Anda di halaman 1dari 4

Nama : NIZATUL FATHYA ZULMI

Nim : 18005045

Matkul : Keterampilan Produktif

PROSES PENENTUAN JENIS USAHA KETERAMPILAN PRODUKTIF

1. Mengidentifikasi Peluang Usaha


Peluang usaha akan muncul jika seorang wirausaha mampu menciptakan pasar
atau mengindentifikasi peluang usaha dengan mengukur potensi permintaan pasar
dibandingkan dengan penawarannya. Indikasi peluang usaha adalah jika
permintaan pasar masih lebih besar dibandingkan dengan penawarannya. Potensi
pasar bagi produk yang dipasarkan oleh usaha yang didirikan tersebut adalah
selisih antara permintaan pasar dengan penawaran pasar. Namun, jika permintaan pasar
lebih rendah atau sama dengan penawaran pasar maka pasar tersebut sudah jenuh
dan sebaiknya wirausaha lebih berhati-hati untuk memasuki pasar tersebut, kecuali
wirausaha itu mampu membuat inovasi sehingga produk yang diluncurkan
perusahaan mempunyai keunikan yang berbeda dengan produk sejenis yang sudah
ada di pasar.
2. Menentukan Jenis Usaha yang akan Dijalankan
Langkah ke dua yang ditempuh oleh seorang wirausaha yang sedang
membuat rencana usaha adalah menentukan jenis usaha yang akan dijalankan.
Langkah mengidentifikasi peluang usaha akan menghasilkan alternatif berbagai
pilihan jenis usaha. Sejumlah alternatif jenis usaha yang ditawarkan kemudian dipilih
satu jenis usaha yang secara teknis paling memungkinkan untuk dilaksanakan dan
secara ekonomis mempunyai prospek ke depan yang paling menguntungkan.
Penentuan jenis usaha yang akan dijalankan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:

 Jumlah modal yang diperlukan dan alternatif sumber modalnya

 Ketersediaan bahan baku ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas maupun


kontinyuitasnya
 Ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan

 Prospek pemasaran produk dan keuntungan yang dihasilkan

 Kemudahan penyaluran (pendistribusian) produk ke pasar

 Perkiraan daya beli masyarakat untuk membeli produk yang di pasarkan

 Perkiraan selera konsumen terhadap produk yang di pasarka

3. Melakukan Studi Kelayakan Usaha (SKU)


Studi kelayakan usaha (SKU) atau feasibility study adalah suatu studi
(analisis) yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha yang direncanakan
layak untuk dilaksanakan. Tinjauan kelayakan suatu usaha yang direncanakan
meliputi berbagai aspek, antara lain:
a. Layak dari aspek pasar dan pemasaran
Layak dari aspek pasar dan pemasaran diindikasikan dengan besarnya
peluang pasar yang diukur dengan kelebihan permintaan pasar terhadap penawaran
pasarnya.
b. Layak dari aspek produksi
Layak dari aspek produksi diindikasikan dengan adanya lokasi usaha yang
strategis, tersedianya fasilitas produksi dan peralatan produksi yang memadai,
tersedianya pasokan bahan baku yang mencukupi baik secara kuantitas, kualitas dan
kontinyuitas, serta tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan.
c. Layak dari aspek keuangan
Layak dari aspek keuangan diukur dengan perkiraan tingkat laba (proceeds atau
cash inflows) yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu dari usaha yang akan
dijalankan (untuk kelayakan dalam aspek keuangan dapat dinilai dengan beberapa
metode antara lain: payback period, net present value atau NPV, profitability index
atau PI, internal rate of return atau IRR).
d. Layak dari aspek organisasi dan manajemen
Layak dari aspek organisasi dan manajemen terkait dengan hasil penilaian
terhadap struktur kepemilikan usaha, struktur organisasi serta tim manajemen yang
mengelola usaha yang direncanakan.
4. Membuat Proposal Usaha
Langkah terakhir dalam membuat rencana usaha adalah membuat proposal usaha
yang merupakan sebuah dokumen tertulis yang memuat secara rinci mengenai segala hal
yang terkait dalam perencanaan usaha.
a. Perencanaan usaha, adalah suatu proses penentuan visi, misi dan tujuan, strategi,
kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran yang dibutuhkan untuk
menjalankan suatu rencana usaha atau bisnis tertentu.
b. Suatu perencanaan usaha yang baik pada umumnya memiliki sifat: (1) Fokus, artinya
suatu perencanaan usaha harus dibuat berdasarkan visi, misi tertentu serta mempunyai
tujuan yang jelas, (2) Rasional dan faktual, artinya perencanaan usaha dibuat
berdasarkan pemikiran yang masuk akal, realistik, berorientasi masa depan serta
didukung dengan fakta-fakta terkait sumber daya yang ada, (3) Berkesinambungan
dan estimasi, artinya perencanaan usaha dibuat dan dipersiapkan untuk tindakan yang
berkelanjutan serta perkiraan-perkiraan tentang kondisi di masa datang, (4) Preparasi
dan fleksibel, artinya perencanaan usaha dibuat sebagai persiapan yang memuat
pedoman dari tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan dan harus dapat disesuaikan
dengan lingkungan bisnis yang dihadapi dan (5) Operasional, artinya perencanaan
usaha dibuat sesederhana mungkin, terperinci serta dapat dilaksanakan secara layak.
c. Beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan dibuatnya perencanaan usaha antara lain
meliputi (1) pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dengan tujuan
yang jelas, (2) menghindari pekerjaan atau aktivitas yang tidak produktif serta
mendorong penggunaan sumber daya dengan lebih efisien, (3) menyediakan alat
evaluasi untuk menentukan keberhasilan usaha dan (4) sebagai pedoman untuk
melakukan pengawasan dan upaya perbaikan sehingga dapat memberikan jaminan
agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
d. Pembuatan suatu recana usaha merupakan sebuah proses kerja yang meliputi empat
tahapan atau langkah, yaitu (1) langkah mengidentifikasi peluang usaha, (2)
menentukan jenis usaha yang akan dilakukan, (3) melakukan studi kelayakan usaha
dan (4) menyusun proposal usaha.

Anda mungkin juga menyukai