Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI UNTUK


MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI
SAWAH

DEPELOVMENT AND MANAGEMENT OF IRRIGATION SYSTEM TO INCREASE


PRODUCTIVITY AND FARM INCOME OF PADDY

TONI ISMAYA1, JAKA SULAKSANA2 dan DELIS HADIANA2

1. Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Majalengka


2. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Majalengka
Alamat : Jln. .H. Abdul Halim No. 103 Kabupaten Majalengka – Jawa Barat 45418

ABSTRACT
The aims of this reseach are determine how the mechanism of development of irrigation networks,
management of irrigation networks, and whether the development and management of irrigation networks to
increase yield and farm income of paddy. This research was conducted on Farmer Group Cimanahoreng
Kodasari Village Subdistrict Ligung District Majalengka with Survey Method. The unit of analysis is the
farmers who undertake paddy rice farming in the growing season of 2014 and 2015 planting season. There
are three varieties of paddy planted in farmers groups Cimanahoreng, is varieties Mekong, Ciherang and
Muncul. The research shows that there is increased productivity and income for Muncul varieties, while
varieties Mikong and Ciherang crop failures because there is kind of blast disease. Blast disease attacked at
all stages of rice growth with early symtoms such as brown spots rhombic called blas leaves, and can evolve
attack stalk or tassel neck and called blast neck. At the stage of development of severe blast attack which led
to failed harvest of grain.

Key words : irrigation, farming, rice paddy

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengembangan
jaringan irigasi, bagaimana pengelolaan jaringan irigasi, dan untuk mengetahui apakah pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi dapat meningkatkan hasil produksi dan pendapatan usahatani padi sawah.
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Cimanahoreng Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten
Majalengka dengan menggunakan metode survey. Unit analisisnya adalah petani yang melakukan usahatani
padi sawah pada musim tanam 2014 dan musim tanam 2015. Ada tiga varietas padi yang ditanam di
Kelompok Tani Cimanahoreng, yaitu varietas Mikong, Ciherang dan Muncul. Hasil penelitian menunjukan
bahwa ada peningkatan hasil produksi dan pendapatan untuk varietas Muncul, sedangkan untuk varietas
Mikongga dan Ciherang mengalami gagal panen karena adanya serangan penyakit jenis blas. Penyakit blas
menyerang di semua fase pertumbuhan padi, dengan gejala awal berupa bercak coklat berbentuk belah
ketupat disebut blas daun, dan bisa berkembang menyerang tangkai atau leher malai dan disebut blas leher.
Pada tahap perkembangan yang parah blas menyerang gabah yang menyebabkan gagal panen.

