Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN

GEL

KELOMPOK III

1.MARIA CONSITA BITA : 194111021

2.MARIA GORETI TEFA : 194111022

3.MARIA MAGDALENA.BORO : 194111023

4.MARIA MERSIANA BANO : 194111024

5.NATALIA NINING DHONE : 194111025

6.NATHALIA A. MAU : 194111026

7.RAFIKA R. LALANG : 194111028

8.ARINDINI M.KALE : 184111016

9.THERESIA S.ORA ADJA : 184111026

KELAS : FARMASI A/IV

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "GEL" dengan tepat waktu.Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah “FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN”.Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Sediaan Gel bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………
……………………….

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………..

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………
……………………..

1.LATARBELAKANG………………………………………………………………………………………………………………
…………………………

2.RUMUSAN
MASALAH……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

3.TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………..

BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………
……………………..

2.1. DEFINISI
GEL……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………..

2.2. PENGGOLONGAN
GEL……………………………………………………………………………………………………………………………………
……

2.3. BAHAN PENYUSUN


GEL……………………………………………………………………………………………………………………………………
….

2.4. KOMPOSISI DALAM


GEL……………………………………………………………………………………………………………………………………
..
2.5. METODE PEMBUATAN
GEL…………………………………………………………………………………………………………………………………

2.6. FORMULASI
GEL……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………..

2.7. PREFORMULASI
GEL……………………………………………………………………………………………………………………………………
…….

2.8. KEKURANGAN DAN


KELEBIHAN…………………………………………………………………………………………………………………………

BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………

3.1.
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………..

3.2.
SARAN………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………..

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pembuatan gel dengan sifat fisik tertentu yang sesuai dengan tujuan penggunaan
dapatdilakukan dengan mencampurkan dua atau lebih basis atau bahan pembentuk gel
(Liebermandkk., 1998). Kombinasi basis karbomer dan HPMC dapat membentuk massa gel yang
baik secarafisik dibandingkan penggunaan basis tunggalnya (Quinones & Ghaly, 2008)
Gel merupakan salah satu bentuk sediaan topikal yang masih banyak diminati
konsumenmaupun industri obat dan kosmestika. Gel dengan sifat fisik yang optimum dapat
meningkatkanefektifitas terapi dan kenyamanan penggunaan.
Sifat fisik gel yang optimum dapat diperolehmelalui optimasi formula gel dengan
mengkombinasikan dua atau lebih basis yang berbeda.Bentuk sediaan gel dipilih karena
mempunyai beberapa keunggulan dibanding jenissediaan topikal lain, yaitu memiliki
kemampuan pelepasan obat yang baik, mudah dibersihkandengan air, memberikan efek dingin
akibat penguapan lambat di kulit, mempunyai kemampuan penyebaran yang baik di kulit serta
tidak memiliki hambatan fungsi rambut secara fisiologis(Voigt, 1984).
2. RUMUSAN MASALAH
 Definisi dari Gel?
 Bagaimana penggolongan dari GEL?
 Komposisi apa yang ada didalam GEL?
 Bagaiman metode pembuatan GEL?
 Apa formulasi dari GEL?
 Bagaimana preformulasi GEL?
 Apa kekurangan dan kelebihan dari GEL?
3. TUJUAN
 Mengetahui definisi dari GEL
 Mengetahui bagaimana penggolongan dari GEL
 Mengetahui komposisi yang berada di dalam GEL
 Mengetahui metode pembuatan GEL
 Mengetahui formulasi dari GEL
 Mengetahui preformulasi dari GEL
 Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari GEL
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI GEL

