Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus


baru,‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya,
penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19
adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020).
Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali
ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan sejak
itu menyebar secara global diseluruh dunia, mengakibatkan pandemic coronavirus
2019-2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus
2019- 2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30
Januari 2020, dan pandemi pada 11 Maret 2020.

Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga


hampir 200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai
upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di
negara-negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang
disebut dengan istilah lockdown dan social distancing (Supriatna, 2020). Sejak 31
Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan
dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah
menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus baru, awalnya, penyakit ini
dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO
mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan
dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas.
Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti
flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari
saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan
sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet. Virus Corona
bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian.

Dunia saat ini sedang digemparkan dengan merebaknya virus corona yang
telah menjadi pandemi global. Berawal dari kota Wuhan, China, virus yang kemudian
dikenal dengan nama covid-19 ini menyebar tidak hanya ke seantero negeri, tetapi
seluruh penjuru dunia. Tidak ada satu pun negara yang terbebas dari ganasnya virus
corona ini. Satu per satu korban meninggal akibat terjangkit virus corona berjatuhan.
Tak hanya puluhan, tetapi mencapai ratusan, bahkan ribuan korban jiwa di setiap
negara. Jika diakumulasi secara global, jumlah korban keganasan virus covid-19 ini
bisa mencapai puluhan ribu jiwa. Sungguh suatu tragedi bencana non alam.

Banyaknya korban jiwa akibat virus corona ini disinyalir karena pemerintah di
setiap negara tidak siap menghadapinya. Bahkan, tak bisa dipungkiri bahwa
pemerintah di berbagai negara seolah kewalahan saat ‘berperang’ melawan virus
corona. Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat dan
minimnya APD (Alat Pelindung Diri) mengakibatkan layanan kesehatan tidak
maksimal. Bahkan, tak sedikit tenaga kesehatan yang turut menjadi korban
‘keganasan’ virus corona. Tak bisa dipungkiri virus corona mengguncang peradaban
manusia di dunia. Setiap negara melalui otoritasnya meminta rakyatnya untuk tetap di
rumah, menjaga jarak baik secara fisik (physical distancing) maupun sosial (social
distancing) bahkan melakukan lockdown (karantina wilayah) untuk menghambat
penyebaran virus corona. Bukan hanya sekadar imbauan tetapi peraturan dan larangan
keras untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Virus corona yang mewabah di
berbagai penjuru dunia dan langkah-langkah preventif yang dilakukan tentu
menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat dunia.
Lantas, bagaimana dampak dari pandemi corona ini yang tentu membekas dalam
kehidupan masyarakat, atau bahkan menimbulkan kondisi yang tak lagi sama dengan
sebelumnya.
Inilah penelitian terbaru virus corona, dari vaksin hingga prediksi kematian
Virus corona sudah menyebar ke berbagai negara. Bersamaan itu, penelitian tentang
virus corona gencar dilakukan untuk menemukan pengobatan dan pencegahan.
Terbaru, para peneliti publikasikan sejumlah penelitian terkait virus corona.
Berdasarkan data Worldometers, Minggu (25/10/2020), virus corona telah
menginfeksi sebanyak 42.990.580 orang di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 31.707.974 pasien dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan 1.155.437 lainnya
meninggal dunia. Oleh karena itu, pengungkapan misteri Covid-19 yang dilakukan
para ilmuwan ini sangat penting untuk mendukung pembuatan obat, vaksin, dan
menentukan langkah pencegahan.

Baru-baru ini, satu penelitian menyebut vaksin dari AstraZeneca dinilai dapat
memicu kekebalan yang kuat dari virus corona. Menurut analisis para ilmuwan
independen di Inggris, hasil pengujian sementara ini bisa menjadi kabar positif.
"Vaksin ini melakukan semua yang kami harapkan dan itu kabar baik dalam
perjuangan kami melawan penyakit," kata ahli virologi dari University of Bristol yang
juga menjadi pemimpin penelitian, David Matthews. Vaksin AstraZeneca yang
bekerja sama dengan Oxford University ini dibuat dengan mengambil virus flu biasa
yang disebut adenovirus dari simpanse dan menghapus sekitar 20 persen instruksi
virus. Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di China
setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari 2020. Awalnya
kebanyakan laporan dating dari Hubei dan provinsi di sekitar, kemudian bertambah
hingga ke provinsi-provinsi lain dan seluruh China.

Tanggal 30 Januari2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi Covid-19 di


China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand,
Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi,
Korea Selatan, Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman 4
Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di
China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya (World Health Organization,
2019).
Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-Cov-2 menunjukkan gejala-
gejala pada system pernapasan seperti demam, batuk, bersin, dan sesak napas 5
Berdasarkan data 55.924 kasus, gejala tersering adalah demam, batuk kering, dan
fatigue. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah batuk produktif, sesak napas, sakit
tenggorokan, nyeri kepala, mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah, kongesti nasal,
diare, nyeri abdomen, hemoptisis, dan kongesti konjungtiva. Lebih dari 40% demam
pada pasien Covid-19 memiliki suhu puncak antara 38,1- 39°C, sementara 34%
mengalami demam suhu lebih dari 39°C . Pada 12 Maret 2020, World Health
Organization (WHO) mengumumkan Covid-19 sebagai pandemik. Hingga tanggal 29
Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh dunia.
Ketika pertama kali diumumkan sebagai pandemi global jumlah infeksi diseluruh
dunia telah mencapai lebih dari 121.000. Rekomendasi WHO dalam menghadapi
wabah Covid-19 adalah melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara
rutin dengan alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang
memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat
ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek. Rekomendasi jarak yang harus
dijaga adalah satu meter . Pasien rawat inap dengan kecurigaan Covid-19 juga harus
diberi jarak minimal satu meter dari pasien lainnya, diberikan masker bedah,
diajarkan etika batuk/bersin, dan diajarkan cuci tangan. Perilaku cuci tangan harus
diterapkan oleh seluruh petugas kesehatan pada lima waktu, yaitu sebelum menyentuh
pasien, sebelum melakukan prosedur, setelah terpajan cairan tubuh, setelah
menyentuh pasien dan setelah menyentuh lingkungan pasien. Selain menggunakan air
dan sabun, etanol 62-71% dapat mengurangi infektivitas virus. Alkohol lebih dipilih
ketika secara kasat mata tangan tidak kotor sedangkan sabun dipilih ketika tangan
tampak kotor.

Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti
flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari
saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan
sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet. Virus Corona
bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian.

Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga


hampir 200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai
upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di
negara-negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang
disebut dengan istilah lockdown dan social distancing (Supriatna, 2020). Sejak 31
Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan
dilaporkannya sebanyak 44 kasus.

pasien yang terinfeksi SARS-Cov-2 menunjukkan gejala-gejala pada system


pernapasan seperti demam, batuk, bersin, dan sesak napas 5 Berdasarkan data 55.924
kasus, gejala tersering adalah demam, batuk kering, dan fatigue. Gejala lain yang
dapat ditemukan adalah batuk produktif, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala,
mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah, kongesti nasal, diare, nyeri abdomen,
hemoptisis, dan kongesti konjungtiva. Lebih dari 40% demam pada pasien Covid-19
memiliki suhu puncak antara 38,1- 39°C, sementara 34% mengalami demam suhu
lebih dari 39°C.

Virus corona yang mewabah di berbagai penjuru dunia dan langkah-langkah


preventif yang dilakukan tentu menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap
kehidupan masyarakat dunia. Lantas, bagaimana dampak dari pandemi corona ini
yang tentu membekas dalam kehidupan masyarakat, atau bahkan menimbulkan
kondisi yang tak lagi sama dengan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai