Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di

pelajari karena pada saat ini penggunaan kurikulum 2013 sudah mulai

diterapknan oleh seluruh sekolah-sekolah di Indonesia mulai dari PAUD, TK,

SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Proses pembelajaran kurikulum 2013

dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan

mengamati (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).

Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu: menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Tarigan (2008:3) menyatakan menulis merupakan

sebuah proses atau aktivitas untuk menentukan hasil yang akan diperoleh

melalui kebahasaan. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang

merupakan proses pemindahan pikiran atau perasaan kedalam bentuk tulisan.

Keterampilan menulis tidak hanya penting dalam pembelajaran saja tetapi juga

penting dalam kehidupan lainnya. Menulis juga merupakan keterampilan

berbahasa yang digunakan untuk komunikasi secara tidak langsung.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Janardhana, dkk (2019)

menulis bukan sekedar menuangkan ide, gagasan, atau ilmu dituliskan ke

dalam bentuk tulisan, melainkan mempunyai mekanisme dan sistematika

dimana ide, gagasan, atau ilmu dituliskan dengan struktur yang benar. Selain

itu, dipertimbangkan diksi dan bebas dari kesalahan-kesalahan serta turut

memperhatikan ejaan dan tanda baca. Menulis dengan kaidah yang benar

dapat membuat pembaca memahami maksud yang disampaikan oleh penulis

1
2

dan menghindari salah arti atau salah tafsir. Selain itu, Ramadhani (2020: 12)

menyatakan bahwa menulis adalah keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Dalam kegiatannya seorang

penulis harus terampil dalam memanfaatkan grofologi, struktur bahasa dan

kosakata. Jadi, Pembelajaran menulis tidak boleh diabaikan dan harus

mendapatkan perhatian sejak dini.

Pada dasarnya menulis merupakan kegiatan yang melingkupi berbagai

aspek di dalamnya dan suatu proses kreatif serta bentuk komunikasi secara

tidak langsung antara penulis dengan pembaca. Salah satu keterampilan

menulis yang dipelajari didalam kurikulum 2013 kelas X, yaitu bentuk

keterampilan menulis puisi. Senada dengan penelitian yang dilakukan

Dewilenimastuti (2020:89) menyatakan bahwa menulis puisi merupakan

keterampilan berbahasa dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikirannya

dalam bentuk bahasa tulis dengan memerhatikan keterikatan pada unsur-unsur

puisi. Selanjutnya, menulis puisi berkaitan dengan pencarian ide, pemilihan

tema, pemilihan diksi, pemilihan permainan bunyi (rima), pemanfaatan gaya

bahasa, dan sebagainya. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kegiatan menulis

merupakan hal yang produktif yang sebaiknya dimiliki oleh seseorang, karena

dengan kegiatan menulis peserta didik dapat memperoleh pengetahuan yang

bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, emosional,

berpikir kritis, dan kreatif.


3

Priliyantari (2014:2) menyatakan menulis puisi tentunya seseorang

dapat mencurahkan perasaannya dengan imajinatif dirangkai dengan kata-kata

yang indah. Pembelajaran puisi sebenarnya bukan hanya bermanfaat dalam

menunjang kemampuan berbahasa siswa dan mengembangkan kepekaan

pikiran siswa, melainkan juga bermanfaat dalam memperkaya pandangan

hidup serta kepribadian siswa. Dalam menulis puisi selalu ada hal yang

menghambat. Kreativitas menulis puisi, dengan demikian, saat ini puisi

menjadi kegiatan yang langka di kalangan siswa.

Pembelajaran menulis puisi terdapat dalam standar isi kurikulum 2013

pada kelas X pada kompetensi isi (KI) 4 yaitu mengolah, menalar dan menyaji

dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang

dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan. Terurai dalam kompetensi dasar (KD) 4.6 menulis puisi

dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji,

struktur dan perwajahan).

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan salah

seorang guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X SMA N 1 Danau

kembar yaitu Afdal Putra S.Pd, pada tanggal 20 Mei 2021. Terdapat beberapa

permasalahan dalam pembelajaran puisi yaitu sebagai berikut. Pertama, dalam

memahami pembelajaran menulis puisi ada yang cepat ada yang lambat. Hal

ini disebabkan karena, dalam memahami materi daya tampung siswa berbeda-

beda. Kedua, kendala yang sering dihadapi siswa adalah sulitnya dalam

memahami unsur pembangun puisi. Sebab, mereka sering mengabaikan hal


4

tersebut dalam membuat suatu teks puisi. Selain itu, siswa juga kurang tertarik

dalam menulis puisi. Ketiga, pada proses pembelajaran khususnya bahasa

Indonesia siswa sulit untuk menemukan ide atau gagasan. Diketahui bahwa

kemampuan menulis puisi siswa belum maksimal, apalagi siswa kelas X.

Selain pernyataan guru diatas, siswa kelas X diwawancarai untuk

menyebutkan permasalah yang ditemukan dalam menulis puisi. Permasalahan

adalah sebagai berikut. Pertama, siswa merasa bosan karena kurang mampu

mendalami isi dari puisi yang diditulis atau dibaca. Kedua, siswa merasa

kesulitan dalam menuangkan ide yang dimiliki untuk dijadikan sebuah puisi

dan puisi juga membutuhkan imajinasi yang tinggi untuk merangkai kata-kata

dan menghasilkan suatu puisi. Ketiga, guru mengajar menggunakan metode

ceramah dan diakhir pembelajaran guru memberikan tugas.

Hal ini diperkuat oleh penelitian Tsalisatul (2020:65-66) berdasarkan

fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran menulis,

siswa masih banyak mengalami kesulitan. Selama ini siswa sulit untuk

menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki dalam bentuk puisi. Ide-ide

tersebut kadang juga masih tidak terstruktur dan terinci dengan baik sehingga

mengungkapkannya pun kurang runtut. Hambatan semangat mereka dalam

menulis puisi akibat metode pembelajaran yang digunakan guru kurang

bervarisi, dan masih menggunakan metode yang konvensional. Hal ini

disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pemanfataan media dalam

pembelajaran kurang bervariasi. Sehingga siswa merasa pembelajaran menulis

puisi membosankan dan menyebabkan siswa kurang berminat untuk dapat


5

menghasilkan karya secara maksimal. Selain itu, siswa banyak yang kurang

percaya diri untuk menunjukkan hasil karyanya kepada orang lain. Ramadhani

(2020:12) menyatakan bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya dalam pembelajaran menulis puisi, masih banyak dijumpai siswa

yang kurang kreatif dalam berpikir sehingga siswa tidak mampu

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan fikirannya dalam kegiatan menulis

puisi yang baik dan benar.

