Anda di halaman 1dari 52

Komunikasi bisnis (Business Communication) adalah proses pertukaran pesan atau informasi

untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi.
Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga
haruslah persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.

Dengan kata lain Komunikasi bisnis berarti setiap komunikasi yang digunakan untuk
membangun partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu
produk; servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang
dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan
eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi
(perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan
prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll.
Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas,
hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal
tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business value)

Di era globalisasi ini, tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin sulit, karena
dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin turbulen. Para manajer
perlu membekali diri dengan keterampilan lintas budaya, berupa kemampuan berinteraksi
dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain, maupun kerjasama tim,
baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis. Disini peran komunikasi
bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan laporan dan
informasi dari lingkungan. Disamping menyampaikan gagasan, baik lisan maupun tertulis secara
sistematik.

Bahayanya Tidak Belajar NLP Dan Hypnosis

Jika setiap orang secara SADAR menginginkan kebaikan, kesehatan, kebahagiaan,


ketenteraman, dan kesejahteraan, maka dalam konteks manusia yang sama-sama dianugerahi
kemampuan, mengapakah tak setiap orang mendapatkannya?

Jika setiap orang secara SADAR tidak ingin menderita, sakit, tidak berbahagia, tidak tenteram,
dan tidak sejahtera, maka dalam konteks manusia yang sama-sama dianugerahi kemampuan,
mengapakah banyak orang justru hidup di bawah bayang-bayangnya?

Because there is something other than CONSCIOUS. Sebab rata-rata orang baru mengerahkan
sebagian kecil dari kemampuan.

It has much more power than we ever thought!


It drives our daily lives.
We have to educate them.
"Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan."
- Ibnu Miskawayh -

"Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan."
- Al Ghazali -

Untuk mendidiknya, kita perlu mengenalnya dan mengetahui cara kerjanya. Agar kita tidak
sekedar menjalankan ajaran tanpa mengetahui pemahamannya. Agar hati menjadi tenang dan
akal terpuaskan.

7 Hukum Layout sebagai Prinsip Dasar Desain


November 21, 2009 CREATIVE COMMUNICATION

Desain terdiri dari berbagai elemen grafis pembentuk desain– seperti tulisan yang telah saya
posting sebelumnya– elemen grafis terdiri dari huruf, warna, bentuk, garis, tekstur,
gambar/ilustrasi dan foto. Untuk memunculkan desain yang tepat, elemen-elemen tersebut di
ramu dengan layout (tata letak) yang sesuai dengan segmentasi penerima pesan grafis
(komunikan).
Apresiasi seni grafis berarti mengenal (pengetahuan), memahami dan merasakan, dan
memberikan penghargaan, penilaian atau tanggapan estetis (respons estetis). Ini merupakan
feedback dari komunikan terhadap seni grafis yang meliputi implementasi elemen-elemen grafis
di dalam karya desain grafis.

Kaitannya terhadap apresiasi komunikan ialah berlakunya alat ukur seperti pada hukum-hukum
layout. Menurut Frank Jefkins (1997, 245) prinsip dasar desain yang diterapkan  pada media
adalah hukum layout desain, yaitu : Hukum Kesatuan, Hukum Keberagaman, Hukum
Keseimbangan, Hukum Ritme, Hukum Proporsi, Hukum Skala dan Hukum Penekanan.

1. Hukum Kesatuan

Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan layout. Kesatuan
bagian layout ini dapat dikacaukan oleh suatu batasan yang mengganggu, terlalu banyak jenis
huruf yang berbeda dan berlawanan, warna yang didistribusikan dengan sembarangan, unsur-
unsur yang kurang proposional, atau layout yang ‘semarak’ dengan bagian-bagian yang
membingungkan.

2. Hukum Keberagaman

Meski demikian, dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan pengkontrasan seperti
menggunakan jenis huruf tebal (bold) dan medium, atau juga memanfaatkan ruang kosong dalam
keseluruhan layout. Media, layaknya tidak menimbulkan kesan monoton, keberagaman juga
dapat dihasilkan dengan pemanfaatan gambar-gambar.

3. Hukum Keseimbangan

Adalah mendasar sekali bahwa suatu media harus menampilkan keseimbangan. Keseimbangan
optis adalah sepertiga bagian bawah suatu ruang media, bukan setengahnya. Suatu gambar atau
headline mungkin memakan tempat sepertiga dan naskah dua pertiganya sehingga memenuhi
syarat keseimbangan optis. Keseimbangan simetris dapat dicapai dengan pembagian, sehingga
suatu desain dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama, seperempat bagian, dan seterusnya.

4. Hukum Ritme

Meski media cetak bersifat statis, namun masih memungkinkan untuk menimbulkan kesan
gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan diarahkan keseluruh bagian media. Sebagai
contoh sederhana adalah memasukkan setiap awal paragraf (first line atau hanging indent).
Bagaimanapun aliran pesan awal sampai pesan terakhir secara keseluruhan di dalam desain harus
menyiratkan ritme yang nyaman.

5. Hukum Proporsi

Hal ini khususnya berkenaan dengan ukuran jenis huruf yang digunakan untk lebarnya naskah.
Makin lebar suatu naskah (atau ukuran ruang) makin besar pula ukuran huruf yang harus
digunakan, dan demikian pula sebaliknya. Suatu media yang mempunyai ruang yang sempit
(kecil) akan menggunakan jenis teks ayng kecil pula, akan tetapi jika media itu lebar maka
memerlukan huruf teks yang lebih lebar, kecuali teks-teks itu diatur dalam kolom-kolom.

6. Hukum Skala

Jarak penglihatan (visibility) tergantung pada skala tone dan warna, beberapa tampak kurang
menyolok, sementara yang lain terlalu tampak menyolok. Warna-warna pucat pastel, merupakan
warna yang kurang menyolok. Sedangkan warna-warna menyolok ditampakkan pada warna
primer. Warna hitam dengan kombinasi warna kuning atau oranye akan sangat tampak menyolok
dibanding warna kuning dengan warna putih yang terkesan tidak menyolok (baca: mati). Hukum
Skala dapat digunakan dalam desain typography ketika headlines dan subheading dibuat kontras
dengan area abu-abu dari huruf-huruf teks.

7. Hukum Penekanan

Aturannya di sini yaitu bila semua ditonjolkan maka yang terjadi adalah tidak ada hal yang
ditonjolkan (all emphasis is no emphasis).  Seperti yang terjadi bila terlalu banyak huruf tebal
yang digunakan atau terlalu banyak huruf kapital yang digunakan. Hukum Penekanan berkaitan
erat dengan hukum lainnya terutama berkaitan dengan Hukum Keberagaman dan Hukum Skala.

Sebuah media dapat dibuat sehingga tampak menarik jika ada penekanan seperti pada jenis huruf
yang ditebalkan atau kata-kata tertentu yang diberi penekanan dengan warna lain. Ruang atau
bidang yang dibiarkan kosong (white space), kecerahan juga dapat menjadi cara yang efektif
untuk menghasilkan penekanan.

Ketujuh Hukum Layout tersebut sangatlah penting untuk diimplementasikan sesuai dengan
karakter segmen komunikan.

Ringkasan Buku The Power of Public Speaking - Kiat


Sukses Berbicara Di Depan Publik
Siapa pun memiliki kesempatan untuk berbicara di depan publik. Ini berarti bukan hanya
selebritis, politikus, dan orator yang berhak menggunakan gelar pembicara publik karena
kemampuan itu dimiliki oleh setiap manusia. Mampu atau tidaknya kita menjadi seorang
pembicara hanya masalah tekad dan disiplin dalam mengembangkannya.

Buku ini bisa disebut semacam sharing pengalaman Penulis dalam dunia entertainment dan
profesional terkait dengan ilmu public speaking. Apa yang Penulis paparkan bukan sekadar hal-
hal yang sukses dilakukan dengan baik, melainkan juga kesalahan-kesalahan yang pernah
dilakukannya.
Namun, Anda akan mendapatkan kiat-kiat khusus untuk mempersiapkan, merenspons, atau
mengantisipasi suatu keadaan tertentu agar menjadi semakin percaya diri dan terampil dalam
berbicara di depan publik.

Buku ini sangat penting untuk menambah khazanah pengetahuan public speaking baik bagi
masyarakat awam yang bersiap-siap menekuni profesi public speaking, mereka yang sedang
menekuni, ataupun mereka yang sudah mahir.

Bacalah buku ini, dan praktikkanlah kiat, petunjuk, dan saran dalam buku ini dan Penulis sangat
yakin Anda bisa menjadi seorang pembicara publik yang andal dalam berbagai kesempatan, baik
sebagai profesi ataupun keterampilan yang Anda perlukan untuk menunjang karier pekerjaan
dalam bidang apa pun.

***

�Katanya banyak orang lebih memilih untuk melakukan terjun payung daripada berbicara di
depan publik. Saya rasa, saya justru sebaliknya. Pelajari saja tip-tip praktis dalam buku ini agar
Anda yakin bahwa berbicara di depan publik bisa dinikmati karena Charles Bonar tahu persis
bagaimana menularkan pengalamannya. Rasakan sendiri keajaiban itu melalui The Power of
Public Speaking.� �RHENALD KASALI, PH.D Pakar pemasaran, penulis Change & Recode
Your Change DNA

Ringkasan Buku 7 Dosa Besar (Penggunaan) PowerPoint


Kiat Menyajikan Presentasi yang Menarik

Ruang rapat yang gelap. Slide dengan poin berjejer-jejer. Huruf-huruf yang terlalu kecil, atau
terlalu gelap, atau yang berlatar belakang terlalu terang. Teks dan gambar yang berputar-putar.
Musik yang mengganggu, atau bahkan mencuci otak. Presentasi menjadi peperangan antara
penyaji yang tidak kompeten melawan hadirin yang ingin kabur.

Semua orang yang kehidupannya bersinggungan dengan dunia bisnis kemungkinan besar pernah
mengalami peristiwa serupa di atas. Para pembaca buku ini kemungkinan besar adalah korban-
korban PowerPoint yang berhasil selamat. Namun, buku ini juga diperuntukkan bagi mereka
yang belum sadar bahwa presentasi mereka justru menyulitkan orang lain untuk mengerti. Juga
untuk para pembicara yang ingin mengetahui lebih dalam tentang penyusunan materi presentasi
yang efektif.

Dosa-dosa besar yang dibahas dalam buku ini tidak eksklusif pada PowerPoint. Orang bisa saja
menggunakan program Keynote (pada Mac) atau Open Office dan melakukan hal yang sama.
Fokus kepada PowerPoint dipilih karena penggunaan aplikasi ini yang mendunia. Saking
globalnya, bahkan ada berbagai kasus internasional akibat penyalahgunaan PowerPoint.

Sebagian besar contoh yang dikemukakan dalam presentasi ini memang berada dalam ranah
teknologi informasi, namun pesannya universal: presentasi adalah kombinasi antara seni (art) dan
keahlian (craft) menyangkut komunikasi ide dari seseorang ke orang lain. Microsoft PowerPoint,
(PPT), yang dikembangkan sebagai alat bantu presentasi, justru malah membuat banyak orang
salah kaprah tentang presentasi.

Buku ini membahas tentang penggunaan PPT yang mendekati definisi presentasi di atas. Alih-
alih membahas teori atau teknik presentasi dari awal, buku ini menunjukkan kesalahpenggunaan
PPT atau �Dosa Besar�. Kemudian memberitahukan cara mengatasi dan menghindari dosa
besar tersebut. Dengan begitu, pembaca dapat menyerap dan menerapkan informasi dari buku ini
dengan lebih mudah dan praktis.

***

ISMAN H. SURYAMAN adalah seorang copywriter dan konsultan teknologi informasi yang
telah menulis dan menyajikan presentasi dalam berbagai situasi untuk hadirin dengan latar
belakang yang beragam. Sebagian besar presentasi tersebut menggunakan alat bantu PowerPoint.
Konsep Tujuh Dosa Besar (Penggunaan) PowerPoint bermula dari salah satu materi teknik
presentasinya.

***

�... cukup banyak yang bisa dipelajari dari buku mungil ini, mulai dari bagaimana
menghilangkan kebosanan, mengukur waktu yang tepat sehingga presentasi bisa berjalan dengan
efisien tanpa membuang-buang waktu, penguasaan panggung, sampai dengan menyajikan
presentasi yang membangkitkan rasa ingin tahu audiens. Ini semua merupakan tip-tip yang
sangat jarang dibahas di buku-buku mengenai PowerPoint lainnya yang kebanyakan hanya
berkisar kepada fitur-fitur software andalan ini.� �Jennie S. Bev, pembicara dan wirausaha,
San Francisco

�... ternyata hanya mengandalkan PowerPoint bukan strategi yang jitu dalam menyampaikan
presentasi. Banyak trik yang harus dikenali terutama teknik berkomunikasi. Buku 7 Dosa Besar
(Penggunaan) PowerPoint baik sekali dalam memberikan tip dan strategi komunikasi dengan alat
bantu PowerPoint.� �Onno W. Purbo, pembicara dan pakar teknologi informasi

Ringkasan Buku Latihan Singkat Tangkas Mempengaruhi


dan Berkomunikasi Efektif
Hidup adalah proses memengaruhi! Untuk sukses, kemampuan memengaruhi dan berkomunikasi
efektif tak bisa ditawar-tawar lagi, baik dengan rekan sekerja maupun rekan di luar kantor.

