Anda di halaman 1dari 4

TRAUMA SENDI

TINGKAT KEMAMPUAN : 3A
I. Definisi
Trauma sendi adalah trauma yang terjadi pada sendi, dapat berupa trauma ligament,
occult joint instability, subluksasi dan dislokasi. Mekanisme cedera dapat terjadi
secara langsung ataupun tidak langsung.

II. Klasifikasi
Trauma sendi yang sering dijumpai :
a. Trauma pada ligament
Trauma pada sendi juga dapat menyebabkan kerusakan atau robekan pada
ligamen yang bersifat total atau parsial. Robekan yang bersifat parsial disebut
sprain atau strain. Pengobatan trauma pada ligamen ini berdasarkan dengan
metode “RICE”.
b. Subluksasi
Suatu keadaan dimana sendi mulai mengalami dislokasi. Subluksasi dapat
terjadi karena adanya suatu trauma atau cedera akut. Subluksasi juga dapat
terjadi karena sendi yang longgar.
c. Dislokasi
1. Dislokasi sendi bahu
- Dislokasi anterior
- Dislokasi posterior
- Dislokasi inferior
- Dislokasi disertai dengan fraktur tuberositas mayor humerus
2. Dislokasi sendi siku
Dislokasi sendi siku yang paling sering terjadi mengalami dislokasi kearah
posteriorlateral dari radial head dan ulna terhadap distal humerus.
3. Dislokasi sendi panggul
- Dislokasi posterior disertai adanya fraktur
Klasifikasi dislokasi untuk rencana pengobatan menurut Thompson Epstein
yaitu tipe I-V.
- Dislokasi anterior
 Bila sendi panggul dalam keadaan fleksi, maka akan terjadi dislokasi
tipe obturator
 Bila sendi panggul pada posisi ekstensi, maka terjadi dislokasi tipe
pubik atau iliaka
 Leher femur atau trokanter menabrak asetabulum dan terjungkir keluar
melalui robekan pada kapsul anterior
- Dislokasi sentral asetabulum
 Hanya mengenai bagian dalam dinding asetabulum
 Fraktur sebagian dari kubah asetabulum
 Pergeseran menyeluruh ke panggul disertai fraktur asetabulum yang
komunitif.
- Dislokasi sendi lutut
 Dislokasi dapat berupa anterior, posterior, lateral, medial atau rotasi
 Dislokasi anterior lebih sering ditemukan dimana tibia bergerak ke
depan terhadap femur
 Trauma ini merupakan suatu trauma hebat yang selalu menimbulkan
kerusakan pada kapsul, ligament yang besar dan sendi
 Trauma juga dapat menyebabkan dislokasi yang terjadi disertai
kerusakan pada nervus peroneus dan arteri poplitea

III. Manifestasi Klinis


a. Deformasi pada persendian
Jika sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat celah .
b. Gangguan gerakan
Otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.
c. Pembengkaan
Pembengkan ini bisa parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deformitas
d. Nyeri
Sendi bahu,sendi siku,metakarpal palangeal dan sendi pangkal paha servikal
e. Kekakuan

IV. Tatalaksana
1. Medis
a. Farmakologi
Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik
 Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala,
nyeri pinggang. Efek samping dari obat ini adalah agranulositosis. Dosis:
sesudah makan, dewasa: sehari 3×1 kapsul, anak: sehari 3×1/2 kapsul.
 Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang,
kondisi akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri otot, nyeri
setelah melahirkan. Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah,
agranulositosis, aeukopenia. Dosis: dewasa; dosis awal 500mg lalu
250mg tiap 6 jam.
b. Pembedahan
 Operasi ortopedi
Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada
pengendalian medis dan bedah para pasien yang memiliki kondisi-kondisi
arthritis yang mempengaruhi persendian utama, pinggul, lutut dan bahu
melalui bedah invasif minimal dan bedah penggantian sendi. Prosedur
pembedahan yang sering dilakukan meliputi:
 Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang
yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang
yang patah.
 Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan
skrup, plat, paku dan pin logam.
 Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan artroskop(suatu alat yang
memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang
besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka
2. Non Medis
a. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislokasi berat.
b. Dengan RICE (rest, ice, compression, elevation)
Komplikasi :
1. Trauma Sendi Bahu
a. Dislokasi sendi bahu berulang
b. Kerusakan saraf aksillaris
c. Gangguan vaskularisasi
d. Tidak dapat tereposisi
e. Kaku sendi
2. Trauma Sendi Siku
a. Kekakuan sendi siku
b. Kerusakan arteri brakhialis
c. Kerusakan saraf medianus dan ulnaris
d. Fraktur bersamaan cedera
e. Avulsi trisep
f. Fragmen tulang masuk ke jarak antar sendi
g. Sendi kaku dengan penurunan pergerakan
h. Miositis ossifikans
i. Kompartement sindrom
j. Dislokasi rekuren sendi siku
k. Pembentukan tulang heterotropik pada anak-anak
3. Trauma Sendi Panggul
a. Komplikasi segera
- Trombosis vena ilio-femoral
- Robekan kandung kemih dan uretra
- Trauma rektum, vagina, pembuluh darah besar yang menyebabkan
perdarahan masif dan trauma saraf
b. Komlikasi lanjut
- Pembentukan tulang heterotrofik
- Nekrosis avaskuler
- Gangguan pergerakan sendi serta osteoarthritis sekunder
- Skoliosis kompensator
4. Trauma Sendi Lutut
a. Osteoarthritis patelofemoral
b. Gangguan fleksi ekstensi
c. Kekakuan sendi lutut

Daftar Pustaka
1. Suprapto, N. & Karyanti, M. R. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius. 2014
2. Agus, Rozi. 2016. Trauma Sendi. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah

Anda mungkin juga menyukai