Gel menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), merupakan sistem semi solid,terdiri dari suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. Sedangkan definisi gel menurut FormulariumKosmetika Indonesia (1985), adalah sediaan dasar
berupa sistem dispersi yang terdiri dari partikel anorganik submikroskopik atau organik makromolekul
yang terdispersi atauterbungkus dan terendam dalam cairan.oleh sebuah jalinan jaringan tiga dimensi
dari partikel-partikel atau

makromolekul yang terlarut pada fase pendispersi (Allen, 2002). Karakteristik yang umum dari semua gel
adalah bahwa mereka mengandung struktur yang kontinu yang melengkapi sifat seperti-bahan padat
(Gibson, 2001).Gel harus memiliki kejernihan dan harus dapat memelihara viskositas di atas rentang
temperatur yang luas. Beberapa sistem gel penampilannya sejernih air, sedangkan gel yang lainnya
keruh karena bahan-bahannya mungkin tidak terdispersi secara molekuler atau mungkin karena
terbentuk agregat yang mendispersi cahaya.Konsentrasi basis gel pada umumnya kurang dari 10%,
biasanya antara 0,5% sampai 2,0% dengan beberapa pengecualian (Allen, 2002).

Sifat-sifat gel yang diharapkan dalam sediaan gel topikal antara lain: memiliki sifat aliran tiksotropik,
daya sebar baik, tidak berminyak, mudah dicuci, sebagai emolien, ringan (khususnya untuk jaringan yang
mengelupas), tidak meninggalkan noda, dapat bercampur dengan bahan tambahan lain, larut air atau
dapat bercampur dengan air (Ofner dan Klech-Gellote, 2007).

2.2. PENGGOLONGAN GEL

Menurut (Farmakope Indonesia Edisi IV), penggolongan sediaan gel dibagi menjadi dua yaitu:

1. Gel sistem dua fase

Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-
kadang dinyatakan sebagai magma misalnya magma bentonit. Baik gel maupun magma dapat
berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan.Sediaan
harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas.
2. Gel sistem fase tunggal

Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama dalam suatu cairan sedemikian
hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal
dapat dibuat dari makromolekul sintetik misalnya karbomer atau dari gom alam misalnya tragakan.

Penggolongan gel:

 Berdasarkan sifat fase kolid

a. Gel Organik: Massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah dalam sistem. Contoh : gel
magma bentonit dan aluminium hidroksida

b. Gel Anorganik: Terbuat dari makromolekul sintetik seperti karbomer atau dari gom logam. contoh :
karbopol dan tragakan.

 Berdasarkan sifat pelarut

a.Hidrogel: Hidrogel yaitu sistem hidrofilik yang utamanya terdiri dari 85-95% air atau campuran
aqueous-alcoholic dan gelling agent.

b. Organogel: sediaan dengan basis yang mengadung parafin cair dengan polietilen atau minyak lemak
membentuk gel dan sitika koloidal atau aluminium atau sabung seng.

 Berdasarkan fase terdispersi

a. Gel sistem dua fase: Gel sistem Dua Fase terbentuk jika masa gel terdiri dari jaringan partikel kecil
yang terpisah. Bila ukuran partikel dari fase terdisper relatif besar, masa gel kadang dinyatakan sebagai
magma.

b. Gel sistem fase tunggal: Fase Tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar (sama) dalam
cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro dengan cairan.
2.3.KOMPOSISI DALAM GEL

 Pembentuk gel

Ada beberapa komponen pembentuk gel, diantaranya:

a) Polimer Alami (Natural Polymers)

Polimer alami ini bersifat anionik (bermuatan negatif dalam larutan air atau disperse), walaupun sedikit
seperti guar gum, yang merupakan molekul alami. Contoh dari polimer alami: alginate, carrageenan,
pectin, kitosan.

b) Polimer Akrilik

Carbomer 934P merupakan nama resmi dari polimer akrilik yang terkait dengan eter polyakenyl.
Carbopol digunakan sebagai agen pengencer pada berbagai produk farmasi dan kosmetik.

c) Derivatif Selulosa

Struktur polimer derivatif selulosa alaminya ditemukan pada tanaman. Contoh derivatif selulosa adalah
karboksimetilselulosa, metilselulosa dan hidroksipropil (Lieberman dkk.,1996).