Inti kerja manajemen dan kepemimpinan adalah meraih hasil lewat orang lain, maka cara terbaik
dan paling efektif untuk mencapainya adalah lewat kemampuan memengaruhi�kemampuan
untuk mengarahkan sikap, kepercayaan, dan perilaku orang lain tanpa memakai kekuatan atau
kewenangan resmi. Manajemen perintah dan pengendalian kini sudah tidak relevan. Buku ini
akan membekali Anda kemampuan itu: kecakapan, sikap, taktik, dan temuan-temuan mutakhir
yang terbukti ampuh serta berbagai corak dan proses memengaruhi.

Disertai ilustrasi kartun dan balon kata inspiratif dari tokoh-tokoh dunia, buku ini membantu
Anda menimbang dan merefleksikan bagaimana kinerja Anda sebagai pemberi pengaruh.
Beragam latihan dan kiat praktis�mulai dari wawancara sampai menggambar sketsa, kuesioner,
dan studi kasus�yang disodorkan dua ahli manajemen perubahan ini akan membantu Anda
mengasah dan memperkaya keterampilan, gaya, pendekatan, serta strategi Anda memengaruhi
orang lain.

Nikmati pula berbagai teori terkini dan kisah nyata yang inspiratif dalam buku ini, lalu
bersiaplah jadi pribadi tangguh dan berpengaruh!

***

�Alih-alih memakai kewenangan atau manipulasi untuk meminta seseorang melakukan sesuatu,
memengaruhi bisa membantu orang untuk menyadari adanya manfaat bagi mereka jika
mengikuti arahan Anda. Memengaruhi menciptakan kepercayaan dan memperkecil penolakan
dalam jangka panjang. Memengaruhi membangkitkan kreativitas dan kerja sama, bukan potensi
penolakan yang ada dalam kepatuhan.�
-- Nicola Thomas, mantan Direktur Marketing Christian Salvesen

�Tak pelak, inilah buku terbaik yang pernah saya temui tentang seni memengaruhi. Teori dan
praktiknya amat kaya karena didasarkan pada pengalaman penulisnya bekerja dengan
perusahaan-perusahaan besar selama bertahun-tahun.�
Dr. Eversley Felix, Konsultan Senior Pembelajaran dan Pengembangan, BBC

Public Speaking: Kenali Tipe Audience Anda

Post under motivational speaker, pembicara motivasional, pembicara publik, public speaker,
public speaking pada 10:45 PM Diposting oleh Admin
Pengelompokan tipe audience berikut ini, adalah gambaran umum dari tipe-tipe orang yang
mungkin akan hadir di dalam sesi public speaking Anda. Menghadapi orang dengan masing-
masing tipe ini, punya strategi dan cara yang berbeda-beda.

Saya sharing di sini buat kita pelajari bersama, sumbernya adalah "Knockout Presentation",
Chandler House Press. Penulisnya adalah Diane DiResta, seorang public speaker handal,
presiden DiResta Communications Inc.

Eager Beaver

Orang dengan tipe ini cenderung aktif dan selalu menjadi yang pertama dalam berpartisipasi. Dia
punya keinginan besar untuk membantu Anda dan situasi bicara Anda. Namun demikian, ia juga
bisa menyulitkan orang lain karena terlalu aktif. Jangan jatuhkan semangat orang dengan tipe ini.
Sebisa mungkin akui partisipasi dan kontribusinya, tapi juga doronglah orang lain untuk ikut
berpartisipasi dalam sesi Anda.

Expert

Orang dengan tipe ini cenderung menantang otoritas Anda sebagai pembicara. Ia juga senang
mendebat orang lain. Bisa jadi, orang ini benar-benar seorang expert yang membutuhkan
pengakuan. Jika memungkinkan, akui kepakarannya tanpa sikap bertahan. Tetaplah bertanya
pada orang lain yang bukan pakar tentang pendapat mereka.

Strategi jitu untuk para expert ini adalah memainkan peran untuk kepakaran mereka. Misalnya,
mintalah mereka menyampaikan pendapat dan pandangan profesionalnya. Jika Anda berhasil,
dengan segera ia akan menjadi sekutu yang tangguh bagi Anda dan siap menghadapi siapapun
bersama Anda.

Rambler

Orang dengan tipe ini pada dasarnya adalah tukang cerita. Anda memberinya waktu, Anda akan
mendapatkan sejarah dan seluk-beluk yang kelewat lengkap tentang sebuah topik. Untuk
menangani seorang rambler, Anda bisa memotong bicaranya dengan sopan, kemudian
menyarikan komentarnya, lalu meminta orang lain ikut memberikan pendapat. Jangan biarkan
orang ini menjadi pembicara pengganti untuk Anda.

Poor Loser

Orang dengan tipe ini tidak akan mengakui satu kesalahan pun dari sisinya. Ia seperti tidak
punya kekuatan untuk mengakui kesalahan. Bijaklah dan jangan sudutkan mereka. Anda
mungkin perlu menciptakan situasi "sepakat untuk tidak sepakat". Anda juga harus memberi
peluang pada mereka untuk menyelamatkan muka.

Dominator

Mereka ini ingin mengontrol. Mereka bisa mengintimidasi seluruh audience Anda dengan
memonopoli pembicaraan atau aktivitas yang berlangsung. Jangan biarkan mereka mengambil
alih panggung. Jangan biarkan mereka melakukan kudeta. Untuk melakukannya, Anda
sepatutnya pandai menggunakan humor sebagai wahana.

Sebagai contoh, saat meminta respon, Anda bisa bergurau dengan mengatakan, "Ayo! Siapa saja
asal bukan Bambang!" Jika ini tidak berhasil, istirahatkan sesi dan bicaralah pada orang itu
secara personal untuk memintanya berbagai waktu dengan audience lain.

Side Conversators

Dua atau lebih orang dalam audience Anda bisa terlibat dalam pembicaraan selagi Anda
bebicara. Jika audience besar dan ruangan luas, mungkin bisa Anda abaikan saja. Tapi dalam
kelompok kecil, hal ini mengalihkan perhatian audience dari pembicaraan Anda.

Anda bisa melakukan kontak mata dengan para tukang ngobrol ini dan berhentilah bicara sampai
mereka menyadari apa yang Anda harapkan. Anda juga bisa mengkonfrontasi mereka secara
langsung dan meminta dengan sopan agar mereka berhenti berbicara selama sesi Anda.

Atau, cobalah teknik berjalan. Berjalanlah ke arah mereka, berdiri di depan mereka dan teruslah
berbicara. Mereka akan menangkap maksud Anda. Kalo nggak juga, ya dijitak saja!

Negative

Orang dengan tipe ini sangat bertahan dan punya pandangan negatif tentang Anda, tentang
materi, topik atau poin Anda. Dan mereka, mungkin memang tidak ingin berada di ruangan itu.
Mulailah mencari tahu latar belakangnya. Tawarkan untuk rekonsiliasi, atau tawarkan untuk
berdiskusi setelah sesi.

Complainer - Whiner

Orang dengan tipe ini, selalu bisa menemukan kesalahan di bagian mana pun dari bicara Anda.
Mereka sering mengeluh tapi tanpa solusi. Mungkin juga, mereka tidak bersikap negatif terhadap
materi Anda, tapi memang dasarnya suka mengeluh.

Salah satu ciri dari orang dengan tipe ini adalah gayanya yang khas, yaitu sering sekali
mengungkapkan, "Iya sih, tapi..."

Janganlah terjebak pada permainan klasik mereka. Ambillah alternatif, misalnya dengan
menunda perdebatan atau dengan melakukan rekonsiliasi demi kepentingan seluruh audience.
Tetaplah fokus dan maju terus.

Hecklers

orang dengan tipe ini termasuk "pengacau". Cobalah untuk mengabaikan pengacau ini. Jika
mereka tidak mendapatkan respon dari Anda, mereka mungkin akan menyerah. Jika Anda
menerapkan retorika, maka cara ini hanya akan mengundang mereka kembali lagi untuk
mengacaukan Anda. Lebih baik, berjalanlah ke arah mereka, letakkan tangan Anda di pundak
mereka, atau sentuhlah sesuatu pada diri mereka dan teruslah bicara.

Dalam melakukan trik ini, upayakan agar Anda tidak menunjukkan sikap menyerang atau
meletakkan sesuatu selain tangan Anda.

Atau, Anda juga bisa meminta mereka memperkenalkan dirinya - mereka, ini ciri khas mereka,
biasanya lebih memilih menjadi NN.

Semoga kita makin terampil untuk tampil berbicara.

Saat berurusan dengan audience sulit, ingatlah bahwa perilaku yang mengganggu pada intinya
adalah cerminan dari kebutuhan yang tak terpuaskan. Carilah cara untuk memuaskan kebutuhan
subyektif itu. Strategi terbaik Anda adalah rasa humor dan sebuah pengertian tentang latar
belakang dari setiap perilaku.

Public Speaking: Sepuluh Cara Menidurkan Audience Anda

Post under communication, komunikasi, motivational speaker, pembicara motivasional,


pembicara publik, public speaker, public speaking pada 9:10 PM Diposting oleh Admin
Pernahkah Anda tertidur saat mendengarkan sebuah pidato atau saat Anda menghadiri suatu sesi
presentasi atau seminar? Kadang-kadang, tertidur beberapa menit dalam suatu sesi pembicaraan
dapat mendongkrak energi Anda untuk sisa hari itu. Yang repot, jika tidur itu menjadi berlebihan
atau keterusan sampai acara selesai.

Para pembicara, jika Anda ingin menjadi orang yang bermurah hati dengan memberi kesempatan
ini kepada audience, perhatikan tips-tips ini dengan seksama.

1. Yakinkan bahwa materi Anda kering dan membosankan. Jadikan materi Anda sangat-
sangat-sangat teknis, kompleks, atau ruwet. Jika memungkinkan, isilah sesi Anda dengan
pembicaraan akademik yang sangat terspesialisasi, yang membuatnya tidak mudah
dimengerti tanpa pemahaman, pendidikan, dan riset terlebih dahulu.

2. Jangan masukkan penjelasan atau ilustrasi apapun yang membuat materi Anda mudah
dipahami oleh rata-rata orang yang menjadi audience. Cukup Anda sajikan pointer-pointer saja.
Atau sebaliknya, kembali ke cara nomor satu di atas.

3. Jadwalkan sebisa mungkin sesi bicara Anda di akhir suatu hari yang berat atau panjang, atau
mulailah setelah makan siang. Misalnya malam Senin, atau Senin malam, atau Jumat siang saat
audience Anda mulai menyiapkan acara akhir minggunya. Ini akan menambah daya kantuk dan
daya lesu materi Anda.

Cara ini mempunyai implikasi ganda. Pertama, audience Anda akan dengan mudah mencapai
tidur nyenyaknya. Kedua, mereka yang datang dan menjadi audience Anda justru orang-orang
yang sangat bersemangat untuk hadir sehingga malah kurang tidur. Maka, perhitungkan sekali
lagi kepentingan Anda tentang penjadwalan ini.

Jika materi Anda adalah searah atau sekedar informasi, maka Anda akan lebih mudah
menidurkan mereka. Jika materi Anda terlalu menarik atau terlalu penting, Anda akan gagal
total menidurkan mereka.

4. Bicaralah dengan sangat pelan dan hindari segala bentuk ekspresi atau variasi vokal yang
dapat membelokkan perhatian atau mengganggu "perjalanan" audience menuju tidurnya.
Ingatlah bahwa tujuan Anda adalah mengantar mereka ke alam mimpi dengan mulus.
5. Berdirilah dengan kaku di belakang podium sepanjang pembicaraan Anda. Jika tidak ada
podium, duduklah di belakang meja selama sesi Anda. Setiap gerakan yang Anda lakukan, atau
jika Anda melakukan gerakan yang mendadak, berpotensi membangunkan mereka.

6. Hindari variasi dalam gaya presentasi. Jangan berpindah dari bicara kemudian
menggunakan flip chart, slide, audio dan video, atau bantuan visual apapun yang dapat
menarik perhatian mereka.

7.Jangan pernah memasukkan unsur humor atau cerita dalam pembicaraan Anda, yang mungkin
akan mengilustrasikan berbagai poin penting.

