Anda di halaman 1dari 9

Diagnosis Terapi

Definisi Epidemiologi Pathogenesis Komplikasi


Anamnesis Pemfis Pemerikssaan penunjang

Pertusis Batuk rejan Di Negara yang a.Respiratory : - Batuk paroksismal - Pemeriksaan vital - Darah Lengkap a. Terapi Suportif
(pertussis) sedang Bronkopnemonia, Emfisema, yang diikuti dengan sign (Leukosistosis, - Terapi oksigen dan ventilasi
adalah penyakit berkembang atelectasis whoop, muntah - Mata : Perdarahan Limfositosis absolut) mekanik jika dibutuhkan
akibat infeksi termasuk b.CNS : Kejang, Ensefalopati, - Demam Subkonjungtiva - Antibody IgG toksin - Terapi cairan
Bordetella Indonesia, Cerebral Hemorrhagia
- Belum di imunisasi - Paru : Suara whoop pertussis (+) b. Terapi Simtomatik
Pertusis dan sebelum c.Sequelae : Malnutrisi, Muntah
DPT atau imunisasi saat inspirasi c. Terapi Spesifik
Bordetella ditemukannya - Eritromisin 40-50
DPT tidak lengkap - Demam , batuk
Parapertusis vaksin, angka mg/KgBB/hari 4 dosis selama
proksismal dan
(basil gram -). kejadian dan dan 14 hari
kematian akibat muntah
- Azitromisin 10 mg/KgBB dosis
menderita tunggal selama 5 hari
pertussis cukup
tinggi. Ternyata
80% anak-anak
dibawah umur 5
tahun pernah
terserang penyakit
pertussis,
sedangkan untuk
orang dewasa
sekitar 20% dari
jumlah penduduk
total.