Untuk mewujudkan harapan akan metode yang menarik perhatian

siswa, peneliti mencoba menerapkan metode yang meningkatkan kreativitas

siswa dalam menulis puisi. Metode yang diterapkan peneliti adalah

menggunakan metode pembelajaran writing in here and now (belajar aktif)

dalam kelancaran siswa menulis puisi (dengan memerhatikan unsur

pembangun). Adapun alasan pemilihan metode pembelajaran writing in here

and now (belajar aktif). Pertama, dengan metode ini minat siswa dalam

menulis puisi akan meningkat. Kedua, dengan metode ini kesulitan yang

dialami siswa dalam menentukan topik yang akan ditulis dalam bentuk puisi

akan teratasi. Ketiga, dengan metode ini siswa dapat mengembangkan

pengalaman-pengalaman yang mereka miliki kedalam kertas secara langsung

pada saat itu juga dan dengan metode ini juga siswa dapat memilih kata-kata

yang menarik dengan mudah. Kata-kata menarik tersebut dikembangkan

menjadi sebuah puisi yang utuh dan menarik untuk pembaca maupun

pendengar.
6

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Laila Fitri (2018:72)

menyatakan bahwa kemampuan menulis teks cerpen dengan metode

pembelajaran writing in the here and now (belajar aktif) siswa kelas XI SMA

N 1 Danau Kembar Kabupaten Solok, sebagai berikut dikategorikan baik.

Pertama, unsur plot/alur yang digambarkan siswa dalam menulis teks cerpen

dapat dikategorikan sangat baik. Kedua, unsur latar yang digambarkan siswa

dalam menulis cerpen dapat dikategorikan cukup. Ketiga, unsur tokoh dan

penokohan yang digambarkan siswa dalam menulis teks cerpen dapat

dikategorikan sangat baik. Keempat, unsur amanat digambarkan siswa dalam

menulis teks cerpen dapat dikategorikan sangat baik. Berdasarkan penelitian

Hermansyah (2018:351) disebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari

strategi writing in the here and now terhadap kemampuan menulis argument

siswa kelas X SMA Madyatama Palembang. Berdasarkan data hasil penelitian

yang dilakukan peneliti dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir

melalui pembelajaran menggunakan strategi writing in the here and now di

SMK Madyatama Palembang, pengaruh strategi writing in the here and now

terhadap kemampuan menulis argumentasi siswa kelas X SMK Madyatama

Palembang dikategorikan sedang. Hal ini dapat terlihat dari perolehan data

mengenai nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan

pembelajaran menggunakan strategi writing in the here and now, peneliti

melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa setiap kali pertemuan

pembelajaran yang dilihat dari perolehan nilai soal latihan siswa. Perlu

disadari tidak semua materi dapat sesuai dengan metode ini, setidaknya
7

menjadi pilihan untuk materi tertentu yang sesuai dengan metode yang

digunakan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan metode pembelajaran

writing in here and now (belajar aktif) dengan cara menuliskan pengalaman

sebanyak mungkin sesuai yang mereka inginkan tentang peristiwa yang

terjadi, agar kemampuan menulis puisi siswa meningkat. aka peneliti

menjadikan metode writing in here and now sebagai objek penelitian dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan di kelas X SMA N 1

Danau Kembar.

Alasan peneliti memilih masalah ini sebagai objek penelitian, yaitu:

Pertama, setelah dilakukan observasi ditemukan beberapa permasalahan pada

siswa sehubungan dengan kemampuan menulis puisi. Kedua, ingin

membuktikan kebenaran infomasi yang disampaikan guru bidang studi Bahasa

Indonesia terhadap kemampuan menulis puisi SMA N 1 Danau Kembar,

kabupaten Solok. Ketiga, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis puisi yang meliputi unsur pembangunnya dengan metode writing in

here and now. Diharapkan dengan menerapkan metode writing in here and

now siswa dapat menulis puisi dengan baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti kemukakan tersebut,

dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut. Pertama, sulitnya siswa dalam

menuangkan idea atau gagasan yang bisa didapat dari kehidupan sehari-hari

atau pengalaman pribadi. Kedua, bagi sebagian siswa menulis puisi dianggap
8

tidak menarik karena minimnya pengolahan kata dan diksi yang sulit sehingga

karya yang dihasilkankurang kreatif. Ketiga, metode yang digunakan dalam

pembelajaran bersifat satu arah dan langsung memberikan tugas kepada siswa

pada akhir pertemuan. Keempat, metode yang diterapkan menyebabkan

kurang efektifnya proses pembelajaran dikelas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, masalah penelitian dibatasi

yaitu Pengaruh Penerapan Metode Writing In Here And Now Terhadap

Kemampuan Menulis Puisi Siswa kelas X SMAN 1 Danau Kembar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah Pengaruh Penerapan Metode Writing In

Here And Now Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa kelas X SMAN 1

Danau Kembar?

E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna dan bermanfaat untuk:

Pertama, bagi guru yaitu sebagai masukan dan tambahan pengetahuan dalam

melaksanakan pembelajaran yang akan dating. Kedua, bagi siswa/siswi kelas

X SMA N 1 Danau Kembar bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan

menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, bagi peneliti

bermanfaat sebagai langkah awal penelitian selanjutnya.


BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori

Bab ini akan membahas tentang kajian teori yang berhubungan dengan

masalah penelitian, sebagai berikut: (1)Menulis, (a) pengertian menulis, (b)

tujuan menulis, dan (c) langkah-langkah menulis. (2) Puisi, (a) \pengertian

puisi, (b) unsur pembangun puisi,. (3) Metode, (a) pengertian metode, (b)

jenis-jenis metode. (4) Metode Writing In Here And Now (belajar aktif), (a)

pengertian metode Writing In Here And Now (belajar aktif), (b) langkah-

langkah metode Writing In Here And Now (belajar aktif).

1. Menulis

Pada bagian ini akan dibahas tiga hal, yaitu: (a) pengertian menulis, (b)

tujuan menulis, dan (c) langkah-langkah menulis.

a. Pengertian menulis

Dilingkungan pembelajaran disekolah, menulis adalah salah satu

keterampilan berbahasa yang dikuasi oleh siswa. Tarigan (2008:22)

mengatakan bahwa menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memahami bahasa dan

gambaran grafik itu.

Dalman (2015:3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu

kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

medianya. Aktifitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai

9
10

penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Menulis

adalah sebuah proses yang kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa

tulis dalam tujuan memberitahukan, meyakinkan atau menghibur. Hasil dari

proses kreatif ini biasa disebut ini biasa disebut dengan istilah karangan atau

tulisan.

Menurut Nurgiyantoro (2010:425) dilihat dari kompetensi berbahasa

dinyatakan menulis adalah aktifitas aktif produktif, aktifitas menghasilkan

bahasa. Lebih lanjut Nurgiyantoro mengemukakan dilihat dari pengertian

secara umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media

bahasa.

Tarigan (2008:151) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu

kegiatan menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran, idea tau gagasan

dengan menggunakan rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa

tulis. Keterampilan menulis tidak dating secara otomatis, melainkan harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalam menulis harus

logis dan terpadu supaya ide dan pikiran tersampaikan kepada pembaca.

Semi (2009:2) menyatakan menuklis itu tidak lain dari upaya

memindahkan bahasa lisan kedalam wujud tulisan, dengan menggunakan

lambing-lambang grafem. Namun, sering pula menulis itu dianggap sebagai

suatu keterampilan berbahasa yang sulit, karena menulis itu dikaitkan dengan

seni atau kiat, sehingga tulisan dirasakan enak dibaca, akurat, jelas, dan

singkat.
11

Dengan melihat dan mencermati defenisi-defenisi tersebut, dapat

disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan, idea tau

pendapat yang akan disampaikan kepada orang lain (pembaca) melalui media

bahasa tulis untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud oleh penulis. Maka

pembelajaran menulis penting bagi siswa, karena dapat dijadikan sebagai

sarana untuk menuangkan pikiran.

b. Tujuan Menulis

Menulis sebagai sarana untuk mengungkapkan pendapat, pikiran dan

perasaan. Penulis memegang suatu peranan tertentu dan tulisannya

mengandung maksud dan tujuannya. Tarigan (2008:24) menulis dilihat dari

penulisnya yang belum berpengalaman sebagai berikut: Pertama,

memberitahukan atau mengajar. Kedua, meyakinkan atau mendesak. Ketiga,

menghibur atau menyenangkan. Keempat, menguraikan atau mengekspresikan

perasaan atau emosi yang berapi-api. Lebih lanjut Tarigan (1983:9)

mengatakan bahwa tujuan menulis terdiri dari empat bagian sebagai berikut:

Pertama, membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis

dapat melayani mereka, dengan jalan menciptkan situasi-situasi di dalam kelas

yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan penulis. Kedua, mendorong

para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan. Ketiga,

mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam

ekspresi tulis. Keempat, mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam tulisan

dengan cara membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah

cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas.


12

Semi (2002:17) secara umum tujuan menulis itu adalah sebagai

berikut. Pertama, memberikan arahan yakni meberikan petunjuk kepada orang

lain dalam mengerjakan sesuatu misalnya petunjuk cara menjalankan mesin,

petunjuk cara menggunakan atau memimum obat, atau arahan cara merangkai

bunga. Kedua, mejelaskan sesuatu yakni memberikan uraian ataumenjelaskan

tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain, misalnya penjelasan

tentang manfaat lari pagi bagi kesehatan jantung, atau penjelasan pentingnya

memelihara kelestarian lingkungan hidup. Ketiga, menceritakan kejadian

yaitu memberikan informasi tentng suatu yang berlangsung di suatu tempat

pada suatu waktu. Misalnya, menceritakan tentang perjuanganku Imam Bonjol

menghadapi penjajah. Keempat, meringkaskan yaitu membuat rangkuman

suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat, misalnya dari seratus halaman

menjadi lima halaman, namun ide pokonya tidak hilang. Kelima, meyakinkan

yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat

dengannya.

Dalman (2015:13) menyatakan bahwa tujuan menulis terdiri dari:

Pertama, tujuan menulis untuk memenuhi tugas bagi para pelajar. Kedua,

tujuan estetis untuk menciptakan keindahan dalam suatu karya. Ketiga, tujuan

penerangan berupa surat kabar atau majalah merupakan suatu media yang

berisi tulisan. Keemapat, tujuan pernyataan diri agar tidak melakukan

pelanggaran lagi ataupun surat perjanjian. Kelima, tujuan kreatif yang

bertujuan dengan proses kreatif dalam menulis karya sastra, baik berupa puisi
13

atau prosa. Keenam, tujuan konsumtif yaitu tulisan dijual dan dikonsumsi oleh

para pembaca.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis haruslah

mempunyai tujuan yang nyata. Dimana para penulis harus bias menyajikan,

memberitahukan, menghibur, dan mengekspresikan emosi sesuai dengan

cerita yang dibuat. Tujuan menulis juga harus dalam kesadaran penulis

sebelum mulai menulis dan sewaktu menulis, sehingga tulisan tersebut dapat

terkendali dengan baik.

c. Langkah-langkah menulis

Kegiatan menulis memiliki langkah yang harus ditempuh sebelum

menghasilkan sebuah tulisan yang baik nantinya. Menurut Kosasih, (2003:27-

28), langkah menulis adalah sebagai berikut: Pertama, menentukan topik.

Kedua, merumuskan judul karangan. Ketiga, menyusun kerangka karangan,

keempat, mengumpulkan bahan atau data. Keempat, menyusun kerangka

karangan. Kelima, cara mengakhiri dan menyimpulkan. Ketujuh,

menyempurnakan karangan.

Dalman (2015:15) menyatakan bahwa langka-langkah dalam menulois

sebagai berikut: Pertama, tahap pra penulisan (persiapan) adalah ketika

pembelajaran menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan

masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan

inteferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca,

mengamati dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitifnya yang akan

diproses selanjutnya. Kedua, tahap penulisan pada tahap pra penulisan kita
14

telah menentukan topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi yang

relevan, serta membuat kerangka karangan, selanjutnya kita siap untuk

menulis. Ketiga, tahap pasca penulisan merupakan tahap penghalusan dan dan

penyempurnaan buram yang kita hasilkan. Kegiatannya terdiri atas

penyuntingan dan perbaiki (revisi).

Semi (2002:6) menyatakan bahwa langka-langkah dalam menulis

yaitu: Pertama, pemilihan dan penetapan topik yaitu berupa masalah atau

gagasan yang dapat digali melalui empat sumber (pengalaman, pengamatan,

imajinasi, pendapat atau keyakinan). Kedua, pengumpulan informasi

diperlukan agar tulisan tersebut jadi berbobot atau meyakinkan. Ketiga,

penetapan tujuan adalah tujuan pada dasarnya sudah mulai tertanam di dalam

pikiran penulis disaat pemilihan dan penetapan topik dilakukan. Keempat,

perancangan tulisan suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data.

Kelima, penulisan draf. Keenam, penuntingan atau revisi. Ketujuh, penulisan

naskah jadi.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpukan bahwa langkah-

langkah menulis adalah memberikan petunjuk kepada pembaca dengan

mengerjakan sesuatu, dengan langkah-langkah menulis dapat menjelaskan

sesuatu yaitu memberikan uraian dan penjelasan tentang sesuatu atau langkah

menulis yang benar dan tepat. Maka dengan menulis langkah yang ada kita

dapat memecahkan masalah yang terkait dengan menulis tersebut.


15

2. Puisi

Pada bagian ini membahas tentang: Pertama, pengertian puisi. Kedua,

unsur pembangun puisi, berikut akan dijelaskan kedua hal tersebut.

a. Pengertian puisi

Puisi merupakan suatu karya sastra yang bahasanya yang sangat

ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Menurut Waluyo

(2002:25) menyatakan bahwa puisi adalah suatu bentuk karya satra yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun

dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi merupakan

sebuah karya satra yang paling unik, karena pada sebuah puisi terdapat makna

yang disampailan tidak hanya tersurat, tetapi juga tersirat. Bahkan dapat

dipastikan pesan tersirat lebih banyak terkandung dalam sebuah puisi. Kata-

kata yang tersusun dalam sebuah puisi tidak sebanyak kata-kata yang terdapat

dalam teks fiksi atau cerita. Ketika puisi itu disampaikan juga memiliki ciri

khas yang berbeda, karena memiliki rima dan tentu dilengkapi penekanan

yang berbeda di setiap kata yang dibacakan.

Gani (2014:14) menyatakan bahwa puisi merupakan ungkapan

perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan kata-kata dalam bentuk

bait-bait berirama dan memiliki makna yang dalam. Puisi adalah salah satu

bentuk kesenian tertua yang dihubungkan dengan apa yang terjadi, diamati,

dan dialami oleh manusia, baik yang bersifat natural maupun super natural.

Hal-hal terjadi, diamati, dan dialami tersebut kemudian diungkapkan dengan


16

imajinasi yang hidup, susunan ritmik, dan bukti yang menyenangkan . semua

itu dilakukan manusia yang memiliki perasaan magis. Semua itu dilakukan

karena manusia mempunyai perasaan magis dalam kata yang digunakan

sehingga membawanya melampaui akal dan pemahaman logis.

Suyitno (2009:77) puisi merupakan suatu bentuk sastra yang

diungkapkan dengan bahasa menurut hukum-hukum tertentu. Puisi bersifat

pemusatan dan konsentratif, karena bentuknya yang memuaskan pelukisannya

pada hal-hal yang pokok saja. Puisi merupakan totalitas esterika bahasa uang

mengandung kemungkinan-kemungkinan yang tidak bias diungkapkan dalam

dan dengan komunikasi bahasa. Oleh karenanya, puisi menjadi semacam

sublimasi atas dunia-dunia yang tampak maupun dunia-dunia yang tidak

tampak. Puisi mengandung semangat atau etos yang membawa setiap

pembacaan kedalam wilayah yang melampaui dimenasi mimesis belaka.

Bahkan lebih dari itu, puisi sanggup membawa pembaca ke dimensi yang

lebih tinggi, lebih luhur, lebih hakiki, dan lebih dialogial kontemplatif sejati

sehingga mampu mengatarsis siapa saja.

b. Unsur pembangun puisi

Puisi memiliki unsur-unsur pembangun yang saling berkaitan satu

sama lain, saling menopang, dan tidak bias dipisahkan. Unsure-unsur dalam

puisi sulit dipisahkan. Sebuah tulisan bias disebut puisi karena sifatnya yang

khas, yang sudah terkandung didalam unsure-unsur pembangunnya.


17

Menurut Gani (2014:16) secara sederhana batang tubuh sebuah puisi

terbentuk dari beberapa unsur. Unsur-unsur pembangun puisi tersebut

meliputi:

1) Kata

Kata merupakan suatu unsur utama dalam pembentukan sebuah puisi.

Walapun masih terdapat puisi yang tidak taat atas asas dalam penggunaan

kata-kata, kata tetap menjadi suatu unsure dalam puisi. Melalui rangkaian

kata-kata seorang penyair mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan

sikapnya. Penyair diberikan kebebasan untuk memilih, mengolah, dan

memformulasikan kata-kata dengan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah

larik puisi.

2) Larik

Larik merupakan baris-baris yang membangun sebuah puisi. Larik pada

puisi berisikan suku kata, kata, frase, klausan, dan bias pula berupa sebuah

kalimat. Pada puisi lama larik terdiri dari empat sampai delapan kata,

sedangkan, pada puisi baru jumlah kata tidak ada batasannya.

3) Bait

Bait adalah kumpulan larik yang tersusun secara harmonis. Biasanya bait

memiliki kesatuan pemikiran tersendiri. Pada kumpulan bait inilah biasanya

terdapat kesatuan makna puisi yang bersangkutan. Maka dalam memahami

suatu puisi, perhatikanlah bait demi bait dan kaitannya antara bait satu dan bait

lainnya.
18

4) Bunyi

Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima atau persajakan merupakan

bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata didalam larik dan

bait. Sedangkan irama merupakan pergantian tinggi atau rendahnya, panjang

atau pendeknya dan keras atau lembutnya ucapan bunyi.

5) Makna

Makna berisikan isi atau kandungan nilai yang sekaligus menjadi pesan

yang hendak disampaikan oleh puisi. Bila tidak ada makna atau bermakna,

maka keberadaan sebuah puisi dipertanyakan. Unsure yang membangun

sebuah puisi yang terdiri dari kata, larik, bait dan bunyi adalah untuk

mengkomunikasikan makan puisi kepada pembaca. Melalui makna inilah

maksud penulisan puisi disampaikan dan dapat dipahami pembaca.

