Anda di halaman 1dari 29

TUGAS RINGKASAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI

LANJUTAN:

KONSEP ELEMEN ELEMEN LAPORAN LABA RUGI

DAN LAPORAN ALIRAN KAS

Oleh:

DIANA KARTIKA

NPM: 20105350585

MAGISTER SAINS AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)

SURABAYA

2021
KONSEP ELEMEN-ELEMEN LABA RUGI DAN LAPORAN ARUS KAS

A. LAPORAN LABA RUGI

Secara sederhana Laporan laba rugi diartikan sebagai laporan keuangan


yang termasuk dalam rangkaian siklus akuntansi yang dihasilkan dalam satu
periode akuntansi yang didalamnya menyajikan seluruh unsur pendapatan dan
beban perusahaan yang akan menghasilkan kondisi sebenarnya laba bersih atau
rugi bersih perusahaan. Dengan kata lain laporan laba-rugi merupakan laporan
keuangan yang memuat dan menyediakan informasi tentang ukuran keberhasilan
operasi perusahaan selama periode waktu tertentu.

Laporan laba rugi terutama menyajikan informasi kinerja. Informasi


kinerja perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat
untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari
sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam
perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan
tambahan sumber daya.

Laporan laba rugi (profit and lost statement) yang disusun oleh perusahaan
mempunyai unsur pendapatan serta seluruh beban pada periode berjalan suatu
perusahaan.
Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva
perusahaan atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduannya) selama
suatu periode yang ditimbulkan oleh pengiriman/penjualan/produksi barang,
penyediaan jasa, serta aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama
perusahaan.
Beban adalah arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva perusahaan
atau penambahan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama periode
waktu tertentu yang ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang,
penyediaan jasa, serta aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama
perusahaan.

Lalu dalam laporan laba rugi ada sejumlah elemen yang tercatat dalam
laporan rugi laba perusahaan. Antara lain:

a. Pendapatan (Revenue)  

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar
atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).
Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang
ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan
manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan
ekuitas, dan karena itu harus dikeluarkan dari pendapatan. Begitupun dalam
hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi termasuk jumlah yang
ditagih atas nama prinsipal, tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas perusahaan,
dan karena itu bukan merupakan pendapatan. Penggolongan Pendapatan :
 Pendapatan Usaha yaitu pemberian jasa atau barang yang langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan jasa dan penjualan
barang dagangan.
 Pendapatan Luar Usaha yaitu hasil pemberian jasa/barang yang tidak
langsung berhubungan dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan bunnga,
sewa, dan penerimaan komisi.

b. Beban (expense)     

   Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan aset
serta rugi (loss). APB menjelaskan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan
kegiatan penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman
barang (direpresentasi dengan kos barang terjual) dalam transaksi penjualan
merupakan biaya karena hasil bersih (net result) penjualan tersebut adalah
perubahan ekuitas. Di lain pihak, timbulnya kewajiban untuk pembelian aset
bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat pembelian
tersebut. Dengan makna yang hampir sama, IAI (IASC) mendefinisikan biaya
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) sebagai berikut: Beban adalah
penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal.Penggolongan Beban :
 Beban Usaha adalah pengorbanan yang dikeluarkan langsung berhubungan
dengan kegiatan usaha, misalnya beban gaji, listrik, air, dan penyusutan.
 Beban di Luar Usaha adalah pengorbanan yang dikeluarkan tidak
berhubungan langsung dengan perusahaan, misalnya beban bunga dan beban
kegiatan rupa-rupa. 
c. Laba (Profit)  

Keuntungan adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) dari transaksi


periferal atau insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya dan
peristiwa dan keadaan lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan
dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
d. Rugi (Loss)

Kerugian adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) dari transaksi


periferal atau insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya dan
peristiwa dan keadaan lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan
dari pengeluaran atau distribusi kepada pemilik.