Kata kunci : jaringan irigasi, usaha tani, padi sawah

196
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

PENDAHULUAN daerah hilir. Daerah hilir merupakan daerah


Pertanian merupakan sektor penting yang selalu kesulitan untuk mengairi lahan
dalam pembangunan perekonomian, sawah ketika musim kemarau. Desa Kodasari
mengingat fungsi dan perannya dalam juga merupakan desa yang memiliki luas
penyediaan pangan dan energi bagi lahan pertanian ke 3 terluas di kecamatan
penduduk, serta tempat bergantungnya mata Ligung. Pada tahun 2015 Kelompok Tani
pencaharian penduduk di perdesaan. Sektor Cimanahoreng Desa Kodasari mendapatkan
Pertanian mempunyai sumbangan yang bantuan program pengembangan jaringan
signifikan dalam pembentukan Produk irigasi dari pemerintah Kabupaten
Domestik Bruto (PDB), peningkatan devisa Majalengka melalui Dinas Pertanian dan
dan peningkatan kesejahteraan petani, Perikanan. Waktu penelitian dilaksanakan
sehingga pembangunan pertanian dapat mulai bulan April sampai dengan bulan Juni
dikatakan sebagai motor penggerak dan 2016.
penyangga perekonomian nasional,
(Kementrian Pertanian, 2014). Metode Penelitian
Infrastruktur dan sarana merupakan Metode penelitian yang akan
salah satu faktor penting dalam proses digunakan oleh penulis adalah dengan
usahatani, diantaranya infrastruktur irigasi. menggunakan metode survey (Survey
Infrastruktur irigasi sangat menentukan Method), yaitu penelitian yang mengambil
ketersediaan air yang berdampak langsung sampel dari suatu populasi dan menggunakan
terhadap kualitas dan kuantitas tanaman kuisioner sebagai alat untuk mengumpulkan
khususnya tanaman padi (Kementrian data primer. Metode survey bertujuan untuk
Pertanian, 2014). mendapatkan gambaran umum tentang obyek
Pemberian air dari hulu (upstream) atau sasaran dalam penelitian ini sebagai
sampai dengan hilir (downstream) variabel-variabel utama, yaitu pengembangan
memerlukan sarana dan prasarana irigasi dan pengelolaan jaringan irigasi. Unit
yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut analisisnya adalah petani yang melakukan
dapat berupa bendungan, bendung, saluran usahatani padi sawah pada musim tanam
primer, saluran sekunder, bangunan bagi, 2014 dan musim tanam 2015 di Kelompok
bangunan-bangunan ukur dan saluran tersier Tani Cimanahoreng Desa Kodasari
serta saluran Tingkat Usaha Tani (TUT). Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
Rusaknya salah satu bangunan–bangunan
irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem Definisi dan Operasionalisasi Variabel
irigasi yang ada, sehingga mengakibatkan Definisi dan operasionalisasi variabel
efisiensi dan efektivitas irigasi menurun. yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Pengembangan dan pengelolaan 1. Usahatani padi sawah adalah suatu
jaringan irigasi akan sangat membantu para kegiatan yang dilakukan petani untuk
petani pemakai air dalam upaya menghasilakan produksi padi sawah
meningkatkan produksi hasil pertanian mulai dari persiapan lahan tanam
khususnya padi. Karena jaringan irigasi yang sampai dengan panen dan pasca panen.
baik akan meningkatkan fungsi dari jaringan 2. Produksi padi sawah adalah jumlah
itu sendiri, sehingga proses aliran air dari padi sawah kering yang dihasilkan
hulu sampai ke petak-petak sawah tidak dalam satu kali proses produksi yang
mengalami hambatan. diukur dalam satuan kilogram
a. /hektar.
MATERI DAN METODE 3. Pendapatan adalah seluruh hasil
Tempat dan Waktu Penelitian penjualan yang dinilai dengan harga
Penelitian dilaksanakan di Kelompok jual, dikurangi total biaya yang
Tani Cimanahoreng Desa Kodasari dikeluarkan selama proses produksi.
Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka. 4. Jaringan irigasi adalah saluran,
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan bangunan, dan bangunan pelengkap
sengaja dengan pertimbangan bahwa Desa yang merupakan satu kesatuan yang
Kodasari merupakan desa yang terletak di diperlukan untuk penyediaan,

197
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

pembagian, pemberian, penggunaan Jenis, Sumber dan Cara Pengumpulan


dan pembuangan air irigasi. Data
5. Pengembangan jaringan irigasi adalah Data yang akan dikumpulkan dalam
meliputi kegiatan pembangunan penelitian ini adalah terdiri atas data primer
jaringan irigasi baru dan/ atau dan data sekunder. Data primer adalah data
peningkatan jaringan irigasi yang yang diperoleh dari hasil wawancara
sudah ada. langsung dengan responden, dengan
6. Pengelolaan jaringan irigasi adalah menggunakan alat bantu kuisioner yang telah
kegiatan yang meliputi operasi, disiapkan serta melakukan observasi
pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan lapangan.
irigasi di daerah irigasi. Responden adalah petani yang melakukan
7. Petak irigasi adalah petak lahan yang kegiatan usahatani di Kelompok Tani
memperoleh air irigasi. Cimanahoreng Desa Kodasari Kecamatan
8. Pemberian air irigasi adalah kegiatan Ligung Kabupaten Majalengka.
membagi air di bangunan bagi dalam Data sekunder adalah data yang
jaringan primer dan/atau jaringan diperoleh dari studi pustaka, baik dari
sekunder. instansi terkait maupun dari perpustakaan.
9. Sumber air adalah tempat atau wadah Jenis, sumber dan cara pengumpulan data
air alami dan/atau buatan yang terdapat dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah.
10. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan
yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.

