Anda di halaman 1dari 3

TERMODINAMIKA KIMIA

Termodinamika kimia merupakan cabang kimia yang menangani hubungan kalor,


kerja dan bentuk lain dari energi. Melalui termodinamika diharapkan berbagai macam
gejala alam yang teramati dapat dikembalikan sebagai akibat dari kaidah yang lebih
mendasar. Dengan demikian akan diperoleh gambaran tentang adanya keteraturan global
dalam sifat-sifat alam serta adanya keterkaitan antara berbagai sifat alam yang teramati.
A.      Konsep konsep dasar
Karena objek dari termodinamika adalah alam, maka ada bagian dari alam yang pada
saat tertentu menjadi perhatian dan menerapkan prinsip temodinamika yang disebut
sistem termodinamika. Selanjutnya, bagian dari alam semesta yang berada di luar sistem
disebut lingkungan. interaksi antara sistem dengan lingkungannya menghasilkan :
  Sistem tersekat (terisolasi)
Adalah sistem yang didalamnya tidak terjadi pertukaran energi atau materi, yakni sistem
yang dindingnya tidak dapat ditembus atau kedap energi maupun zat, yang biasa disebut
adiatermal. Contohnya adalah termos es.
  Sistem tertutup
Adalah sistem yang didalamnya hanya terjadi pertukaran energi secara bebas, yakni sistem
yang dindingnya dapat tembus energi tetapi tidak tembus zat, yang biasa disebut
diatermal. Contohnya adalah silinder baja penyimpan gas. Molekul gas tidak dapat
menembus baja namun energi dapat keluar masuk melalui rambatan.
  Sistem terbuka
Adalah sistem yang didalamnya terjadi pertukaran energi maupun materi. Kandungan
energi maupun zat dalam sistem terbuka tidak pernah tetap. Contohnya adalah sebutir
telur, yang dindingnya dapat ditembus energi maupun zat.

Beberapa proses yang dapat terjadi pada sistem sesuai dengan keadaan adalah proses
isotermal, proses isovolum atau isokhorik, dan proses adiabatik. Proses isotermal yaitu
proses yang berlangsung pada suhu tetap, semua kalor yang diberikan kepada sistem
diubah menjadi kerja. Proses isovolum atau isokhorik yaitu proses yang tidak mengalami
perubahan volume, semua kalor yang masuk sistem disimpan sebagai energi dalam. Proses
adiabatik yaitu proses yang tidak menyerap atau melepaskan kalor, dan semua energi
digunakan untuk menghasilkan kerja
Yang menjadi kajian utama termodinamika adalah sistem setimbang. Suatu sistem
disebut ada dalam keadaan setimbang bila harga semua variabel termodinamikanya tidak
berubah dengan waktu, dan didalam sistem tak ada aliran-aliran energi maupun zat.
B.      Hukum termodinamika

  Hukum ke Nol termodinamika


Jika ada lebih dari dua sistem yang saling setimbang, tentu ada keterkaitan antara harga
variabel sistem-sistem yang terlibat. Bagi sistem-sistem semacam itu, yakni ada dalam
kesetimbangan termal satu dengan yang lain, berlaku suatu hukum yang kemudian dikenal
sebagai Hukum ku Nol Termodinamika, yang menyatakan :
“Jika ada dua sistem, masing masing setimbang dengan suatu sistem ketiga, maka kedua
sistem harus setimbang satu dengan yang lain”.
  Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini merupakan pernyataan ulang dari hukum kekekalan energi, yang menyatakan
bahwa : “ energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain namun energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan”.  Hukum pertama termodinamika menyatakan
hubungan antara kalor (q), kerja (w) dan perubahan energi dalam (∆U), yang
menerangkan bahwa energi sistem tersekat adalah tetap. Hukum pertama termodinamika
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
q = ∆U – W
q, ∆U, dan W dalam satuan joule atau kalori. Hukum pertama termodinamika menunjukkan
bahwa energi dalam tidak dapat diukur tapi dapat diukur dari nilai kalor dan kerja. Kalor
dapat diukur dengan percobaan dan kerja. Kerja dihitung melalui volume dan tekanan yang
melawan perubahan itu.
a.       Kalor (q)
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya karena
perbedaan suhu, yaitu dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah. Perpindahan kalor akan
berlangsung hingga suhu di antara keduanya menjadi sama. Jumlah kalor dinyatakan dalam
satuan kalori (kal) atau Joule (J).
                                         1 kal = 4,184 J
Sistem menerima kalor, q positif (+)
Sistem membebaskan kalor, q  negatif (-)

