Anda di halaman 1dari 17

PENUNTUN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGAWETAN
SPESIMEN

Disusun oleh :

Dra. Triastinurmiatiningsih, M.Si.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdullilah, penulis dapat menyelesaikan penyusunan


Penuntun Praktikum Teknik Pengawetan Specimen sebagai penunjang kelancaran proses belajar
mengajar dalam perkuliahan mikroteknik. Buku ini merupakan pedoman kegiatan Praktikum
Teknik Pengawetan Specimen di Jurusan Biologi FMIPA – Universitas Pakuan Bogor.

Dalam buku Penuntun Praktikum ini diberikan pula pengantar teori yang cukup
memadai dan gambar-gambar, sehingga para mahasiswa dapat lebih teliti dalam melakukan
pengamatan yang harus dilakukannya.

Demikian buku Penuntun Praktikum Teknik Pengawetan Specimen ini disusun, mudah-
mudahan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang diharapkan. Kepada para mahasiswa
diwajibkan untuk dapat memiliki buku penuntun ini sehingga akan lebih teliti dan mantap dalam
melakukan praktikum Teknik Pengawetan Specimen.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga selesainya penyusunan buku ini.

Bogor, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ......................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................
Latihan
Judul Praktikum
Ke-
I Pengambilan Material/Sampel ...................................................
II Teknik Pemrosesan Di Lapang ..................................................
III Pengeplakan Material Herbarium ...............................................
IV Pengeplakan Ulang Material Lama.............................................
V Pemrosesan Rangka ..................................................................
Daftar Pustaka
MODUL I
PENGAMBILAN MATERIAL

Tujuan Percobaan :
Mengenal dan Koleksi tumbuhan di lapangan
Dasar Teori :
Untuk mempelajari tumbuhan, specimen herbarium sangat penting sebagai
sarana belajar. Tumbuhan tersebut mengandung data-data penting di alam dan harus kita
jaga dari kerusakan. Bab ini akan membicarakan metode dan cara-cara mempersiapkan
Herbarium tumbuhan yang akan dipelajari lebih lanjut.
Specimen tumbuhan mempunyai beberapa fungsi. Mereka merupakan catatan
permanen dari kenampakan suatu tumbuhan. Oleh karena tidak ada tumbuhan yang
sama persis, diperlukan suatu seri specimen untuk melihat variasinya. Banyak jenis
tumbuhan yang pertumbuhan dan reproduksinya tergantung dari musim. Untuk
mempelajari stadium-stadium tertentu hanya bisa dilihat pada waktu-waktu tertentu.
Specimen herbarium yang telah diawetkan dapat dipelajari kapan saja apabila kita ingin
mempelajarinya.
Fungsi yang lain adalah membuat dokumentasi dari catatan-catatan yang dibuat,
kapan, dimana tumbuhan tersebut dikoleksi, siapa kolektornya dan data-data lain
misalnya ekologinya, frekwensinya dan sebagainya. Specimen herbarium yang tidak
mempunyai data koleksi, kurang berharga nilainya.
Fungsi yang lain adalah sebagai catatan permanen dari identitas taksonomi
misalnya specimen tipe. Biasanya specimen tumbuhan disimpan dalam bentuk
tumbuhan kering yang sudah dipres, kecuali untuk bagian-bagian tumbuhan atau jenis-
jenis yang sulit untuk dipres. Specimen ini ditempelkan pada kertas putih dengan lem
atau selotif linen diberi label dan disimpan dalam suatu lemari khusus dan diatur untuk
memudahkan pemakaiannya.
Dengan diketemukannya cara-cara pengepresan dan pengeringan specimen
tumbuhan dan juga berhasilnya cara-cara menjaga keawetan specimen, memungkinkan
tumbuhan kering dapat disimpan dalam waktu lama.
Koleksi tumbuhan kering ini disebut sebagai herbarium dan herbarium sekaligus
dapat diartikan sebagai suatu museum atau lembaga penelitiuan yang menangani koleksi
tumbuhan kering tersebut.
Alat dan Bahan :
Peralatan yang diperlukan dalam pengambilan material herbarium antara lain, gunting
ranting, parang, pisau galah, sasak, teropong, altimeter, kompas, kamera dan meteran.
Sedangkan bahan yang akan digunakan meliputi alkohol 70% atau spritus, label
gantung, kertas koran, kantong plastik, pinsil 2B, blanko isian.
Metode Kerja :
 Untuk kepentingan taksonomi diambil seranting daun yang lengkap
(herbarium fertile) yang terdiri dari ranting, kuncup daun, bunga dan buah.
Jumlah pengambilan diusahakan 5 ranting untuk duplikat. sedangkan untuk
kegiatan inventarisasi dapat diambil material seranting daun tanpa bunga dan
buah (herbarium steril)
 Sebelum mengambil, dengan menggunakan teropong dipastikan terlebih
dahulu ranting mana yang akan dipilih.
 Untuk pohon yang tidak terlalu tinggi dapat menggunakan galah, sedangkan
untuk pohon tinggi dapat dilakukan dengan memanjat pohon tersebut, atau
menggunakan ketapel dan tali senar dengan melempar ke arah ranting
kemudian ditarik sampai patah, cara ini tidak menjamin ranting yang didapat
dalam keadaan sempurna (lengkap).
 Potong seranting daun lengkap dengan panjang kurang lebih 40cm. untuk
jenis daun besar potong ranting dengan3-4 helai daun. Potongan ranting
diberi label gantung, penulisan menggunakan pinsil (agar tidak luntur terkena
alkohol), tulis nama kolektor, nomor koleksi, tanggal pengambilan, nama
daerah, material yang bunga atau buahnya terlepas, pada label diberi
keterangan berbunga atau berbuah. Kemudian mengisi buku lapang meliputi
tanggal dan tahun koleksi, lokasi, Keadaan Ekologi, Ketinggian tempat dari
permukaan laut, Catatan-catatan lain tentang tumbuhannya terutama sifat-
sifat yang bisa hilang sesudah dikeringkan, misalnya bau, warna, dan
sebagainya serta catatan-catatan lain yang dianggap perlu misalnya
frekwensinya, habitat dan sebagainya.