8. Jangan berkutat hanya pada satu topik besar. Habiskan sebagian besar waktu dengan
berputar-putar tentang berbagai subyek atau pengalaman pribadi yang sangat membosankan,
dan tentu saja secara total harus OOT.

9. Bicaralah tentang suatu topik yang sudah sangat dikenal atau sudah basi atau terlalu umum.
Jagalah agar isi bicara Anda tetap berfokus pada berbagai hal yang mereka memang sudah tahu
sebelumnya, dan kemudian ceritakan lagi dengan pola, alur, dan arah yang mudah diterka. Anda
perlu mengeksekusi keahlian hipnotik Anda dalam hal ini, khususnya teknik bombardir.

10. Berikan kepada mereka handout yang super detil, sehingga audience tidak akan tertinggal
oleh satu informasipun sepanjang tidur mereka. Yakinkan bahwa Anda tidak mengatakan sesuatu
yang tidak tercantum dalam handout tersebut. Untuk hasil terbaik, baca saja handout itu kata per
kata. Jika perlu dengan datar dan tanpa emosi.

Saya berharap, dengan mengikuti tips di atas Anda akan mendapatkan kepuasan melihat seluruh
audience Anda tertidur dan mengorok dengan tenang dan berbahagia sepanjang sesi Anda.

Kreatifitas: The Disney Strategy

Post under kreatifitas, positive thinking, strategy pada 11:39 AM Diposting oleh Admin
Sahabat,

15 Mei 1928, Mickey Mouse lahir dalam keadaan bisu. Ia baru bisa bersuara setahun kemudian,
tepatnya 17 Maret 1929. Film pertamanya berjudul "Plane Crazy". Sejak saat itu, Mickey Mouse
menjadi legenda animasi dan kartun hingga hari ini.

Ayah Mickey Mouse adalah seorang Walter Elias Disney, atau lebih dikenal dengan nama "Walt
Disney", yang kini juga dikenal sebagai rajanya taman bermain (theme park- disneyland) di
berbagai pelosok dunia.

Robert Dilts, salah satu mbahnya dunia NLP, mencari tahu bagaimana fenomena Disney menjadi
besar dan melegenda. Ia menggali strategi kreatifitas Walt Disney dalam menciptakan semua itu.
Lahirlah "The Disney Strategy".

Inti kreatifitas ala Walt Disney sederhana. Ia membagi ruang berpikirnya menjadi beberapa
kamar layaknya kamar di rumah kita. Ruang-ruang atau kamar-kamar itu adalah:

1. Ruang Dreamer
2. Ruang Critic
3. Ruang Realist

Ketika pikiran sedang mengembara masuk ke dalam ruang dreamer, apa yang ada adalah
kreatifitas semata-mata. Di ruang ini, kreatifitas digenjot semaksimal mungkin tanpa melibatkan
kritik atau kendala realitas. Yang ada hanyalah kreatifitas-kreatifitas dan segala kemungkinan
opsinya. Liar, bebas.

Jika telah puas dengan pengembaraan liarnya, setelah berbagai kesimpulan kreatif dibuat, pikiran
dipersilahkan masuk ke ruang kritik. Di sini, yang ada hanyalah kritik dan kritik. Segala ide
kreatif itu dihadapkan adu kepala dengan segala kritik yang mungkin diungkapkan. Ide-ide itu
dikritik habis-habisan.
Setelah itu, barulah pikiran memasuki dunia realistik. Ide dan kreatifitas yang telah dikritik
habis-habisan digiring untuk menjadi realistik. Dengan demikian, ide dan kreatifitas itu akan
menjadi realistis alias memang bisa direalisasikan.

Kekurangpahaman tentang pembagian ruang ini, atau ketidaksepakatan di dalam brainstorming


dan pembahasan, seringkali mematikan ide dan kreatifitas.

Tips: Secara pribadi dan  organisasi, membiasakan The Disney Strategy seringkali menghasilkan
ide-ide briliant, yang dalam sejarah telah terbukti banyak mengubah dunia!

Leadership: Mengelola Masalah

Post under creativity, inspirasi, inspiration, kepemimpinan, kreatifitas, leadership, motivasi,


motivation, problem solving pada 10:46 PM Diposting oleh Admin

"Makin besar masalah yang Anda hadapi, makin besar peluang yang Anda miliki."
Matthias Schmelz - Penulis buku termahal di dunia, di Amazon bukunya (450 halaman) dijual
seharga $995.

Di dalam kata "problem" ada suku kata "pro". Dalam bahasa latin, "pro" berarti "positif" atau
"berpihak". Jika kita punya masalah, maka ia sebenarnya positif dan berpihak kepada kita.
Ingatlah lagi berbagai masalah dan persoalan yang berhasil kita selesaikan, pasti selalu
berdampak positif dan makin membesarkan kita.

Apa yang sering terjadi, adalah sikap otomatis kita yang cenderung menjadikan masalah atau
problem sebagai sesuatu yang "kontra" terhadap diri kita sendiri. Maka menghadapi masalah,
sebenarnya adalah tentang bagaimana menjadikannya sebagai sekutu yang makin menguatkan
kita.

Untuk bisa menyelesaikan masalah, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah merubah proses
berpikir dan berpersepsi. Sebab, inti setiap masalah adalah tentang cara berpikir dan cara
memandang. Kemudian, cara berpikir dan cara memandang itulah yang akan membentuk cara
kita membangun perasaan. Artinya, perasaan tidak datang dan diterpakan begitu saja kepada
kita. Ia adalah sesuatu yang kita bangun sendiri. Di sinilah letaknya, apa yang sesungguhnya
menjadi persoalan kita.

Jika kita bisa merubah proses berpikir dan bercara pandang, dan kemudian kita bisa membangun
perasaan yang lebih berpihak atau "pro" kepada diri sendiri, maka kita akan menjadi lebih
kreatif. Dan kreatifitas, akan bermuara pada berbagai pilihan. Dan kekayaan pilihan, adalah
peluang untuk berbagai keputusan dan tindakan yang akan menciptakan solusi.

== ALBERT EINSTEIN ==
Fisikawan, Outstanding Problem Solver.

Albert Einstein pernah mengatakan bahwa jika dia diberi waktu satu jam untuk menyelesaikan
suatu masalah, maka ia akan menggunakan 55 menit untuk mendefinisikan masalah dan 5
menit untuk menemukan solusi.

Cara problem solving a la Einstein telah terbukti juga ampuh untuk menyelesaikan berbagai
persoalan kehidupan pada umumnya. Einstein mengungkapkan sembilan langkah penting yang
perlu ditempuh untuk menyelesaikan masalah.

1. Rephrase the problem

Ketika seorang eksekutif di Toyota bertanya kepada para karyawan, "bagaimanakah caranya
menaikkan produktifitas kalian?", maka respon yang diperoleh adalah wajah-wajah bengong.
Kemudian, eksekutif itu merubah pertanyaannya menjadi, "bagaimanakah caranya agar
pekerjaan kalian menjadi lebih mudah?" Kita tahu, sisanya adalah sejarah besar Toyota.

Me-rephrase persoalan akan membuat pola berpikir menjadi lebih akurat dan berdayaguna.

2. Expose and challenge assumptions

Setiap persoalan, selalu dilatarbelakangi oleh setumpuk asumsi. Asumsi-asumsi itu, bisa jadi
tidak akurat atau mengakibatkan bias. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membuatnya
eksplisit, dan kemudian mengujinya dengan berbagai pertanyaan yang menantang.

"Benarkah bahwa...?"

Menguji asumsi akan membuat pola berpikir menjadi lebih jernih dan terarah.

3. Chunk up

Setiap persoalan, adalah bagian dari persoalan yang lebih besar. Maka, apa yang perlu dilakukan
adalah menelusuri persoalan ke atas, sehingga bisa diketahui dengan jelas bagaimana dan
seberapa besar pengaruhnya pada berbagai target yang lebih besar.
"Bagian dari persoalan apakah, persoalan yang satu ini?"

Chunking up akan membuat persoalan menjadi jelas duduk perkaranya.

4. Chunk down

Setiap persoalan, terdiri dari berbagai persoalan yang lebih kecil. Maka, apa yang perlu
dilakukan adalah menelusuri persoalan ke bawah, sehingga bisa diketahui dengan jelas detil-detil
dari persoalan.

"Persoalan-persoalan apa yang membangun persoalan yang satu ini?"

Chunking down akan membuat persoalan menjadi lebih spesifik dan pada saat yang sama akan
membuat diri kita bisa merasa lebih besar dari persoalan.

5. Find multiple perspectives

Setiap persoalan, terkait dengan berbagai sudut pandang berbagai pihak. Persoalan dan
penyelesaiannya, akan berpengaruh terhadap hubungan-hubungan dengan berbagai pihak ini.
Dalam NLP, cara ini erat hubungannya dengan konsep ekologis.

"Bagaimanakah persoalan ini dari sudut atau dari kacamata...?"

Mengambil multi persepsi akan membuat persoalan menjadi lebih terfokus dan pada saat yang
sama akan sangat membantu agar berbagai kemungkinan solusi tidak berdampak menciptakan
persoalan baru atau memperberat suatu persoalan yang lain.

6. Use effective language constructs

Aspek pilihan bahasa dan kata-kata sangat berpengaruh terhadap bagaimana suatu persoalan
akan ditindaklanjuti dan dikelola. Lebih jauh lagi, aspek bahasa dan kata-kata sangat
berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat stamina kita dalam menindaklanjuti dan mengelola
persoalan.

"Besar atau hanya sering?"

7. Make it engaging

Buatlah persoalan menjadi menarik, karena kita akan menghabiskan sejumlah energi dan waktu
dalam menghadapi persoalan. Jika persoalan menarik, maka energi dan waktu yang digunakan
akan tergantikan dengan efisien dan menguatkan.

"Persoalan, atau tantangan?"

8. Reverse the problem


Salah satu trik untuk keluar dari persoalan dengan segera, adalah dengan menjungkirbalikkan
persoalan.

Jika kita ingin menang, cari tahu apa yang akan membuat kita kalah. Jika kita ingin besar,
temukan apa yang membuat kita kecil. Jika kita ingin berhasil, selidiki apa yang akan membuat
kita gagal.

9. Kumpulkan fakta-fakta

Persoalan harus jelas dan detil. Jangan sampai, sesuatu yang bukan persoalan malah kita anggap
persoalan, atau suatu persoalan muncul dengan kabur dan samar-samar.

== MATTHIAS SCHMELZ ==
Penulis buku termahal di dunia, "The Millionaire Maker".

Proses berpikir, cara pandang, perasaan, dan kreatifitas, selalu berhubungan dengan berbagai
makna. Dan makna, selalu lekat dengan kata-kata dan bahasa.

Kata-kata memiliki kekuatan, sebab pikiran kita bekerja dengan bahasa. Jika kita ingin merubah
proses berpikir dan berpersepsi, kita bisa memulainya dengan mengubah kata-kata yang kita
gunakan. Mulailah dengan memaknai ulang kata "masalah", "persoalan", dan "problema". Kita
perlu melakukan ini sesegera mungkin saat kita merasa ketiga hal itu datang.

Pilihan 1 - "Situasi"

Jika kita memaknainya sebagai situasi, maka hal ini akan membuat kita lebih tenang. Sebab, apa
yang disebut dengan situasi bersifat netral, dan dia tidak hanya terekspos kepada diri kita secara
pribadi, melainkan "sedang terjadi" pada dunia yang kita hidup di dalamnya. Entah apakah
situasi itu baik atau buruk, setiap situasi punya karakter khas, yaitu bisa dianalisis.

Dalam kacamata ini, masalah, persoalan, dan problema, adalah "obyek pembelajaran". Dan
belajar, tidak pernah merugikan.

Pilihan 2 - "Tantangan"

Jika kita memaknainya sebagai tantangan, maka hal ini akan memicu ambisi kita untuk dua hal
sekaligus, yaitu menerima dan menuntaskan. Rata-rata kita menyukai tantangan. Hidup kita
cenderung membosankan tanpa tantangan.

Dalam kacamata ini, masalah, persoalan, dan problema, adalah sesuatu yang membuat "hidup
menjadi lebih hidup".

Pilihan 3 - "Kesempatan"

Jika kita memaknainya sebagai kesempatan, maka hal ini akan merubah sikap dan pendekatan
kita. Jika kita benar-benar bisa memaknainya, maka kita tidak memilih kalimat, "Kok bisa sih,
gue ngalamin yang beginian?" melainkan, "Apa yang bisa aq lakukan untuk keluar dari hal ini?"
atau, "Apa dari hal ini yang akan menguntungkan saya?"

Pilihan 4 - "Kesenjangan Keputusan"

Jika kita memaknainya sebagai kesenjangan keputusan, maka hal ini akan langsung mendorong
kita untuk menuju solusi. Dengan dorongan ini, kita tidak lagi berputar-putar di sekitar persoalan
dan terlalu lama berkutat dengannya, melainkan mulai memikirkan berbagai keputusan yang
harus kita ambil sebagai penyelesaian.

Kabar baiknya, berbagai persoalan, biasanya hanyalah tentang kesenjangan keputusan. Nyaris
setiap persoalan bisa diselesaikan dengan mengambil keputusan.

== STEVEN GILLMAN ==
Brain Power Enhancer.

Teknik Un-Bonding - "Bagaimana jika...?"

Setiap persoalan melekat pada suatu pihak. Persoalan kita melekat pada diri kita. Persoalan juga
bisa melekat pada sesuatu yang tidak bermasalah. Untuk bisa menghadapi persoalan, kita harus
bisa memisahkan persoalan atau mengisolirnya dari berbagai hal yang tidak relevan. Salah satu
caranya adalah dengan membuat persoalan menjadi "semakin berat".

Kita menjalankan bisnis di rumah. Kemudian muncul persoalan, yaitu bahwa kita menganggap
rumah kita sudah mulai sumpek.

"Bagaimana jika... rumah ini lebih kecil lagi?"


"Apa yang bisa kita lakukan?"

Menjawab pertanyaan di atas, akan cenderung mendorong kita memisahkan bisnis kita dari
rumah kita. Kita bisa berpikir untuk menempatkan bisnis kita di salah satu pojok rumah kita.

Jika kita melupakan pertanyaan ini, apa yang kita anggap solusi mungkin saja adalah
membesarkan rumah atau menyewa ruangan kantor di luar rumah. Untuk bisnis kita itu adalah
solusi, tapi bisa memunculkan persoalan baru, yaitu biaya.

== MINDTOOLS ==
Career Skills Expert.

Teknik Mencecar - "Mengapa...?"

"Mengapa pelanggan kita, Tuan A tidak puas?"


Sebab kita tidak melayaninya sebagaimana yang kita janjikan.

"Mengapa kita tidak melayaninya sebagaimana yang kita janjikan?"


Sebab kita terlalu sibuk dengan pelanggan lain dan berbagai pekerjaan.

"Mengapa kita terlalu sibuk dengan pelanggan lain dan berbagai pekerjaan?"
Sebab kita tidak pernah mengira pelanggan menjadi begitu banyak dan pekerjaan menumpuk
dalam waktu singkat.

"Mengapa sampai kita tidak bisa memproyeksikan hal ini?"


Sebab kita selalu sibuk mengejar penjualan.

"Mengapa penjualan kita menjadi sesuatu yang harus dikejar?"


Sebab kita butuh cash flow yang terjamin.

Oh begitu. Kita perlu berhemat lebih jauh lagi, agar cash flow tetap terjamin dan kita bisa
menyisihkan sebagian darinya untuk membiayai karyawan kita mengikuti pelatihan "service
excellence" bersama Pak Sopa, sehingga walaupun sibuk berjualan mereka tetap bisa melayani
pelanggan dengan baik. Nanti saya minta beliau mengisi pelatihan di luar jam kerja. ;)

Teknik Apresiasi - "Terus kenapa kalo gitu...?"

Teknik ini biasa digunakan di dunia militer. Tujuannya adalah memperkaya informasi terkait
dengan fakta-fakta masalah. Teknik ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan "Terus
kenapa kalo gitu...?" secara bertubi-tubi.

"Terus kenapa kalo gitu...?"


Ya...

"Terus kenapa kalo gitu...?"


Ya... terus ...

"Terus kenapa kalo gitu...?"


Terus...

"Terus kenapa kalo gitu...?"


Jadinya...

Pertanyaan yang bertubi-tubi dan diajukan dengan kepala dingin, akan membuat persoalan
menjadi semakin jelas arah dan juntrungannya. Semakin pasti dampak dan akibatnya.
Semakin kuat pengaruh dan perannya.

== CHUCK GALLOZZI ==
Personal Development Expert, Motivator.

Jika kita menghadapi masalah, sebenarnya kita sedang memiliki "sesuatu yang perlu berubah".

Langkah 1 - Menjawab Masalah


"Apa yang saya inginkan sekarang?"

Pertanyaan ini terdiri dari sub-sub pertanyaan;

"Apa yang saya ingin miliki?"


"Ingin menjadi manusia yang bagaimanakah saya ini?"
"Apa yang akan saya lakukan dalam posisi itu?"
"Apa yang saya akan bagi bersama orang lain?"

Menjawab pertanyaan ini adalah tentang tujuan, arah, orientasi, makna hidup, dan alasan
keberadaan diri.

Langkah 2 - Merespon Masalah

"Apa yang menghalangi saya dari mendapatkannya?"


"Apa yang akan saya lakukan tentang itu?"

Menjawab pertanyaan yang pertama adalah sebuah pengakuan tentang keberadaan masalah.
Tindak lanjut dari jawabannya adalah persiapan-persiapan. Menjawab pertanyaan berikutnya
adalah memproduksi peta jalan (roadmap) dan rencana tindakan (action plan).

Langkah kedua ini adalah tahap pertama menuju solusi. Tahap pertama menuju solusi selalu
merupakan tahap yang diwarnai dengan berbagai keragu-raguan. Ketahuilah bahwa fenomena ini
adalah normal. Kuncinya adalah berani dan percaya diri.

Langkah 3 - Implementasi

Lakukan apa yang telah menjadi rencana tindakan.

Langkah 4 - Maintenance

Lakukan monitor untuk progres dan kemajuan, dan lakukan langkah perbaikan jika dipandang
perlu.

Langkah 5 - Relapse

Kita mungkin tidak langsung berhasil. Maka yang perlu kita lakukan adalah mengulangi kembali
langkah 1 sampai langkah 5. Lagi... lagi... dan lagi.

"Gagal hanya ada jika kita berhenti."


Leadership: Bedanya Bosan Dan Malas

Post under inspirasi, inspiration, kepemimpinan, leadership, motivasi, motivation pada 11:13
AM Diposting oleh Admin

"Waspadalah jika Anda mudah


jenuh atau gampang bosan! Bakat leadership Anda mungkin cukup tinggi."

Semalam, setelah menyiapkan materi leadership "Tranforming Leaders" untuk para anggota
dewan, saya merenungi sesuatu. Sesuatu yang benar-benar menarik karena menciptakan sebuah
cara pandang baru. Cara pandang yang menurut saya lebih empowering alias memberdayakan.
Cara pandang yang bisa merubah paradigma kita selama ini tentang rasa bosan. Saya lalu
mengupdate status dengan ungkapan sebagaimana paragraf pertama di atas.

John Adair, dalam salah satu buku leadershipnya, mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik
seorang leader yang ideal dan terus tumbuh, adalah memiliki kualitas toughness atau keras hati
(dan mungkin juga keras kepala) yang sehat. Para leader dengan kualitas pribadi yang demikian,
adalah mereka yang demanding alias penuntut, dan pada saat yang sama sering merasa tidak
nyaman di dalam lingkungannya.

Ya, tidak nyaman alias bosenan!

Rasa tidak nyaman itu muncul karena standar tinggi yang mereka ciptakan sendiri. Segala hal di
sekitar mereka, cenderung lebih cepat menjadi membosankan karena di mata mereka semua itu
segera menjadi di bawah standar.
Rasa tidak nyaman inilah yang seringkali menciptakan fenomena "out of the box", "terobosan",
"breakthrough", "kreatifitas", "trend", dan sebagainya. Dengan kata lain, kebosanan yang
dikontrol dengan baik dan terarah sangat mungkin akan menciptakan fenomena kebangkitan
atau terobosan.

Maka, jika Anda mulai merasa bosan dengan pekerjaan, profesi, atau bisnis Anda saat ini,
waspadalah! Anda mungkin punya bakat leadership yang tinggi. Jika Anda bisa mengontrol,
menginvestigasi, dan mengelola kebosanan dengan baik dan terarah, sangat mungkin rasa
bosan Anda itu, yang selama ini adalah "kendala" dan "masalah", akan berbalik 180 derajat
menjadi "peluang" dan "tantangan".

Agar kita bisa melakukan pergeseran "paradigma kebosanan" dari masalah dan kendala,
menjadi peluang dan tantangan, maka poin-poin berikut ini layak Anda pertimbangkan.

1. Segala sesuatu tidak diciptakan dengan sia-sia. Segala sesuatu punya makna untuk
memantaskan dan membesarkan Anda.

2. Rasa bosan harus dibedakan dari rasa malas.

3. Kemampuan membedakan bosan dari malas, bisa berarti perbedaan besar dalam hidup
Anda, saat ini dan di masa depan.

BOSAN

Jika Anda merasa bosan, Anda cenderung meninggalkan yang ada dan mencari yang baru.
Anda cenderung melupakan yang di tangan dan mulai mencari dunia luar. Jika Anda bosan,
apa yang ada mulai terasa tidak nyaman, dan kemudian Anda mulai mencari-cari alternatif.
Anda bosan jika Anda merasakan sesuatu yang monoton dan begitu-begitu saja.
Anda harus memastikan, apakah
Anda benar-benar merasa bosan atau hanya merasa malas. Anda harus melakukan uji kriteria.

Yang berikut ini adalah pertanyaan yang merupakan turunan dari konsep John Adair, tentang
elemen mutlak di dalam leadership, yaitu The Leader, The Situation, The Team.

"Apa yang sebenarnya saya inginkan?"


"Apa yang bisa saya lakukan sekarang?"
"Siapa yang bisa membantu saya?"

The Team - Pertanyaan terakhir itu krusial, sebab ciri dari seorang leader adalah kemampuannya
untuk mendapatkan pengikut dan pendukung.

The Situation - Pertanyaan yang di tengah juga krusial, sebab memulai segala bentuk
transformasi harus dimulai dari diri sendiri.

The Leader - This is You - Pertanyaan pertama paling krusial, sebab itu adalah tentang
kejelasan visi alias vision clarity. Paling krusial karena secara langsung mengacu kepada
eksistensi dan tujuan keberadaan diri.

Jika jawaban yang Anda peroleh dari ketiga pertanyaan itu, ternyata masih terkait sangat erat
dengan segala hal yang melekat pada diri Anda saat ini, yaitu pekerjaan Anda, profesi Anda,
karir Anda, bisnis Anda, lingkungan dan organisasi Anda, maka bisa jadi; Anda cuma malas!
Jika Anda yakin bahwa jawaban
Anda memang mengacu kepada berbagai hal baru dan berada di luar sana, maka sangat
mungkin Anda perlu menetapkan ulang visi dan misi Anda.

Bosan adalah tentang kejelasan visi, tentang keyakinan dan tentang keterikatan Anda pada
visi itu.

Bosan adalah tentang WHAT.

MALAS

Secara sederhana, fenomena kemalasan bisa dideskripsikan begini.

Anda tahu bahwa itu baik, pantas, dan layak untuk Anda. Anda berhak, Anda sebenarnya
menginginkannya, dan Anda sebenarnya tahu bahwa Anda memang bisa mendapatkannya.

Anda hanya sedang terkooptasi oleh keadaan temporer. Anda hanya sedang kebingungan dalam
memilih cara untuk menuju ke sana. Dalam konteks ini, Anda hanya perlu berfokus untuk
kreatif dalam menjawab pertanyaan yang di tengah.

"Apa yang sekarang bisa saya sikapi, putuskan, dan lakukan tentang semua ini?"
Malas adalah tentang motivasi.

Malas adalah tentang HOW.

Waspadalah dalam mengindentifikasi perasaan Anda.

Bosan adalah tentang vision clarity, malas adalah tentang motivasi.


Bosan adalah tentang WHAT, malas adalah tentang HOW.

Salah Siapa?

Post under inspirasi, inspiration, motivasi, motivation pada 12:30 PM Diposting oleh Admin
Sahabat, ini kisah tentang empat manusia.

SETIAP ORANG, SESEORANG, SIAPAPUN, dan TAK SATU PUN.

Ada sebuah tugas penting yang harus dilaksanakan dan SETIAP ORANG diminta untuk
melakukannya.

SETIAP ORANG sangat yakin bahwa SESEORANG akan melakukannya.

SIAPAPUN dapat melakukannya, tapi TAK SATUPUN melakukannya.

SESEORANG kemudian marah sebab itu adalah tugas SETIAP ORANG.

SETIAP ORANG tahu bahwa SIAPAPUN bisa melakukannya, tapi TAK SATUPUN menyadari
bahwa SESEORANG tak mau melakukannya.

Akhirnya, SETIAP ORANG menyalahkan SESEORANG sebab TAK SATUPUN melakukan


apa yang SETIAP ORANG bisa melakukannya.

Sahabat, bisa jadi, empat manusia itu sebenarnya hanya satu. Mari kita renungkan dan mari kita
terus belajar.
Menjadi Diri Yang Merdeka

Post under inspirasi, inspiration, motivasi, motivation, spirit, spiritual pada 11:59 PM Diposting
oleh Admin

Sahabat, pernahkah engkau mendengar ungkapan semacam ini?

