Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sekolah, merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi di telinga kita.
Sekolah merupakan kegiatan wajib yang ditempuh oleh mayoritas orang di seluruh
dunia. Di penjuru dunia, sekolah sudah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi
oleh semua orang. Wajib belajar 12 tahun di Indonesia dan wajib belajar 9 tahun di
Jepang merupakan contoh kebijakan yang ditetapkan oleh Negara untuk
membentuk mutu sumber daya manusia di Negara tersebut. Karena dengan
belajar/sekolah seseorang akan memperoleh ilmu yang berguna untuk membangun
bangsa. Oleh karena itu pendidikan merupakan sektor yang sangat diperhatikan dan
dikembangkan di semua Negara. Dengan kualitas sumber daya manusianya yang
baik dan memiliki intelektual yang tinggi, maka Negara tersebut akan mendapatkan
jati diri yang besar di mata dunia dan kesejahteraan Negara pasti akan meningkat.
Kualitas pendidikan di setiap Negara tentu berbeda. Negara-negara maju
mempunyai kualitas pendidikan yang sangat baik. Contoh, Jepang, Finlandia, dan
London. Negara tersebut mempunyai kualitas pendidikan di atas rata-rata Negara
lain. Di samping memiliki sumber daya manusia yang baik, Negara-negara tersebut
mempunyai sistem pendidikan yang sangat baik. Tapi kali ini saya akan membahas
perbandingan pendidikan Indonesia dan Finlandia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Apa perbedaan atau perbandingan pendidikan di Indonesia dan Finlandia?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Untuk mengetahui perbedaan atau perbandingan pendidikan di Indonesia dan
Finlandia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERBEDAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN FINLANDIA
Negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia bukanlah negara-
negara besar dan super power seperti Amerika Serikat, Rusia, ataupun Jepang.
Melainkan Finlandia. Negara yang secara geografis terletak di bumi belahan utara
ini dianugrahi predikat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.
Ada beberapa hal yang membedakan sistem pendidikan di Finlandia dengan sistem
pendidikan yang digunakan oleh Indonesia, di antaranya adalah :

1. Usia Mulai Sekolah


Finlandia menetapkan anak boleh masuk sekolah setelah usianya menginjak 7
tahun. Usia tersebut dianggap tepat untuk memulai kegiatan belajar karena otak
anak sudah mulai matang untuk menerima ilmu. Sedangkan di Indonesia, anak-
anak sudah mulai sekolah sejak usia dini. Bahkan sejak usia 4 tahun, anak sudah
masuk ke playgroup.

2. Ujian dan PR
Di Finlandia, murid tidak dibebankan dengan ujian dan pekerjaan rumah. Hal
ini berlangsung sampai mereka masuk ke usia remaja. Hal yang sebaliknya justru
terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia. Di mana siswa TK pun sudah diberikan
tugas tambahan di rumah, walaupun hanya menebalkan garis dan mewarnai
gambar.

3. Tidak ada Sistem Rangking


Tidak ada yang namanya sistem rangking dalam metode pembelajaran di
Finlandia. Mereka beranggapan bahwa seharusnya setiap murid itu ranking 1.
Dengan sistem rangking justru malah akan menghasilkan sebagian siswa cerdas dan
sebagian siswa bodoh. Sedangkan di Indonesia, masih menggunakan yang namanya
sistem ranking. Padahal hal ini bisa menimbulkan bahaya, bisa saja siswa yang
mendapatkan rangking terakhir di kelasnya tumbuh menjadi siswa yang minder.

2
4. Tidak Ada yang Namanya Sekolah atau Kelas Unggulan
Di Indonesia masih banyak ditemukan sekolah dengan gelar sekolah favorit
ataupun sekolah yang menerapkan kelas unggulan. Hal itu menyebabkan terjadinya
kasta dalam dunia pendidikan. Sedangkan di Finlandia tidak ada yang namanya
sekolah ataupun kelas unggulan. Di sana semua sekolah memiliki kualitas yang
merata dan para murid, baik pintar ataupun tidak, bisa masuk ke kelas yang sama.

5. Ujian atau Tes


Di Finlandia setiap murid diwajibkan mengikuti tes atau ujian hanya sebanyak
satu kali, yaitu saat mereka berusia 16 tahun. Bila kita bandingkan dengan yang
terjadi di Indonesia, maka akan sangat jelas sekali perbedaannya. Di Indonesia,
murid SD, SMP, dan SMA harus mengikuti serangkaian ujian sebelum mereka
lulus, seperti US, UASBN, dan UN. Hal ini membuat otak murid di Indonesia lebih
dihargai, ketimbang bakat dan minatnya.