LEMBAR KERJA

Judul Percobaan :
Tujuan Percobaan :
Hari dan Tanggal :
Paraf Dosen/Asisten

…………………………

MODUL II
TEKNIK PEMROSESAN DI LAPANG

Tujuan Percobaan :
Melakukan proses pengepresan specimen yang telah dikoleksi melalui proses basah atau
kering.

Dasar Teori
Specimen segar apabila akan diproses menjadi herbarium dapat langsung dipres
pada sepasang sasak, apabila waktu memungkinkan. Cara lain adalah kita kumpulkan
terlebih dahulu keseluruhan tumbuhan yang dikoleksi dan menyimpan dalam kantong
plastik tebal,agar bahan tetap segar dan baik, apabila keadaan belum memungkinkan,
bisa tahan disimpan satu malam pada tempat yang dingin tanpa suatu kerusakan yang
berarti. Kemudian specimen segar dilakukan pemrosesan pengepresan yang dapat
dilakukan melalui pemrosesan basah atau pemrosesan kering.
Dalam pemrosesan basah digunakan alkohol atau spritus. Keuntungan dari
pemrosesan ini pengerjaannya praktis karena pengeringan hanya dilakukan beberapa
hari sampai beberapa minggu, sedangkan kerugiannya dari segi biaya lebih mahal
karena membutuhkan alcohol yang lebih banyak.
Pemrosesan material herbarium tanpa menggunakan alkohol, keuntungannya
hemat biaya dan material kering lebih ringan membawanya, kerugiannya proses
pengeringan harus segera cepat dikerjakan.
Alat dan bahan :
Alat yang digunakan adalah sasak kayu, tali pengikat, pensil. Bahan yang digunakan
adalah karton, kertas Koran, label gantung, alkohol 70% atau spritus.
Metode Kerja :
A. Pemrosesan basah, langkah-langkahnya :

 Lipat setengah halaman koran menjadi 2


 Buka lipatan koran tersebut untuk meletakan seranting daun, disusun rapi
dengan helaian daun/bunga/buah menghadap ke dua muka
 Untuk helaian daun yang besar dapat dilipat sesuai ukuran koran
 Bunga dan buah yang terlepas dimasukan ke dalam lipatan koran tersendiri,
diberi label gantung dan ditumpuk dengan material daunnya
 Tumpuk lipatan-lipatan Koran tersebut hingga setinggi 30cm, ikat dengan tali
raffia.
 Masukkan tumpukan koran ke dalam plastik dan siram dengan alkohol sampai
merata dan tutup rapat kantong plastik, untuk dibawa ke tempat koleksi
herbarium.