A.1. PENGAKUANKOMPONEN LAPORAN LABA RUGI


A.1.1 Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan
saat pengakuan pendapatan.  Pada prinsip pengakuan pendapatan (revenue
recognation principle), umumnya pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan
atau dapat direalisasikan dan (2) dihasilkan (earned).  Maksud dari pernyataan
tersebut adalah bahwa:
1. Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang
dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas;
Pendapatan dianggap dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima
dalam pertukaran segera dapat konversi (siap ditukar) menjadi kas atau
klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui;
2. Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan
pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan
untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni
apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah
selesai.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu
:
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang
biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa
itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva
perusahaan seperti bunga, sewa dan royalti diakui sesuai dengan
berlakunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal
penjualan.
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui jika :
1. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual;
3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
4. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi
akan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan
5. Biaya yang terjadi dan akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat
diukur dengan andal.

Pendapatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan jasa yang dapat


diestimasi dengan andal (bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai pemakaian yang tuluis dan
jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan) harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi
pada tanggal neraca.
Suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal jika :
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan;
2. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi dari tanggal neraca dapat diukur
dengan andal;
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk penyelesaian
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Bila transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan
andal, pendapatan yang diakui hanya berkaitan dengan beban yang telah diakui
yang dapat diperoleh kembali.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-
pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan dividen harus diakui atas
dasar :
1. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil
efektif aktiva tersebut;
2. Royalty harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan; dan
3. Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai diakui bila hak pemegang
saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Semua pernyataan di atas mengurai sifat konseptual dari pendapatan dan
merupakan dasar akuntansi untuk transaksi pendapatan.  Dalam praktik-praktik
pengakuan pendapatan, adakalanya pendapatan diakui pada saat lain dalam proses
menghasilkan laba, yang sebagian besar diakibatkan oleh (1) keinginan untuk
mengakui lebih awal (recognize earlier) jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi
mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan dan (2) keinginan untuk
menangguhkan pengakuan pendapatan jika tingkat ketidakpastian mengenai
jumlah pendapatan atau biaya cukup tinggi, atau jika penjulan bukan merupakan
penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba.

A.1.2 Pengakuan Beban


Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : sebagai aktiva
(potensi jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost
pada dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu agar informasi
yang dihasilkan akurat, bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode
berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai
biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah
yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut yaitu :
1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus
dibebankan pada pendapatan periode berjalan.
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu
ditangguhkan pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost
tersebut memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
1. Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang,
dikendalikan perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
2. Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang
melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
3. Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Dari uraian di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan
konsep penandingan (matching), pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan
pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka
pembebanan biaya juga ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat
tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan
tertentu untuk mengakui biaya. IAI (1994), misalnya, dalam Konsep Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan :
“Beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan manfaat ekonomi
masa datang yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal”.(paragrap 94).”

A.1.3.Pengakuan Keuntungan
Saat pengakuan keuntungan sama dengan pengakuan pendapatan kecuali
bahwa umumnya para akuntan berpegang lebih erat pada konsep realisasi. Artinya
keuntungan umumnya tidak diakui sampai pertukaran atau penjualan terjadi. Akan
tetapi, pertambahan dalam nilai pasar surat berharga, dalam keadaan tertentu
mungkin sudah merupakan bukti yang cukup untuk mengakui keuntungan. Pada
dasarnya, para akuntan enggan mencatat kenaikan nilai (apresiasi)berpangkal pada
dua sumber yaitu :
a. Pertambahan nilai bersifat tidak pasti dan sementara
b. Kenyataan bahwa pertambahan nilai tidak menyebabkan
bertambahnya sumber daya likuid yang dapat digunakan untuk pembayaran
deviden.
Penekanan pada sumber daya likuid atau arus kas ini mungkin relevan untuk
beberapa jenis keputusan, tetapi tidak relevan untuk pengukuran sebagian besar
konsep laba. Untuk penentuan laba, kepastian yang relative dan pengukuran yang
dapat diverifikasi merupakan kriteria yang lebih relevan. Jika suatu investasi
jangka panjang dalam obligasi disebut dengan harga perolehan yang lebih rendah
dari nilai nominal obligasi itu, biasanya para akuntan menganggap layak untuk
menaikkan nilai invesatasi samapi ke nilai nominal pada saat jatuh tempo. Total
kenaikan itu adalah pasti, sesaui dengan kontrak dan dapat diverifikasi, walaupun
jumlah pertambahan setiap tahun mungkin tidak dapat ditentukan.

