PENDAHULUAN
Post partum adalah masa setelah 6 minggu persalinan yang sering disebut
dengan masa nifas atau masa memelukan pulihnya alat kandungan (reproduksi)
seperti sebelum hamil. Atau post partum adalah masa setelah 6 minggu sejak
janin telah dilahirkan sampai reproduksi kembali seperti sebelum hamil. (Bobak,
2010).
Sectio Caesarea atau bedah sesar adalah suatu tindakan operasi yang bertujuan
untuk mengeluarkan bayi melalui penyapan pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh atau tanpa adanya kekurangan
serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2015). Indikasi medis
dilakukannya operasi sectio caesarea ada dua faktor yang menyebakan harus
dlakukannya operasi yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor dari janin meliputi
: bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman gawat janin, janin abnormal,
faktor plasenta, kelainan tali pusat dan bayi kembar. Sedangkan faktor ibu terdiri
atas usia, jumlah anak yang dilahirkan, keadaan panggul, penghambat jalan
lahir, kelainan kontraksi lahir, ketuban pecah dini (KPD), dan pre eklampsia
(Hutabalian, 2011).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya atau rupturnya selaput amnion sebelum
normal 8-10 % perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini,
tindakan Sectio Caesarea di sebuah Negara adalah sekitar 5-15% per 1000
Sakit swasta bisa lebih dari 30% (Gibbons, 2014). Peningkatan persalinan
dengan Sectio Caesarea di seluruh Negara selama tahun 2007-2008 yaitu 110.000
saat melahirkan dapat menyebabkan tingginya angka kematian pada ibu. Dengan
kata lain 1.400 ibu yang meninggal lebih dari satu tahun karena kehamilan
berkisar 50.000 ibu yang meninggal pada saat persalinan dan nifas.
Bedasarkan rekam medik Ruang Rawat Inap Kebidananan RSUD Dr. Ahcmad
Mochtar Bukittinggi jumlah pasien post partum dari bulan Januari sampai Juni
2019 ditemukan sebanyak 357 orang. Dan dilihat dari operasi Sectio Ceasarea
khususnya atas indikasi Ketuban Pecah Dini dari bulan Januari sampai Juni 2019
tahapan, yaitu fase hemostasis, fase inflammatory, fase proliferatif dan fase
remodeling jaringan. Selain empat fase penyembuhan luka tersebut, terdapat dua
faktor yang mempengaruhi proses pulihnya luka operasi, yaitu faktor lokal dan
faktor sistemik. Adapun untuk factor lokal penyembuhan luka, yaitu oksigenasi,
infeksi, benda asing dan venous sufficiency. Sedangkan faktor sistemik, yaitu
usia, jenis kelamin, hormone kelamin, stress, iskemia, adanya suatu penyakitmisalnya diabetes,
obesitas, obat-obatan misalnya seperti glukokortikoid steroid,
Dipietro, 2010). Jika kadar oksigen dalam tubuh tidak adekuat, maka proses
pulihnya luka operasi akan kurang efektif karena tubuh mengalami penurunan
kapasitas oksigen yang diangkut oleh darah dan tidak bisa untuk membuat selsel tubuh yang baru.
Kadar hemoglobin normal ibu hamil sebesar >11 g/dl. Pada
saat post partum, kadar hemoglobin minimal sebesar 10 g/dl. Jika kadar
akan mengganggu sirkulasi oksigen yang disebabkan oleh uapan pada kondisi
Kadar hemoglobin dan oksigen dalam tubuh mempunyai peran terpenting dalam
sistem sirkulasi atau peredaran dalam tubuh. Jika kadar hemoglobin dan oksigen
turun pada saat pembedahan, maka jaringan kulit tidak akan segera menyatu
Pulihnya luka Sectio Caesarea sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen dan
nutrisi di dalam yang dapat dilihat melalui pemeriksaan kadar hemoglobin ibu
luka sangat perlu untuk diperhatikan karena banyaknya angka persalinan Sectio
adalah oksigenasi yang berhubungan dengan kadar hemoglobin tubuh. Jadi bedasarkan penjelasan
di atas maka penulis tertarik melakukan asuhan
Post Sectio Caesarea Hari Ke 4 atas Indikasi Ketuban Pecah Dini 12 Jam di
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
6 minggu atau masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
(Abdul Bari. S, dkk, 2002:115). Post partum (Purperium) adalah kembali organ reproduksi seperti
keadaan sebelum hamil yang dimulai setelah plasenta lahir. (Eny Retna
Ambarwati 2009:1).
seperti semula sebelum hamil. Involusi uterus dan proses laktasi adalah
dua kejadian yang di jumpai penting dari purperium. (Mac Donald, Gant,
Cunningham, 1995:281).
keadaan semula seperti sebelum hamil yaitu masa 6 minggu sejak bayi
dilahirkan. (Bobak,2010).
Jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat
satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24 jam
Partus spontan adalah proses keluarnya janin dengan ketentuan ibu atau
tanpa anjuran dari obat-obatan yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
atau sesuai taksiran persalinan. (Prawiroharjo, 2000). Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa post partum adalah
sebelum hamil atau prahamil dan pada masa itu maka akan ditemukan
(Mohtar, 1998).
wanita :
1. Mons Pubis
2. Labia Mayora
3. Labia Minora
tipis.
4. Klitoris
Merupakan salah satu adanya seperti tonjolan kecil jaringan pada titik
5. Vestibulum
6. Perinium
Vagina
Fungsi vagina :
melahirkan
8. Uterus
fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. Sebagai tempat janin
a. Fundus uteri
b. Korpus uteri
perdarahan haid dan amenorea. Dapat melindungi dan memberikan nutrisi pada embrio atau janin
sampai matur.
9. Tuba Fallopi
Berada pada uterus dan melekat dari kornu uteri ke arah dinding
10. Ovarium
sirkulasi rahim, adanya tekanan pada saraf dan nutrisi. Namun penyebab
dan akan menyebabkan adanya pengaruh pada pembuluh darahsehingga dapat menimbulkan
kontraksi atau rasa sakit bila
rahim.
5. Induksi Partus
1) Involusi Uterus
seperti semula atau seperti sebelum hamil atau pulihnaya uterus dan
menimbulkan rasa sakit atau mual yang disebut after pain post
2) Kontraksi Uterus
lahir dapat berhenti setelah 1-2 jam post partum,rasa sakit menurun
uteri.
3) After Pain
uterus. Adanya bekas dari sisa-sisa plasenta pada cavum uteri, dan
bekuan darah (stoll cell) dalam cavum uteri after pain akan
meningkat.
4) Endometrium
Pada bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa ada di bagian atas
lochea, maka terjadi lepasnya plasenta dan selaput janin dari dindingrahim terjadi pada stratum
spunglosum. Epitelisasi endometrium
5) Ovarium
6) Lochea
a) Lochea Rubra
b) Lochea Sanguinolenta
C) Lochea Serosa
Berwarna agak kuning cair dan tidak berdarah lagi. Terjadi pada
akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. Pada
minggu ke-3 post partum dan tonus otot kembali seperti biasa untuk
Diregang begitu lama karena Hari pertama post partum dinding perut
melipat dan longgar. (Pelebaran otot rectus atau perut) akibat janin
yang terlalu besar atau bayi kembar terjadi setelah 2-3 minggu atau
janin yang terlalu besar terdapat melipat striae dinding perut akan
kembali kuat.
13) Laktasi
kolostrum. Bayi yang lahir sehat dianjurkan kalau tidak ada kontra
) Temperatur
Suhu pada post partum dapat mencapai 38°C dan normal kembali
15) Nadi
Biasanya nadi akan turun pada masa, penurunan ini akibat dari
mmHg.
17) Hormon
akan meningkat.
2.1.5 Tahapan Post Partum
1. Purperium Dini
2. Purperium Intermedial
3. Remote Purperium
Dalam masa ini semua organ-organ kandungan akan pulih dan akan
kelenjar-kelenjar pada mamae. Otot-otot uterus akan berkontraksi setelahpost partum, pembuluh
darah yang ada antara nyaman atau tidak dan
otot-otot uretus akan terjepit. Setelah plasenta lahir proses ini akan bisa
itu ada berbentuk permukaan kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari lebihan dari sel desidua basalis
fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertus setelah janin lahir
(2009:3).
Perdarahan post partum adalah perdarahan pada kala akhir lebih dari
lahir
bayi lahirTiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan
1) Atonia uteri
2) Retensi plasenta
5) Rupture uteri
6) Penyakit darah
persalinan yaitu infeksi klinis pada saluran genital (Bobak, 2004) Kuman sangat mudah masuk pada
saat berlangsungnya proses
proses persalinan dan juga dari alat-alat tidak steril yang digunakan
lain adalah :
persalinan bahkan ada yang berasal dari orang lain sehingga dapat
2) Staphylococcus aureus
3) Escherichia Coli
Kuman ini biasanya berasal dari kandung kemih dan rektum yang
endometriurn.
4) Clostridium Welchii
taking in dengan post partum blues disebut maternity blues atau baby
berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karenaestrogen memiliki efek supresi aktifitas
enzim monoamine
oksidase.
persalinan.
1. Fase Taking In
hari pertama sampai hari kedua setelah proes persalinan. Pada fase
ini kelelahan pada ibu membuat ibu untuk lebih sering istirahat yang
tujuan untuk menghindari gangguan pola tidur pada si ibu dan pada
ini.
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
taking hold, tingkat khawatir ibu sangat tinggi terutama pada kondisi
bayinya, dan pada fase ini ibu juga sangat sensitive sehingga mudah
3. Fase Letting Go
Pada fase ini ibu sudah bisa untuk menyesuaikan diri dengan
bayinya dan pada fase ini adalah keinginan ibu untuk merawat
melalui dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia untuk
dilakukan dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
atas 500 gram dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
dinding rahim untuk mengeluarkan janin dari rongga pada organ rahim
dan dinding perut serta dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan
janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan.
(Harnawatiaj, 2008).
secara vertical atau mediana dari kulit sampai fasia pada dinding perut
a. Kulit
1. Lapisan Epidermis
Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan sel yang rapat.
2. Lapisan Dermis
3. Lapisan Subkutan
penghubung secara longgar. Dalam hubungannya dengan tindakan SC, bagian kulit ini menjadi
penghubung organ-organ
b. Fasia
dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa. Fasia
dan perut dalam fasia membentang dari bagian atas paha bagian atas
perut.
c. Otot Perut
dan pubis di bagian bawah. Otot itu di silang oleh beberapa pita
dinding abdomen.
indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000
gram.
tulang panggul ibu tidak sama dengan ukuran pada bagian lingkar kepala janin yang bisa berakibat
ibu tidak bisa melahirkan secara
akan dilewati oleh janin ketika akan melahirkan secara normal dan
yang merupakan jalan yang akan dilewati oleh janin ketika akan lahir
secara normal. Bentuk panggul yang menunjukkan adanya gangguan
sangatlah penting.
4. Bayi Kembar
tertentu. Selain itu, bayi kembar pun juga pernah ditemukan letaknya
mengalami sungsang.
tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan
ibu sulit bernafas merupakan gangguan yang dapat terjadi pada jalan
lahir.
2) Presentasi Muka
3) Presentasi Dahi
b. Letak Sungsang
2009).
abdomen
4. Pada saat memeriksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban
sudah kering.
1. Elektroensefalogram (EEG)
2. Pemindai CT
darah ke otak.
5. Uji Laboraturium
c. Panel elektrolit
e. AGD
f. Kadar kalsium darah
nya. Air-air yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban
mungkin juga urine atau sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil
kuning.
cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju,
tidak bisa lahir secara normal. Maka dari itu mengakibatkan haru
dilakukannya operasi pembedahan sectio Caesarea (SC). Dalam hal yang demikian setelah
dilakukannya pembedahan klien akan
klien akan merasa takut terjadinya infeksipada luka jahitan operasi dan
bayinya.
insisi yang ditutup akibat luka post operasi apabila tidak dirawat dengan
baik.
hanya untuk naikturun tempat tidur. Namun pada hari kedua klien
sudah dianjurkan untuk bisa berjalan dengan bantuan. Pada hari ke5 yaitu pemulangan jika tidak
terdapat komplikasi penderita setelah
operasi.
Wiknjosastro (2002) :
1. Infeksi Puerperal
2. Perdarahan
Jika cabang arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
seperti semula yaitu seperti bagaimana kondisi ibu sebelum hamil. (Eny Retna
Ambarwati 2009:1).
Ketuban pecah dini adalah keluarnya air-air sebelum waktunya persalinan yang
bisa terjadipada kehamilan cukup bulan maupun belum cukup bulan. Namun
biasanya hal ini lebih sering terjadi pada kehamilan yang sudah cukup bulan.
(Manuaba, 2009).
Sectio Caesarea merupakan suatu operasi yang dilakukan pada perut yang
dilahirkan dengan berat diatas 5000 gram dalam keadaan yang msih utuh.
Luka sectio caesarea adalah dimana luka yang dibuat pada perut untk
mengeluarkan janin dan plasenta dengan adanya indikasi tertentu maka akan ada
maslah dalam kontinuitas sel akibat dari operasi yang dilakukan. (Brunner dan
Suddart, 2001).
pada Ny. M dengan P1A0H1 Post Sectio Caesarea Hari ke 4 dengan maslah
dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data dan
5. Dari dari hasil yang diharapkan pada tindakan keperawatan pada Ny. M
berhubungan dengan efek prosedur invasif masalah teratasi sebagian dengan hasil Ny. M tampak
sudah sedikit nyaman dan rilek. Namun
plening pulang.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Cendekia Press.
Jakarta, EGC.
Manuaba, I.B.G, (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, EGC.
Jakarta.
Nuratif Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2015). Nanda Nic Noc Jilid 3. Yogyakarta :
Mediaction Jogja.
Oswari, E. (2004). Perawatan Ibu Hamil dan Bayi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Prawiroharjo.
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi
Saleha, (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika (hlm :
71-76).
Utama.
Sarwono Prawiroharjo.
Wiknjosastro. 2010. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini. JNPK-KR/
POGI : Jakarta.