6) Struktur batin puisi

Struktur batin sering disebut dengan hakikat puisi adalah unsur puisi yang

mengacu kepada struktur dalam puisiyang bersangkutan. Struktur batin

tersebut meliputi beberapa hal sebagai berikut:

(a) Tema adalah ide tau gagasan pokok persoalan yang dikemukakan suatu

puisi.

(b) Rasa adalah apresiasi puisi, sikap, atau emosional penyair terhadap

pokok permasalahan yang disampaikan di dalam menulis puisiyang

ditulisnya.
19

(c) Nada dalam struktur batin mengacu kepada sikap penyair terhadap

persoalan yang dibicarakan di dalam karyanya, misalnya menggurui,

mencaci, merayu, merengek, menyindir dan sebagainya.

(d) Amanat atau tujuan merupakan pesan penyair yang ingin disampaikan

oleh penyair.

7) Struktur fisik puisi

Stuktur fisik puisi disebut juga dengan metode puisi adalah sarana

yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan pesan yang hendak

disampaikan melalui puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai

berikut:

(a) Tipografi adalah perwajahan sebuah puisi yang merupakan hasil seni

kreatif. Tampilan puisi dalam berbagai bentuk, misalnya penataan

bahasa, penggunaan tanda atau lambing, pengaturan jarak atau baris,

pengaturan letak huruf, kata, baris, atau bait.

(b) Imaji merupakan bayangan terhadap suatu penglihatan, pendengaran,

penciuman, dan perasaan. imaji terbagi menjadi tiga bagian, imaji

suara, imaji penglihatan, imaji raba atau sentuh. Melalui imaji

seseorang dapat seolah-olah melihat, mendengar, merasakan sesuatu

seperti apa yang dilihat, didengar dan dirasakan penyair.

(c) Kata kongret merupakan kata yang digunakan penyair dalam

mengemukakan persoalan yang disampaikan. Kata-kata tersebut adalah

kata-kata yang dapat ditangkap oleh indera.


20

Waluyo (1987:73) menyatakan bahwa unsur pembangun puisi adalah

sebagai berikut:

1) Diksi

Sebagai seorang penyair harus sangat cermat dalam memilih kata-kata

sebab kata-kata yang ditulis harus mempertimbangkan makna, komposisi

bunyi dan irama kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan

kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Oleh karena itu, seorang penyair

harus mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari

kata-kata tersebut. Kata-kata diberi makna baru dan yang tidak bermakna

diberi makna menurut kehendak penyair.

2) Imaji

Mengimajian ditandai dengan adanya penggunaan kata yang konkret

dank has. Imaji yang ditimbulkan ada tiga macam, yakni imaji visual, imaji

auditif, dan imaji taktil. Ketiga imaji tersebut digambarkan atas bayangan

konkret apa yang dapat kita hayati secara nyata.

3) Majas (bahasa figuratif)

Bahasa figuratif membuat puisi menjadi lebih prismatis artinya

memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figurative ialah

bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang

tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau

bahasanya bermakna kias dan makna lambing.

Suyitno (2009:87) menyatakan bahwa unsur-unsur pembangun puisi

meliputi:
21

1) Bunyi

Bunyi dalam suatu puisi memiliki peranan yang sangat penting. Karena

bunyi yang merdu dan harmonis akan membuat puisi menjadi indah.

2) Irama

Irama merupakan acuan tampak dan acuan tak tampak sebuah puisi yang

menuntun pernafasan kita pada waktu membacanya. Pada saat ingin membaca

puisi pembaca harus mengatur nafas terlebih dahulu kemudian gerak nafas itu

mengikuti melodi yang ada dalam karya tersebut.

3) Diksi

Diksi berarti pemilihan kata. Pemilihan kata dan pemanfaatan kata merupakan

aspek yang utama dalam dunia puisi. Oleh karena itu, pilihan kata atau diksi

merupakan unsure penting dalam menciptakan sebuah puisi.

4. Metode Pembelajaran

Bagian ini membahas tentang: a) pengertian metode pembelajaran, b)

dan jenis-jenis metode pembelajaran.

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam

mengorganisasikan kelas pada khususnya. Selain itu untuk mencapai tujuan

dalam mengajar, maka guru harus menyesuikan dengan RPP yang akan

diajarkan kepada siswa.

b. Jenis-jenis metode pembelajaran

Jenis-jenis metode pembelajaran merupakan suatu cara untuk

menyampaikan materi pada proses pembelajaran. Metode pembelajaran antara


22

lain: (a) Everyone Is A Theacher Here, (b) Writing In Here And Now, (c)

Reading Aloud, (d) The Power Of Two And Four, (e) Information Search, (f)

Point-Counterpoint, (g) Reading Guide, (h) Active Debate, (i) Jingsow

Learning, (j) Role Play, (k) dll. Dari berbagai macam metode, maka peneliti

memilih metode pembelajaran Writing In Here And Now merupakan salah

satu alternatif. Jenis metode pembelajaran merupakan suatu cara untuk

melakukan pendidikan dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam

kegiatan, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan

pembelajaran tercapai.

3. Metode pembelajaran writing in here and now (belajar aktif)

Pada bagian ini akan membahas tentang: (a) pengertian metode writing

in here and now (belajar aktif).

a. Pengertian metode writing in here and now (belajar aktif)

Menurut Silbermen (2005:186) metode writing in the here and now

adalah membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang

telah mereka alami”. Cara dramatik untuk untuk memajukan refleksi

independen adalah meminta peserta didik menulis laporan tindakan saat

sekarang dari sebuah pengalaman yang telah mereka alami (seolah-olah

tindakan itu terjadi di sini dan sekarang).

Penggunaan metode writing in the here and now mempermudah siswa

dalam mencari ide-ide untuk digunakan dalam menulis cerpen dengan

mefeleksikan pengalaman adalah mengenangkan atau mengalaminya untuk

pertama kali di sini dan sekarang. Dengan demikian tindakan itu menjadikan
23

pengaruh lebih jelas dan dramati daripada tertulis tentang disana dan

kemudiandimasa depan yang jauh.

Ali (2005:186) menyatakan bahwa metode writing in the here and now

adalah sebuah cara dramatis untuk meningkatkan perenungan secara mandiri

dengan meminta siswa menuliskan lapran tindakan kala ini (present tense)

tentang sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu terjadi di sini dan

sekarang).