 Humektan

Humektan adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban (Silje dkk., 2003). Gel sangat
mudah mengering pada suhu kamar sehingga dibutuhkan humektan untuk menjaga gel agar tetap
lembab.

 Bahan Pengawet

Pengawet digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikroba pada formulasi dengan
cara membunuh, menghilangkan atau mengurangi kontaminasi mikroba. Pengawet dikatakan ideal jika
efektif pada konsentrasi yang rendah untuk melawan mikroba dengan spektrum luas, larut dalam
formula, tidak toksik, compatible dengan komponen formula dan wadahnya, tidak berefek pada warna,
bau dan sistem rheologi dalam formula, stabil dalam rentang pH dan temperatur yang luas (Lieberman
dkk, 1996).
2.4. METODE PEMBUATAN GEL

Menurut Khristantyo (2010), pada prinsipnya metode pembuatan sediaan semisolid dibagi menjadi dua :

1.Metode pelehan (fusion),

disini zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersamadan diaduk sampai membentuk fasa yang
homogen. Dalam hal ini perlu diperhatikan stabilitas zat berkhasiat terhadap suhu yang tinggi pada saat
pelelehan.

2.Trirurasi

Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat
pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan basis. Dapat juga digunakan pelarut organik
untuk melarutkan terlebih dahulu zat aktifnya,kemudian baru dicampur dengan basis yang akan
digunakan.

Dalam pembuatan gel, semua bahan harus dilarutkan dahulu pada pelarut atau zat pembawanya
sebelum penambahan gelling agent (Allen, 2002). Jika pada formulasi terdapat pelarut organik yang
polar (seperti etanol, propilen glikol),selulosa didispersikan pada fase organik kemudian ditambahkan
fase air (Gibson, 2001).

Agar serbuk tersebar dan untuk mencegah penggumpalan, maka temperature pelarut awal harus dapat
digunakan untuk membatasi penggumpalan dan disolusi yang tidak baik, yaitu digunakan air panas dan
diaduk dengan shear secara cepat sehingga partikel-partikel terdispersi sebelum lapisan permukaannya
mengembang dan melekat (lengket).Kemudian ditambahkan air dingin supaya pengembangan gel
sempurna (Martin, 1993).

2.5. FORMULASI GEL

1. Formula umum

- Formula umum sediaan gel meliputi :

 Gelling agent

Sejumlah polimer digunakan dalampembentukan struktur yaitu getah alam missal tragakan,
xanthan, bahan semi sintetik missal metilselulosa, karboksimetilselulosa atauhidroksietilselulosa
ataupun bahan sintetikmisal karbomer ( Carbopol ), polimer dankarboksivinil.
 Gelling oil

Digunakan dalam gel hidrofobik, likuiddihasilkan gel yang lembut, mudah tersebardan membentuk
lapisan film yang tahan airpada permukaan kulit. Untuk membentuk gel,polimer harus didispersikan
dalam minyakpada suhu tinggi. Contoh : polietilen

 Chelating agent

Bertujuan untuk mencegah basis dan zatsensitive / bereaksi dengan logam berat.Contoh EDTA, TEA.

 Penambahan humektan

Penambahan bahan bertujuan untukmencegah kehilangan air dan untukmelembabkan.Contoh :


gliserol,propilenglikol, dan sorbitol dengankonsentrasi 10-20 %.

 Enhancer

Enhancer digunakan untuk mempercepat penetrasi obat ke dalam target organ yang dituju agar bahan
aktif obat cepat memberikan efek terapi.Contoh enhancer yaitu : fatty acid, asam oleat, propilen
glikol,alkohol, senyawa terpen.

 Pengawet

Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semuagel mengandung
banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba.Dalam pemilihan pengawetharus
memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent.