"Saya tidak pernah membayangkan bisa melakukan ini semua, he...he...he... tapi ternyata bisa
ya?"

Imajinasi kita nyaris tak berbatas. Tapi, kapasitas yang menampung imajinasi itu; selalu jauh
lebih luas.

1. Kapasitas kita di dalam kebaikan adalah kemampuan untuk belajar, untuk mencintai, dan
untuk bertindak, plus keberanian, kesabaran, dan antusiasme. Kita memilikinya sejak bayi dan
semua itu tak akan hilang hingga kita mati.

2. Apa yang menjadi penghalang bagi kemajuan kita saat ini, adalah ibarat karat-karat yang
menutupi.

Dan sahabat, bukankah itu berarti bahwa keberadaan semua karat itu justru menjadi sebab agar
kita bisa........... MEMILIH?

Jika bajumu hanya satu, bagaimanakah rasanya?


Kemudian, apa yang sahabat AKAN lakukan?

Jika uangmu banyak, bagaimanakah rasanya?


Kemudian, apa yang BISA sahabat lakukan?

Jika perasaanmu sedang tak karuan, bagaimanakah rasanya?


Kemudian, apa yang sahabat INGINKAN?
Di Jakarta ada banyak PILIHAN jalan tikus. Jalanmu sedang macet, bagaimanakah rasanya?
Kemudian, apa yang MUNGKIN sahabat lakukan?

Sahabat,

"BISA MEMILIH" adalah akhir dari apapun pengejaran yang engkau lakukan. Setiap
pengejaran, punya harapan agar kita pada akhirnya BISA MEMILIH dan makin memperluas
PILIHAN.

Sebab, "BISA MEMILIH" adalah MERDEKA. Bukankah yang engkau kejar adalah apa-apa
yang ada kata "freedom"-nya?

Financial...,
Health...,
Time...

Manakah yang akan kita pilih sahabat; satu... atau dua?

Mari kita merdekakan diri kita, yang pastinya semata-mata DEMI kebebasan tertinggi di sisi-
Nya kelak.

Idealisme

Post under awareness, idealism, Teamwork pada 7:29 AM Diposting oleh Admin

1. Jika keadaan diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa ini belumlah se-ideal yang kita
inginkan, bukankah itu justru mempertegas bahwa "idealisme"-lah yang sesungguhnya memang
kita butuhkan?

2. Lawan dari "idealisme" adalah "materialisme". Lucunya, mereka yang secara materi pas-
pasan, malah cenderung memiliki kekayaan "idealisme" yang berlimpah. Dan ketika sebagian
orang berkata, "justru karena bersikap ideal itulah mereka menjadi pas-pasan," mereka yang
berkata ini justru sedang terjebak mempertentangkan "idealisme" dan "realisme".

3. Maka ada baiknya, mari kita lihat secara "realistik" apa yang sedang terjadi pada bangsa ini;
kejatuhan.

4. Dari sudut olah rasa dan olah pikir, dari kacamata neurological level, bangsa ini sedang
beroperasi di dua tingkat yang paling rendah, yaitu "lingkungan" dan "perilaku" - Menyedihkan,
menyedihkan.

5. Dan jika saya sok ngomong gede tentang bangsa, ketimbang sibuk dengan urusan pribadi,
saya hanya meyakini ini: "Kita tidak bisa mencapai segala cita-cita dengan sendirian."

6. Bukankah bangsa ini adalah sebuah "teamwork" besar yang mestinya "bekerjasama" dan
bukan cuma "bekerja sama-sama" atau "sama-sama bekerja"? - Apa yang perlu diyakini dan
dipegang, adalah apa yang lebih besar dari kepentingan pribadi dan golongan. Sekali lagi;
idealisme.

He...he...he... ada yang komen, "borongan neh Pak?". Thanks sahabat, ini cuma cerminan betapa
semua ini sudah begitu memprihatinkan. Masih untung saya belum sampai ke tingkat
"speechless". Jika kita sudah sampai di tingkat terakhir ini, dijamin saya juga bakal masuk ke
"ignorance".

Teamwork: Halo, Nama Saya Adalah...

Post under kepemimpinan, leadership, Teamwork, tim building, Tim Kerja pada 1:20 AM
Diposting oleh Admin
SUYU UDULUH UNGGOTU SEBUUH TIM YUNG TERDIRI DURI 26 INDIVIDU
DENGUN BERUGUM FUNGSI DUN PERUN.

CUKUP MENGHERUNKUN BUGI SUYU, BUHWU TIM SUYU BEGITU BESUR JUMLUH
UNGGOTUNYU. SEINGUT SUYU, SEBUUH TIM YUNG IDEUL BIUSUNYU
BERUNGGOTUKUN HUNYU SEKITUR LIMU SUMPUI SEPULUH ORUNG.

TUPI UPU PEDULI SUYU, DENGUN BERUPUPUN JUMLUH UNGGOTU TIM, SUYU DI
DULUMNYU TETUP MERUSU TUK PUNYU PERUN YUNG TERLULU SIGNIFIKUN.
BUUT SUYU, UPU SIH PERUN SUYU? JIKU SUYU TUK BEKERJU DUN TERLIBUT
DENGUN UNTUSIUSME TINGGI SEBUGUIMUNU YUNG SERING DIKUTUKUN PURU
PUKUR, TOH TUK UDU PENGURUHNYU UNTUK UNJUK KERJU TIM SUYU.

SUYU SERING MERUSU, LEBIH BUIK SUYU BEKERJU SENDIRI. DENGUN BEGITU,
BERBUGUI PEKERJUUN LEBIH SERING SUYU SELESUIKUN DENGUN TEPUT
WUKTU DUN BUIK HUSILNYU. BEKERJU DI DULUM TIM, MULUH LEBIH SERING
MEMBUUT SUYU KURUNG BERUNJUK KERJU. SUDUH BUNYUK ORUNG HEBUT DI
SEKITUR SUYU. UNTUK UPULUGI HURUS UDU SUYU?

UPULUGI DI DULUM TIM INI. SUYU HUNYULUH SUTU DURI 26 INDIVIDU YUNG
MUSING-MUSING MEMILIKI PERUN DUN FUNGSINYU SENDIRI. TUGUS SUYUPUN
HUNYU SUTU, YUITU HUNYU SEKEDUR MEMUNCULKUN KURUKTER TERTENTU
SETIUP KULI DIMINTU OLEH SITUUSI DUN KEUDUUN. LHU WONG DULUM TIM
YUNG LEBIH KECIL SUJU SUYU TUK BERURTI UPU-UPU, UPULUGI DULUM TIM
BESUR SEPERTI INI.
BEGITULUH SUYU DUN PERSEPSI SUYU SELUMU INI. SUMPUI KEMURIN SUYU
MUSIH SUNGUT MEYUKINI BETUPU KECILNYU PERUN SUYU DI DULUM TIM INI.
LULU TIBU-TIBU SUYU DIINGUTKUN, BETUPU SUYU YUNG BUKUN SIUPU-SIUPU,
TERNYUTU SUNGUT DIBUTUHKUN DI DULUM TIM INI.

SUYU PIKIR. JIKU SUYU TERNYUTU SUNGUT BERPERUN DI DULUM SEBUUH TIM
YUNG BEGITU BESUR UNGGOTUNYU, SUDUH TENTU SUYU MUKIN BERPERUN
DUN PUNYU URTI DI DULUM TIM YUNG IDEUL DENGUN JUMLUH UNGGOTU
YUNG LEBIH KECIL.

PERUBUHUN KEYUKINUN SUYU INI TERJUDI, SUUT SUYU MENEMUKUN, BUHWU


TUNPU SUYU, TIM KUMI DUN VISINYU UKUN MENJUDI KURUNG BERMUKNU
DUN MENJUDI SULIT DIMENGERTI. PUDUHUL SUYU TUHU, TIM KUMI JELUS
PUNYU MUKNU. DUN VISINYU, SUDUH BURUNG TENTU UDULUH SESUUTU YUNG
SUNGUT PENTING BUGI KUMI SEMUU, TERMUSUK JUGU BUGI SUYU PRIBUDI,
DUN BUGI SETIUP PIHUK YUNG BERKEPENTINGUN DENGUN KUMI.

SUYU SEGERU SUDUR BUHWU SEKECIL UPUPUN PERUN SUYU DUN SERENDUH
UPUPUN POSISI SUYU DI DULUM TIM INI, TETUP SUJU SUYU UDULUH UNGGOTU
YUNG PUNYU URTI. URTI YUNG PENTING UNTUK TIM INI, DUN PENTING UNTUK
PENCUPUIUN VISINYU.

KINI SUYU SUNGUT YUKIN, SEYUKIN-YUKINNYU. JIKU SUYU TIDUK MEYUKINI


INI, MUKU SUYU UKUN BERUBUH PERUN, DUN MENJUDI GUNJULUN UNTUK
TERCUPUINYU VISI TIM SUYU.

SIUPUPUN SUYU, DI DULUM TIM INI, SUYU PUNYU PERUN DUN URTI.

SEKURUNG JUGU SUYU HURUS MENGUBUH PERSEPSI TENTUNG PERUN DUN


URTI SUYU DI DULUM TIM.

NAMA SAYA ADALAH "A".


TIM SAYA ADALAH "ALFABET".
VISI TIM SAYA ADALAH "MENJADI BERMAKNA".
SAYA PUNYA ARTI, DAN SAYA PUNYA PERAN.

7 Hal Yang Paling Berpangaruh Di Dalam Hidup

Post under anger, hatred, life skill, love, romance pada 11:31 AM Diposting oleh Admin
Sahabat,

7 + 7 hal yang paling berpengaruh dalam membentuk realitas kehidupan:


1. Iman dan Keyakinan,
2. Hasrat dan Keinginan Kuat,
3. Harapan, 4. Cinta,
5. Semangat dan Antusiasme,
6. Romantika,
7. Seks.

Tujuh yang sebaliknya:

1. Ketakutan dan Ketidakyakinan,


2. Iri dan Dengki,
3. Kebencian,
4. Dendam,
5. Rakus dan Tamak,
6. Amarah tak terkontrol,
7. Takhyul dan Keyakinan Irrasional.

Lima skill "Manajemen Pikiran Dan Perasaan":

1. Cepat mereduksi stress.


2. Mengenali emosi diri.
3. Koneksi non verbal dengan orang lain.
4. Memiliki rasa humor berhadapan dengan tantangan.
5. Resolusi konflik dengan positif dan PD.

Dari Setback Menjadi Stepback

Post under inspirasi, inspiration, mind, mindset, motivasi, motivation, spirit, spiritual pada 11:24
PM Diposting oleh Admin
Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita. Ia seperti menjadi musuh
ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban. Dan jika kita terjebak, maka cara pandang
sebagai korbanlah yang mendominasi pikiran dan perasaan kita. Dunia seperti mau kiamat!

Bisnis lesu, penghasilan menyusut, pikiran berat dan kacau, perasaan tak karuan, tubuh serasa
letih luar biasa, merasa serba salah, merasa berjalan di tempat, hilang akal, tak tahu harus
bagaimana, dan sebagainya. Itu baru sedikit dari gejala mengalami dampak sebuah setback.

Kita merasa seperti terpenjara, tersudutkan, dan terhakimi oleh keadaan. Kita merasa seperti
orang yang paling menyedihkan di seluruh jagad raya. Kita merasa bahwa di dunia ini, tak ada
yang lebih menderita dari diri kita. Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke
ubun-ubun!

Itukah yang sedang terjadi padamu wahai sahabat?

Prens, ketahuilah satu hal:

"Makna Hidup Adalah Transisi"

Maka yakinilah, bahwa apa yang tengah berlangsung dan sedang terjadi, adalah bagian dari
"proses normal" dalam kehidupan. Ia menjadi "tidak normal" karena kita sedang menggunakan
"kacamata minus". Padahal, mata-hati yang sesungguhnya engkau miliki adalah yang terbaik
yang dianugerahkan-Nya kepada dirimu.

Bagaimanakah caranya dikau bisa mengganti kacamata? Bagaimanakah menyikapi semua


setback sebagai stepback? Bagaimana meyakini sebuah kemunduran sebagai bagian dari
kemajuan?

RUMUS DASAR

1. Perbanyak koleksi kacamata.

Belajarlah lebih banyak. Setback adalah tanda terpenting bagimu untuk melanjutkan pelajaran,
meneruskan bab iqro, dan memperdalam pengajian. Setback adalah alasan paling sah dan paling
valid untuk mendudukkan diri kembali ke bangku sekolah kehidupan.

Sebagaimana lapar adalah alasan paling sah untuk makan. Sebagaimana mengantuk adalah
alasan terbaik untuk tidur. Sebagaimana gatal adalah alasan paling benar untuk menggaruk.
Sebagaimana JATUH adalah alasan terbaik untuk BANGUN.

2. Mulailah meyakini ini:

"10% adalah fakta, 90% adalah penyikapan."

Dikau boleh merubah proporsi itu, 20% : 80%, 35% : 65%, atau bahkan 49% : 51%, silahkan
saja. Apa yang penting untuk matematika hidupmu, adalah sikap > fakta. Harus selalu begitu.
Sebab jika tidak, apapun yang engkau perhitungkan tentang dunia ini, akan menyalahi semua
hukum matematis alam semesta.

Jika dikau masih kurang yakin, bukalah kembali semua buku pelajaran dan sebuah wejangan dari
orang bijak, mereka yang besar, dan tokoh-tokoh hebat yang dikau kenal. 100%, mereka bicara
tentang ini.

TEKNIK

Ada banyak Prens, ini beberapa.

1. Perbaiki bahasa jiwamu saat ia bersenandung tentang dunia.

"Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita."

"Tak lagi" katamu? Bukan Prens, dikau tak boleh memutuskan tali kehidupan dengan menjadi
hakim yang menjatuhkan vonis mati dengan finalisasi seperti itu.

Yang benar adalah "sedang". Maka, ia tak lagi menjadi permanen, ia hanya sementara.

"Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban."

Kau mau terima itu, "korban"? Jangan lemahkan dirimu Prens. Dunia ini diciptakan untukmu.
Dikaulah raja di dunia. Tunjukkan cerminan ke-Maha-an-Nya dalam diri mu. Engkau adalah
wakil-Nya di sini bukan? Itu sebabnya statusmu adalah Khalifah.
"Dunia seperti mau kiamat!"

Siapa dirimu hingga engkau bisa mengira bahwa engkau punya kuasa untuk menentukan kapan
kiamat harus terjadi? Kata-katamu, sesungguhnya adalah ungkapan dari bangkitnya kekuatan
besar dalam dirimu. Sayangnya, ia telah tergoda nafsu amarah hingga ingin menjadi lebih
besar dari Tuhan. Bukan begitu caranya membangkitkan raksasa. Sehebat apapun dirimu, tak
akan bisa engkau menciptakan kiamat.

Bangkitlah dengan benar. Ini bukan kiamat. Dunia adalah arena permainanmu. Jangan jadi wasit,
jadilah pemain yang bijak. Ketahuilah, Yang Maha Kuasa, sedang menunjukkan kekuasaan-
Nya. Lebih buruk dari setback pun, adalah terlalu kecil bagi-Nya. Terimalah dulu. Pasrahkan
dirimu di dalam skenario-Nya.

"Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!"

Lagi, kamu siapa hingga boleh merasa sangat mengerti seperti apa itu neraka?

2. Sadarilah makna kehidupanmu. Hidupmu adalah transisi, bukan sesuatu yang statis dan tidak
dinamis. Maka tak benar jika engkau menganggap bahwa dirimu sedang tak kemana-mana.
Engkau sedang berjalan, dengan perjalanan jiwa. Engkau tetap melangkah, dengan hati yang
tak boleh menjadi batu.

Transisi itu begini.

Jika tanah yang kau injak sedang melandai turun, adakah dikau tetap ingin mempertahankan
ketinggianmu sekalipun dikau harus melayang di atas tanah?

Jika kemudian jalan setapakmu menanjak, adakah dikau juga tetap ingin mempertahankan
ketinggianmu, sekalipun itu akan membenamkan kakimu hingga terpaku mati di situ?

Jangan! Tetaplah di permukaan. Sesuai dengan naik dan turunnya perjalananmu. Menarilah
dengan iramanya.

Itu namanya membumi.

3. Untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh, ini pasti. Dikau harus mengambil ancang-ancang
terlebih dahulu. Dan untuk itu, dikau harus mundur dulu satu atau dua langkah. Bahkan sering,
dikau juga harus menekuk sedikit penopang tubuhmu, membungkukkan badan, menarik nafas
dalam, memiringkan badan. Begitu bukan? Itu semua agar dikau tak keseleo atau patah tulang.
Itu semua agar kekuatan jet-mu adalah cukup untuk take off.

Engkau hidup di sebuah tempat yang namanya bumi. Di situ, berlaku hukum alam yang disebut
gravitasi. Hanya dalam hal khusus engkau bisa menafikannya. Tak perlu arogan dengan merasa
seperti hidup di awang-awang, hingga begitu yakin tak perlu takluk pada hukum gravitasi.
Apa yang terjadi adalah hukum alam. Itu sebabnya, apa yang engkau rasakan kini sebagai
setback, adalah alami. Maka jadikanlah kata sifat itu menjadi kata kerja, "alami" saja. Jalani
saja, dengan fisik diam dan jiwa tetap bertualang.

Dunia fisikmu sedang perlu beristirahat, sebab jiwamu sedang haus. Reguklah dulu air
kehidupan, lepaskan dahulu dahagamu dengan kebijaksanaan yang murni. Mata airnya,
mengucur deras di dalam dirimu sendiri.

4. Ingatlah bahwa engkau hidup di dalam film indah tentang kehidupan. Dan Dia
mengistimewakanmu, dengan tak hanya memberimu peran, melainkan mengangkatmu juga
sebagai sutradara.

Keluarlah dari layar. Cuti sebentar dari posisi pemain. Duduk manis di bangku penonton, dan
nikmatilah kisah hidupmu. Dari situ, engkau akan melihat keseluruhan naskah dari skenario.
Maka temukanlah, bahwa apa yang sedang terjadi, hanya sebuah babak dari indahya seluruh
cerita.

Percayalah, selalu ada bagian di mana engkau bisa menikmatinya dengan senyum dan tawa. Dan
itu pasti terjadi, saat engkau mengingat semua ini, beberapa tahun dari sekarang.

5. Jangan jadi serigala.

Alkisah, seekor serigala melihat buah anggur yang sedap dan ranum. Ia sangat
menginginkannya, sebab ia sedang bosan dengan lezatnya daging. Kali ini, ia mau mencoba
kenikmatan baru, dan ia menginginkan anggur itu.

Ia melompat. Sekali, tak kena! Dua kali, tak kena! Tiga kali, tak kena!

Ia beristirahat sebentar dan menarik nafas, lalu mencoba lagi.

Empat kali, tak kena! Lima kali, tak kena! Enam kali, tak kena!

Ia kelelahan, lalu berdengus,

"Huh! capek deh. Udahan ah. Ngapain. Lagian, paling-paling anggur asem dan sepat!"

Ia pergi dan menyerah kalah. ia sudah terjangkiti penyakit. Namanya, "Sour Grape
Syndrome".

Prens, enam kali itu baru sedikit. Beristirahat sajalah dulu. Nanti dicoba lagi. Dan kali ini, buang
matematikamu. Kembalilah ke keyakinan. Sebab ia lebih powerful dari kalkulator manapun.
Maka tak akan berarti bagimu, apakah dikau harus melakukannya seratus atau seribu kali lagi.

Selagi engkau yakin dan tak mau menyerah kalah, maka engkau tak akan pernah gagal. Sebab
gagal hanya ada jika engkau berhenti.
Yakinkah dikau bahwa dengan kesabaran, anggur itu tetap akan jatuh juga? Dan ke-Maha-an-
Nya, akan membuat anggur itu jatuh di saat yang paling tepat; ketika ia di puncak kesegarannya
dan engkau selalu berada di bawahnya. Tak akan makhluk lain yang akan memanennya, kecuali
dikau sendiri. Jika engkau tinggal, dikau kembalipun anggur itu mungkin sudah busuk.

Isn't that a perfect timing?

Lebih mungkin, ini semua terjadi karena engkau sudah tak sabar ingin "mengijon". Itulah yang
membuatmu cepat lelah. Jangan Prens, segala sesuatu ada waktunya. Dan Dia lebih tahu
tentang apa yang baik bagimu.

Dan ingat Prens, gravitasi masih berlaku di sini.

6. Akan tiba saatnya, dikau berubah menjadi kupu-kupu indah yang disukai dunia. Setelah dikau
merasa sesak di dalam kepompong, dilanda sakit metamorphosis. Keluar, lihatlah sinar mentari
yang baru, lalu terbanglah kemana engkau suka.

Saat dikau berhasil menggeser setback menjadi stepback, mulailah lagi perjalananmu dengan
seluruh dirimu, dengan fisik dan dengan jiwamu yang telah segar dan bebas penat.

Tahukah dikau bagaimana dunia akan menyapamu saat itu?

"Well comeback!"

Komunikasi: Dua Life Skill Terpenting Yang Perlu Anda Miliki

Post under communication, komunikasi, life skill, lifestyle, percaya diri, self confidence, skill
pada 5:32 PM Diposting oleh Admin
Siapapun Anda, pasti menginginkan mulusnya jalan untuk mencapai berbagai tujuan dan cita-
cita. Mulus atau tidaknya jalan Anda, adalah tanggung jawab Anda sendiri. Sehingga, dalam
bidang, karir, profesi, dan bisnis apapun, Anda pasti membutuhkan keahlian yang mampu
memuluskan jalan Anda menuju tujuan dan cita-cita itu.

Ada dua kemampuan dan keahlian paling penting yang harus Anda miliki untuk mencapai tujuan
dan cita-cita Anda, yaitu:

1. Keahlian Komunikasi
2. Keahlian Self Confidence

Dua keahlian tersebut, selama ini cenderung diperoleh secara alamiah dan tradisional dengan
mengandalkan situasi, kondisi, atau jam terbang. Dengan kata lain, keahlian berkomunikasi dan
manajemen percaya diri yang saat ini Anda miliki, sangat mungkin masih di tingkat "akibat".

Anda naik pangkat atau jabatan, keduanya meningkat.


Anda makin kaya, keduanya meningkat.
Anda makin berhasil dalam bisnis, keduanya meningkat.

Di satu sisi Anda pasti senang dengan peningkatan-peningkatan semacam itu. Namun demikian,
kita tidak boleh lupa bahwa sejalan dengan semua itu, berbagai hambatan, kendala, tantangan,
cobaan, dan ujian juga makin meningkat.

Maka, yang Anda butuhkan adalah menjadikan kemampuan komunikasi dan manajemen percaya
diri sebagai "sebab". Dasarnya sederhana saja, yaitu bahwa pola yang tepat dan efisien di dalam
mengejar impian dan cita-cita adalah:

1. Fisik "mengejar"
2. Pikiran dan perasaan "menarik".

Kini, Anda bisa menjadikan keduanya sebagai keahlian yang tersistem dan terorganisir alias
keahlian yang diposisikan sebagai "sebab".

"Sebab-akibat" adalah hukum dasar yang berlaku di alam semesta. Apa yang perlu Anda
lakukan adalah menyesuaikan diri dengannya. Untuk mendapatkan "akibat", Anda harus
menciptakan "sebab".

Dengan keahlian dalam berkomunikasi dan pengelolaan rasa percaya diri yang tersistem dan
terorganisir, Anda akan menjadi profil yang selalu tampil dalam kondisi terbaik dan dinamis saat
berhadapan dengan berbagai situasi komunikasi dan tantangan terhadap rasa percaya diri, yang
pasti tidak bersifat tetap melainkan makin berat, intens, atau berbobot.

Jika Anda makin maju dan makin mendekati tujuan dan cita-cita Anda, maka berbagai tantangan
dan kendala juga akan makin besar dan makin berat. Dalam pada itu, berbagai situasi juga akan
makin berisiko, yang berkonsekuensi pada makin perlunya kelancaran dan efektifitas
komunikasi. Dan sudah pasti, dalam berbagai situasi itu rasa percaya diri Anda juga makin diuji.
Itu sebabnya, keahlian komunikasi dan pengelolaan rasa percaya diri Anda, harus selalu
disesuaikan dan tidak bersifat tetap.

Jika keahlian berkomunikasi dan manajemen rasa percaya diri Anda mengalami stagnan, maka
Anda akan menjadi profil yang reaktif dan cenderung menjadi korban situasi, kendala, tantangan,
atau hambatan. Hal ini, adalah cerminan dari friksi atau gesekan yang terjadi antara Anda dengan
jalan Anda untuk mencapai impian dan cita-cita. Sering kali kita lupa, bahwa sebenarnya friksi
ini hampir pasti kita ciptakan sendiri, yaitu dengan terbatasnya keahlian komunikasi dan
manajemen rasa percaya diri karena keduanya masih berada di tingkat "akibat".

Padahal, Andalah yang semestinya menjadi pelaku dan pemeran utama, yang selalu memegang
kendali di dalam berbagai situasi dan keadaan, dan dalam berhadapan dengan berbagai
tantangan, kendala, dan hambatan. Sebab, jiwa pemenang tidak muncul saat Anda sudah
menang. Jiwa itu adalah jiwa yang melekat pada proses perjalanan menuju kemenangan.

Singkat kata, Anda sebagai pribadi dengan segala tujuan dan cita-cita, harus selalu menjadi
pribadi yang berada di depan berbagai masalah, kendala, hambatan, tantangan, peluang,
problema, kelemahan, ancaman, yang mengiringi perjalanan Anda, dan bukan malah di
belakangnya!

Maka jelas, Anda membutuhkan kemampuan berkomunikasi dan pengelolaan rasa percaya diri
dalam bentuk keahlian yang sistematis dan terorganisir. Maukah Anda menggeser keduanya
menjadi "sebab"?
Effective Communication

Post under communication, goals pada 12:27 PM Diposting oleh Admin

Sahabat,

Seorang teman bercerita tentang kejadian "character assasination" dalam sebuah wawancara
televisi di Amrik. Dia kemudian bertanya, "bagaimana supaya tidak terjebak yang demikian?"

"Effective Communication" itu punya ciri, yaitu goal, target, atau tujuan. Maka siapkanlah
tujuan komunikasi, dan bersiaplah dengan tujuan komunikasi orang lain.

Komunikasi Islami

Post under communication, spirituality pada 8:34 PM Diposting oleh Admin


Assalamu'alaikum wr.wb.

Sahabat, berikut ini saya sharing sebuah catatan penting untuk berkomunikasi secara Islami.

Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan


prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi Islam
menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how),
dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika).

Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran
Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).

Soal cara (kaifiyah), dalam Al-Quran dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar
komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai kaidah,
prinsip, atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam.

Kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam
melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan
sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.

Dalam berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis
gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika
komunikasi Islam, yakni (1) Qaulan Sadida, (2) Qaulan Baligha, (3) Qulan Ma’rufa, (4) Qaulan
Karima, (5) Qaulan Layinan, dan (6) Qaulan Maysura.

1. QAULAN SADIDA

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Qaulan Sadida - perkataan yang benar” (QS. 4:9)

Qaulan Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi
(materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa).

Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran,
faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi
fakta.

“Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30).

“Hendaklah kamu berpegang pada kebenaran (shidqi) karena sesungguhnya kebenaran itu
memimpin kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga” (HR. Muttafaq ‘Alaih).

“Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Hibban).

Dari segi redaksi, komunikasi Islam harus menggunakan kata-kata yang baik dan benar, baku,
sesuai kadiah bahasa yang berlaku.

“Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang baik” (QS. Al-Baqarah:83).

“Sesungguhnya segala persoalan itu berjalan menurut ketentuan” (H.R. Ibnu Asakir dari
Abdullah bin Basri).

Dalam bahasa Indonesia, maka komunikasi hendaknya menaati kaidah tata bahasa dan
mengguakan kata-kata baku yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

2. QAULAN BALIGHA

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena
itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada
mereka Qaulan Baligha - perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.“ (QS An-Nissa :63).

Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha artinya menggunakan
kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok
masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele.

Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan
dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.

“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka” (H.R.
Muslim).

”Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengann bahasa kaumnya”
(QS.Ibrahim:4)

Gaya bicara dan pilihan kata dalam berkomunikasi dengan orang awam tentu harus dibedakan
dengan saat berkomunikasi dengan kalangan cendekiawan. Berbicara di depan anak TK tentu
harus tidak sama dengan saat berbicara di depan mahasiswa. Dalam konteks akademis, kita
dituntut menggunakan bahasa akademis. Saat berkomunikasi di media massa, gunakanlah bahasa
jurnalistik sebagai bahasa komunikasi massa (language of mass communication).

3. QAULAN MA’RUFA

Kata Qaulan Ma`rufan disebutkan Allah dalam QS An-Nissa :5 dan 8, QS. Al-Baqarah:235 dan
263, serta Al-Ahzab: 32.

Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan
sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga
bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268], harta
(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah
mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan
Ma’rufa kata-kata yang baik.” (QS An-Nissa :5)

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, Maka berilah
mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa- perkataan
yang baik” (QS An-Nissa :8).

“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu
Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu
akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan
mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) Qaulan Ma’rufa -
perkataan yang baik…” (QS. Al-Baqarah:235).

“Qulan Ma’rufa - perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha
Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263).

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.
Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa - perkataan yang baik.” (QS. Al-
Ahzab: 32).

4. QAULAN KARIMA

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima - ucapan yang mulia” (QS.
Al-Isra: 23).

Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan,
enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat tersebut perkataan yang mulia wajib
dilakukan saat berbicara dengan kedua orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau
mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka.

Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua orangtua atau
orang yang harus kita hormati.

Dalam konteks jurnalistik dan penyiaran, Qaulan Karima bermakna mengunakan kata-kata yang
santun, tidak kasar, tidak vulgar, dan menghindari “bad taste”, seperti jijik, muak, ngeri, dan
sadis.

5. QAULAN LAYINA

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina - kata-kata yang lemah-
lembut…” (QS. Thaha: 44).

Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan
penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang
dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi
kasar.

Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah-
lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak
berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi
kita.

Dengan demikian, dalam komunikasi Islam, semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan
suara (intonasi) yang bernada keras dan tinggi.

6. QAULAN MAYSURA

”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura - ucapan yang mudah” (QS. Al-
Isra: 28).

Qaulan Maysura bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan
dipahami oleh komunikan. Makna lainnya adalah kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-
hal yang menggembirakan.

Wallahu a’lam.

Wassalamu'alaikum wr.wb.
Self Confidence: Seven Habits Of Highly Confident People

Post under communication, komunikasi, pembicara publik, public speaker, public speaking, self
confidence pada 10:19 PM Diposting oleh Admin

Status yang lebih baik dalam rasa percaya diri, bisa diperoleh dengan mencapai rasa percaya diri
yang lebih baik dalam berkomunikasi. Mengapa? Karena Anda adalah makhluk komunikasi.

1. Anda berkomunikasi secara eksternal dengan orang lain, untuk bekerja sama dan saling
mendukung guna mencapai kesuksesan. Efektifitas Anda, tergantung pada bagaimana Anda
mengkomunikasikan segalanya.

2. Anda berkomunikasi secara internal untuk melakukan pembenahan dalam beliefs sistem, self
esteem, self affirmation, self aspirations, self tuning up, dan mind setup, sehingga Anda bisa
mendapatkan mind setting yang tepat. Mind setting yang tepat adalah kunci stamina Anda. Mind
setting adalah bekal mutlak Anda.

Jika Anda berhasil menggapainya, maka Anda akan mencapai tingkat percaya diri yang lebih
baik dalam keseluruhan hidup Anda.

Berikut ini adalah tujuh kebiasaan, yang menjadi karakteristik dari orang-orang yang percaya diri
dalam berkomunikasi.

KEBIASAAN 1: SELALU BENAR-BENAR MERASAKAN RASA PERCAYA DIRI

Sesuai istilahnya, rasa percaya diri adalah tentang perasaan Anda terhadap keseluruhan diri
Anda. Anda bisa merasakan emosi Anda, pikiran Anda, perkataan Anda, perbuatan Anda dan
gejala fisik pada diri Anda. Rasa percaya diri adalah sebuah fenomena yang holistik dan
integral. Kondisi ini, akan dicapai sejalan dengan makin efektifnya seseorang berkomunikasi
secara internal. Berkomunikasi dengan dirinya sendiri.

Anda merasa percaya diri, dan orang lain akan merasakan bahwa Anda percaya diri. Efeknya,
Anda akan membuat orang lain menjadi ikut percaya diri. Rasa percaya diri, adalah salah satu
"penyakit" yang paling menular. Dengan percaya diri yang terstruktur dan tersistematis, Anda
akan menebar aura rasa percaya diri ke sekitar Anda.

Cobalah Anda mengeluh kepada orang-orang di sekitar Anda, dan tunjukkan bagaimana Anda
tidak percaya diri menghadapi masa depan perusahaan. Lalu, lihatlah efeknya pada performa
semua orang di sekitar Anda. Buruk.

KEBIASAAN 2: SELALU MAMPU MENURUNKAN TINGKAT FEAR DAN ANXIETY


SECARA DRASTIS

Bagi diri Anda sendiri, rasa percaya diri yang lebih baik akan memudahkan perjalanan Anda
yang penuh dengan kendala dan hambatan. Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Anda akan
dengan mudah menurunkan tingkat keragu-raguan ke titik minimum.

Ibarat pelumas, rasa percaya diri akan membuat perjalanan Anda mulus, smooth dan enjoyable.
Anda tenang, Anda senang dan Anda bisa menikmati perjalanan menuju sasaran Anda. Anda,
bisa tetap berjalan dengan tingkat kekhawatiran yang rendah. Berbagai risiko Anda, juga akan
semakin rendah. Sebab, sebagian besar dari risiko yang akan Anda hadapi, tidak lebih dan tidak
kurang hanyalah persoalan persepsi. Dan resep terbaik untuk salah persepsi, hanyalah rasa
percaya diri.

Bagi orang lain, Anda yang penuh rasa percaya diri akan menjadi oase penyegar jiwa yang tak
akan ada habisnya. Andalah contoh stamina. Andalah yang akan menjadi tempat mereka untuk
mengadu. Kepada Andalah, mereka akan mencari solusi. Kepada Anda mereka akan meminta
nasehat. Andalah pemimpin yang menjadi obat. Andalah teman yang menjadi penyelamat. Anda
akan menjadi inspirator dan motivator.

Saat orang-orang di sekitar Anda merasa was-was, apa yang perlu mereka lakukan untuk
menghilangkan itu semua, hanyalah menatap wajah Anda, mendengarkan bicara Anda, dan
melihat bagaimana Anda bekerja. Mereka akan segera berbaris rapi di belakang Anda. Andalah
jawaban dari setiap keragu-raguan. Andalah kamus berjalan untuk segala referensi menghadapi
kekhawatiran. Andalah sang pemimpin yang punya kharisma.

Jika Anda memang pemimpin, maka salah satu tugas terpenting Anda, adalah menularkan
semua keahlian dan pengalaman Anda, agar orang di sekitar Anda bisa meneruskan jejak
langkah Anda. Anda hanya bisa menjalankan tugas sebesar itu, jika Anda telah sampai pada
tingkatan, yang mampu menghadapi segala bentuk fear dan anxiety. Jika Anda feared, orang
Anda akan lebih feared. Jika Anda anxious, maka orang Anda akan lebih anxious.

KEBIASAAN 3: SELALU MAMPU MENGATUR DAN MERUBAH PARADIGMA

Jika Anda lebih percaya diri, maka Anda akan lebih mudah memperbaiki dan meluruskan
berbagai paradigma di dalam diri Anda. Anda akan lebih mudah menjadi orang yang
sebagaimana yang Anda inginkan. Sebab, Anda punya kekayaan paradigma.

Paradigma Anda yang mendasar adalah paradigma tentang berkomunikasi dengan dan
menjalani hidup. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih bisa menerima pelurusan dan
perbaikan paradigma, yang sebenarnya selalu datang kepada Anda dengan sangat setia.

Dengan kekayaan paradigma, Anda akan lebih mudah dalam meng-encoding dan men-decoding
berbagai pesan dari lingkungan bisnis, sosial, dan pribadi Anda. Ingatlah bahwa segala hal,
adalah tentang memberi dan menerima. Dan ketahuilah, keduanya adalah fenomena khas dalam
berkomunikasi.

Dengan fleksibilitas yang lebih baik saat menunggangi paradigma, dan Anda akan lebih reseptif,
dan Anda akan open minded.

Dengan fleksibilitas semacam itu, Anda akan lebih efisien dengan umur Anda. Dengan open
minded, Anda akan pandai dalam mengambil hikmah dari berbagai peristiwa dan fenomena.
Anda akan bergerak dengan sangat cepat, tanpa ketinggalan memetik berbagai hikmat dan
manfaat. Anda akan lebih mudah menerima segala sesuatu, apa adanya.

Jika rasa percaya diri Anda telah menjadi sebuah paradigma, maka apa yang ada pada Anda,
bukanlah rasa percaya diri yang semata-mata alamiah, bukan pula rasa percaya diri yang
tradisional. Bukan rasa percaya diri yang hanya tumbuh dengan mendompleng bertambahnya
kekayaan dan kekuasaan.

Rasa percaya diri sebagai paradigma, adalah rasa percaya diri yang telah menjadi conceptual
framework bagi Anda. Rasa percaya diri yang telah jauh di depan, yang lebih dekat lagi pada
kenyataan kesuksesan. Jauh lebih dekat daripada jarak antara fisik Anda dan target Anda. Rasa
percaya diri Anda sudah menjelma menjadi skill.

Itu sebabnya, Stephen Covey di dalam Seven Habits mengatakan, "communication is the most
important skill in life."