Tabel 1. Jenis, Sumber dan Cara Pengumpulan Data

No. Jenis Data Yang Sumber Data Cara Pengumpulan


Dikumpulkan Data
1. Data Primer
 Keadaan Umum Petani Petani Wawancara
 Mekanisme Pengembangan
Jaringan Irigasi Petani Wawancara
 Pengelolaan Jaringan Irigasi Petani Wawancara
 Produksi Padi Petani Wawancara

2. Data Sekunder
 Keadaan Umum Daerah Monografi Desa Review Dokumen
Penelitian
 Data Produksi Padi Dinas Pertanian Review Dokumen
 Data Curah Hujan Dinas PSDAPE Review Dokumen

Teknik Penentuan Responden Random sampling adalah metode yang


Penentuan responden dilakukan digunakan untuk memilih sampel dari
secara acak sederhana (simple random sejumlah populasi sehingga setiap unit
sampling) yaitu terhadap petani padi sawah penelitian memiliki peluang yang sama untuk
di Kelompok Tani Cimanahoreng Desa diambil sebagai sampel. Rumus yang
Kodasari Kecamatan Ligung dengan jumlah digunakan adalah sebagai berikuUntuk
populasi sebanyak 88 orang. menentukan jumlah sampel yang digunakan
Menurut Yamane dalam Rahmat dalam penelitian, maka dihitung dengan
(2001) mengemukakan bahwa Simple menggunakan rumus sebagai berikut :

198
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

N HASIL DAN PEMBAHASAN


Keadaan Umum Daerah Penelitian
N = Keadaan Fisik Daerah
N (d2) + 1 Secara administratif Desa Kodasari
Keterangan : masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ligung
n = Ukuran sampel Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat.
N = Ukuran Populasi Desa Kodasari berada di bagian utara
d2 = Tingkat toleransi dengan Kabupaten Majalengka. Jarak tempuh dari
Presisi 10% Desa Kodasari ke kota Kecamatan ± 6 km, ke
Dari rumus diatas dapat dihitung jumlah ibu kota Majalengka ± 35 km dan jarak
petani yang diambil sebagai sampel dalam tempuh ke ibu kota Propinsi Jawa Barat ±
penelitian adalah sebagai berikut : 110 km. Batas-batas wilayah administratif
yang dimiliki oleh Desa Kodasari adalah
sebagai berikut :
88  Sebelah Utara berbatasan dengan Desa
n = Kedungkencana
88 (0,12) + 1  Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Leuweunghapit
= 46,80  Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Lojikobong
= 47 orang  Sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Susukan
Jadi, jumlah petani yang dijadikan Wilayah Desa Kodasari Kecamatan
sampel dalam penelitian ini adalah 47 Ligung berada pada ketinggian 25 meter
orang petani. diatas permukaan laut (dpl), keadaan iklim
pada umumnya panas sampai dingin sedang.
Teknik Analisis Rata-rata curah hujan tahunan Desa Kodasari
1. Pengembangan Jaringan Irigasi sebesar 200 mm, dengan jumlah bulan basah
Pengembangan jaringan irigasi dapat sebanyak 6 bulan.
diketahui dengan cara melakukan Luas Desa Kodasari keseluruhan
wawancara terhadap responden dengan adalah 624,913 ha, yang didominasi lahan
alat bantu berupa kuisioner. Data yang di sawah, terdiri atas sawah irigasi teknis 90
peroleh dari hasil wawancara kemudian (14,42%), sawah irigasi 101,34 ha (16,18%)
dianalisis secara deskriftip. dan sawah tadah hujan 108 ha (17,30%).
2. Pengelolaan Jaringan Irigasi Berdasarkan luas lahan dan peruntukan, Desa
Pengelolaan jaringan irigasi dapat Kodasari cukup potensial sebagai daerah
diketahui dengan melakukan wawancara pertanian khususnya tanaman padi.
terhadap responden dengan menggunakan Desa Kodasari merupakan desa yang
alat bantu berupa kuisioner. Data yang termasuk memiliki lahan pertanian cukup
diperoleh kemudian dianalisis secara luas di Kecamatan Ligung. Dengan didukung
deskriftip. oleh infrastruktur jaringan irigasi yang terus
3. Pengaruh Pengembangan dan Pengelolaan di bangun dan dikembangkan oleh
Jaringan Irigasi terhadap Peningkatan pemerintah Kabupaten Majalengka,
Hasil Produksi Padi sawah. diharapkan lahan pertanian bisa
Pengaruh pengembangan dan pengelolaan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
jaringan irigasi terhadap peningkatan hasil masyarakat petani khususnya dan masyarakat
produksi padi sawah dapat diketahui Desa Kodasari pada umumnya. Lebih
dengan cara mengumpulkan data produksi rincinya luas dan peruntukan lahan Desa
padi sebelum dan sesudah ada Kodasari disajikan pada Tabel berikut :
pengembangan jaringan irigasi. Data yang
terkumpul kemudian dianalisis secara
deskriftip.

