Anda di halaman 1dari 8

Laporan PendahuluanAsuhan Keperawatan Pada Tn.

K Gangguan Oksigenasi: Pola Napas


Tidak Efektif

Nama Mahasiswa: Merlin Henuk


Nim :1490121050

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2021
A. Defenisi
Gangguan oksigenasi pada pasien yang mengalami gangguan paru-paru yang
paling sering terjadi salah satunya adalah terjadinya sesak napas (dypnea) yang
menyebabkan pola napas menjadi tidak efektif. Terjadinya sesak nafas pada pasien
pneumonia merupakan dampak dari agen yang memunculkan produksi pus dalam
alveolus paru, yang mengakibatkan proses ventilasi udara di paru tidak optimal dan
meningkatkan kadar CO2 darah, selanjutnya kemoreseptor di otak menyuruh pusat
kendali pernafasan medulla oblongata untuk meningkatkan proses pernafasan yaitu
peningkatan Respiration Rate (RR) sehingga muncul gejala peningkatan RR. Jika
tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dan dapat menyebabkan kelemahan (Smeltzer&Bare, 2002).
Secara umum pola napas tidak efektif dapat didefinisikan sebagai keadaan
dimana ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat
(NANDA, 2005).
B. Anatomi Fisiologi
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
(oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida
sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspiras i
dan menghe mb uska n disebut ekspirasi.
1. Organ pernafasan
Gambar organ pernafasan diuraikan dalam gambar 2.1
a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai
dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung. (septumnasi).
Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan
kotoran yang masuk kedalam lubang hidung. Bagian luar dinding terdiri dari
kulit. Lapisan tengah terdiri otot otot dan tulang rawan. Lapisan dalam terdiri
dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung (konka
nasalis), yang berjumlah 3 buah, Konka nasalis inferior (karang hidung
bagianbawah). Konka nasalis media (karang hidung bagian tengah). Konka
nasalis superior (karang hidung bagian atas).
b. Faring
Tekak atau Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan
jalan makanan, terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan
mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain :
keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantara lobang yang
bernama koana. Kedepan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan
ini bernama istmus fausium, kebawah terdapat dua lubang kedepan lubang laring,
kebelakang lubang esophagus. Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga
dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini
dinamakan adenoid.
Rongga tekak dibagi 3 bagian
1. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring.
2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.
3. Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.
c. Laring
Laring atau pengkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentuk udara, terletak dibagian depan faring sampai ketinggian vertebra
servikalis dan masuk kedalam trakea dibawahnya .
d. Trakea
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh
16 sampai 20 cincin yang terdiiri dari tulang tulang rawan yang berbentuk seperti
kuku kuda (huruf c). sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar
yang disebut sel bersilia, hanya bergerak kearah luar. panjang trakea 9-11 cm dan
dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos Selsel bersilia
gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama
dengan udara pernafasan. yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan
kanan disebut karina.
e. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus itu berjalan kebawah
dan kesamping kearah tampuk paru-paru. bronkus kanan lebih pendek dan lebih
besar daripada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunuyai 3 cabang.
bronkus kiri lebih panjang dan lebih dari yang kanan, trdiri dari 9-12 cincin
mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang cabang, yang lebih kecil disebut
bronkiolus (bronkioli). Pada ujung bronkioli tak terdapat cincin lagi dan ujung
bronkioli terdapat alveoli.
f. Paru-paru
Gambar paru-paru diuraikan dalam gambar 2.2

Paru- paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Jika dibentangkan luas permukaanya lebih kurang dari 90 m2. Pada lapisan
ini terjadi pertukaran udara, o2 masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari
darah. banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-
paru kiri dan kanan). Paru-paru dibagi dua paru-paru kanan, terdiri dari pulmo
dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobules.
Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. tiap-tiap
lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri
mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada
lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap tiap segmen ini masih
terbagi lagi menjadi belahan belahan yang bernama lobulus.Kapasitas paru-paru yaitu
jumlah udara yang dapat mengisi paruparu pada inspirasi sedalam dalamnya. Dalam
hal ini angka yang kita dapat tergantung pada beberapa hal:kondisi paru-paru, umur,
sikap,dan bentuk seseorang yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah
ekspirasi maksima l.
2. Proses terjadinya pernfasan
Terdiri dari 2 bagian yaitu inspirasi dan ekspirasi, bernafas berarti melakukan
inspirasi dan ekspirasi secara bergantian, teratur dan berirama dan terus menerus.
Pernafasan dada pada waktu seseorang bernafas/rangka dada terbesar bergerak,
pernafasan ini dinamakan pernafasan dada. Hal ini terdapat pada rangka dada yang
lunak, yaitu pada orang orang muda dan perempuan.Pernafasan perut. Jika pada
waktu bernafas, diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernafasan perut.
Kebanyakan pada orang tua, karena tulang rawannya tidak begitu lembek dan
bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur mengendap didalamnya dan ini
banyak ditemukan pada pria.
3. Fisiologi Pernafasan
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat
membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4
menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa
menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan
kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya orang berkerja pada ruangan yang
sempit, tertutup,ruangan kapal, ketel, uap, dan lain lain. Bila oksigen tidak
mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti kebiru biruan misalnya
yang terjadi pada bibir, telinga, lengan, dan kaki (disebut sinosis).Pernafasan paru
merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru.
Oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas yang oksigen
masuk melalui trakea sampai alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler
pulmonary. Alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membrane,
diambil oleh sel darah merah dibawa kejantung dan jantung dipompakan keseluruh
tubuh.Didalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan yang menembus
membrane alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus, berakhir
sampai pada mulut dan hidung. Empat proses yang berhubunga n dengan pernafasan
pulmoner.
a. Ventilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar.
b. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk keseluruh
tubuh, karbon dioksida dari seluruh tubuh masuk keparuparu.
c. Distribusi arus udara dan darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat yang
bisa dicapai semua bagian.
d. Difusi gas yang menembus membrane alveoli dan kapiler karbondioksida lebih
mudah berdifusi daripada oksigen (Syaifuddin, 2006).

C. Etiologi
Beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan munculnya masalah
keperawatan gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif adalah:
1. Hiperventilasi
2. Hipoventilasi
3. Deformitas tulang
4. Nyeri
5. Deformitas dinding dada
6. Cemas
7. Penurunan energi/kelelahan
8. Disfungsi neuromuscular
9. Kerusakan musculoskeletal
10. Kerusakan persepsi/kognitif
11. Obesitas
12. Cedera tulang belakang
13. Posisi tubuh
14. Imaturitas neurologis
15. Kelemahan otot pernapasan
D. Patofisilogi

Menurut NANDA (2005), tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien
yang mengalami masalah pola napas tidak efektif adalah:

1. Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi.


2. Penurunan ventilasi permenit.
3. Penggunaan otot napas tambahan untuk bernapas.
4. Pernapasan nasal faring.
5. Dispnea.
6. Orthopnea.
7. Penyimpangan dada.
8. Napas pendek.
9. Napas pursed-lip (dengan bibir).
10. Ekspirasi memanjang.
11. Peningkatan diameter anterior posterior.
12. Frekwensi napas:
a. Bayi : <25 atau >60
b. 1-4 th : <20 atau >30
c. 5-14 th : <14 atau >25
d. >14 th : <11 atau >24
13. Kedalaman napas:
a. Volume tidal dewasa saat istirahat 500 ml.
b. Volume tidal bayi 6-8 ml/kgBB.
14. Penurunan kapasitas vital.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik yang dapat digunakan untuk
memastikan masalah keperawatan pola napas tidak efektif diantaranya:
1. Pemeriksaan spirometri
2. Pemeriksaan fisik dada
3. Rontgen

Anda mungkin juga menyukai