Dengannya, Anda juga akan menikmati kemudahan dalam menularkan berbagai paradigma,
kepada orang-orang di sekitar Anda. Sebab, Anda tidak lagi berkacamata kuda. Anda telah
terbuka dalam memberi dan menerima. Bukankah itu, yang menjadi kenyamanan paling
berharga bagi mereka?

KEBIASAAN 4: SELALU MAMPU MENCAPAI "I CAN DO" ATTITUDE DAN "I'M
THE BEST" ATTITUDE

Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Anda akan selalu bisa mengatakan dua hal penting di
sepanjang perjalanan Anda:

a. I can do it.
b. I'm the best to do it.
Bagi diri Anda sendiri, Anda akan mampu melakukan apapun yang Anda inginkan. Hanya satu
hal yang Anda pahami, yaitu bahwa batasannya hanyalah kemanusiaan dan pilihan Anda. Anda
akan selalu bisa mengatakan "Saya bisa!", dengan akurasi yang tepat dalam
mengkomunikasikannya ke dalam jiwa. Jika otak Anda penuh dengan keraguan, jiwa Anda juga
akan meragukan. Akibatnya, diri Anda sendiri pun tak lagi percaya pada Anda. Inilah, yang
disebut dengan "rasa tidak percaya diri". Diri yang tak percaya pada diri sendiri.

Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Anda bisa menjadikan dua sikap positif itu, sebagai
"penyakit" yang paling menular. Seperti semangat yang juga sama menularnya, dua sikap ini
adalah sikap mendasar yang perlu Anda tularkan kepada siapapun orang di sekitar Anda.

KEBIASAAN 5: SELALU MAMPU MEMAHAMI DAN MEMANAGE KENDALA DAN


HAMBATAN

Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, untuk setiap kendala dan hambatan yang muncul di
hadapan Anda, Anda akan dapat memahami dan memanage-nya dengan lebih baik. Anda tidak
larut pada kekhawatiran, Anda juga tidak akan surut dalam perjalanan, dan Anda tidak akan
tenggelam dalam kesulitan.

Keberadaan semua kendala, hambatan dan kesulitan, akan menjadi bagian hidup yang dapat
Anda terima dengan lapang dada. Dengan kelapangan itu, pikiran Anda lebih jernih. Maka
Anda, akan lebih kreatif.

Anda akan bisa menstrukturkan berbagai hal yang menjadi kendala, hambatan dan kesulitan.
Anda akan memahaminya dengan pemahaman yang berorientasi pada solusi. Anda tidak akan
mencampuradukkan berbagai isu. Anda tidak akan menumbuhkan berbagai kontradiksi. Anda
sistematis, dan Anda terstruktur. Anda pandai memilah, dan Anda pandai memilih. Anda
akhirnya, akan menemukan jalan.

KEBIASAAN 6: SELALU MANDIRI DAN SELF SUSTAIN DALAM MEMELIHARA


SISTEM NILAI

Dengan kekayaan dalam wawasan dan cara pandang, dengan fleksibilitas yang tinggi dalam
memegang paradigma, yang lahir dari rasa percaya diri yang lebih baik, Anda akan menjadi
orang yang lebih mampu dalam menjaga orientasi dan sasaran. Anda menjadi manusia "turn
around".

Anda akan punya banyak cara untuk tetap fokus pada tujuan. Anda tidak akan melenceng dari
rel. Anda akan awas terhadap berbagai penyimpangan. Anda akan selalu aware terhadap potensi
threats dan weaknesses. Anda tahu bagaimana menghindari atau menghadapinya. Anda paham,
bagaimana memanfaatkannya. Anda, akan menjadi orang yang mandiri.

KEBIASAAN 7: SELALU MEMILIKI DUKUNGAN MORAL YANG LEBIH BAIK

Jika Anda terbiasa mendapatkan dukungan moral dari orang-orang di sekitar Anda, maka
dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Anda akan mendapatkan dukungan moral dalam bentuk
yang paling baik. Yaitu, dukungan moral dari dalam diri sendiri. Apa lagi, yang bisa melebihi
dukungan moral semacam itu?

KESIMPULAN

Ada banyak gambaran fakta, yang menunjukkan betapa dekatnya Anda dengan tujuan Anda,
jika Anda bisa meningkatkan rasa percaya diri Anda ke tingkatan yang lebih baik. Dari rasa
percaya diri yang tradisional, alamiah atau bahkan primitif, atau sambil lalu, menjadi rasa
percaya diri yang integral dan holistik. Menjadi rasa percaya diri yang telah menjadi bagian dari
keseluruhan diri Anda. Menjadi rasa percaya diri yang telah menjadi conceptual framework
dan skill bagi Anda. Menjadi rasa percaya diri sebagai paradigma.

"Ilusi" Masalah

Post under mindset pada 10:51 AM Diposting oleh Admin


Sahabat,

Masalah itu ada dua; yang "sering" dan yang "besar".

Masalah "sering" diciptakan agar kita membangun kebiasaan baik yang menguntungkan.

Masalah "besar" diciptakan agar kita naik kelas lewat proses yang membesarkan.

Jika keduanya tak sering kita hadapi, maka kita benar-benar dalam masalah.

Jika keduanya datang bersamaan, maka kita sepatutnya bersyukur karena Tuhan telah
mengistimewakan.

Tetap semangat !!!

Menguatkan Pilihan

Post under choice, mindset pada 1:16 PM Diposting oleh Admin


Sahabat, untuk menguatkan pilihan, mari kita renungkan yang berikut ini:

"Memilih" adalah "mengharuskan" akal dan pikiran. Sebab, kita adalah pemilik yang diberi
kuasa atas akal dan pikiran. Bukan sebaliknya.

To "choose" is to impose "must" to our mind, since we are the owner of the mind, not the other
way.
Sahabat, seperti yang pernah kuceritakan; jika saja engkau tak beriman, tak peduli etika dan moral, tak
kenal baik atau buruk dan benar atau salah, tak ambil pusing akan kepantasan dan tata nilai manusia
yang indah, bukankah semua ini akan lebih mudah diselesaikan?

See? Ini namanya ujian.

Aku sering lupa, bahwa ketika keningku kuletakkan begitu rendah ketika aku bersujud, adalah cerminan,
dari suara jiwaku yang menyatakan kepatuhan dan ketaatan kepada-Nya, dari cara yang diterima-Nya
dalam meletakkan pemahaman dan pendapatku tentang segala sesuatu, dan dari harusnya aku
menaklukkan kekerasan hati hanya untuk tunduk pada perintah dan larangan-Nya. Aku sering lupa,
bagaimana seharusnya aku menghamba.

Hidup Ini Pasti

Post under choice, life pada 1:00 AM Diposting oleh Admin

Sahabat,

Hidup ini pilihan, dan setiap pilihan menentukan. Lebih tepat lagi; setiap pilihan memastikan.

Memastikan kekuatan dan kelemahan, memastikan peluang dan ancaman.

Memilih hidup di dunia bisnis, kita dipastikan berhadapan dengan fenomena bisnis. Memilih
memasuki dunia usaha, kita dipastikan berhadapan dengan keuntungan dan kerugian usaha.
Memilih profesi kita dipastikan berhadapan dengan fenomena profesi. Memilih teman, kita
dipastikan berurusan dengan pilihan karakter teman. Memilih jalan, kita dipastikan berhadapan
dengan fenomena jalan.

Hidup ini pilihan, dan setiap pilihan memastikan.

Hidup ini pasti.


Pasti akan naik dan turun. Pasti akan pasang dan surut. Pasti akan ramah dan tak bersahabat.
Pasti tentang senang dan susahnya. Pasti membuat bahagia dan menderita.

Bagaimana kita mengatakan tidak siap setelah menjatuhkan pilihan?

Motivasi: Mendadak Rileks (Do This Now!)

Post under hypnosis, hypnotherapy, inspirasi, inspiration, motivasi, motivation, relaksasi, relax,
relaxation, rileks pada 2:08 PM Diposting oleh Admin

Kita bisa menjadwal rutinitas relaksasi kita. Akhir minggu dan hari libur adalah pilihan yang
paling umum, di mana kita merasa punya cukup waktu untuk menikmati rileks. Di luar waktu-
waktu itu, kita biasanya sulit menduga-duga kapan sebenarnya kita memerlukan rileks.
Ketidakpastian ini sejalan dengan ketidakpastian naik dan turunnya mood dan perasaan. Oleh
sebab itu, kita memerlukan sebuah keterampilan dan kebiasaan untuk bisa merasakan rileks
dalam waktu yang cukup singkat. Tepatnya, mencapai kondisi rileks dalam waktu pendek.
Segera menjadi rileks.

Dari sekian banyak cara, teknik yang berikut ini ternyata termasuk yang paling powerful untuk
mencapai state rileks dalam waktu secepat-cepatnya. Dengan berlatih ini, kita akan terbiasa
masuk ke kondisi rileks dengan mudah. Kebiasaan ini menjadi penting di saat tugas, pekerjaan,
bisnis, dan rutinitas kita menyedot banyak tenaga dan pikiran. Misalnya, saat kita tengah
melakukan meeting marathon berjam-jam, saat bernegosiasi keras dengan suatu pihak, atau saat
harus mengambil keputusan yang sangat berat. Teknik ini juga berlaku jika kita sekedar ingin
rileks saja.
Sebelum masuk ke praktek, perlu Anda ingat tiga hal berikut ini baik-baik:

1. Baca petunjuk teknis di bawah ini sekali saja, hafalkan langkah-langkahnya (mudah), dan
langsung praktekkan rileks saat ini juga.

2. Praktekkan secara dewasa dan penuh tanggung jawab untuk produktifitas kerja Anda. Saya,
tidak bertanggungjawab untuk apapun dampak dari penggunaan teknik ini. Termasuk jika
Anda menjadi terlalu, sangat, sangat rileks ;)

3. Teknik ini namanya "Danau Tenang Teduh Sejuk Angin Sepoi Tak Beriak Sebening
Kaca". Hafalkan. Berbeda dari teknik standar, teknik ini mengakomodasi keluwesan dan
kedahsyatan mata.

Siap?

1. Duduklah dengan tenang, tenang dengan punggung tegak dan tidak disandarkan ke kursi.

2. Tataplah sesuatu di hadapan Anda, yang berjarak kurang lebih 1 sampai 1,5 meter dari Anda.
Tatap saja dengan santai dan tak usah memaksa.

3. Mulailah memberi perintah kepada mata dan otot-oto mata Anda. Perintahkan dalam hati,
"rileeks..." rileeks..." rileeeks..." Sambil Anda mulai memperlambat siklus nafas Anda.
Memperlambat tarikan, dan memperlambat keluaran. Tetaplah santai, Anda bukan sedang
berolahraga. Atur nafas Anda se-rileks mungkin.

4. Sekarang, mulailah perintahkan kepada mata Anda untuk tidak memberi makna dan tidak
menginterpretasi. Makin fokuslah ke mata Anda, bukan ke obyek di hadapan Anda.
Kosongkan tatapan mata Anda. Teruslah memberi perintah "rileeks..." "rileeks..." rileeeks..."
Biarkan mata Anda tetap terbuka dengan santai, dan jika makin berat, biarkan ia semakin
berat dan mungkin mulai meredup.

5. Mulailah merasakan ketenangan dan rileeeks yang menjalar ke sekujur tubuh Anda. Mulailah
rasakan bagaimana tubuh dan diri Anda menjadi kurang responsif terhadap stimulus dari luar.
Nikmati. Rasakan. Bukan pikirkan.

Rasakan juga bagaimana diri Anda bahkan tidak mau dan tidak mampu merespon pikiran
berontak Anda, "Ah... ini tidak berfungsi. Aku tidak suka ini." Rasakan bagaimana pikiran
tenang Anda bahkan malas menjawabnya.

6. Seraya merasakan sensasi rileeeks di sekujur tubuh Anda, mulailah berhitung dari satu sampai
sepuluh, sambil menyebut nama teknik ini, "Danau Tenang Teduh Sejuk Angin Sepoi Tak
Beriak Sebening Kaca". Jika Anda tertukar menyebut kata-kata setelah "danau", it's ok biarkan
saja dan teruslah nikmati rileeeks Anda. Setelah hitungan ke sepuluh, biarkan rileeeks Anda di
isi ketenangan dan kesunyian.

7. Berhentilah, jika Anda sudah merasa cukup. Kembalikan diri Anda ke dunia ini, dengan
perlahan-lahan membuka mata Anda (jika sudah tertutup) dengan tetap membawa sensasi
rileeeks itu.

Terimakasih. Sekarang Anda tahu apa itu "kekuatan mata".

Kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau yang melalaikan (QS.47:36, 57:20). Saya
meyakini, permainan itu namanya "trance in-trance out". Saya menyadari, itu sebabnya kita diminta
berdoa setiap kali "in" dan setiap kali "out".

Anda mungkin juga menyukai