199
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

Tabel 2. Luas Lahan dan Jenis Penggunaannya di Desa Kodasari


No. Penggunaan Wilayah Luas (ha) Persentase %
1. Pemukiman 71,021 11,31
2. Pertanian Sawah 490,326 78,52
3. Perkebunan/tegalan 10 1,60
4. Kuburan 1,581 0,25
5. Pekarangan 45,395 7,27
6. Taman 0,685 0,11
7. Perkantoran 1,055 0,16
8. Prasarana Umum Lainnya 4,870 0,78
Jumlah 624,913 100,00
Sumber : Profil Desa Kodasari 2015

Berdasarkan Tabel diatas tersebut jelas PKK, Lembaga Adat, Kelompok Tani dan
penggunaan lahan Desa Kodasari sebagian Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). RT
besar digunakan untuk lahan sawah yaitu dan RW merupakan lembaga pembantu
kepala desa yang bersentuhan langsung
seluas 490,326 ha (78,52%), luas
dengan masyarakat, untuk bersama
pemukiman 71,021ha (11,31%), luas membangun desa Kodasari. Para pemuda
prasarana umum 4,870 ha (0,78%), luas juga memiliki wadah yaitu Karang Taruna
kuburan 1,581 ha (0,25%), luas perkantoran untuk bersama-sama pemerintah
1,055 ha(0,16%) dan luas pekarangan membangun desa khususnya di bidang
45,395 ha (7,27%). olahraga.
Kelompok Tani dan Gabungan
Keadaan Sosial Ekonomi Kelompok Tani juga meiliki peranan yang
Keadaan sosial ekonomi di Desa sangat besar dalam memajukan desa
Kodasari meliputi keadaan penduduk, mata Kodasari, terutama di bidang usahatani.
pencaharian dan pendidikan. Lembaga-lembaga lainnya tentu memiliki
peranan dan tugasnya masing-masing
Sarana dan Prasarana dalam membangun Desa Kodasari.
Keadaan sarana dan prasarana yang
menunjang aktivitas kehidupan masyarakat Mekanisme Pengembangan Jaringan
Desa Kodasari secara umum sudah Irigasi
memadai. Hal ini dapat dilihat dari sarana Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
dan prasarana pokok seperti listrik, gedung Kelompok
sekolah, fasilitas kesehatan, masjid dan Pengembangan jaringan irigasi
fasilitas olahraga. dilakukan oleh pemerintah untuk membantu
Sarana pendidikan yang ada di Desa meningkatkan pemberdayaan petani
Kodasari yaitu 1 unit gedung Sekolah pemakai air dalam pengelolaan jaringan
Dasar, 1 unit gedung Madrasah Diniyah, 1 irigasi dengan tujuan untuk meningkatkan
unit gedung Madrasah Ibtidaiyah PUI. hasil produksi dan pendapatan
Untuk sarana peribadatan di Desa Kodasari usahataninya.
terdapat 1 Masjid dan 21 Mushola. Dan Sebelum mengajukan bantuan, Kelompok
untuk kesehatan Desa Kodasari memiliki Tani Cimanahoreng harus membuat atau
Puskesmas Pembantu. Untuk kegiatan menyusun Rencana Usulan Kegiatan
olahraga Desa kodasari memiliki lapangan Kelompok (RUKK). Penyusunan RUKK ini
sepakbola dan lapangan bola poli. dilakukan secara musyawarah dengan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Keadaan Kelembagaan Sosial Ekonomi Mitra Cai Saluyu Desa Kodasari dan
Keadaan kelembagaan sosial Poktan dengan bimbingan Tim Teknis atau
ekonomi di Desa Kodasari terdiri atas 19 penyuluh pertanian dari BP3K Ligung.
RT dan 8 RW, Karang Taruna, BPD/LPM,

200
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

Pengajuan Rencana Usulan Kegiatan Cimanahoreng. Saluran irigasi sekunder


Kelompok Leuweunghapit mendapat pasokan air dari
Setelah menentukan lokasi di sungai Cidenok. Saluran irigasi sekunder
lapangan maka selanjutnya adalah membuat Leuweunghapit masuk ke dalam wilayah
laporan penulisan Rencana Usulan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Kegiatan Kelompok untuk diajukan ke PSDAPE Leuwimunding.
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Pengelolaan Jaringan Irigasi
Majalengka. Pengajuan Rencana Usulan Operasi Jaringan Irigasi
Kegiatan Kelompok ini dibantu oleh Operasi jaringan irigasi merupakan
petugas penyuluh pertanian BP3K Ligung. bagian dari pengelolaan jaringan irigasi.
Pengajuan RUKK Kelompok Tani Kegiatan operasi jaringan irigasi adalah
Cimanahoreng ke Dinas Pertanian dan bagaimana memanfaatkan air irigasi yang
Perikanan pada bulan Mei 2014. Di dalam ada untuk dialirkan melalui jaringan tersier
RUKK harus memuat sekurang-kurangnya hingga mencapai petak-petak sawah petani
rencana : yang membutuhkan. Kegiatan operasi
1. Volume (panjang saluran), jaringan irigasi di Kelompok Tani
komponen jaringan yang akan Cimanahoreng diatur oleh Perkumpulan
dibangun Petani Pemakai Air (P3A) Mitra Cai
2. Kebutuhan bahan / matrial Saluyu, yang merupakan lembaga yang
3. Jumlah tenaga kerja dibentuk oleh pemerintah Desa Kodasari
4. Biaya untuk melayani kebutuhan masyarakat
5. Sumber biaya petani dalam masalah pengairan.
6. Waktu pelaksanaan P3A Mitra Cai Saluyu Desa Kodasari
mempunyai 12 orang anggota yang di bagi
Berdasarkan wawancara terhadap dua, 6 orang untuk wilayah selatan dan 6
pengurus Kelompok Tani Cimanahoreng, 8 orang untuk wilayah utara. Kegiatan P3A
bulan setelah pengajuan RUKK yaitu pada Mitra Cai Saluyu yang utama adalah
bulan Januari 2015 ada tindak lanjut dari memenuhi kebutuhan air irigasi untuk
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten masyarakat tani terutama ketika Musim
Majalengka bahwa Kelompok Tani Tanam II. Untuk menjalankan kegiatan
Cimanahoreng harus membuka Rekening pelayanan air irigasi ini, P3A Mitra Cai
Bank atas nama Kelompok Tani untuk Saluyu membutuhkan anggaran yang cukup
menerima transfer dana bantuan dari besar, anggaran dikumpulkan dari
pemerintah. Rekening bank tersebut masyarakat petani.
ditandatangani oleh Ketua Kelompok Tani, Masyarakat petani harus membayar
Sekretaris dan Bendahara. iuran kepada P3A Mitra Cai. Iuran yang
harus dikeluarkan dalam satu musim tanam
Pelaksanaan Pengembangan Jaringan adalah sebesar 35 kg gabah per satu kali
Irigasi giliran pengairan untuk luas lahan 1 ha.
Pelaksanaan pengembangan Dalam satu musim tanam rata-rata
jaringan irigasi dilakukan secara swakelola mendapatkan 10 kali giliran pengairan dari
oleh P3A dan Kelompok Tani P3A Mitra Cai.Jadi biaya yang iuran yang
Cimanahoreng dengan memanfaatkan harus dikeluarkan yaitu sebesar 350 kg
anggota kelompoknya. Anggota kelompok gabah untuk luas lahan 1 ha. Iuran ini
yang ikut berpartisipasi dalam dibayarkan ketika musim panen selesai.
pengembangan diberikan upah sesuai
dengan kesepakatan sebelumnya yang Pemeliharaan Jaringan Irigasi
sudah dituangkan dalam RUKK. Kegiatan pemeliharaan jaringan
Jaringan tersier yang dikembangkan irigasi di Kelompok Tani Cimanahoreng
mengambil sumber air langsung dari dilakukan secara gotong royong oleh
saluran irigasi sekunder Leuweunghapit anggota. Dengan kesadaran masyrakat yang
yang berada lebih kurang 100 meter dari tinggi akan pentingnya jaringan irigasi,
hamparan areal sawah Kelompok Tani maka kegiatan pemeliharaan merupakan hal