Asma Asma adalah Asma merupakan 1. Pneumotoraks - Apakah ada batuk a. Inspeksi : - Fungsi faal paru Prinsip umum dalam pengobatan
suatu kelainan salah satu 2. Atelectasis yang berulang - pasien terlihat gelisah ( dengan alat spirometer) saat terjadi serangan asma antara lain
berupa inflamasi penyakit kronis 3. Aspergilosis terutama pada malam - sesak ( napas cuping - Pemeriksaan arus puncak :
(peradangan) yang secara 4. Gagal napas menjelang dini hari? hidung, napas cepat, ekspirasi dengan alat 1) Menghilangkan obstruksi jalan
kronik saluran umum sering 5. Bronchitis - Apakah pasien retraksi sela iga, peak flow rate meter nafas
napas yang ditemui di seluruh 6. Farktur iga mengalaami mengi retraksi epigastrium, - Uji reversibilitas 2) Mengenali dan menghindarkan
menyebabkan dunia. Prevalensi atau dada terasa berat retraksi ( dengan bronlodiator) faktor yang dapat menimbulkan
hiperektivitas asma telah atau batuk setelah suprasternal) - Uji provokasi bronkus serangan asma
bronksu dilaporkan sampai terpajan allergen atau - sianosis - Uji alergi 3) Memberi penerangan kepada
terhadap 40% di beberapa polutan ? b. Palpasi : - Foto toraks penderita atau keluarga dalam cara
berbagai daerah di Inggris, Hiperaktivitas bronkus - Apakah pada waktu - biasanya tidak pengobatan atau penanganan
rangsanagan Australia, merupakan ciri khas asma, psien mengalami ditemukan kelainan penyakit
yang ditandai Selandia Baru, besarnya hipereaktivitas bronkus selesma(common - pada seranagan berat Penatalaksanaan asma dapat dibagi
dengan gejala dan Irlandia, ini dapat diukur secara tidak cold) meraskaan dapat terjadi pulsus menjadi menjadi 2 yaitu :
episodic sedangkan di langsung. Pengukuran ini sesak di dada dan paradoksus 1) Pengobatan dengan obat-obatan :
berulang berupa negara-negara merupakan parameter objektif selesmanya menjadi c. Perkusi : a) Beta agonist (beta adregenik
mengi, batuk, yang lainnya untuk menentukan beratnya berkepanjangan (10 - biasanya tidak agent)
sesak napas dan seperti Indonesia, hipereaktivitas bronkus yang ada hari atau lebih?) ditemukan kelainan b) Methylxanlines (enphy
rasa berat di China, India, dan pada seseorang pasien. Berbagai - Apakah gejala-grjala d. Auskultasi : bronkodilator)
dada terutama Ethiopia dengan cara digunakan untuk mengukur tersebut berkurang/ -ekspirasi memanjang c) Anti kolinergik (bronkodilator)
pad malam dan prevalensi yang hipereaktivitas bronkus ini, hilang setelah - mengi d) Kortekosteroid
atau dini yang lebih rendah 4% antara lain dengan uji provokasi pemberian obat -suara lender e) Mast cell inhibitor (inhalasi)
umumnya (Chung and beban kerja, inhalasi udara pelega(bronkodilator) 2) Tindakan yang spesifik a)
bersifat Adcock, 2012). dingin, inhalasi antigen maupun ? Pemberian oksigen
reversible baik Prevalensi asma inhalasi zat nonspesifik. - Apakah ada batuk, b) Pemberian agonis B2 (salbutamol
dengan atau di Amerika Pencetus serangan asma dapat mengi, sesak didada 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau
tanpa Serikat sekitar 22 disebabkan olegh sejumlah jika terjadi perubahan terbutalin 10 mg), inhalasi nebulezer
pengobatan. juta orangyang faktor antara lain allergen, virus, musim/cuaca atau dan pemberiannya dapat diulang
Asma bersifat merupakan salah dan iritan yang dapat suhu yang ekstrim setiap 30 - 60 menit
fluktuati ( hilang satu penyakit menginduksi respon inflamasi ( tiba-tiba)? c) Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg
timbul) artinya kronis yang akut yang terdiri atas reaksi - Apakah ada penyakit BB d) Kortekosteroid hidrokortison
dapat tenang paling umum dari asma dini( early asthma reaction alergi lainnya ? 100-200 mg, digunakan jika tidak
tanpa gejala masa kanak- + EAR) dan reaksi asma lambat( (rhinitis, dermatitis ada respon segera atau klien sedang
tidak kanak, yang late asthma recation+LAR). atopi, konjungtiva menggunakan steroid oral atau
mengganggu mempengaruhi Setelah reaksi asma awal dan alergi)? dalam serangan yang sangat berat
aktivitas tetapi lebih dari 6 juta reaksi asma lambat, proses dapat - Apakah dalam
dapat eksaserbsi anak. Data terus berlanjut menjadi reaksi keluarga ada yan
dengan ringan menunjukan inflamasi sub-akut atau kronik. menderita sama
sampai berat pasien dengan Pada keadaan ini terjadi alergi?
bahkan dapat asma yang inflamasi di bronkus dan
menimbukan membutuhkan sekitarnya, berupa infiltrasi sel-
kematian. rawat inap lebih sel inflamasi terutama eosinophil
dari 497.000 dan monosit dalam jumlah besar
setiap tahunnya ke dinding dan lumen bronkus.
(Bosse et al., Asma akibat alergi bergantung
2009). kepada respon IgE yang
Peningkatan dikendalikan oleh limfosit T dan
prevalensi asma B. Asma diaktifkan oleh
bronkial di interaksi antara antigen dengan
Indonesia seiring molekul IgE yang berikatan
dengan dengan sel mast. Sebagian besar
bertambahnya alergen yang menimbulkan asma
usia, dimana bersifat airbone. Alergen
umur kurang dari tersebut harus tersedia dalam
1 th sebesar 1,1%, jumlah banyak dalam periode
umur lebih dari waktu tertentu agar mampu
75 tahun menimbulkan gejala asma.
prevalensinya Namun, pada lain kasus terdapat
sebesar 12,4%, pasien yang sangat responsif,
dan prevalensi sehingga sejumlah kecil alergen
asma bronkial masuk ke dalam tubuh sudah
tertinggi pada dapat mengakibatkan
umur 25-34 tahun eksaserbasi penyakit yang jelas.
sebesar 5,7 %. Obat yang sering berhubungan
Pada rawat inap dengan induksi fase akut asma
berdasarkan umur adalah aspirin, bahan pewarna
45–64 tahun seperti tartazin, antagonis beta-
sebesar 25,66% adrenergik dan bahan sulfat.
dan terendah pada Sindrom khusus pada sistem
umur 0-6 th pernafasan yang sensitif
sebesar 0,10%. terhadap aspirin terjadi pada
Sedangkan orang dewasa, namun dapat pula
prevalensi rawat dilihat dari masa kanak-kanak.
jalan berdasarkan Masalah ini biasanya berawal
umur tertinggi 25- dari rhinitis vasomotor perennial
44 tahun sebesar lalu menjadi rhinosinusitis
24,05% dan hiperplastik dengan polip nasal
terendah umur 0- akhirnya diikuti oleh munculnya
6 tahun sebesar asma progresif. Pasien yang
0,13% sensitif terhadap aspirin dapat
(RISKESDAS, dikurangi gejalanya dengan
2013). pemberian obat setiap hari.
Peningkatan Setelah pasien yang sensitif
kejadian asma terhadap aspirin dapat dikurangi
disebabkan oleh gejalanya dengan pemberian
adanya atopi, obat setiap hari. Setelah
peningkatan menjalani bentuk terapi ini,
serum toleransi silang akan terbentuk
imunoglobulin E terhadap agen anti inflamasi
(IgE), paparan nonsteroid. Mekanisme
asap rokok pasif. terjadinya bronkuspasme oleh
Peningkatan aspirin ataupun obat lainnya
prevalensi asma belum diketahui, tetapi mungkin
dapat disebabkan berkaitan dengan pembentukan
oleh perubahan leukotrien yang diinduksi secara
lingkungan khusus oleh aspirin. Antagonis
indoor atau delta-agrenergik merupakan hal
outdoor dan dapat yang biasanya menyebabkan
melibatkan obstruksi jalan nafas pada pasien
aeroallergen asma, demikian juga dengan
terutama tungau pasien lain dengan peningkatan
debu rumah. reaktifitas jalan nafas. Oleh
Peningkatan karena itu, antagonis beta-
prevalensi alergi agrenergik harus dihindarkan
dan asma bisa oleh pasien tersebut. Senyawa
disebabkan oleh sulfat yang secara luas
aksi sinergis digunakan sebagai agen sanitasi
polusi udara atau dan pengawet dalam industri
tembakau makanan dan farmasi juga dapat
merokok dengan menimbulkan obstruksi jalan
sensitisasi alergi nafas akut pada pasien yang
(Chung and sensitif. Senyawa sulfat tersebut
Adcock, 2012). adalah kalium metabisulfit,
Woolcock dan kalium dan natrium bisulfit,
Konthen (1990) natrium sulfit dan sulfat klorida.
di Bali Pada umumnya tubuh akan
mendapatkan terpapar setelah menelan
prevalensi asma makanan atau cairan yang
dengan mengandung senyawa tersebut
hiperreaktivitas seperti salad, buah segar,
bronkus 2,4% dan kentang, kerang dan anggur.
hiperreaktivitas Faktor penyebab yang telah
bronkus serta disebutkan di atas ditambah
gangguan faal dengan sebab internal pasien
paru adalah 0,7%. akan mengakibatkan reaksi
Salah satu antigen dan antibodi. Reaksi
kemungkinan tersebut mengakibatkan
adalah bahwa dikeluarkannya substansi pereda
perubahan pola alergi yang merupakan
infeksi dapat mekanisme tubuh dalam
mempengaruhi menghadapi serangan, yaitu
perkembangan dikeluarkannya histamin,
atopi melalui bradikinin, dan anafilatoksin.
perubahan respon Sekresi zat-zat tersebut
sel-T spesifik menimbulkan gejala seperti
mendukung berkontraksinya otot polos,
produksi sitokin peningkatan permeabilitas
dari 2 jenis T- kapiler dan peningkatan sekresi
helper limfosit mukus.
(Th2) seperti IL-4
dan IL-5, dengan
penurunan sitokin
Th1, seperti IFN-
γ. Selain
prevalensi,
tingkat keparahan
asma tampaknya
juga meningkat
dengan adanya
peningkatan
jumlah kunjungan
ke rumah sakit
untuk asma dan
dalam
penggunaan obat
asma, seperti β-
agonis dan steroid
inhalasi (PDPI,
2006). Angka
kematian secara
umum masih
rendah. Beberapa
alasan mendasari
angka kematian
asma adalah
meningkatnya
tingkat
keparahan,
sehingga
menambah
jumlah pasien
pada risiko
kematian,
kegagalan untuk
menggunakan
obat yang sesuai,
karena
profesional
perawatan
kesehatan tidak
mengevaluasi
keparahan
penyakit,
kurangnya akses
ke perawatan
medis dan
penyebab
iatrogenik (Chung
and Adcock,
2012).

TB Paru TB adalah Proporsi TB Anak 1. plueritis Anak kecil seringkali Pemeriksaan fisik pada 1. Ujituberkulin
penyakit menular diantara semua 2. haemaptu(batuk darah tidak menunjukkan gejala anak tidak spesifik Uji tuberkulin cara mantoux
3. TB organ lain
langsung yang kasus TB di 4. gagal nafas walaupun sudah tampak tergantung seberapa berat dilakukan dengan
disebabkan oleh Indonesia pada 5. pneumothorax pembesaran kelenjar manifestasi respirasi dan menyuntikkan 0,1 ml PPD
6. bronkiektasis
kuman TB tahun 2010 adalah 7. fibrosis hilius pada toraks. Gejala sistemiknya. RT-23 2TU atau PPD S 5
(Mycobacterium 9,4%, kemudian sistemik/umum TB pada TU, secara intrakutan di
Tuberculosis). menjadi 8,5% pada anak : bagian polar lengan bawah.
Sebagian besar tahun 2011 : 8,2% 1. Nafsu makan Jika tidak timbul indurasi
kuman TB pada tahun 2012 : tidak ada sama sekali, hasilnya
menyerang paru, 7,9% pada tahun (anoreksia) atau dilaporkan sebagai 0 mm,
tetapi dapat juga 2013 : 7,16% pada berkurang, jangan hanya dilaporkan
mengenai organ tahun 2014, dan 9% disertai gagal sebagai negative. Selain
tubuh lainnya. di tahun 2015. tumbuh (failure to ukuran indurasi, perlu dinilai
Keterangan
Proporsi tersebut thrive) tebal tipisnya indurasi dan
1. Bayi dengan berat badan kurang
bervariasi antar 2. Masalah Berat perlu dicatat jika ditemukan
dari 5 kg harus dirujuk ke rumah
peovinsi, dari 1,2 Badan (BB) : vesikel hingga bula. Secara
sakit
% sampai 17,3%. a. BB turun umum hasil uji tuberkulin
2. 2 anak dengan BB >33 kg, harus
Variasi proporsi ini selama 2-3 dengan diameter indurasi
dirujuk ke rumah sakit.
mungkin bulan 10 mm dinyatakan positif
3. Obat harus diberikan dengan
menunjukkan berturut-turut tanpa menghiraukan
cara : ditelan secara utuh tidak
endemisitas yang tanpa sebab penyebabnya.
boleh dibelah.
berada antara yang jelas, 2. Foto Thoraks
4. Obat kdt dapat diberikan
provinsi, tetapi bisa ATAU Gambaran foto thorax pada
dengan cara ditelan secara utuh
juga karena b. BB tidak naik TB tidak khas; kelainan-
atau digerus sesaat sebelum
perbedaan kualitas dalam waktu kelainan radiologis pada TB
diminum.
diagnosis TB anak 1 bulan dapat juga dijumpai pada
pada level provinsi. setelah penyakit lain. Secara umum,
diberikan gambaran radiologis yang
upaya sugestif TB adalah sebagai
perbaikan gizi berikut :
yang baik, a. Pembesaran kelenjar hilus
ATAU atau paratrakeal
c. BB tidak naik dengan/tanpa infiltrate
dengan b.Konsolidasi
adekuat. segmental/lobar
3. Demam lama (2 c. Milier
minggu) dan atau d.Kalsifikasi dengan
berulang tanpa infiltrate
sebab yang jelas e. Atelektasis
(bukan demam f. Kavitas
tifoid, isk, malaria g.Efusi Pleura
dll). Demam h.Tuberkuloma
umumnya tidak
tinggi (subfebris) 3. Mikrobiologis
dan dapat disertai Pemeriksaan di atas sudah
keringat malam. dilakukan pada anak karena
4. Lesu atau sulitnya mendapatkan
malaise, anak spesimen sputum. Sebagai
kurang aktif gantinya, dilakukan
bermain. pemeriksaan bilas lambung
5. Batuk lama atau (gastric lavage) 3 hari
persisten 3 berturut-turut minimal 2
minggu, batuk hari. Hasil pemeriksaan
bersifat non- mikroskopik langsung pada
remitting (tidak anak sebagian besar negatif
pernah reda atau sedangkan hasil biakan M.
semakin lama tuberkulosis memerlukan
semakin parah) waktu yang lama yaitu
dan penyebab sekitar 6-8 Minggu. Saat ini
batuk lain ada pemeriksaan biakan
disingkirkan. yang hasilnya diperoleh
6. Keringat malam lebih cepat 1-3 minggu yaitu
dapat terjadi, pemisahan Bactec, tetapi
namun keringat biayanya mahal dan secara
malam saja teknologi lebih rumit.
apabila tidak
disertai dengan
gejala-gejala
sistemik/umum
lain bukan
merupakan gejala
spesifik TB pada
anak.

Anda mungkin juga menyukai