A.1.4 Pengakuan Kerugian


Pengakuan biaya tidak di bedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan
menyangkut masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang
harus di penuhi agar penurunan nilai aset yang memenuhi definisi biaya atau rugi
dapat di akui dan masalah saat pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu
peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan telah di
penuhi. Tidak seperti pendapatan atau untung, biaya dan rugi tidak mengalami
masalah pembentukan dan realisasi. Oleh karena itu, kriteria pengakuan tidak di
bedakan dengan kaidah pengakuan sehingga masalah pengakuan biaya (rugi)
adalah kapan penurunan nilai aset dapat di katakan telah terjadi atau kapan biaya
(rugi) telah timbul sehingga jumlah rupiah biaya (rugi) dapat di akui.
Kriteria pengakuan kerugian sama dengan kriteria pengakuan beban periode.
Kerugian tidak dapat ditandingkan dengan pendapatan, sehingga kerugian harus
diakui pada periode di mana kerugian itu cukup pasti bahwa aktiva tertentu akan
memberikan manfaat yang sedikit bagi perusahaan dibandingkan dengan yang
dinyatakan oleh nilai yang tercatat. Dalam hal penjualan aktiva yang tidak
diperdagangkan secara normal, dan dalam hal kerugian akibat kebakaran atau
bencana alam, saat terjadinya peristiwa cukup pasti. Akan tetapi, jika nilainya
turun secara berangsur-angsur selama beberapa periode, sulit untuk menetapkan
denga pasti kapan kerugian tejadi. Aktiva akhirnya mungkin akan dijual atau
dibuang; tetapi jika Aktiva telah kehilangan kegunaannya, tidaklah pantas untuk
mengubah pengakuan kerugian sampai pelepasan akhir. Pelaporan harus
dilakukan segera setelah terdapat kemungkinan yang sangat besar bahwa aktiva
itu telah kehilangan kegunaan dan bahwa kehilangan kegunaan ini tidak mungkin
berbalik pada kemudian hari.

B. PENGUKURAN KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI


Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi ditentukan
oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut.
Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang
diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas
atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang
diterima atau yang dapat diterima.
Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar
dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima
atau yang dapat diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit
bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan
tingkat bunga di bawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila
perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar
imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan
dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed).
Tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan dari:
a. Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu
penerbit (issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau
b. suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal
instrumen tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa.
Perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui
sebagai pendapatan bunga.
Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan
sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu
transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditi
seperti minyak atau susu di mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di
berbagai lokasi untuk memenuhi permintaan dengan suatu dasar tepat waktu
dalam suatu lokasi tertentu. Bila barang dijual atau jasa diberikan untuk
dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut
dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.Pendapatan tersebut
diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan
jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Pengukuran Beban
Pengukuran biaya dapat didasarkan pada :
1. Cost Historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan untuk
jenis aktiva seperti : gedung, peralatan dan sebagainya.
2. Cost Pengganti / Cost Masukan Terkini (replacement cost / curent input
cost)
Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus
dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis
dalam kondisi yang sama contohnya, penilaian untukpersediaan.
3. Setara Kas (cash equivalent)
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara
menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai
ini biasanya didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam
kondisi yang sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian
ini.
Pengukuran Keuntungan dan Kerugian
Pengukuran laba (keuntungan) dari suatu laporan laba rugi diperoleh dari
hasil perhitungan pengurangan pendapatan dengan beban. Jika dari hasil
pengurangan tersebut menunjukan hasil yang positif (pendapatan lebih besar dari
beban) maka diperoleh laba (keuntungan). Sedangkan jika hasil pengurangan
tenyata negatif (pendapatan lebih kecil dari beban) maka diperoleh kerugian. Laba
rugi bersih dihitung setelah memperhitungkan pajak penghasilan. Laba rugi bersih
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengkonversi pendapatan menjadi
beban.