6. Waktu Istirahat Sekolah SD


Siswa SD di Finlandia memiliki waktu istirahat selama 75 menit sehari,
sedangkan di Indonesia waktu istirahatnya hanya 15 menit sehari.

7. Tenaga Pengajar
Semua guru di Finlandia diharuskan untuk menyelsaikan pendidikannya hingga
mendapatkan gelar master. Dan dalam proses pendidikannya, mereka di subsidi
oleh pemerintah. Sementara di Indonesia, masih banyak guru yang belum lulus S1.
Kalaupun ada yang melanjutkan pendidikannya, kebanyakan dari mereka
menggunakan uang pribadinya.

8. Gaji Guru
Di Finlandia, guru merupakan profesi yang gajinya sangat tinggi. Sehingga
setiap tahunnya banyak sekali orang yang berminat dan mengikuti seleksi untuk
menjadi seorang guru. Sedangkan di Indonesia, gaji guru sangatlah minim, bahkan
ada yang hanya mendapatkan upah sebesar 300 ribu rupiah per bulan.

3
2.2 ALASAN KENAPA PENDIDIKAN INDONESIA TIDAK BISA
MEMILIKI SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA
Ada empat alasan menurut opini saya yang membuat kita tidak bisa
memiliki sistem pendidikan seperti Finlandia.
Pertama adalah kita membenci sosialisme. Sistem ekonomi sosialis
memiliki basis pandangan yang banyak mengambil pemikiran tokoh komunisme
seperti Karl Marx. Sistem sosialisme yang diterapkan di Finlandia mengutamakan
kebebasan pada penduduknya untuk memilih apa yang mau dikerjakan sesuai
dengan passionnya dan equality. Warga diberikan kepastian untuk memilih
pekerjaan apapun yang diinginkannya tanpa takut kegagalan karena negara akan
selalu di belakangnya.
Negara menjamin bahwa seluruh warga pasti bisa sekolah dan mendapat
perawatan kesehatan berkualitas. Negara juga akan memberi tunjangan untuk hidup
layak jika belum mendapatkan pekerjaan dan memberikan pelatihan atau sekolah
lagi jika butuh menambah skill baru. Setiap anak yang lahir akan diberikan
kebutuhan dasar penuh dan tunjangan bulanan.
Begitu juga ketika umur warga telah melewati 65 tahun, maka tunjangan
pensiun akan diberikan. Sehingga individu tidak perlu takut keluarga dan dirinya
terlantar jika mereka memilih pekerjaan berdasarkan passion bukan manfaat
ekonomi. Tingkat keberpihakan pada passion sangat tinggi sehingga pemerintah
Finlandia bahkan berencana memberikan kebebasan kepada murid sekolah untuk
bebas memilih pelajaran yang mereka mau ikuti. Keadaan yang sangat mendekati
utopian socialism yang diimpikan oleh Karl Marx di mana setiap individu bebas
mengikuti passionnya dan setara (tapi di masyarakat yang masih memiliki agama
dan tanpa konflik proletar dan bourgeoisie).

Kedua adalah rakyat Indonesia (terutama kelas menengah ke atas)


kemungkinan besar tidak akan suka dengan sistem pajak Finlandia. Untuk
mendukung pengeluaran negara yang besar bagi membiayai program bagi-bagi
gratisnya yang banayak, maka pemerintah Finlandia menarik pajak yang sangat
banyak jenisnya dan tinggi.

4
Seseorang yang berpendapatan tinggi bisa ditarik pajak pribadi sampai 62% dari
pendapatannya. Secara rata-rata, hampir 50% pendapatan masyarakat disetor ke
negara sebagai pajak pribadi. Selain itu seluruh barang-barang yang dijual dikenai
PPN yang secara rata rata sebesar 24% dari harga barang. Pajak paling rendah
adalah untuk makanan sebesar 12%. Tidak ada subsidi untuk BBM malah
dikenakan PPN sekitar 12 ribu rupiah per liter.
Bandingkan di Indonesia, pajak pendapatan kita paling tinggi 30% dan
masih banyak yang tidak bayar. PPN hanya 10% dan tidak untuk semua barang.
Pajak rendah sendiri adalah teori dari kapitalisme. Teori yang memberikan saran
untuk pajak rendah agar orang berusaha lebih keras untuk mencari pendapatan yang
lebih besar sehingga mendorong produktivitas yang tinggi.
Pajak atas barang rendah juga didorong atas teori mendorong konsumsi
(kapitalisme teori juga). Hal yang sama atas subsidi BBM karena sangat baik untuk
mendorong konsumsi karena efek domino juga mempermurah harga barang lainnya
yang mendorong konsumsi tidak terganggu. Namun pada teori Kapitalisme, negara
juga tidak perlu pengeluaran banyak karena meminta semua diserahkan pada pasar.

Ketiga adalah tidak mudah mendapatkan guru dengan passion mengajar


tinggi. Guru di Finlandia bisa dipastikan adalah orang yang memiliki passion besar
untuk mengajar. Gaji guru di Finlandia bisa dibilang tidak tinggi. Bahkan di hasil
penilaian oleh OECD atas gaji guru pada seluruh negara angggotanya, tingkat gaji
guru di Finlandia tidak masuk 10 besar. Gaji guru disana dibawah gaji guru di
Amerika Serikat padahal secara pendapatan perkapita masyarakat Finlandia jauh
lebih tinggi dari Amerika Serikat.
Dari beberapa forum kita bisa mengetahui bahwa gaji guru hanya setengah
dari gaji dokter (dokter juga wajib PNS di Finlandia karena pengobatan juga gratis).
Maka dipastikan bahwa seorang lulusan terbaik (tingkat secondary school) rela
meninggalkan profesi mahal seperti teknik (kerja di Nokia), IT (Perusahaan IT
banyak di Finlandia, salah satunya Rovio pembuat Angry Bird) atau jadi dokter jika
mau tetap jadi PNS, maka dipastikan passion atas mengajar yang bisa jadi alasan.

5
Passion mengajar yang tinggi dimiliki oleh semua guru di Finlandia adalah
hal yang sangat sulit ditiru. Untuk mendapatkan guru dengan hasil akademik yang
baik dan passion tinggi mengajar butuh proses panjang. Gaji yang tinggi bagi guru
dan dana yang berlimpah akan mampu menarik guru dengan kualifikasi baik namun
tidak untuk passion mengajar.
Gaji yang sangat tinggi akan mengundang juga lulusan terbaik tapi tidak
tidak menjamin memiliki passion untuk mengajar. Bahkan mereka yang passionate
mengajar bisa banyak tersingkir oleh para pengejar materi. Orang yang hanya
mengaejar materi akan mempengaruhi kualitas pendidikan karena tidak akan
tertarik untuk terus belajar dan bekerja keras demi memberikan pendidikan terbaik
bagi anak muridnya Mereka hanya akan menegrjakan tugas sebatas apa yang
diminta dan lebih ke arah result oriented bukan process oriented.
Passion akan sangat berguna karena tidak semua manusia sama dan
membutuhkan cara pengajaran yang berbeda.Seseorang yang hanya tertarik gaji
besar tidak akan berusaha untuk mencari cara terbaik agar semua muridnya
mendapatkan manfaat yang sama dari pengajarannya. Sebab hal itu hanya
menambah beban dan mungkin membutuhkan biaya pribadi tanpa memberikan
tambahan gaji kepadanya.
Dalam sebuah liputan di Finlandia, seorang guru yang menemukan ada
seorang muridnya yang tidak bisa mendapatkan pengalaman belajar sempurna di
kelas, maka dia akan berusaha mencari inovasi teknik mengajar, berkonsultasi
bahkan mengikuti pelatihan demi mendapatkan ide untuk berinovasi. Bayangkan,
betapa berdedikasinya mereka hanya demi satu murid di kelas. Tindakan yang
passionate ini akan menyentuh muridnya dan tentu saja banyak murid juga akan
memiliki passionate yang tinggi untuk mengajar serta menjadi inspirasi bagi anak -
- anak lain. Sehingga walau gajinya tidak tinggi, profesi guru akan dikejar oleh
banyak orang dengan tingkat pencapaian akademis tinggi. Proses panjang yang
tidak mudah untuk ditiru.