Rusman (2012:75) menyatakan pembelajaran aktif atau writing in the

here and now merupakan pendekatan pendekatan pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan

pengetahuan untuk dibahas dan dikaji proses pembelajaran dikelas.

Berdasarkan urain diatas, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran writing in the here and now merupakan suatu cara untuk

menyampiakna materi pada proses pembelajaran dilaksanakan, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan siswa juga dapat

memahami dengan baik pula.

b. Langkah-langkah metode writing in here and now (belajar aktif)

Ali (dalam Silbermen, 2005:186) menggambarkan bahwa prosedur

dari metode writing in here and now (belajar aktif) adalah: (1) Guru memilih

jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh siswa. (2) Guru

menginformasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih

untuk tujuan reflektif. (3) Sediakan kertas putih untuk menulis. Ciptakan

suasan hening dan privasi. (4) guru meminta siswa untuk menulis pengalaman,
24

saat ini, tentang pengalaman yang telah dipilih. (5) Guru meminta peserta

didik untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang

peristiwa yang terjadi dan perasaan yang dihasilkan. (6) guru memberikan

waktu yang cukup untuk menulis. Bila sudah selesai guru akan meminta siswa

untuk membacakan hasil refleksi.

Adapun variasi metode writing in the here and now sebagai berikut:

(1) untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam imajinatif, lakukan

diskusi kelompok yang relevan dengan topik yang akan ditugaskan kepada

mereka. (2) perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang telah

mereka tulis. Salah satu alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah

siswa untuk membacakan karya mereka yang sudah selesai. Alternatif yang

kedua adalah meminta sepasangan siswa untuk saling bercerita tentang apa

yang mereka tulis.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode writing in

the here and now adalah metode yang membantu peserta didik merefleksikan

pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Dengan adanya metode

tersebut guru dapa menerapkannya dalam pembelajaran kepada siswa dan

guru juga harus menyesuaikan dengan RPP yang akan diajarkan.

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, terdapat penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah maka referensi yang

di ambil yaitu:
25

1. Edwin (2016) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas

Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), judul skripsi “Kemampuan

Menulis Cerpen Menggunakan Metode Writing In Here And Now Siswa

Kelas XI SMAN 1 Batipuh”, cukup relevan dengan penelitian yang

dilakukan, sebab sama menerapkan metode writing in here and now.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti pada saat ini adalah:

Pertama, berbeda dalam menggunakan objek penelitian. Objek penelitian

yang digunakan peneliti adalah puisi, sedangkan objek yang digunakan

Edwin dalam penelitiannya adalah cerpen. Kedua, tempat dan kelas

dimana Edwin melakukan penelitian dikelas XI SMA N 1 Batipuh,

sedangkan peneliti melakukan penelitian di kelas X SMA N 1 Danau

Kembar.

2. Henricus (2016) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Menulis

Puisi Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Vita Surabaya”,

cukup relevan dengan penelitian yang dilakukan, sebab sama membahas

tentang menulis puisi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan

peneliti pada saat ini adalah: Pertama, berbeda dengan metode yang

dilakukan Henricus menggunakan media gambar, sedangkan peneliti saat

ini menggunakan metode pembelajaran writing in here and now. Kedua,

tempat dan kelas dimana Henricus melakukan penelitian di kelas VII SMP

yang berlokasi di Surabaya, sedangkan peneliti pelakukan penelitian di

SMA N 1 Danau Kembar.


26

C. Kerangka konseptual

Pembelajaran membaca karya sastra yang berbentuk puisi dapat

dipelajari disekolah, tetapi dalam kenyataannya siswa masih kesulitan dalam

menemukan cara menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangun

puisi dengan baik, dan sedikit siswa yang memiliki minat menulis puisi.

Kemampuan menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dapat

memotivasi siswa dalam pembelajaran. Agar lebih jelas dapat dilihat kerangka

konseptual dibawah ini:


27

Teks puisi

Menulis

Unsur Pembangun Puisi

Gaya bahasa Tema

Diksi Larik

Bait Makna

Metode pembelajaran

Metode writing in the here and


now (belajar aktif)

Penerapan Metode Writing


BAB Here And Now Dalam
Menulis Puisi Siswa Kelas X Danau Kembar SMAN 1

A. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan diuji

kebenarannya dalam penelitian. Dalam penelitian ini akan diuji hipotesis nol

(Hₒ) dan hipotesis alternatif ( H 1) sebagai berikut:

H 0: Jika tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode writing in

the here and now terhadap kemampuan menulis teks puisi siswa kelas X
28

SMAN 1 Danau Kembar. Hipotesis diterima jikat hitung<t tabel pada derajat

kebebasan (dk)= n1+ n2 -2 dan (α) 0,05 taraf signifikan 95%.

H 1: Jika terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode writing in the

here and now terhadap kemampuan menulis teks puisi siswa kelas X SMAN

1 Danau Kembar. Hipotesis diterima jika t hitung>t tabel pada derajat kebebasan

(dk)= n1+ n2 -2 dan (α) 0,05 taraf signifikan 95%.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif. Hal ini sependapat dengan

Sugiyono (2013:11) menyatakan bahwa metode kuantitatif yang dimaksud

adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivise, digunakan untuk

meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan sampel menggunakan

isntumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kunatitatif berisikan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis statisti. Data penelitian berupa

angka-angka berasal dari skor pengaruh penggunaan metode writing in the

here and now terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA N 1

Danau Kembar.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen, yaitu true experimental design adalah eksperimen yang betul-

betul. Dalam desain ini peneliti mengontrol semua variable. Dengan demikian

validitas internal dapat menjadi tinggi. Pada true experimental design

dinyatakan bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai

kelompok control diambil secara random atau populasi tertentu. Jadi cirinya

adalah adanya kelompok random dan sampel dipilih secara acak (Sugiyono,

2013:113). Dikatakan metode eksperimen karena melalui penelitian ini

peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan metode writing in the here and

29
30

now terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas XI SMA N 1 Danau

Kembar.

C. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini adalah pretest-posttest contol group design .

sugiyono (2013:114) menjelaskan bahwa pada desain pretest-posttest contol

group design terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian

diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal untuk melihat perbedaan

anatara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik

bila dinilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh

perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 - O3)

Tabel 2
Rancangan penelitian
Grup Variabel terikat Prettest Posttest
R Eksperimen X.IPA O1 O2
R Kontrol X.IPS O3 O4

Keterangan:
R = Random
= (pretest) tes yang dilakukan di awal
= (posttest) tes yang dilakukan di akhir
XI = Perlakuan

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sejumlah orang atau benda yang dapat memberikan

data-data penelitian. Sugiyono (2013:119) menyebutkan bahwa populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek uamh

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan orang


31

saja, tetapi obyek benda-benda alam lainnya. Populasi juga meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek dan obyek itu. Jadi,

ditetapkan bahwa populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N

1 Danau Kembar. Jumlah keseluruhan siswa yang terdaftar pada tahun ajaran

2020/2021 kelas X sebanyak 53 orang siswa. Berikut ini digambarkan jumlah

perkelasnya:

Tabel 1
Populasi
N Kelas Populasi
o
1 X.IPA 23 siswa
2 X.IPS 30 siswa
Jumlah 53 siswa

2. Sampel

Sugiyono (2013:120) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.

Sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2010:134) mengatakan bahwa untuk

subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi.

Cara yang peneliti gunakan dalam memilih yang sampel yaitu dengan

menggunakan teknik simple random sampling karena pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang

ada pada populasi itu (Sugiyono, 2013:122). Pada penggunaan teknik simple

random sampling sampel diambil berdasarkan lotting yang tercabut. Lot yang

tercabut akan digabungkan berdasarkan kelas yang sudah ditentukan. Sampel


32

penelitian ditentukan sesuai dengan tujuan peneliti siswa kelas X SMA N 1

Danau Kembar. Peneliti menetapkan sampel penelitian adalah kelas X SMA N

1 Danau Kembar. Karena dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia yang

diajarkan disekolah tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 yang diterapkan di

SMA.

E. Instrument Penelitian

Sugiyono (2013:148) menyatakan bahwa insturmen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan mengukur dimensi alam maupun social yang

diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan bakat yang

dimiliki individu atau kelompok. Siswa ditugaskan untuk menulis puisi

dengan memperhatikan unsur pembangunnya.

F. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes ujuk kerja

kepada sampel penelitian baik kelas eksperimen atau kelas kontrol. Pada

pengumpulan data ini kita menggabungkan kelas X IPA dan X IPS, lalu

memberikan lot kepada masing-masing siswa secara acak. Lot tersebut

berisikan angka 1 dan angka 2. Jadi yang mendapatkan angka 1 bergabung ke

kelas eksperimen dan yang mendapatkan angka 2 bergabung ke kelas kontrol.

Pada kelas kontrol dilakukan 1 kali pertemuan. Pertemuan pertama,

Pertemuan pertama, langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, guru


33

menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Kedua, Guru menjelaskan tentang materi teks puisi yang terdiri dari unsur

pembangunnya, lalu peserta didik menyimak penjelasan yang disampaikan

guru. Ketiga, guru meminta siswa menulis puisi sesuai tema yang diinginkan.

Keempat, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil puisi yang telah dibuat.

Kelima, salah satu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil karyanya

kedepan kelas

Pada kelas eksperimen dilakukan 2 kali pertemuan. Pertemuan

pertama,langkah-langkah sebagi berikut. Pertama, guru menyampaikan

kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kedua, Guru

menjelaskan tentang materi teks puisi yang terdiri dari unsur pembangunnya,

lalu peserta didik menyimak penjelasan yang disampaikan guru. Ketiga,

peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber untuk mengetahui unsur

pembangun puisi (diksi, imaji, kata konret, gaya bahasa, rima, tipografi,

amanat).

Pertemuan kedua, guru menginformasikan kepada peserta didik

tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan merefleksi siswa. Kedua,

guru meminta siswa untuk memilih jenis pengalaman yang akan ditulis untuk

dijadikan sebuah puisi. Ketiga, siswa menulis puisi didalam kertas putih yang

sudah disediakan oleh guru dan ciptakan suasana hening agar siswa fokus

dalam menghasilkan sebuah puisi yang sesuai dengan unsur pembangunnya.

Keempat, Guru meminta peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang

mereka inginkan tentang peristiwa yang terjadi dan perasaan yang dihasilkan.
34

Kelima, guru memberikan waktu yang cukup untuk menulis puisi kepada

siswa. Keenam, siswa diminta untuk mengumpulkan semua jawabannya dan

meminta perwakilan kelas untuk membacakan hasil refleksi. Ketujuh, guru

memberikan penjelasan singkat apabila terjadi kesalahan konsep dan

memberikan kesimpulan.

G. Teknik analisis data

Data yang terkumpul kemudian dianalisis melalui langkah-langkah

sebagi berikut:

1. Mengidentifikasi data-data penelitian yang telah terkumpul berdasarkan

format berikut:

Rubrik Penilaian Teks Puisi

No Nama Indikator yang dinilai Skor Nilai


siswa Unsur pembangun
Gaya Bait Diksi Makna
bahasa
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
2. Mengkoreksi keabsahan data-data penelitian dan member skor berdasarkan

indicator penilaian dengan berpedoman pada table berikut:

Rubrik Penilaian

No Aspek Sub Rentanga Indicator Skor


aspek n mutu

1 Unsure Gaya Baik Tepat 1


pembangun bahasa mendeskripsikan
puisi gaya bahasa
Cukup Cukup tepat 2
mendeskripsikan
gaya bahasa
35

Kurang Kurang tepat 3


mendeskripsikan
gaya bahasa
Tema Baik Tepat menentukan 1
tema puisi
Cukup Cukup tepat 2
menentukan tema
puisi
Kurang Kurang tepat 3
menentukan tema
puisi
Diksi Baik Tepat dalam 1
menganalisis diksi
puisi
Cukup Cukup dalam 2
menganalisis diksi
puisi
Kurang Kurang dalam 3
menganalisis diksi
puisi
Imaji Baik Ketepatan 1
pendeskripsian imaji
pada puisi
Cukup Cukup 2
pendeskripsian imaji
pada puisi
Kurang Kurang 3
pendeskripsian imaji
pada puisi
3. Skor yang diperoleh setiap sampel diolah menjadi nilai. Mencari nilai

siswa untuk menentukan nilai kemampuan menulis teks cerpen melalui

metode writing in the here and now dengan menggunakan rumus yang

dikemukakan Purwanto (2008:102) sebagai berikut:

R
NP= X 100
SM

4. Mengonversi nilai siswa berskala 100 berdasarkan table 2 dobawah ini:


36

Tabel 5.
Penentuan Patokan Perhitungan Persentase Untuk Skala 10
Interval persentase
No Nilai Ubah Skala 10 Kualifikasi
tingkat penguasaan
1 96-100% 10 Sempurna
2 86-95% 9 Baik sekali
3 76-85% 8 Baik
4 66-75% 7 Cukup
5 56-65% 6 Sedang
6 46-55% 5 Hampir sedang
7 36-45% 4 Kurang
8 26-36% 3 Kurang sekali
9 16-25% 2 Buruk
10 1-15% 1 Buruk sekali
(Nurgiyantoro 2001:400)

5. Menganalisis data yang sudah dideskripsikan dengan memperhatikan

unsur pembangun puisi.