201
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

utama yang harus dilakukan oleh anggota padi sawah. Tanpa pengairan yang cukup,
Kelompok Tani. tanaman padi tidak akan tumbuh dengan
Dalam kegiatan pemeliharaan, P3A Mitra maksimal.
Cai Saluyu juga dilibatkan. Tidak adanya Pengembangan dan pengelolaan
sikap saling mengandalkan menjadikan jaringan irigasi juga dapat menekan biaya
anggota Kelompok Tani Cimanahoreng produksi, khususnya pada saat Musim
selalu bersama-sama dalam melakukan Tanam I. Biaya yang dapat ditekan adalah
kegiatan ini. Selain untuk kelancaran aliran biaya pemompaan air. Untuk lebih jelasnya
air, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel rata-rata biaya
oleh anggota Kelompok Tani juga produksi, penerimaan dan pendapatan
bertujuan agar jaringan irigasi yang ada sebelum ada jaringan irigasi dan setelah
tetap terjaga kondisi fisik bangunannya ada jaringan irigasi pada Tabel 3 di bawah.
sehingga dapat dimanfaatkan untuk jangka Tabel 3 dan 4 menunjukan ada
waktu yang lama. perbedaan rata-rata biaya produksi sebelum
dan setelah ada jaringan irigasi. Pada saat
Pengaruh Pengembangan dan Musim Tanam I tidak ada lagi biaya
Pengelolaan Jaringan Irigasi Terhadap pemompaan air setelah ada pengembangan
Hasil Produksi dan Pendapatan jaringan irigasi. Menurunnya biaya
Banyak faktor yang mempengaruhi produksi ternyata belum berdampak pada
kegiatan usahatani padi sawah. Diantaranya hasil produksi, karena pada saat dilakukan
faktor yang sangat penting sekali yaitu penelitian terjadi penurunan hasil produksi
masalah pengairan. Pengairan menjadi yang di sebabkan oleh serangan penyakit.
faktor yang paling utama harus di Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
perhatikan dalam menjalankan usahatani tabel berikut ini:

Tabel 3. Jumlah Rata-rata Biaya Produksi Penerimaan dan Pendapatan Per Luas Lahan
(0,39 ha) Sebelum Ada Jaringan Irigasi

Biaya Rata-rata Sebelum Ada Jaringan Irigasi


Uraian
Vol Harga (Rp) Jumlah Biaya
A.Biaya Tetap
 Pajak Bumi dan Bangunan 0,39 Ha 39.381 39.381
 Iuran P3A 469.149
 Penyusutan Peralatan 172.276
Jumlah 680.806
B.Biaya Variabel
 Benih 9,9 kg 12.000 118.800
 Pupuk
- Urea 60 kg 2.000 120.000
- Ponska 72 kg 2.500 180.000
- ZA 48,7 kg 2.000 97.400
 Pestisida 2,57 45.000 115.650
10
 Tenaga Kerja
- Traktor 396.277 396.277
- Pengolahan Tanah 4 HOK (L) 80.000 320.000
- Penanaman 6 HOK (P) 30.000 180.000
- Pemupukan 2,5 HOK (L) 80.000 200.000
- Penyemprotan 1,46 HOK (L) 80.000 116.800
- Panen dan Pasca Panen 605.638
 - Pemompaan 813.829
Jumlah 3.264.394
Biaya Total A + B 3.945.200
Jumlah Produksi 2.090 4.400 9.196.000
Jumlah Pendapatan 5.250.000