Kalor (q) bukan merupakan fungsi keadaan karena besarnya tergantung pada proses.
Kapasitas kalor adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk mengikatkan suhu
zat 1oC. kapasitas kalor tentu saja tergantung pada jumlah zat. Kapasitas kalor spesifik
dapat disederhanakan, kalor jenis adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk
meningkatkan suhu 1 gram zat sebesar 1 oC. Kalor jenis molar adalah banyaknya energi
kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 mol zat sebesar 1oC.
Persamaan ini diperoleh dari penurunan persamaan hukum pertama termodinamika pada
tekanan tetap:
q = ∆U – W
q = ∆U + P∆V
q = U2 –U1 + P(V2 –V1)
q = (U2 + PV2) – (U1 + PV1)
q = H2 – H1
q = ∆H
b.      Usaha/ kerja (w)
Perpindahan energi antara sistem dengan  lingkungan, diluar bentuk kalor disebut kerja.
Satuan kerja adalah liter-atm, sehingga
                                         1 L atm = 101,32 J

  Hukum Kedua Termodinamika


Hukum kedua termodinamika terkadang dinyatakan sebagai transfer panas, dimana pada
transformasi apapun, energi cenderung untuk semakin berkurang hingga tak tersedia
cukup energi untuk melakukan kerja yang berhasil. Karena kerja yang berhasil terkait
dengan keteraturan, hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan
sebagai kecenderungan di alam bagi sistem-sistem untuk bergerak ke arah
ketidakteraturan atau keacakan yang semakin meningkat.  Istilah bagi ketidakteraturan
adalah entropi.  Entropi meningkat pada proses pelelehan, penguapan, dan
pelarutan. Perubahan entropi (dS) adalah suatu fungsi keadaan yang merupakan
perbandingan perubahan kalor yang dipertukaran antara sistem dan lingkungan secara
reversibel (δqrev) terhadap suhu tertentu T(°C). Persamaan besarnya entropi dinyatakan
sebagai berikut:
dS = δqrev/T
  Hukum Ketiga Termodinamika

“Entropi dari ksristal sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol”  . Kristal sempurna
murni pada suhu nol mutlak menunjukkan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam
sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit diatas 0K, entropi meningkat. Entropi
mutlak selalu bernilai positif.
Soo = 0
C.      Entalpi dan Kalor Reaksi Standar
Entalpi adalah perubahan energi kalor suatu sistem kimia yang berlangsung pada tekanan
tetap.
q = ∆U – W
q = ∆U + P∆V
q = U2 –U1 + P(V2 –V1)
q = (U2 + PV2) – (U1 + PV1)
q = H2 – H1
q = ∆H

Entalpi (H) adalah besaran mutlak yang tidak dapat diukur atau ditentukan. Pada suatu
proses yang terukur adalah harga dari ∆H. Penetuan harga (∆H) tidak bergantung pada
jalannya proses namun hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir proses (∆H sebagai
fungsi keadaan). Nilai ∆H dapat digunakan untuk meramalkan suatu proses reaksi. Bila ∆H
> 0 proses berjalan secara endotermis, yaitu sistem menyerap kalor. Bila ∆H = 0 proses
berjalan secara adiabatik, semua kalor diubah menjadi kerja. Bila ∆H < 0 proses berjalan
secara eksotermis, yaitu sistem melepaskan kalor.
Hubungan-hubungan yang melibatkan entalpi diantaranya adalah ∆H adalah suatu sifat
ekstensif yaitu perubahan entalpi sebanding dengan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi
Jika kita gandakan dua kali jumlah zat yang terlibat dalam reaksi maka perubahan entalpi
reaksi juga menjadi dua kali. ∆H akan berubah tanda bila arah reaksi berlangsung
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai