Anda di halaman 1dari 3

ASSALAMUALAIKUM WAARAHMATULLAHI WABARAKAATUH

PEMBUKAAN I :
Alhamdulilahi rabbil ‘alamin, Was sholatu wassalamu ‘ala, Asyrofil ambiyaa iwal mursalin,
Sayyidina wa maulana Muhammadin, Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain.
Ama ba’du.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah
memberi kita segala kenikmatan yang tidak bisa dihitung  banyaknya. Di mulai dari nikmat
yang paling besar yaitu nikmat iman dan islam, sampai nikmat yang bersifat keduniawian yaitu
harta, tahta dan keluarga.

Kedua marilah kita haturkan sholawat serta salam  kepada Nabi junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang semoga di hari kiamat kelak berkenan memberikan syafaatnya kepada
kita semua.

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang “jujur”. Jujur merupakan kata
yang indah untuk didengar. Namun tidak mudah untuk meng-aplikasikannya dalam kehidupan
kita sehari-hari. Semua orang mengerti akan maknanya namun sangat banyak yang masih
mengabaikan.

Berbahayanya lagi apabila orang yang ingin berbuat jujur namun ia tidak sepenuhnya
mengetahui akan seperti apa sikap jujur itu. Jujur bersumber dari hati yang di dasari oleh iman.
Iman yang bisa mengantarkannya pada kejujuran.

Allah berfirman dalam al-quran surat Hujurat ayat 15 yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan berjihad dengan harta dan
jiwanya dijala Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (jujur).”
Bila ada seseorang yang berhadapan dengan suatu hal atau kejadian lalu ia memperoleh
gambaran akan fenomena itu. Kemudian ia menceritakan fenomena itu kepada orang lain sesuai
dengan kenyaataan yang terjadi, maka hal itu bisa di katakan telah melakukan suatu kejujuran
karena ucapannya sejalan dengan apa yang terjadi.

Jadi yang dinamakan kejujuran merupakan sebuah sikap yang selalu berusaha menyamakan
antara informasi yang diberikan sesuai dengan kenyataan. Dalam agama Islam sifat ini
dinamakan sifat Shiddiq,  dan juga merupakan sifat para nabi maka sifat jujur merupakan sifat
yang tidak ternilai harganya.

Sebab semua sifat yang baik termasuk sifat syukur, berasal dari kejujuran yang dimiliki, suatu
keindahan apabila setiap seseorang bersikap jujur kepada dirinya maupun orang lain. Seperti
pedagang yang jujur kepada pembelinya serta pemimpin yang jujur kepada rakyatnya dalam
melaksanakan tugasnya.
Berhubungan dengan hal tersebut, dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah
kalian berperilaku jujur, sebab sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kalian kepada
kebajikan. Dan kebajikan itu akan menunjukkan kalian ke jalan menuju surga.” (HR.Muslim)

Jujur juga bisa diartikan sebagai menjaga amanah karena sifat jujur merupakan sifat yang
mulia yang biasanya orang yang memiliki sifat jujur biasanya mendapat kepercayaan dari
orang lain. Pastinya orang yang memiliki sikap jujur akan tidak menyukai orang yang bersikap
dusta dan berbohong.

Jujur Dan Amanah

Sifat jujur merupakan salah satu rahasia diri seseorang untuk menarik kepercayaan umum
karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga amanah. Amanah secara
etimologis (lughawi)  dalam bentuk mashdar berasal dari katai (amina, amanatan) yang berarti
jujur atau dapat dipercaya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia amanah berarti pesan, perintah
yang harus diemban seseorang untuk dilakukan secara jujur atau benar.

Amanah sendiri merupakan suatu yang berat, sebab kita harus menjaga serta merawat dengan
sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab akan titipan orang lain . Berhasil atau
tidaknya suatu amanah yang diberikan tergantung pada kejujuran orang yang memegang
amanat tersebut.

Jika orang yang memegang amanah tersebut merupakan orang yang jujur, maka amanah
tersebut tidak akan terabaikan dan akan selalu terjaga. Karena sifat kejujuran akan bersatu
dengan sifat amanah. Sebaliknya apabila suatu amanah di kerjakan kepada orang yang tidak
jujur, maka keselamatan pada amanah tersebut akan tidak tertolong.
Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan
yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak
pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.

Akhirul kalam,
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu
ilaik.
Wallahul muwaffiq ila aqwamithaaryq,,,
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Anda mungkin juga menyukai