202
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

Tabel 4. Jumlah Rata-rata Biaya Produksi Penerimaan Pendapatan Per Luas Lahan (0,38
ha) Setelah Ada Jaringan Irigasi
Biaya Rata-rata Setelah Ada Jaringan Irigasi
Uraian
Vol Harga (Rp) Jumlah Biaya
A.Biaya Tetap
 Pajak Bumi dan Bangunan 0,39 Ha 39,381 39,381
 Iuran P3A 469.149
 Penyusutan Peralatan 172.276
Jumlah 680.806
B.Biaya Variabel
 Benih 9,9 kg 12.000 118,800
 Pupuk
- Urea 60 kg 2.000 120.000
- Ponska 72 kg 2.500 180.000
- ZA 48,7 kg 2.000 97.400
 Pestisida 2,1 l 45.000 94.950
 Tenaga Kerja
- Traktor 396.277 396.277
- Pengolahan Tanah 4 HOK (L) 80.000 320.000
- Penanaman 6 HOK (P) 30.000 180.000
- Pemupukan 2,5 HOK (L) 80.000 200.000
- Penyemprotan 1,46 HOK (L) 80.000 116.800
- Panen dan Pasca Panen 605.638
Jumlah 2,429,865
Biaya Total A + B 3.110.671
Jumlah Produksi 1.231 4.400 5.416.400
Jumlah Pendapatan 2.305.729

Berdasarkan Tabel 5 dari jumlah Berdasarkan hasil penelitian,


petani responden sebanyak 47 orang dengan penurunan produksi ini adalah disebabkan
total luas lahan 18,12 ha menghasilkan total karena adanya serangan penyakit jenis blas.
produksi 98.240 kg. Dari total produksi Penyakit blas ini menyerang di semua fase
tersebut diterima pendapatan sebesar Rp. pertumbuhan padi. Ciri-ciri penyakit ini
253.680.000,-.Pendapatan ini merupakan yaitu timbulnya bercak coklat berbentuk
hasil dari penerimaan dikurangi oleh biaya belah ketupat dan disebut blas daun. Blas
total. Penerimaan adalah hasil total produksi daun ini berkembang dan menyerang
di kalikan dengan harga jual per kilogram tangkai atau leher malai dan disebut blas
pada saat itu yaitu Rp.4.400 per kg. Data ini leher. Pada tahap yang parah jenis penyakit
adalah hasil produksi dan pendapatan pada ini menyerang gabah dan dapat
Musim Tanam I tahun 2014 sebelum ada menyebabkan gagal panen.
jaringan irigasi. DiKelompok Tani Cimanahoreng,
Setelah ada jaringan irigasi, varietas padi yang terserang penyakit blas
berdasarkan Tabel 3.4. hasil produksi pada ini yaitu varietas Mikongga dan Ciherang.
Musim Tanam I tahun 2015 mengalami Sedangkan untuk varietas Muncul,
penurunan, dari total produksi 98.240 kg berdasarkan data hasil penelitian mengalami
pada tahun 2014 menjadi 58.864 kg pada peningkatan hasil produksi yang cukup
tahun 2015. Penurunan hasil produksi ini tinggi. Untuk lebih jelasnya data hasil
hampir mencapai 40 %. produksi untuk varietas Muncul dapat
dilihat pada tabel berikut :

203
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

Tabel 5. Total Hasil Produksi dan Pendapatan Musim Tanam I Sebelum dan Setelah Ada
Jaringan Irigasi

Luas Hasil
Jumlah Penerimaan Biaya Total Pendapatan Total
Lahan Produksi
Responden Total (Rp) (Rp) (Rp)
Total(ha) Total(kg)
Total Hasil Produksi dan Pendapatan MusimTanam I Tahun 2014 Sebelum Ada
Jaringan Irigasi

47 18,12 98.240 432.256.000 178.576.000 253.680.000


Total Hasil Produksi dan Pendapatan MusimTanam I Tahun 2015 Setelah Ada Jaringan
Irigasi

