Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa, atas segala limpahan berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi yang berjudul
“Meningkatkan Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri Level II Pada
Pelayanan Unit Gawat Darurat Di Puskesmas Perawatan Pagatan”.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini
tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa pikiran, motivasi, materi maupun tenaga. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Muhammad Nispuani, M.AP selaku Kepala BPSDM
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Ibu Hj. Andi Indah H.M., S.Kep., Ners. selaku Kepala UPT Puskesmas
Perawatan Pagatan
3. Bapak dr. Decky Atmaja sebagai Mentor Pembimbing yang telah
memberikan arahan dengan penuh kesabaran sehingga Laporan
Aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Sumadi, S.T., M.Pd selaku Coach yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kebijakan dan kesabaran
sehingga terselesainya penulisan Laporan Aktualisasi ini.
5. Bapak DR. Abdul Haris, S.Sos, S.H., M.Si selaku kepala Sub Bidang
kompetensi pimpinan daerah dan prajabatan
6. penguji yang telah memberikan arahan dan Masukannya sehingga
laporan aktualisasi dapat di selesaikan dengan baik.
7. Bapak dan Ibu Widyaiswara, pengasuh, fasilitator, pengelola dan staf
di BPSDMD Provinsi Kalimantan Selatan yang telah merancang dan
menyampaikan materi yang dapat menjadi inspirasi.
8. Seluruh Panitia penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon
PNS Golongan III/II BPSDMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021.
9. Keluarga tercinta yang selalu berjuang bersama dan memberikan
segala bentuk dukungan kepada penulis.
10. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan
III
iv
Angkatan III Tahun 2021 yang telah mendukung dan berjuang bersama
dalam penyelesaian Laporan Aktualisasi ini.
11. Rekan-rekan kerja di UPT Puskesmas Perawatan Pagatan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang berkesinambangun untuk kesempurnaan Laporan Aktualisasi ini
sehingga dapat mengarahkan penulis untuk bekerja secara efektif dan efisien
guna mencapai hasil dan tujuan yang sesuai dengan target dan mutu yang
diharapkan serta dapat bermanfaat bagi semua.

Banjarbaru, 22 Juni 2021

Penulis,

dr. Harnisah
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh .
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) mengamanatkan Instansi
Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Tujuan
pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-
nilai dan pembangunan karakter PNS.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara RI No 12 Tahun
2018 tentang pelatihan dasar CPNS, dalam masa prajabatan dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Sistem pelayanan puskesmas, tentu tidak lepas dari peran pekerja
pekerja didalamnya, termasuk ASN. Etos kerja yang baik, sikap santun dan
penerapan aktualisasi nilai nilai ANEKA tentu penting dimiliki tiap pekerja
dibidang pelayanan seperti puskesmas.
Dokter berkedudukan sebagai pelaksana teknis di bidang pelayanan
Kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan Kesehatan di lingkungan
Departemen Kesehatan dan instansi diluar Departemen Kesehatan. Dalam
Keputuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
139/KEP/M.PAN/11/2003 disebutkan bahwa seorang Dokter mempunyai tugas
pokok yaitu memberikan layanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan

1
5

yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam
rangka kemandirian dibidang masyarakat.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap individu agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal, dengan
demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Layanan puskesmas yang optimal,
dinilai dapat memberikan konstribusi besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Puskesmas pada dasarnya harus berperan aktif pada tahap promotif dan
preventif suatu penyakit. Promosi kesehatan memegang peran penting dalam
mengatasi suatu penyakit. Upaya promosi yang umum digunakan disuatu unit
kesehatan masyarakat adalah penyuluhan. Penyuluhan menjadi salah satu trategi
utama dalam pencapaian kesehatan bagi semua (health for all) melalui pelayanan
kesehatan dasar (primary health care). Karena itu, meningkatkan pemahaman
kesehatan pada masyarakat tentu diperlukan, sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan kesadaran diri yang cukup baik untuk perilaku hidup sehat.
Saat ini dunia telah dihadapi permasalahan berat untuk megandalikan
infeksi virus Covid 19 yang dapat perpengaruh besar terhadap perekomian dunia.
Menurut angka terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus
Covid-19 di seluruh dunia telah melampaui 90 juta kasus, tepatnya mencapai
90.054.813 pada Rabu (13/1/2021). Penularan infeksi virus Covid 19 ini masuk ke
Indonesia sejak awal tahun 2020 hingga saat ini angka kejadian terus bertambah.
Kita tahu bahwa virus terdiri dari susunan RNA yang mudah bermutasi dan
membentuk varian baru terus bertambah, terkait dengan kejadian tersebut tidak
hanya korban masyarakat umum saja, tenaga kesehatan pun ikut menjadi korban
penularan virus tersebut. Angka kematian tenaga kesehatan terus meroket
sehingga kita perlu mewaspadai hal tersebut dan menjadi pemicu perilaku baru
dalam bertugas yaitu dengan penggunaan Alat pelindung diri yang ketat sesuai
6

dengan pedoman yang berlaku di dunia kesehatan. Di Masa Pandemi ini alat
pelindung diri benar benar dibutuhkan dan perlu menjadi kebiasaan baru dalam
menangani pasien-pasien yang datang dipelayanan kesehatan baik itu pelayanan
poli,

menengah (72%). Tingginya jumlah kencing manis disebabkan oleh rendahnya


perilaku hidup sehat untuk melakukan aktifitas fisik dan kontrol pola makan
(RISKESDAS, 2018).

Penderita DM di Indonesia berdasarkan data dari IDF pada tahun 2014


berjumlah 9,1 juta atau 5,7 % dari total penduduk. Jumlah tersebut hanya untuk
penderita DM yang telah terdiagnosis dan masih banyak penderita DM yang
belum terdiagnosis. Indonesia merupakan negara peringkat ke-5 dengan
jumlah penderita DM terbanyak pada tahun 2014. Indonesia pada tahun 2013
berada diperingkat ke-7 penderita DM terbanyak di dunia dengan jumlah
penderita 7,6 juta (Perkeni, 2015).
Di Indonesia saat ini penyakit diabetes belum menempati skala prioritas
utama pelayanan kesehatan walaupun sudah jelas dampak negatifnya, yaitu
berupa penurunan kualitas sumber daya manusia, terutama akibat komplikasi
kronis yang ditimbulkannya, seperti gangguan mikrovaskular dan
makrovaskular.
Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pasien Diabetes
Mellitus di Puskesmas Belawang Tahun 2019 sebanyak 45 orang dari target
sasaran 973 dan pada tahun 2020 sebanyak 110 orang dari 973 target
sasaran, maka target SPM masih jauh dari sasaran yang ingin di capai.
Rendahnya capaian target ini menggambarkan belum optimalnya pelayanan
Kesehatan pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Belawang. Berdasarkan
permasalahan tersebut di atas, Penulis tertarik mengangkat rancangan
aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI PELAYANAN KESEHATAN PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS DI UPT PUSKESMAS BELAWANG
KABUPATEN BARITO KUALA”

Anda mungkin juga menyukai