingsan. Dismenorre yang

dialami oleh remaja putri juga menjadi salahsatu penyebab utama ketidak hadiran

disekolah. (Anurogo, 2011: 58).

Jika seorang siswi mengalami dismenore, aktivitas belajar mereka di sekolah

terganggu dan tidak jarang hal ini membuat mereka tidak masuk sekolah. Selain

itu, kuali tas hidup menurun, sebagai contohnya seorang siswi yang mengalami

dismenore tidak dapat berkonsenttrasi belajar dan motivasi belajar akan menurun

karena dismenore yang dirasakan pada saat proses belajar mengajar (Ningsih,

2011: 45).
World Health Organization (WHO) tahun 2013 didapatkan kejadian

dismenorre sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorre d

an 10-15 % mengalami dismenorre berat. Angka kejadian dismenorre didunia

sangat besar, rata-rata hampir lebih dari 50% wanita yang mengalaminya.

Data Indonesia angka kejadian dismenor sebesar 107,673 jiwa (64%)

yang terdiri dari 59,671 jiwa (55%) mengalami dismenor primer dan 9,495% jiwa

(9%) mengalami dismenor sekunder. Jumlah remaja putri di Jawa Barat yang

reproduktif yaitu yang berusia 10-20 tahun sebanyak 56,598 jiwa. Sedangkan

yang mengalami dismenor dan datang ke bcagian kebidanan sebesar 11565 jiwa

(1, 31%). Sedangkan Jumlah remaja putri di Jawa Barat yang reproduktif yaitu

yang berusia 10-20 tahun sebanyak 56,598 jiwa. Sedangkan yang mengalami

dismenor dan datang ke bagian kebidanan sebesar 11565 jiwa (1, 31%). (BPS

Provinsi Jawa Barat , 2011: 67).

Penelitian terdahulu oleh Saguni (2013) menunjukan bahwa siswi yang

mengalami gangguan dalam aktivitas belajar diakibatkan karena nyeri haid yang

dirasakan dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswi sulit untuk

berkonsentrasi karena ketidak nyamanan yang dirasakan ketika mengalami nyeri

haid. Siswi yang mengalami nyeri haid (dismenorre) pada saat jam pelajaran

berlangsung juga ada yang samp ai meminta izin untuk pulang dan terkadang ada

yang meminta izin untuk diberikan dispensasi beristirahat di ruang UKS.

Sedangkan Penelitian lain oleh Handayani (2011) menyebutkan bahwa

dismenorre merupakan salah satu penyebab utama absen sekolah pada remaja

putri untuk beberapa jam atau beberapa hari.


SMA Negeri 1 Ciparay merupakan salah satu sekolah menengah atas di

wilayah Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Berikut ini adalah tabel yang

menunjukan jumlah siswa kelas XI, XI dan XII.

Tabel 1.1

Jumlah Siswa Kelas XI, XI dan XII SMA Negeri 1 Ciparay

Kelas L P Siswa Jumlah Kelas


X 177 219 396 12
XI 154 269 423 12
XII 149 259 408 11
Total 480 747 1.227 35
(Sumber : Data jumlah siswa di SMA Negeri 1 Ciparay 2018/2019)

Adapun dalam penelitian ini siswi SMA Negeri 1 Ciparay kelas XI yang di

jadikan sampel. Dengan alasan XI tidak memiliki jadwal yang terlalu padat,

sehingga mempermudah jalannya penelitian ini. Sedangkan kelas X dan XII tidak

dipilih sebagai sampel penelitian dengan alasan kelas X jadwal terlalu padat oleh

kegiatan sekolah seperti eskul dan pelajaran tambahan, untuk kelas XII dengan

alasan sedang melaksanakan UNBK.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Ciparay pada

tanggal 5 April 2019, berdasarkan tabel diatas dari jumlah 423 siwa kelas XI

untuk sampel wawancara di ambil 10 siwa secara acak , dalam hal nyeri haid

(dismenorre) dari 10 siswi hanya 3 orang yang menjawab tidak nyeri haid

(dismenorre) pada saat menstruasi dan 7 orang menjawab sering mengalami nyeri

haid (dismenorre) saat menstruasi sehingga aktivitas dalam pembelajaran menjadi


terganggu. Dari 7 siswi 3 orang pernah mengatakan sampai memita izin untuk

pulang dan 4 orang minta izin ke UKS, bahkan sampai tidak masuk sekolah, hal

ini tentu mengganggu aktivitas belajar. Karena itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Nyeri Haid (dismenorre)

Terhadap Aktivitas Belajar Remaja Putri Kelas XI Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 1 Ciparay ” dimana belum pernah dilakukan penelitian terlebih

dahulu di tempat ini.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “adakah Hubungan Pengetahuan Antara Nyeri Haid (dismenorre) Terhadap

Aktivitas Belajar Remaja Putri Kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Ciparay ”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Nyeri Haid (dismenorre)

Terhadap Aktivitas Belajar Remaja Putri Kelas XI Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 1 Ciparay ”.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui tingkat nyeri haid (dismenorre) pada remaja putri kelas XI di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Ciparay.

b. Mengetahui aktivitas belajar pada remaja putri kelas XI di Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri 1 Ciparay.


c. Menganalisis “Hubungan Antara Nyeri Haid (dismenorre) Terhadap Aktivitas

Belajar Remaja Putri Kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Ciparay ”.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang aplikatif

bagi perawat, khususnya dalam penatalaksanaan dismenorre pada remaja putri.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Stikes Indonesia (STKINDO) Wirautama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi

pengetahuan ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

penelitian selanjutnya mengenai nyeri haid (dismenorre) Terhadap Aktivitas

Belajar.

b. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk penerapan ilmu yang telah

didapat selama kuliah dalam rangka pemahaman dan mengidentifikasi Hubungan

Antara Nyeri Haid (dismenorre) Terhadap Aktivitas Belajar.

c. Bagi Lahan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi siswi kelas XI,

umumnya bagi seluruh guru dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Ciparay, senagai bahan pengetahuan khususnya tentang Hubungan Antara Nyeri

Haid (dismenorre) Terhadap Aktivitas Belajar.

Anda mungkin juga menyukai