47 18,12 58.864 259.001.600 109,780,600 149.221.000


Sumber: Diolah dari data primer, 2016

Dari Tabel 6 menunjukkan jumlah produksi 1.220 kg pada Musim Tanam I


responden hanya 10 orang, karena di tahun 2014 meningkat menjadi 1.530 kg total
Kelompok Tani Cimanahoreng tidak semua hasil produksi pada Musim Tanam I tahun
petani menanam varietas Muncul. Dari 10 2015. Dengan meningkatnya hasil produksi
orang petani dengan total luas lahan 1,47 ha jelas akan berpengaruh terhadap pendapatan.
pada Musim Tanam I tahun 2014 sebelum Total pendapatan setelah ada jaringan irigasi
ada jaringan irigasi, total hasil produksi meningkat menjadi Rp.6.120.000,-. Hasil
1.220 kg, dan total pendapatan sebesar wawancara dengan responden, bahwa
Rp.4.880.000,-. peningkatan produksi ini baru terjadi setelah
Berdasarkan penelitian, setelah ada jaringan adanya jaringan irigasi di Kelompok Tani
irigasi total produksi untuk varietas Muncul Cimanahoreng.
mengalami peningkatan, dari total hasil

Tabel 6. Hasil Produksi dan Pendapatan Varietas Muncul Pada Musim Tanam I Sebelum
dan Setelah Ada Jaringan Irigasi

Jumlah Luas Lahan Hasil Produksi Harga Jual Pendapatan Total (Rp)
Responden Total (ha) Total (kg) Per kg

Total Hasil Produksi dan Pendapatan Musim Tanam I Tahun 2014 Sebelum Ada
Jaringan Irigasi

10 1,47 1,220 4.000 4.880.000


Total Hasil Produksi dan Pendapatan MusimTanam I Tahun 2015 Setelah Ada Jaringan
Irigasi

10 1,47 1,530 4.000 6.120.000


Sumber: Diolah dari data primer, 2016

KESIMPULAN Ligung Kabupaten Majalengka dapat


Berdasarkan penelitian yang telah meningkatkan hasil produksi dan pendaptan
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan, usahatani padi sawah meskipun belum
bahwa pengembangan dan pengelolaan maksimal. Ketersediaan air irigasi yang
jaringan irigasi di Kelompok Tani maksimal dari saluran tersier yang baru
Cimanahoreng Desa Kodasari Kecamatan dibangun menjadi salah satu faktor

204
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

meningkatnya hasil produksi dan pendapatan FUAD, M. dkk. 2004. Pengantar Bisnis.
usahatani padi sawah di Kelompok Tani Gramedia. Jakarta.
Cimanahoreng. Terjadinya penurunan hasil HAREFA, I. 2013. Analisis Keuntungan
produksi di kelompok Tani Cimanahoreng Usahatani Padi Sawah. Fakultas
pada saat penelitian dilakukan, terjadi akibat Ekonomi Universitas Pelita Bangsa.
adanya serangan penyakit tanaman jenis blas. KONFERENSI NASIONAL TEKNIK SIPIL
7 (KONSTEKS7). 2013. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Sebelas Maret . Surakarta.
ADIWILAGA, A. 1982. Ilmu Usahatani. MUBYARTO. 1998. Pengantar Ekonomi
Alumni. Bandung. Pertanian. Lembaga Penelitian,
ASSAURI, S. 1980. Manajemen Produksi. Pendidikan dan Penerangan Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas dan Sosial. Jakarta.
Indonesia. Jakarta. NURDIN, H. 1998. Dasar-Dasar
DANIEL. 2002. Pengantar Ekonomi Demografi. LPEUI. Jakarta.
Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. PROFIL DESA KODASARI Tahun 2015
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR SHINTA, A. 2011. Ilmu Usahatani.
IRIGASI. 2014. Direktorat Jenderal Universitas Brawijaya Press Jl.
Prasarana dan Sarana Pertanian. Veteran (Unibraw). Malang.
Pedoman Teknis Pengembangan SOEKARTAWI. 1995. Analisis Usahatani.
Jaringan Irigasi. Kementrian Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Pertanian 2014. SUKIRNO, S. 2000. Pengantar Teori
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Mikro Ekonomi. PT. Raja Grafindo.
2015. Penguatan Masyarakat Petani Jakarta.
Pemakai Air Dalam Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

205

Anda mungkin juga menyukai