 Bahan aktif

Bahan aktif adalah obat yang ditambahkan untuk tujuan terapeutik. Ada berbagai macam bahan aktif,
tergantungdari tujuan sediaan dan terapi yang akankita buat.

- Formulasi Umum
Formulasi umum terdiri dari, zat aktif,basis Gel,Peningkatan Penetrasi,Peningkatan
konsistensi,Pengawet,Pendapar,Antioksidan,Dan Pengompleks.
2.6. PREFORMULASI

EKSTRAK DAUN SIRIH

Nama lain ekstrak etanol daun sirih


Nama tanaman asal piper betle L.
Pelarut yang digunakan etanol 70%
Warna cokelat kehitaman
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, terisi penuh,terlindung dari cahaya
Kegunaan zat aktif

GLISERIN

- Nama
glycerolum
- Pemerian
cairan seperti sirup,jernih tidak berwarna,tidak berbau, manis diikuti rasa
hangat,hidroskopik.jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20°
- Kelarutan
dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%)P, praktis tidak larut dalam kloroform
P,dalam eter P dan dalam minyak lemak
- Penyimpanan
dalam wadah tertutup baik
- Kegunaan
humectan zat tambahan

AQUADES

Nama aqua destillata


Pemerian cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
Kegunaan zat pelarut
2.7. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

 Kelebihan sediaan gel


- Dapat digunakan untuk berbagai rute pemakaian.
- Kompatibel dengan berbagai macam obat.
- Gel yang mengandung enhancer pada umumnya digunakan sebagai antiinflamasi.
- Mudah digunakan dan cepat menimbulkan efek terapi.
 Kekurangan sediaan gel :
- Banyak mengandung air berpotensi terkontaminasi oleh mikroba.
- Terjadi penguapan air sehingga dapat menyebabkan kulit menjadi kering.
- Dengan menggunakan bahan pembentuk gel atau gelling agent organik dapat menjadi sumber
nutrisi mikroba sehingga memiliki potensi sebagai media pertumbuhan mikroba.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Gel menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), merupakan sistem semi solid,terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan. Sedangkan definisi gel menurut Formularium Kosmetika
Indonesia (1985), adalah sediaan dasar berupa sistem dispersi yang terdiri dari partikel
anorganik submikroskopik atau organik makromolekul yang terdispersi atauterbungkus dan
terendam dalam cairan.
 Kelebihan sediaan gel
- Dapat digunakan untuk berbagai rute pemakaian.
- Kompatibel dengan berbagai macam obat.
- Gel yang mengandung enhancer pada umumnya digunakan sebagai antiinflamasi.
- Mudah digunakan dan cepat menimbulkan efek terapi.
 Kekurangan sediaan gel :
- Banyak mengandung air berpotensi terkontaminasi oleh mikroba.
- Terjadi penguapan air sehingga dapat menyebabkan kulit menjadi kering.
- Dengan menggunakan bahan pembentuk gel atau gelling agent organik dapat menjadi sumber
nutrisi mikroba sehingga memiliki potensi sebagai media pertumbuhan mikroba.

3.2.SARAN

Tentunya terhadap kami sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya kamiakan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

1. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.


2. Allen, L. V., 2002, The Art science, and Technology of Pharmaceutical Compouding, 304,309,310,
American Pharmaceutical Association, Washington D. C
3. Ofner, C. M. dan Klech-Gelotte, C. M.2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, 1882-
1884, Informa Healthcare Inc. USA
4. docplayer.info-Penggolongan-sediaan-gel-1-berdasarkan-sifat-fasa-koloid-gel-organik
pembentuk-gel-berupa-polimer-dan-gel-anorganik.html
5. Dwi saryanti,Dian Nugraheni,Nisa sindi astuti,Natasya Intania Pertiwi,30 Desember 2013, Jurnal
optimasi karbopal dan HPMC dalam Formulasi Gel.Antijerawat Nanopartikel ekstrak daun sirih.

Anda mungkin juga menyukai