C. PENYAJIAN KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI


Penyajian Pendapatan
Penyajian pendapatan dengan 2 (dua) metode, sebagai berikut:
1. Metode cash basis
Suatu sistem dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut
belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-
orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki
keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat
sudah terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan
metode ini adalah metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam
laporan laba rugi) dan neraca selisih.
Accrual basis inilah yang dianut oleh SAK dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada paragraf 20. Besarnya
pendapatan yang diperoleh perusahaan harus disajikan dalam laporan keuangan.
Pada perusahaan konstruksi, besarnya jumlah pendapatan yang belum
diterima dalam bentuk uang tunai/termin disajikan dalam rekening tagihan bruto
kepada pemberi kerja, hal ini sesuai dalam laporan keuangan perusahaan harus
menyajikan jumlah tagihan bruto kepada pemberi kerja sebagai asset. Besarnya
tagihan bruto kepada pemberi kerja ini merupakan selisih antara biaya yang terjadi
di tambah laba yang diakui dikurangi jumlah kerugian yang diakui dengan
angsuran yang diterimah/termin (PSAK No.3).
Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada
produknya
2. Jumlah pendapatan harus dapat diukur
3. Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4. Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat
kecermatan yang memuaskan.
Penyajian Beban
Penyajian biaya/beban tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan
hal ini terkait pada statemen laba /rugi.
Laporan laba/rugi dapat disusun dalam dua cara:
1. Laporan Laba/Rugi Bentuk Langsung (single step income
statement)
Laporan lapa/rugi bentuk langsung adalah format laporan yang melaporkan
pendapatan, keuntungan, beban, dan kerugian, yang sering digunakan. Dalam
laporan laba/rugi bentuk langsung, hanya ada dua pengelompokan, yaitu
pendapatan dan beban. Pendapatan dikurang dengan beban untuk menghitung laba
bersih atau rugi bersih. Istilah langsung muncul karena perhitungan laba bersih
hanya memerlukan satu pengurangan. Keunggulan utama format langsung terletak
pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos
pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya.
2. Laporan Laba/Rugi Bentuk Tidak Langsung (Bertahap) (multiple
step income statement)
Laporan laba-rugi bertahap memperlihatkan dua klasifikasi tambahan, yaitu:
pemisahan hasil operasi yang diperoleh melalui aktivitas sekunder atau non-
operasi perusahaan, dan klasifikasi beban menurut fungsi, seperti perdagangan
atau manufaktur, penjualan, dan administrasi. Laporan ini memisahkan transaksi
operasi dari transaksi non-operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan
pendapatan yang berhubungan. Format bertahap menampilkan berbagai
komponen laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam
menilai kinerja perusahaan. Penyajian dengan langkah bertahap akan dapat dilihat
laba yang diperoleh dari usaha dan laba yang diperoleh dari luar usaha.
Laporan laba-rugi hendaklah memuat beberapa hal:
1. Menuliskan nama perusahaan.
2. Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini: laporan laba/rugi.
3. Menyajikan periode laporan.
4. Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan
lengkap. Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban terkecil, kecuali
beban lain-lain ditulis paling bawah.
Penyajian Keuntungan dan Kerugian
Dilihat dari pengertiannya, keuntungan disebut juga dengan penghasilan
lain. Ini merupakan hasil bersih yang didapatkan dari kegiatan non-bisnis atau
kegiatan lain perusahaan seperti penjualan aset lama, penjualan anak perusahaan
dan lain sebagainya. Kerugian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-
kegiatan lain di luar bisnis utama. Hal ini dapat mencakup biaya yang digunakan
untuk penjualan aset yang menurun dan merugi, biaya tuntutan hukum serta biaya
tidak biasa lainnya. Jadi penyajian keuntungan dan kerugian pada laporan
laba/rugi yaitu jika terjadi keuntungan maka akan dimasukkan pada pendapatan
lain-lain dan jika terjadi kerugian maka akan dimasukkan pada beban lain-lain.

Dan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2004:1.14) dinyatakan


bahwa laporan laba rugi yang lengkap minimal harus mencakup pos-pos sebagai
berikut:

1. pendapatan;

2. laba rugi usaha;

3. beban pinjaman;

4. bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diperlakukan menggunakan metode ekuitas;

5. beban pajak;

6. laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan;

7. pos luar biasa;

8. hak minoritas; dan

9. laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:1.15) menyarankan agar


perusahaan menyajikan rincian beban di laporan laba rugi atau di catatan atas
laporan keuangan dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat
atau fungsi beban di dalam perusahaan.