Gambar 1. Material herbarium berlabel dalam lipatan koran

Gambar 2. Tumpukan material herbarium dalam koran yang diikat


Gambar 3. Tumpukan material herbarium yang disiram alkohol dalam
kantong plastik

B. Pemrosesan kering, langkah-langkahnya


 Sasak diberi label nama kolektor dan tanggal pengeringan menggunakan
pinsil
 Susun pengepressan dengan urutan : sasak, alumunium bergelombang,
karton bergelombang, material herbarium dalam koran, karton,
aluminium dan seterusnya
 Susun di atas rak dan keringkan di atas tungku
 Bolak-balik dalam selang waktu 1-2 jam

C. Pengeringan
 Letakkan lipatan herbarium yang sudah disusun rapih pada rak dalam
oven
 Periksa setiap hari dengan cara dibolak-balik, umumnya selama 3-4 hari
 Pengaturan dilakukan secara bertahap tergantung tebal atau tipisnya
material herbarium (600 C-1000C)
 Selanjutnya dilakukan pengeplakan
LEMBAR KERJA

Judul Percobaan :
Tujuan Percobaan :
Hari dan Tanggal :

Paraf Dosen/Asisten

…………………………

MODUL III
PENGEPLAKAN MATERIAL HERBARIUM

Tujuan Percobaan :
Melakukan pengeplakan material herbarium

Alat dan Bahan :


Alat yang digunakan adalah pinset, jarum preparat, scalpel, gunting, kuas. Bahan yang
digunakan adalah kertas plak bebas asam, kantong material, selotip 3 M dalam gulungan
panjang yang mengandung film polyster jernih dan perekat acrylic, tinta hitam
permanen.

Metode Kerja :
1) Peletakan material herbarium pada kertas plak
 Letakan material herbarium pada kertas plak, usahakan semua berada
dalam satu halaman tidak melebihi tepi kertas. Diatur sisi kiri dan kanan
seimbang, sisakan tempat di sebelah kanan bawah untuk menempel
amplop.

Gambar 5. Peletakan material pada kertas plak. A. Posisi yang benar B. Posisi yang salah
 Peletakan material herbarium menghadap ke atas, dengan urutan dari
bawah ke atas adalah ranting, daun, kuncup daun, bunga atau buah.
 Jika ada material yang rontok, masukan ke dalam amplop, kemudian
tempel pada kertas plak yang kosong.
 Material yang besar dan berat menggunakan kertas plak yang lebih tebal
(600gr/m2) dan menempelnya dengan cara dijahit.
 Material berukuran besar melebihi kertas harus dipotong sebagian
daunnya dengan meninggalkan pangkal helaian daun, atau dengan cara
melipat ujung daun secara rapih dan tetap mudah jika diamati.

Gambar 6. Contoh material herbarium yang dipotong dan dilipat karena


ukurannya melebihi kertas plak

 Material daun yang sangat besar dapat dibagi menjadi beberapa potongan
(misal 2 potongan), tiap potongan ditempel pada kertas plak dengan
urutan dari pangkal ke ujung. Pada potongan pertama di bawahnya ditulis
dengan pinsil sheet 1 of 2. Dan sheet 2 of 2

Gambar 7. Contoh 1 material herbarium yang dipotong menjadi 2 bagian


2) Pengeplakan dengan selotip
 Gunting tengah selotip (ukuran disesuaikan dengan material yang akan
diletakan)
 Tempel selotip pada material dan tekan menggunalkan pinset
 Penempelan selotip pada material dibuat terpisah-pisah tidak panjang
menyatu menjadi satu.
 Untuk daun majemuk yang kecil-kecil, penempelan selotip pada sela-sela
ranting. Atau sela-sela tangkai daun.
 Pada bunga atau buah ditempel selotipnyahanya pada pangkal
tangkainya.
 Usahakan tidak meninggalkan kotoran pada kertas plak

Gambar 8. Contoh penempelan selotip yang benar.

3) Pengeplakan dengan menjahit


 Pengeplakan dengan cara menjahit dilakukan pada material yang besar
seperti ranting atau buah, yang jika diletakkan pada selotip akan cepat
goyah
 Lubangi kertas pada kedua sisi material yang akan dijahit dengan jarum.
 Masukkan benang pada salah satu lubang dari arah atas ke bawah kertas
plak, kemudian benang masuk ke lubang kertas yang satunya dari arah
bawah lalu ikat dengan kuat dan rapih.
 Daun lebar dan besar dapat dijahit pada tulang daunnya
 Buah yang membulat dijahit menyilang melalui empat lubang kertas,
kemudian benang diikat dibagian tengah buah.

4) Penempelan label amplop dan nomer koleksi


 Label gantung dari lapangan tetap tergantung pada specimen
 Label koleksi yang berisi informasi yang berisi informasi lapangan dan
keterangan lain, ditempel pada sebelah kanan bawah
 Apabila bagian material ada yang disimpan dalam koleksi basah, maka
tempel label yang bertuliskan liat koleksi karpologi/basah di atas label
koleksi.
 Untuk menyimpan material bunga/buah/biji berukuran kecilatau daun
yang rontok dari specimen bersangkutan, maka dibuat amplop khusus
yang ditempel pada kertas plak.

5) Penyampulan specimen
 Specimen yang selesai diplak dimasukkan kedalan sampul bedasarkan
nama jenis.
 Selanjutnya beberapa sampul jenis dimasukkan kedalam sampul
marga.label yang dituliskan nama genus, nama familia dan nama lokasi
(pulau).
LEMBAR KERJA

Judul Percobaan :
Tujuan Percobaan :
Hari dan Tanggal :

Paraf Dosen/Asisten

……………………….

MODUL IV
PENGEPLAKAN ULANG MATERIAL LAMA

Tujuan Percobaan :
Untuk melakukan pengeplakan ulang material herbarium yang sudah lama

Dasar Teori :
Banyak material herbarium lama yang diplak dengan selotip tidak bebas asam atau
perekat Arabic gum (gom arab) serta menggunakan kertas plak yang juga tidak bebas
asam. Akibatnya kertas plak rusak atau rapuh, sehingga sulit menyimpan material
tersebut tanpa menimbulkan kerusakan lebih lanjut. Material-material yang lama perlu
diplak kembali dengan bahan-bahan yang bebas asam.

Alat dan Bahan :


kertas plak dari kertas manila karton berwarna putih dengan berat 300 gr/m 2 atau 600
gr/m2, Bebas asam (acid free paper), ukurannya 40 x 30 cm. kertas amplop untuk
menyimpan material rontok atau bunga, buah, biji berukuran kecil, selotip, perekat
kertas bebas asam, pinsil 2b, jarum dan benang, pinset dengan ujung pipih dan melekuk,
skapel, kuwas, gunting kertas dan gunting ranting,

Metode Kerja :
 Spesimen pada kertas lama dilepas dengan menggunakan gunting, pisau atau
scapel, demikian juga label dilepas dengan cara digunting.
 jika sangat sulit dilepaskan untuk menghindari kerusakan specimen maka
guntinglah kertas plak lama sesuai bentuk spesimennya. usahakan dengan hati-hati
jangan sampai spesimen rusak
 Setelah spesimen terlepas pindahkan ke kertas yang baru (kertas tahan asam)
beserta labelnya, kemudian dimasukan ke dalam amplop. tulis dengan pensil nama
marga, jenis, tanggal remounting, dan nomor specimen pada kertas plak baru
LEMBAR KERJA

Judul Percobaan :
Tujuan Percobaan :
Hari dan Tanggal :

Paraf Dosen/Asisten
MODUL V
PENYIMPANAN MATERIAL HERBARIUM

Tujuan Percobaan :
Menyimpan material herbarium ke dalam lemari koleksi

Dasar Teori :
Penyusunan koleksi herbarium dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi
para pengguna dalam pengamatan terhadap specimen herbarium. Penyusunan
dilakukan secara alfabetik. Spesimen herbarium di ruang penyimpanan digunakan
untuk keperluan identifikasi, pada specimen yang belum memiliki nama dicocokan
dengan specimen yang sudah memiliki nama dan disusun di dalam lemari
penyimpanan.

Alat dan Bahan :


Alat yang digunakan adalah pensil dan lemari. Bahan yang digunakan adalah material
herbarium dan selotip.

Metode Kerja :
 Penyusunan pada tempat penyimpanan berdasarkan spesimen herbarium yang
sudah dimasukkan dalam sampul spesies dan sampul genus.
 Dalam spesies yang sama, kelompokan berdasarkan alfabetik lokasi, alfabetik nama
kolektor dan nomor urut koleksi.
 Sampul genus dikelompokan alfabetik kedalam alfabetik familia.
 Spesimen yang sudah dikelompokkan tersebut disimpan dalam tempat peyimpanan.
 Tempat penyimpanan agar tidak mudah terserang hama diberi kamfer.
 Pada pintu lemari ditulis nama suku
 Ruang penyimpanan dilengkapi dengan AC sehingga udara dalam ruangan tetap
segar dan nyaman bagi yang bekerja di dalamnya
LEMBAR KERJA

Judul Percobaan :
Tujuan Percobaan :
Hari dan Tanggal :

Paraf Dosen/Asisten
DAFTAR PUSTAKA

.2011. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi.


http://www.P3KR.go.id. Diakses tanggal 16 oktober 2011
Tutie Djarwaningsih, Siti Sunarti dan Kartini Kramadibrata. 2002. Panduan Pengolahan
dan Pengelolaan Material Herbarium Serta Pengendalian Hama Terpadu Di
Herbarium Bogoriense

Wardani, M. Sutisna, U dan Kalima, T. 2004. Panduan Teknik Koleksi Herbarium Flora
Pohon Hutan. Info Hutan. Volume 1 (1). Halaman 27-46

Anda mungkin juga menyukai