Keempat adalah Finlandia merupakan negara dengan tingkat korupsi yang


rendah. Indonesia bisa memaksakan untuk menerapkan sistem pendanaan atas
pelayanan dengan basis sosialisme seperti sekolah gratis dan lainnya. Namun,

6
ketika pendapatan dari negara masih ditunjang oleh sistem pajak berbasis
kapitalisme yang difungsikan untuk membiayai negara dengan campur tangan
rendah maka sistem pendidikan akan kekurangan dana.
Walau, dana dan gaji yang tinggi bagi guru tidak menjamin kualitas yang
baik, namun dana yang tidak mencukupi pasti akan mempengaruhi kinerja.
Penurunan peringkat Finlandia dari yang terbaik di 2012 menjadi peringkat 5 dunia
di 2015 pada beberapa pengamat diperkirakan karena ketidak mampuan untuk
mencukupi dana pendidikan; Nokia yang merupakan penyumbang pajak terbesar
baik dari sisi Perusahaan dan pajak pribadi para pekerjanya menurun sejalan dengan
menurunnya penguasaan Nokia atas pasar telepon genggam sehingga memecat
banyak pekerjanya. Dana bukan faktor utama tetapi bisa dikatakan memiliki peran
yang cukup signifikan.
Di sisi lain, seseorang guru yang memiliki passion tinggi juga tidak akan
bisa memberikan kinerja maksimal jika dia tidak yakin dirinya dan keluarganya
bisa terjamin baik kelayakan hidup dan masa depannya. Jika pemerintah
memaksakan maka yang terjadi untuk mencukupi dana baik bagi kebutuhan
pengajaran atau kebutuhan hidup para pengajar maka otomatis muncul pembayaran
informal.
Pembayaran informal yang bisa dijadikan sumber pemerasan oleh para para
pengawas sampai tingkat walikota dan bupati bahkan pusat untuk menjadikan
pendidikan sebagai sapi perahan untuk mempertahankan kekuasaannya. Dan ketika
korupsi telah mengakar maka akan sulit untuk memberantasnya.
Para aktor penguasa dan penikmat hasil dari institusi benalu akan selalu
mampu menyesuaikan dan mencari cara untuk mempertahankan hegemoni mereka.
Bahkan tambahan dana atau tunjangan tambahan buat guru bisa digunakan bukan
untuk kepentingan pendidikan tetapi lebih mempertahankan hegemoni. Korupsi di
bidang pendidikan akan sangat sulit diberantas dari luar jika benalunya telah
terbentuk dan kokoh. Hanya disrupsi berupa ancaman keberlangsungan institusi
pendidikan formal yang bisa memaksa para aktor itu untuk melepaskan
hegemoninya.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Walaupun ada beberapa poin yang menjadikan sistem dan kualitas pendidikan di
Indonesia tertinggal dari banyak negara-negara di dunia, namun bukan berarti tidak
ada yang dibanggakan dengan belajar di Tanah Air. Contohnya Anda tidak perlu
mengeluarkan uang banyak untuk biaya belajar dan lain sebagainya. Tentunya
semua akan menjadi satu pekerjaan rumah bagi siapa saja agar dapat mewujudkan
sistem dan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan dapat
bersaing dengan negara luar, serta dibutuhkan dukungan serta perhatian dari
berbagai pihak untuk hal tersebut.

3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kekhilafan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini

8
DAFTAR PUSTAKA

https://prelo.co.id/blog/perbedaan-sistem-pendidikan-di-indonesia-dan-finlandia/

https://www.kompasiana.com/kasjdaskfkhsgg/5a4d7b95cf01b47e354623a2/pendi
dikan-indonesia-tidak-akan-bisa-meniru-finlandia-sebuah-opini-dari-perspektif-
ekonomi-pendidikan?page=all

9
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan
karuniaNya, saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Perbandingan Pendidikan Indonesia dengan Finlandia“ ini dengan baik dan tepat
waktu. Saya juga turut berterima kasih kepada ibu dosen mata kuliah pengantar
pendidkan yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga
pengetahuan saya dalam penulisan makalah ini semakin bertambah. Tidak ada
manusia yang sempurna, oleh karena itu saya menyadari masih terdapat banyak
kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di dalam
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 13 november 2019

Penyusun

10ii
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………………….i
Kata Pengantar………………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………..iii

BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang…………………………………………………………………..1
Rumusan Masalah……………………………………………………………….1
Tujuan Penulisan………………………………………………………………...1

BAB II : Pembahasan
Perbedaan Pendidikan Di Indonesia Dan Finlandia……………………………..2
Alasan Kenapa Pendidikan Indonesia Tidak Bisa Memiliki Sistem Pendidikan
Finlandia…………………………………………………………………………4

BAB III : Penutup


Kesimpulan………………………………………………………………………8
Saran……………………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………9

11
iii
MAKALAH

PERBANDINGAN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan

Dosen Pengampu : Dina Irmayanti Harahap, M.Hum

Oleh : RIBBY TAZUID (1932000038)

KELAS A PAGI

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA MEDAN

PAKULTAS ILMU SOSIAL DAN KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2019

12

Anda mungkin juga menyukai