Pembagian laba pada laporan laba rugi terdiri atas lima bagian laba, yakni:

1. Laba kotor

Laba kotor adalah gambaran umum mengenai keuntungan yang diperoleh


oleh sebuah usaha. Laba kotor belum bisa digunakan/dialokasikan sepenuhnya
karena masih harus diproses untuk mendapatkan laba bersih. Laba kotor =
Pendapatan dari Penjualan Bersih–Harga Pokok Penjualan Laba kotor
mengindikasikan secara langsung seberapa jauh perusahaan mampu menutupi
biaya produknya.

2. Laba operasi

Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan
beban operasi.

3. Laba sebelum pajak.

Laba sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang
ditentukan menurut Standar Akuntansi Keuangan. Laba ini tidak berpengaruh
pada jumlah pajak penghasilan yang sebenarnya  bagi pemakai laporan keuangan
dalam hal pengambilan keputusan.

4. Laba bersih

Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih yaitu


angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi
bertambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laba bersih perusahaan adalah pendapatan, beban pokok penjualan,
beban operasi, dan tarif pajak penghasilan.

5. Laba dari operasi berjalan

Merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga
dan pajak. Laba ini juga disebut laba sebelum pos luar biasa dan operasi dalam
penghentian.

Bentuk Bentuk Laporan Laba Rugi

Single Step

Dalam bentuk single step, semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk
unsur operasi ditempatkan pada bagian awal laporan laba rugi, diikuti dengan
seluruh beban dan kerugian yang termasuk  kategori operasi. Selisih antara total
pendapatan dan keuntungan dan total beban dan kerugian menghasilkan laba
operasi.
Multiple Step
Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi, juga
membandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan.
Pengungkapan laba operasional akan memperlihatkan perbedaan antara aktivitas
biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil.

Manfaat laporan laba rugi bagi perusahaan

Laporan laba/rugi yang disajikan perusahaan jasa pada akhir periode


memiliki manfaat, antara lain:

a) Menilai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan


usahanya (rentabilitas).
b) Menganalisis pemakaian modal usaha selama satu periode
akuntansi.
c) Mengetahui perkembangan perusahaan pada masa mendatang.
d) Menjadikan laporan laba/rugi sebagai dasar pengambilan
keputusan.

D. LAPORAN ARUS KAS

D.1 PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows)
adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas)
perusahaan. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan
yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut.
Kegiatanperusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional,
kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas
(pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran
kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi, dan
pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas
bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.
Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu
perusahaan (Weston dan righam, 1990 : 55). Arus kas masuk (cash inflows)
merupakan penerimaan kas yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan, misalnya
penjualan tunai, penerimaan piutang maupun penerimaan kas yang bersifat tidak
rutin misalnya penyertaan modal, penjualan saham, penjualan aktiva perusahaan.
Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran yang bersifat kontinyu,
seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak. Arus kas berlangsung
terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya. Agar kas ini mudah
dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam bentuk
laporan yang disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows), sehingga dapat
memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam menganalisa arus
kas
Aktivitas yang membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi, kegiatan
investasi, dan kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan informasi
yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut
terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas. Manfaat utama laporan
arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan
dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode, serta untuk membantu
investor, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan dalam menganalisa kas
(Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).

D.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN


Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus
kas tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi
tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis)
selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang diberikan
dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang berkaitan dan
laporan keuangan lainnya, harus membantu investor, kreditor dan pihak lainnya
untuk:
Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa
depan.
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya,
kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding
2. penerimaan serta pengeluaran kas yang berkaitan.
3. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas
maupun non kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode
tertentu.

Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para
pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun

pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai


kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

D.3 BENTUK DAN METODE LAPORAN ARUS KAS

1. Metode Lansung

Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode
langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode
terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode
langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan
arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa
jenis penerimaan atau pengeluaran kas.

Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional
ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba
rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan
hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan
contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak
langsung.
PT. SURAYA MANDIRI, Tbk LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009

(Dalam Rupiah)

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Kas yang diterima dari pelangga 951.000,-


Dikurangi :

Kas untuk membeli persediaan 555.200


,-
Kas untuk membayar biaya operasi 259.800
,-
Kas untuk membayar biaya bunga 14.000,-

Kas untuk membayar pajak 29.000,


- 858.000,-
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000,-

Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :


75.000,-
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi
Kas keluar untuk membeli peralatan (157.000,-)

(82.000,-)

Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan :


Kas yang diterima dari penjualan saham 160.000,-

Dikurangi :

Kas untuk membayar dividen 23.000,-

Kas untuk membayar hutang obligasi 125.000,-

148.000,-

12.000,-
Aliran kas masuk neto dari kegiatan
keuangan
Kenaikan kas 23.000,-
Saldo kas pada awal tahun 26.000,-

Saldo kas pada akhir tahun 49.000,-

Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional
dirinci menjadi
penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan
pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan
investasi dan keuangan juga dirinci menurut
jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan
pengeluara kas.

Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan
operasional tidak dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan net
income dikoreksi sehingga net income tersebut
berubah menjadi net cashflows dari operasi.

2. Metode Tidak Lansung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi
bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas
untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban
yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba
bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian
hubungan antara laporan arus kas dengan
laporan laba rugi dan neraca. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih

diperoleh dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau


rugi bersih dari pengaruh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama
periode berjalan.
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba
perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam
laba/rugi konsolidasi.
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan.

PT. SURYA MANDIRI, Tbk LAPORAN ARUS KAS


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009

(Dalam Rupiah)

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Laba bersih menurut laporan laba rugi 90.500,-

Ditambah :

Biaya depresiasi 18.000,-


Penurunan persediaan kantor 8.000,-
Kenaikan hutang jangka pendek 16.800,-

Kenaikan hutang biaya 1.200,-


44.000,-
Dikurangi :

Kenaikan biaya dibayar dimuka 1.000,-

Kenaikan piutang usaha 9.000,-

Penurunan hutang pajak 1.500,-

Laba penjualan aktiva tetap 30.000,-

41.500,-

Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000,-

Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :


Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi 75.000,-

Kas keluar untuk membeli peralatan (157.000,-)

(82.000,-)

Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan :

Kas yang diterima dari penjualan saham 160.000,-

Dikurangi :

Kas untuk membayar dividen 23.000,- Kas untuk membayar


hutang obligasi 125.000,

148.000,-
12.000,-
Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan
Kenaikan kas 23.000,-
Saldo kas pada awal tahun 26.000,-

Saldo kas pada akhir tahun 49.000,-

D.4 PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS

1. Klasifikasi Arus Kas

Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas berdasarkan kegiatan


operasi, investasi, dan pembiayaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya
dari setiap jenis kegiatan adalah :

1. Kegiatan operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan


dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang
dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk
memperoleh persediaan serta membayar beban.
2. Kegiatan investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan
mencangkup (a) pemberian serta penagihan pinjaman, dan (b) perolehan
serta pelepasan investasi dan aktiva produktif
jangka panjang.
3. Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang
saham serta mencangkup (a) perolehan kas dari kreditor dan pembayaran
kembali pinjaman, serta (b)
perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas, dan
pengembalian dari investasinya.

Menurut Smith dan Skousen (1992:191), penyusunan laporan arus kas


terdiri dari sumber-sumber data diatas meliputi empat langkah pokok :
1. Menentukan perubahan dalam kas.
2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi
3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.

Fotmat Arus Kas


Kelompok arus kas dari kegiatan operasi selalu dicantumkan pertama kali,
disusul oleh kegiatan
investasi dan pembiayaan. Masing-masing arus masuk dan arus keluar dari
kegiatan investasi serta pembiayaan dilaporkan secara terpisah, yaitu dilaporkan
dalam jumlah kotor, bukan sebagai selisih akhir dari berbagai arus masuk
dan arus keluar. Jadi, arus kas keluar dari pembelian properti dilaporkan
terpisah dari arus kas masuk atas penjualan properti. Demikian juga, arus kas
masuk dari penerbitan sekuritas hutang dilaporkan terpisah dari arus kas keluar
atas pelunasannya. Kenaikan atau penurunan bersih kas
selama suatu periode harus merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas yang
dilaporkan neraca komparatif

Anda mungkin juga menyukai