6. Mengolah skor-skor mentah menjadi skala seratus dengan langkah kerja

seperti dibawah ini:

7. Mencari simpangan baku (s) ideal dengan menggunakan rumus simpangan

baku.

8. Menyusun pedoman konvensi sesuai kebutuhan .

9. Menyusun pedoman konvensi dengan langkah-langkah sebagai berikut

10. Menganalisis data yang sudah dideskripsikan sesuai dengan unsure

pembangun puisi.

11. melakukan uji normalitas dan homogenitas data dengan kriteria berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan secara parametik dengan menggunakan penaksir

rata-rata dan simpangan baku dan bertujuan utnuk melihat apakah kedua
37

kelompok sampel terdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji

normalitas digunakan rumus uji liliefors langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menyusun data XI 1, XI 2,...........XI n yang diurutkan dari data terkecil

hingga data terbesar.

2) Data XI 1, XI 2, XI 3,..........XI n dijadikan bilangan baku dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

X i− X
Z1 =
S

Keterangan:
XI 1 = skor yang diperoleh siswa ke-1
Z1 = skor rata-rata
S = simpangan baku
3) Dengan menggunakan data distribusi normal baku dihitung peluang
F (Zi) = P (Z ≤ Zi).

4) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3,..........Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Z, jika proporsi itu dinyatakan oleh Z (Zi) maka:

S(Zi)=

banyaknya Z 1 , Z 2 , Z 3… … …. Zn yang ≤ Zi
HitunghargaF ( Zi ) −S ( Zi ) , kemu dian
n

tentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih

F(Zi) – S(Zi), harga terbesar disebut Lo.

6) Pada taraf nyata 0,05 data terdistribusi normal jika Lo≤ Ltabel

berdistribusi normal Lo≤ Ltabel.

b. Uji Homogenitas
38

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kehomogenan varian

data yang akan dianalisis. Sudjana (2005: 349-251) mengatakan bahwa uji

homogenitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

1) Mencari varian masing-masing kelompok data, kemudian menghitung

harga F dengan rumus berikut ini.

捲21
F= 2
S2

Keterangan:
F = perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil
2
S1 = varian kemampuan siswa terbesar
2
S1 = varian kemampuan siswa terkecil

2) Harga Ftyang terdapat pada daftar distribusi F dengan taraf signifikan 5%

dan pembilang N1-1. Jika Fh Ft maka kedua kelompok data mempunyai

yang homogen dan sebaliknya.

12. Melakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan

rumus uji-t sebagai berikut.

X́I 1−¿ X́I 2


¿
t= 1 1

S
+
n1 n 2

Untuk menentukan simpangan baku kelas kontrol dan kelas eksperimen

digunakan rumus:

( n1−1 ) S 21 + ( n2−1 ) S22


S2¿
√ n1 +n2 −2

Keterangan:
X́I 1 = nilai rata-rata eksperimen
X́I 2 = nilai rata-rata kontrol
n1 = jumlah siswa eksperimen
39

n2 = jumlah siswa kontrol


2
S1 = varian hasil belajar eXI perimen
2
S2 = varian hasil belajar kontrol
2
S = simpangan baku gabungan
(Sudjana, 2005: 239)

Hasil yang diperoleh dari rumus tersebut kemudian diinterpretasikan

ke dalam tabel dengan derajat kebebasan (dk)=n1 + n2- 2 pada taraf

signifikan 95%. Jika t hitung lebih besar dari t tabel, dapat diinterpretasikan

bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

13) Membahas analisis data dan menyimpulkan hasil penelitian.


40
DAFTAR PUSTAKA

Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.

Dewi Leni Mastuti. 2020. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi:


Studi Deskriptif Pelaksanaan Pembelajaran, Factor Pendukung, dan
Upaya Mengatasi Kendala. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains
Dan Humaniora. Malang: Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
IKIP PGRI Pontianak. Vol. 4. No. 2.

Gani, Erizal. 2014. Kiat Membaca Puisi Teori dan Terapan. Bandung: Pustaka
Reka Cipta.

Hermansyah. 2018. Pengaruh Strategi Writing Int The Here And Now Terhadap
Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMK Madyatama
Palembang. Jurna Wahana Didaktika. Palembang: Dosen Universitas PGRI
Palembang. Vol. 16. No. 3.

Janardhana, dkk. 2019. Penerapan Model Think Talk Write Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Kalimat Efektif Pada Siswa Kelas III SDN
Sumbersari 1 Kota Malang. Jurnal Basicedu. Malang: FKIP Universitas
Muhammadiyah Malang Vol. 3. No. 1

Laila Fitri. 2018. Kemampuan Menulis Teks Cerpen Menggunakan Metode


Writing In The Here And Now Siswa Kelas Xi SMA N 1 Danau Kembar.
Jurnal Inovasi Pendidikan. Sumatera Barat: Dosen FKIP UMSB. Vol. 5.
No. 1.

Priliyantari, N. W. S. 2014. Penerapan Teknik Ladang Kata dengan Media


Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas
VIIIA SMP Negeri 2 Semarpura. E-jurnal pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia, undiksha. Vol. 2. No. 1.

Ramadhani. 2020. Model Pembelajaran Sinektik Dan Penguasaan Kosakata


Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Pangeran
Antasari Medan Tahun Pembelajaran 2020. Jurnal Bina Gogik. Sumatera
Utara: STKIP Pangeran Antasari. Vol. 7. No. 1.

Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


aflabeta.

41
42

Suyitno. 2009. Apresiasi Puisi dan Prosa. Surakarta: Lembaga Pengembangan


Pendidikan UNS.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.

Tsalisatul Maulidah. 2020. Peningkatan keterampilan menulis dengan media


gambar. Lamongan: Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Billfath.
Vol. 2. No. 1.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori Dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai