Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETIKA BISNIS

PEMAHAMAN ETIKA TEORI

Disusun Oleh:

1. ZUMROATIN NISA 2018410556


2. ADINDA SHAFIRA SALSABILA 2018410577
3. TIARA SALSABILA BRILLIANTI 2018410673

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Makalah Etika Bisnis dengan baik dan

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi Etika Bisnis dan Profesi

Akuntan, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi

penulis, dan diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

sehingga kami menerima saran maupun kritik yang bersifat membangun untuk

memperbaiki agar lebih sempurna. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Surabaya, 15 Maret 2021

Penulis
PEMAHAMAN ETIKA TEORI

1. Pendahuluan
Berbagai kejahatan kera putih saat ini terus meningkat. Dari berbagai
macam kejahatan kera putih yang paling banyak yaitu kecurangan pembuatan
laporan keuangan. Bentuk kejahatan ini lansung atau tidak langsung melibatkan
akuntan, sehingga mengakibatkan etika pada pembelajaran akuntansi menjadi
opik yang dianggap penting.
Di Indonesia berbagai kasus kejahatan kerah putih telah terjadi. Korupsi,
manipulasi laporan pajak, serta berbagai bentuk penyalahgunaan kekayaan
negara membuat Indonesia termasuk negara yang peringkat komunikasinya
buruk. Oleh karenanya khususnya etika profesi akuntan sangat perlu diajarkan
kepada mahasiswa.
2. Pengertian dan Definisi Etika
Etika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral. Sedangkan etiket adalah tata cara atau adat sopan
santun di masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama
manusianya. Etika mempertanyakan bagaimana standar-standar tersebut
diterapkan dalam kehidupan dan standar apa yang dapat dipertanggung
jawabkan, serta apakah standar-standar didukung dengan nalar yang baik atau
tidak. Bila etika merupakan kajian yang sifatnya normatif, maka ilmu-ilmu sosial
lebih berhubungan dengan kajian etika yang deskriptif.
a. Kajian atau studi normatif adalah suatu kajian yang berupaya untuk
memperoleh simpulan tentang apakah sesuatu hal itu baik atau buruk
atau apakah suatu tindakan itu benar atau salah.
b. Kajian atau studi deskriptif adalah suatu kajian yang berusaha
menjelaskan atau menerangkan tentang etika tanpa berusaha untuk
mencapai berbagai simpulan tentang etika itu sendiri.
Disamping itu etika dapat diartikan sebagai kajian tentang standar moral
yang secara nyata dan jelas bertujuan untuk menentukan apakah standar moral
yang ada benar atau tidak.
3. Tujuan Mempelajari Etika
Seseorang, khususnya seorang profesional perlu memahami etika. Ada
beberapa alasan mengapa seorang profesional seperti akuntan perlu
mempelajari etika. Duska menjelaskan beberapa alasan mengapa seorang
akuntan mempelajari etika.
a. Beberapa keyakinan yang dimiliki seseorang tidak cukup kuat,
dikarenakan keyakinan yang dimiliki yang bersangkutan sangat
sederhana dalam menghadapi berbagai masalah yang kompleks
b. Dalam beberapa situasi, konflik antar prinsip-prinsip etika sangatlah
sulit untuk menentukan apa yang harus dilakukan berkaitan dengan
tindakan yang beretika atau tidak beretika.
c. Banyak kaum professional yang tidak memiliki keyakinan yang cukup
atau hanya berpegang pada nilai-nilai yang terbatas.
d. Alasan untuk mempelajari etika yang lain adalah untuk memahami
apakah dan mengapa pendapat dari kaum professioonal itu dijadikan
pegangan.
e. Terakhir alasan untuk mempelajari etika adalah untuk belajar
menentukan prinsip-prinsip etika dasar yang dapat diterapkan untuk
suatu kegiatan.
4. Mempelajari Tindakan Benar atau Salah
Standar moral merupakan prinsip-prinsip yang didasarkan pada agama,
budaya, atau keyakinan filosofis yang menjadi pertimbangan perilaku baik atau
buruk. Keyakinan ini dapat berasal dari berbagai sumber yang berbeda, seperti
dari keluarga, rekan-rekan, latar belakang etnis, agama, sekolah, media, serta
peranan yang memiliki pengaruh.
Istilah moral dan nilai-nilai seri kali diartikan sama, yaitu seperangkat
prinsip-prinsip yang menjadi arah tujuan hidup seseorang. Suatu kelompok
profesi adalah kumpulan dari orang-orang yang memiliki keahlian dan nilai-
nilai yang sama. Pengertian benar atau salah pada kelompok ini juga dapat
diperoleh dari aturan tentang nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu kelompok
profesi tersebut. Aturan ini lazim disebut sebagai kode etik profesi.
Dengan demikian mempelajari, memahami, serta melaksanakan suatu
tindakan yang benar atau salah bagi kaum professional adalah dengan
mempeajari, serta melaksanakan kaidah-kaidah yang ada dalam kode etik
profesi, sehingga ketika menghadapi permasalahan etika profesi atau
menghadapi dilema etika profesi dapat dihindarkan.
5. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis sebagai penerapan standar perilaku moral pada dunia usaha.
Etika bisnis menitik beratkan pada standar moral yang diterapkan pada lembaga,
organisasi serta perilaku dunia usaha. Etika bisnis ini haru diterapkan dan
dilaksanakan secara terpisah dari etika secara umumnya. Maka kita perlu
memahami dan menentukan siapa saja para pemain yang akan memberikan
dampak pada perilaku yang etis atau tidak etis pada dunia usaha. Para pemain
tersebut lazim disebut dengan pemangku kepentingan atau takeholders.
Pemangku kepentingan adalah seseorang, sekelompok orang atau organisasi
yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dengan dunia usaha.
Dalam dunia usaha, lembaga atau organisasi yang paling berpengaruh adalah
kelembagaan ekonomi yang dirancang untuk mencapai dua tujuan:
a. Memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan serta diinginkan oleh
anggota masyarakat.
b. Mendistribusikan barang dan jasa ke berbagai anggota masyarakat.
Lembaga atau organisasi bisnis dikatakan melaksanakan etika bisnis apabila
dalam melakukan aktivitas usahanya memperhatikan semua kebutuhan dan
keinginan dari pemangku kepentingan.
6. Dilema Etika
Dilema etika adalah situasi dimana tidak jelas apakah suatu keputusan itu
benar atau salah. Secara teoritis semua orang dapat mengendalikan semua faktor,
namun dalam kenyataannya prinsip-prinsip etika yang dimiliki seorang
profesional itu harus diuji bila dia berhadapan dengan situasi dimana keputusan
yang akan diambil tidak jelas salah atau benar. Ghillyer memberikan saran apa
yang harus dilakukan bila mengahadapi dilema etika yaitu:
a. Lakukan analisa konsekuensi atas tindakan tersebut.
b. Lakukan analisa pilihan atas tindakan-tindakan itu sendiri.
c. Buatlah keputusan.
7. Model Perkembangan Moral Kognitif atau Pengetahuan
Dalam menghadapi dilema etika seorang profesional sering kali tidak dapat
menggunakan model trial and error. Terdapat beberapa model yang dapat
dijelaskan disini. Diantaranya adalah model yang dikembangkan oleh kohlberg
pada tahun 1969. Model ini lazim disebut dengan “Model Perkembangan Moral
Kognitif atau Pengetahuan”. Kohlberg berpendapat bahwa seorang individu itu
dalam hidupnya mengalami enam tahapan perkembangan moral. Program
pendidikan pengembangan moral dapat dilakukan dengan mengacu pada ke
enam tahapan ini. Analisis tersebut dapat membantu mahasiswa untuk
mengembangkan keyakinan, pengetahuan, dan keahlian mereka dalam
menghadapi permasalahan etika melalui pemahaman akan keterlibatan motivasi,
serta perpindahan perkembangan moral ke tahapan yang lebih tinggi.
8. Kesimpulan
Mempelajari serta memahami etika merupakan bagian dari tugas dan
tanggung jawab seorang profesional. Hal ini dikarenakan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab profesinya, seorang profesional sering menghadapi
dilema atau permasalahan etika. Dengan memahami etika, seorang profesional
akan mengetahui apakah suatu keputusan dan tindakan itu benar atau salah, baik
atau buruk secara etika.
Suatu keputusan dan tindakan itu dikatakan etis bila keputusan atau
tindakan itu memberikan manfaat bagi sebagian besar para pemangku
kepentingan. Dengan memahami etika maka seseorang dapat mengetahui tingkat
perkembangan pengetahuan seseorang.
KASUS
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Kerusakan lingkungan hidup kerap menjadi taruhan dari pesatnya


pertumbuhan ekonomi suatu negara. Diperlukan kearifan para pemimpin negara
agar pertumbuhan ekonomi tidak lagi didewa-dewakan sebagai penanda
keberhasilan rezim.
Menurut Henkoff, krisis ekonomi yang menerpa Asia pada 1997 berdampak
positif dengan bangkitnya raksasa-raksasa ekonomi baru Asia, seperti China dan
India. “Namun, keberhasilan sejumlah negara itu, dalam pengamatan saya,
kurang diimbangi dengan kesuksesan mereka mengatasi sejumlah isu
fundamental dalam negeri,” ujarnya.
Henkoff mendasarkan asumsinya itu atas pemantauannya terhadap
kerusakan lingkungan di Malaysia dan India. Malaysia, tuturnya membuktikan
diri sebagai salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbaik di
Asia Tenggara. Salah satu sandaran ekonomi negara kesultanan itu tak lain
ekspor kelapa sawit. “Tetapi, lahan kelapa sawit di Malaysia, tepatnya di Negara
Bagian Serawak, dibikin dengan membabat hutan tropis di Pulau Borneo
(Kalimantan). Itu jelas deorestation.” Tambah Henkoff.
Penambahan hutan untuk lahan perkebunan, seperti dilakukan Malaysia,
menurut Henkoff, berkontribusi terhadap pemanasan global. Lebih celaka lagi,
upaya kelompok kritis di Malaysia terhadap deorestation ini tidak dianggap
positif. “Justru yang saya dengar ada tekanan terhadap para aktivis itu karena
adanya kepemilikan dari para petinggi negara dalam bisnis tersebut,” tutur
Henkoff lagi. Henkoff nenegaskan, ia tidak hendak mengklasifikasikan
pertumbuhan ekonomi sebagai hal tabu. Akan tetapi, semata-mata mengimbau
para pemimpin negara agar menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan
ekonomi dan upaya membuat kehidupan warganya sejahtera
DAFTAR PUSTAKA

Romanus, W. (2014). Etika Profesi Akuntan Kasus-Kasus di Indonesia (Djuwari,


Sasongkobudisusetyo, & Soebadijah (eds.); 2nd ed.). STIE Perbanas
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai