Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan

bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan

sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.

Sejalan dengan WHO pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9

tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan

(jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari

penyakit, cacat, dan kelemahan. Dan dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun

1992, dimensi kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental

(jiwa), sosial, dan ekonomi (Kemenkes, 2013).

Maka dari itu, tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan

pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon

oleh perawat. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan ini perlu mendapat

prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau

mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan

masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang profesional (Jasun, 2006).

Keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses

mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa

perubahaan dalam aspek keperawatan, yaitu penataan pendidikan tinggi

keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan

keprofesian, serta penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.

1
2

Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti makin

meningkatnya mutu pelayanan kesehatan atau keperawatan yang

diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan atau

keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat, bertambahnya

kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas,

pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional melalui manajemen

keperawatan.

Manajemen menurut Nursalam (2007) merupakan suatu pendekatan yang

dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi, di dalam

manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing,

Actuating, Controlling) terhadap staff, sarana dan prasarana dalam mencapai

tujuan organisasi. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan

memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia,

konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna

dan berhasil guna bagi masyarakat.

Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional

dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi

manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian.

Keempat unsur tersebut saling berhubungan dan memerlukan ketrampilan-

ketrampilan teknis, hubungan antar manusia, dan konseptual yang mendukung

tercapainya suatu tujuan.Seluruh aktivitas manajemen baik kognitif, afektif dan

psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang

bergerak secara simultan (Swanburg, 2006).


3

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus

dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada,

baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

Metode tim adalah sebuah metode penugasan untuk mempermudah kerja

perawat yang berupa tim yang terdiri dari kepala ruang, tim 1 dan 2 dan

anggota tim yang nanti akan mengelola sekelompok pasien, dan melakukan

tugas dan fungsinya masing-masing. Ketua tim merupakan seorang petugas

yang membawahi anggota tim untuk membuat pengkajian sampai perencanaan

pada pasien.

RSUD Palembang Bari sebagai salah satu penyelenggara pelayanan

kesehatan, pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan,

bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi

kepada kepentingan masyarakat. Agar tujuan tersebut dapat terlaksana, rumah

sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen

yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.Perawat

sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki

kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan

mampu memuaskan kebutuhan klien.

Dari uraian diatas kami mahasiswa STIKes Muhammadiyah Palembang

melaksanakan praktek Managemen Keperawatan diruang Bedah selama 3

minggu dan melakukan role play selama 3 hari.


4

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami Manajemen Keperawatan sebagai KATIM

2. Tujuan Khusus

- Mampu melakukan Asuhan Keperawatan di ruang Bedah

- Mampu mengkoordinir kepada perawat pelaksana di ruang Bedah

- Mampu menyiapkan keperluan untuk melaksanakan Asuhan

Keperawatan di ruang Bedah

C. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RUANG BEDAH

1. Profil Ruang Bedah

Ruang bedah RSUD Palembang BARI merupakan unit rawat


bedah pasien yang terdiri dari 4 ruang perawatan kelas III, terdapat 24 bed
pasien lengkap dengan tiang infuse dan hand rub disetiap bed. Dan setiap
ruangan pasien terdapat toilet, pispot, wastafel, kotak sampah, kipas angin,
dan rak sepatu atau sandal. Ruang bedah RSUD Palembang BARI
dipimpin oleh seorang kepala ruangan yang dibantu oleh 13 perawat yang
dibagi menjadi 2 tim yaitu tim I dan tim II. Selain itu di ruang bedah
RSUD Palembang BARI terdapat 4 ruangan yaitu ruang kepala ruangan,
ruang dokter, ruang tindakan dan gudang.
Batasan wilayah ruang bedah :
a. Utara : Pintu Masuk
b. Timur : Bangsal kebidanan
c. Barat :-
d. Selatan :-
5

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Ketua Tim

Ketua tim merupakan seorang petugas yang membawahi anggota tim

untuk membuat pengkajian sampai perencanaan pada pasien. Metode ini adalah

sebuah metode penugasan untuk mempermudah kerja perawat yang berupa tim

yang terdiri dari Kepala Ruangan, Ketua TIM dan Anggoya TIM yang nanti

akan mengelola sekelompok pasien dan melakukan tugas dan fungsinya

masing-masing. Ketua TIM merupakan seorang petugas yang membawahi

anggota TIM untuk membuat pengkajian sampai perencanaan pada pasien

(Hernawati. 2007).

B. Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Tim

Persyaratan :

 Pendidikan : minimal sarjana keperawatan

 Kursus pelatihan : praktek keperawatan profesional

 Pengalaman kerja : sebagai perawat pelasana selama 5 tahun

 Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani

Peran ketua tim dalam tahap pengkajian

1. Pengkajian : mengumpulkan data

kesehatan pasien

2. Perencanaan : fungsi perencanaan

dan ketenagaan
6

C. Uraian Tugas ketua tim antara lain :


5
a. Melakukan pengkajian lengkap dan mencatatnya pada formulir rekam

keperawatan untuk digunakan sebagai dasar perencanaan asuhan

keperawatan.

b. Membuat rencana asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan

dan rencana terapi yang ditetapkan oleh dokter.

c. Melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana perawatan serta membuat

rencana pulang (resume).

d. Membagi tugas kepada semua anggota tim.

e. Mengadakan serah terima tugas kepada perawat yang jaga sore dan

menerima laporan tugas dari perawat yang jaga malam.

f. Memberikan bimbingan dan mengevaluasi hasil kerja perawat yang menjadi

anggota timnya.

g. Memberikan bimbingan kepada siswa / mahasiswa.

h. Mengadakan konferensi keperawatan dengan anggota tim.

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka

memperlancar pelaksanaan kegiatan


7

D. Struktur Organisasi

Bagan 2.1
Struktur Organisasi

Kepala Ruangan

Ketua TIM

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Sekelompok Pasien Sekelompok Pasien


8

BAB III
PERENCANAAN

A. Uraian Tugas

1. Bertugas pada pagi hari

2. Bersama perawat menerima operan jaga dari perawat yang dinas malam

3. Bersama perawat pelaksana melakukan konfirmasi atau supervise tentang

kondisi pasien segera setelah selesai operan tugas jaga malam

4. Bersama perawat pelaksana melakukan doa bersama sebagai awal dan

akhir tugas dilakukan setelah seleasai operan tugas jaga malam

5. Melakukan preconference dengan semua perawat pelaksana yang ada

dalam group tiap awal dinas pagi

6. Membagi tugas atau pasien kepada perawat pelaksana sesuai kemampuan

dan beban kerja

7. Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnosa dan

perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung

jawab ada bukti direkam keperawatan

8. Memonitor dan membimbing tugas perawat pelaksana

9. Membantu tugas perawat pelaksana untuk kelmancaran pelaksanaan

asuhan keperawatan

10. Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan askep yang dilakukan oleh

perawat pelaksana yang ada dibawah tanggung jawabnya

8
9

11. Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada

dalam perencanaan askep dan ada bukti dalam rekam keperawatan

12. Melaksanakan post conference pada akhir dinas dan menerima laporan

akhir tugas jaga dari perawat pelaksana untuk persiapan operan jaga

berikutnya

13. Mendampingi perawat pelaksana dalam operan tugas jaga kepada anggota

tim yang tugas berikutnya

14. Memperkenalkan perawat pelaksana yang ada dalam satu group atau yang

akan merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien atau keluarga baru

15. Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana pada sore malam hari

libur

16. Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak bertugas

17. Meyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan dalam rutin keperawatan

di ruangan minimal 1 bulan sekali

18. Melakukan bimbingan klinik keprawatan kepada perawat pelaksana

minimal 1 minggu sekali (ronden keperawatan /bed side teaching)


10

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi
Ruang Bedah

Kepala Ruangan
Roisatun Kurnia Ningrum, S.Kep

Ketua TIM I Ketua TIM II


Zuhra Giatamah, S.Kep Nurl Dinia Putri, S.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Yuli Mulyatari, S.Kep Nur Fitria Rahmawati, S.Kep
Riski Tiara Putri, S.Kep Yulita Dwi Cahyanti, S.Kep
Yustiana Oktani, S.Kep Rusmawati, S.Kep

Ny “ K” Tn “ S ”
Ny “ R” Tn “A”
11

C. Uraian Kegiatan

No Waktu Kegiatan Keterangan

1. 07.30 - Bersama Perawat Pelaksana menerima operan tugas jaga

dari yang Perawat Pelaksana tugas malam.

2. 08.00 - Bersama Perawat Pelaksana melakukan

konfirmasi/supervise tentang kondisi pasien segera setelah

selesai operan tugas jaga malam

- Bersama Perawat Pelaksana melakukan do’a bersama

sebagai awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai

operan tugas jaga malam.

3. 08.30 - Melakukan pre conference dengan semua Perawat

Pelaksana yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi.

- Membagi tugas atau pasien kepada Perawat Pelaksana

sesuai kemampuan dan beban kerja.

09.00 - Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau


4
diagnose dan perencanaan keperawatan kepada semua

pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di rekam

keperawatan.
5 09.30 - Memonitor dan membimbing tugas

Perawat Pelaksana.

- Membantu tugas Perawat Pelaksana untuk


6 11.00 kelancaran pelaksanaan asuhan pasien.

- Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi

catatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh Perawat


7 13.15 Pelaksana yang ada di bawah tanggung jawabnya.
12

- Melaksanakan post conference pada setiap

akhir dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari

14.00 perawat pelaksana untuk persiapan operan tugas jaga


8
berikutnya.

- Mendampingi perawat pelaksana dalam

operan tugas jaga kepada anggota tim yang tugas jaga

berikutnya.

- Memperkenalkan perawat pelaksana yang

ada dalam satu grup atau yang akan merawat selama

pasien dirawat atau kepada pasien/keluarga baru.

D. Rencana Asuhan Keperawatan (31 Januari 2018, Shift Pagi)


1. Kamar Perempuan
a. Data Demografi

 Ny. “K” / 65 tahun / post op ca colon

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Sebelum masuk rumah sakit RSUD Palembang Bari Ny. “K” pada

tanggal 12 Januari 2018 sudah melakukan operasi ca colon descenden

dan colostomy di RS X Palembang. Pada tanggal 25 januari 2018 Ny “K”

di rujuk ke RSUD Palembang Bari karena saran dari dokter. Pada saat

pengkajian di dapatkan data bahwa klien mengeluh nyeri di area post op

klien tampak meringis kesakitan dan luka laparotomy tampak keluar

nanah klien rawat inap di ruang Bedah kelas III.


13
14

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi


1. Nyeri Akut b/d Agen cidera biologis NOC: NIC :
ditandai dengan : - Pain Level Manajemen Nyeri
DS : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
- Pasien mengatakan nyeri di Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
bagian lukanya Nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi.
N Kriteria Awal Tujuan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
DO: o ketidaknyamanan
- Pasien terlihat kesakitan dengan 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu 3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
ditunjukan ekspresi wajah 1 5 nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
penyebab nyeri,
kesakitan 2. Melaporkan bahwa nyeri kebisingan
- Skala nyeri 6 berkurang dengan 1 5 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
- TTV : menggunakan manajemen nyeri dalam
- TD : 160/90 mmHg 5. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
-T : 37,6ºC 3. Mampu mengenali nyeri (skala, obat analgetik untuk mengurangi nyeri: Injeksi
-N :82x/m intensitas, frekuensi dan tanda 1 5 Ketorolak
- RR : 22x/m nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman
1 5
setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang
4 5
normal

Skala Penilaian:
1. Tidak pernah ditunjukan
2. Jarang ditunjukan
3. Kadang-kadang ditunjukan
4. Sering ditunjukan
5. Selalu ditunjukan

2. Resiko Infeksi b/d prosedur invasive NOC : NIC


15

- Infection control Kontrol Infeksi


DS: 1. Batasi pengunjung
Setelah dilakukan tindaakan keperawatan selama 3x24
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- Pasien megeluh luka laparotomy jam, tidak terjadinya infeksi dengan kriteria hasil: 3. ajarkan keluarga dan pengunjung untuk
nya keluar nanah mencuci tangan
DO: 4. Tingkatkan intake nutrisi
N Kriteria Awal Tujuan 5. Kolaborasi dengan tenaga medis dalam
- Luka post op tampak keluar o pemberian obat antibiotik
1. Pasien bebas dari tanda dan 6. Monitor luka pasien
nanah 1 5
gejala infeksi. 7. Dorong pasien untuk istirahat
- Pasien post operasi
2. Menunjukkan kemampuan
- Terpasang IV Line untuk mencegah timbulnya 1 5
- Banyaknya pengunjung yang infeksi
tidak mencuci tangan. 3. Jumlah leukosit dalam batas
1 5
- Kamar pasien terlihat kotor normal
banyak barang pengunjung. 4. Menunjukkan perilaku hidup
5
sehat

Skala Penilaian:
1. Tidak pernah ditunjukan
2. Jarang ditunjukan
3. Kadang-kadang ditunjuka
4. Sering ditunjukan
5. Selalu ditunjukan
16
17

Implementasi

No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Nyeri Akut b/d Agen cidera biologis 1. Melakukan pengkajian nyeri S: Pasien mengatakan Nyerinya masih terasa
ditandai dengan : R/Pasien mengeluh nyeri di bagian abdomen, skala O:
DS : nyeri 6. - Pasien terlihat nyeri dengan ekspresi
- Pasien mengatakan nyeri di bagian
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dan wajah sedikit meringis
lukanya
ketidaknyamanan - Nyeri skala 5
DO: R/ pasien terlihat gelisah
- Pasien terlihat kesakitan dengan 3. Mengontrol lingkungan yang dapat mepengaruhi A: Masalah teratasi sebagian
ditunjukan ekspresi wajah nyeri N Kriteria Awal Tujuan Hasil
kesakitan R/ pasien tidak terganggu dengan lingkungan seperti o
- Skala nyeri 6 pencahayaan,suhu ruangan. 1. Mampu
- TTV : mengontrol
4. Mengajarkan tehnik Nafas dalam.
- TD : 160/90 mmHg nyeri (tahu 1 5 3
- T : 37,6ºC R/pasien mempraktikan nafas dalam
penyebab
- N :82x/m 5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian nyeri,
- RR : 22x/m obat analgetik : Injeksi ketorolac 2. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan 1 5 4
menggunakan
manajemen
nyeri
3. Mampu
mengenali
nyeri (skala,
1 5 4
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
4. Menyatakan 1 5 5
rasa nyaman
18

setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital
dalam rentang 1 5 4
normal

P:Intervensi diteruskan
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi.
- Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
- Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
napas dalam
- kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik untuk mengurangi
nyeri: Injeksi Ketorolak

Resiko Infeksi b/d prosedur invasive


2 1. Membatasi pengunjung
19

DS: R/ pengunjung berkurang S: Pasien mengatakan hari ke dua Pos Operasi


2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan O:
- Pasien megeluh luka laparotomy R/ -
nya keluar nanah - Pasien post operasi
3. Mengajarkan keluarga dan pengunjung untuk
DO: - Terpasang IV Line
mencuci tangan - Kamar pasien terlihat kotor banyak
R/ keluarga mencuci tangan barang pengunjung.
- Luka post op tampak keluar nanah
4. Meningkatkan intake nutrisi
- Pasien post operasi
R/ Pasien makan tinggi kalori tinggi protein A: Masalah Teratasi sebagian
- Terpasang IV Line
5. berkolaborasi dengan tenaga medis dalam N Kriteria Awal Tujuan Hasil
- Banyaknya pengunjung yang tidak
pemberian terapi antibiotik: ceftriaxone, o
mencuci tangan. metrodenazole 1. Pasien bebas
- Kamar pasien terlihat kotor banyak R/ pasien dari tanda dan 1 5 4
barang pengunjung. 6. Memonitor luka laparotomy dan colostomy gejala infeksi.
R/ keadaan luka bersih 2. Menunjukkan
7. Mendongong pasien untuk istirahat kemampuan
R/Pasien istirahat untuk
1 5 4
mencegah
timbulnya
infeksi
3. Jumlah
leukosit
1 5 3
dalam batas
normal
4. Menunjukkan
perilaku hidup 1 5 3
sehat

P : Intervensi diteruskan
- Batasi pengunjung
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- ajarkan keluarga dan pengunjung untuk
mencuci tangan
20

- Tingkatkan intake nutrisi


- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam
pemberian obat antibiotik
- Monitor luka pasien
- Dorong pasien untuk istirahat
21

2. Kamar Perempuan

a. Data Demografi

 Ny. “R” / 58 tahun / Post Amputatum Osteosarcoma

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien mengatakan 6 bulan yang lalu lututnya terbentur kursi, namun sakit

dirasakan baru 1 bulan yang lalu klien berobat ke dukun pijat namun

semakin lama lutut klien membengkak dan nyeri berat. Lalu klien dibawa

keluarga ke RSUD Palembang Bari dan dilakukan tindakan amputatum

pada kaki sebelah kiri. Klien mengatakan luka post Op nyeri seperti

tertusuk tusuk, klien tampak meringis pada saat ganti verban, klien

mengatakan nyeri hilang timbul, klien rawat inap di ruang bedah kelas III

perempuan.
22

c. Nursing Care Planning :

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi


1. Nyeri Akut b/d Agen cidera biologis NOC: NIC :
ditandai dengan : - Pain Level Manajemen Nyeri
DS : 1. Lakukan pengkajian nyeri
- Pasien mengatakan nyeri di Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, secara komprehensif termasuk lokasi,
bagian lukanya Nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi, frekuensi.
DO: N Kriteria Awal Tujuan 2. Observasi reaksi nonverbal
- Pasien terlihat kesakitan o dari ketidaknyamanan
dengan ditunjukan ekspresi 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu 3. Kontrol lingkungan yang
wajah kesakitan 1 5 dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
penyebab nyeri,
- Skala nyeri 7 2. Melaporkan bahwa nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- TTV : berkurang dengan 1 5 4. Ajarkan tentang teknik non
- TD : 150/90 mmHg menggunakan manajemen nyeri farmakologi: napas dalam
- T : 37,6ºC 5. Kolaborasi dengan tim medis
- N : 80x/m 3. Mampu mengenali nyeri (skala, dalam pemberian obat analgetik untuk
- RR : 18x/m intensitas, frekuensi dan tanda 1 5 mengurangi nyeri: Injeksi Ketorolak
nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman
1 5
setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang
4 5
normal

Skala Penilaian:
1. Tidak pernah ditunjukan
2. Jarang ditunjukan
3. Kadang-kadang ditunjukan
4. Sering ditunjukan
5. Selalu ditunjukan
23

Implementasi

No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Nyeri Akut b/d Agen cidera biologis 1. Melakukan pengkajian nyeri S: Pasien mengatakan Nyerinya masih terasa
ditandai dengan : R/Pasien mengeluh nyeri di bagian abdomen, skala O:
DS : nyeri 6. - Pasien terlihat nyeri dengan ekspresi
- Pasien mengatakan nyeri di bagian
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dan wajah sedikit meringis
lukanya
DO: ketidaknyamanan - Nyeri skala 6
- Pasien terlihat kesakitan dengan R/ pasien terlihat gelisah
ditunjukan ekspresi wajah 3. Mengontrol lingkungan yang dapat mepengaruhi A: Masalah teratasi sebagian
kesakitan nyeri N Kriteria Awal Tujuan Hasil
- Skala nyeri 7 R/ pasien tidak terganggu dengan lingkungan seperti o
- TTV : pencahayaan,suhu ruangan. 1. Mampu
- TD : 150/90 mmHg mengontrol
4. Mengajarkan tehnik Nafas dalam.
- T : 37,6ºC nyeri (tahu 1 5 3
- N : 80x/m R/pasien mempraktikan nafas dalam
penyebab
- RR : 18x/m 5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian nyeri,
obat analgetik : Injeksi ketorolac 2. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan 1 5 4
menggunakan
manajemen
nyeri
3. Mampu
mengenali
nyeri (skala,
1 5 4
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
24

4. Menyatakan
rasa nyaman
1 5 5
setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital
dalam rentang 1 5 4
normal

P:Intervensi diteruskan
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi.
- Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
- Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
napas dalam
- kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik untuk mengurangi
nyeri: Injeksi Ketorolak
25

3. Kamar laki-laki

a. Data Demografi

 Tn. “A” / 18 tahun / Post Op Repair Anter Bradhet Dekontruksi

Perineum

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien mengalami kecelakaan bertabrakan dengan tronton, klien sempat

pingsan di lokasi kejadian kecelakaan. Lalu klien dibawa keluarga ke

RSUD Palembang Bari di rawat inap ruang bedah kelas III. Klien

mengatakan luka post op nyeri skala 6 nyeri hilang timbul, nyeri seperti

tertusuk-tusuk. Klien mengatakan tidur tidak nyenyak karena nyeri di

lukanya, klien mengatakan tidur hanya ± 5 jam.


26

c. Nursing Care Planning :


No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri Akut b/d Agen cidera biologis NOC: NIC :
ditandai dengan : - Pain Level Manajemen Nyeri
DS : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
- Pasien mengatakan nyeri di Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
bagian lukanya Nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi.
DO: N Kriteria Awal Tujuan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
- Pasien terlihat kesakitan o ketidaknyamanan
dengan ditunjukan ekspresi 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu 3. Kontrol lingkungan yang dapat
wajah kesakitan 1 5 mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
penyebab nyeri,
- Skala nyeri 6 2. Melaporkan bahwa nyeri pencahayaan dan kebisingan
- TTV : berkurang dengan 1 5 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
- TD : 120/80 mmHg menggunakan manajemen nyeri napas dalam
- T : 37,6ºC 5. kolaborasi dengan tim medis dalam
- N : 80x/m 3. Mampu mengenali nyeri (skala, pemberian obat analgetik untuk mengurangi
- RR : 22x/m intensitas, frekuensi dan tanda 1 5 nyeri: Injeksi Ketorolak
nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman
1 5
setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang
4 5
normal

Skala Penilaian:
1. Tidak pernah ditunjukan
2. Jarang ditunjukan
3. Kadang-kadang ditunjukan
4. Sering ditunjukan
5. Selalu ditunjukan

2. Gangguan pola tidur b/d imobilisasi


27

DS: NOC : NIC : Sleep Enhancement


- Klien mengatakan tidak bisa Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Kaji masalah gangguan
tidur dengan nyenyak karena
3 x 24 jam diharapkan, pola tidur klien dapat tidur klien dan penyebab kurang
nyeri dilehernya
kembali normal dengan kriteria hasil : tidur.
- Klien mengatakan hanya tidur ±
5 jam dalam sehari No Kriteria A T 2. Kondisikan tempat tidur
DO:
1. Jumlah jam tidur dalam 3 5 yang nyaman, bersih dan bantal
- Klien tampak lemah yang nyaman
batas normal 6-8 jam/ hari
- TTV :
- TD : 120/80 mmHg
2. Pola tidur, kualitas dalam 3 5 3. Posisikan tidur yang
- T : 37,6ºC batas normal nyaman dan ciptakan lingkungan
- N : 80x/m
- RR : 22x/m
3. Perasaan segar sesudah 3 5
yang nyaman
tidur atau istirahat
4. Jelaskan pentingnya tidur
4. Mampu mengidentifikasi 3 5
yang adekuat, observasi tidur
hal-hal yang
klien
meningkatkan tidur

Indikator :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
28

Tidak terganggu

Implementasi

No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Nyeri Akut b/d Agen cidera 1. Melakukan S: Pasien mengatakan Nyerinya masih terasa
biologis ditandai dengan : pengkajian nyeri O:
DS : R/Pasien mengeluh nyeri di bagian - Pasien terlihat nyeri dengan ekspresi wajah sedikit
- Pasien mengatakan nyeri di
abdomen, skala nyeri 6. meringis
bagian lukanya
2. Mengobservasi - Nyeri skala 5
29

DO: reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan


- Pasien terlihat kesakitan R/ pasien terlihat gelisah A: Masalah teratasi sebagian
dengan ditunjukan 3. Mengontrol N Kriteria Awal Tujuan Hasil
ekspresi wajah kesakitan o
lingkungan yang dapat mepengaruhi nyeri
- Skala nyeri 6 1. Mampu mengontrol
- TTV : R/ pasien tidak terganggu dengan
lingkungan seperti pencahayaan,suhu nyeri (tahu penyebab 1 5 3
- TD : 120/80 mmHg nyeri,
- T : 37,6ºC ruangan.
2. Melaporkan bahwa
- N : 80x/m 4. Mengajarkan tehnik Nafas dalam. nyeri berkurang
- RR : 22x/m R/pasien mempraktikan nafas dalam dengan 1 5 4
5. Berkolaborasi dengan tim medis menggunakan
dalam pemberian obat analgetik : Injeksi manajemen nyeri
ketorolac 3. Mampu mengenali
nyeri (skala,
1 5 4
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri 1 5 5
berkurang
5. Tanda vital dalam
1 5 4
rentang normal

P:Intervensi diteruskan
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi.
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam
- kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgetik
untuk mengurangi nyeri: Injeksi Ketorolak
30

2 Gangguan pola tidur b/d


1. Mengkaji masalah gangguan tidur klien S:
imobilisasi
dan penyebab kurang tidur. - Klien mengatakan masih susah tidur karena nyeri yang
DS:
R/ klien mengatakan tidak bisa tidur dirasakannya di daerah leher
- Klien mengatakan tidak bisa
dengan nyenyak karena nyeri di O:
tidur dengan nyenyak karena
lehernya, lama tidur ± 5 jam - Keadaan umum sedang
nyeri dilehernya
2. Mengkondisikan tempat tidur yang - Skala nyeri 6
- Klien mengatakan hanya tidur
31

± 5 jam dalam sehari nyaman, bersih dan bantal yang nyaman - TTV :
- TD : 120/80 mmHg
DO: R/ klienmengatakan merasa lebih
- T : 37,6ºC
- Klien tampak lemah nyaman - N : 80x/m
- RR : 22x/m
- TTV : 3. Memberikan posisi tidur yang nyaman
A : Masalah belum teratasi
- TD : 120/80 mmHg (supine) serta menciptakan lingkungan
- T : 37,6ºC No Kriteria Awal Hasil Tuj
- N : 80x/m yang nyaman (tenang, tidak berisik) Jumlah jam
- RR : 22x/m R/ klien mengatakan merasa lebih tidur dalam
1 3 3 5
nyaman dengan posisi tidur saat ini batas normal 6-8
4. Menjelaskan pentingnya tidur yang jam/ hari
adekuat, Observasi tidur klien Pola tidur,

R/ Klien merespon dengan baik apa 2 kualitas dalam 3 3 5

yang disampaikan perawat batas normal


Perasaan segar
3 sesudah tidur 3 4 5
atau istirahat
Mampu
mengidentifikasi
4 hal-hal yang 3 4 5
meningkatka
tidur
P : Intervensi dilanjutkan
a. Kaji masalah gangguan tidur klien dan
penyebab kurang tidur.
b. Kondisikan tempat tidur yang nyaman, bersih
32

dan bantal yang nyaman


c. Posisikan tidur yang nyaman dan ciptakan
lingkungan yang nyaman
d. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat,
observasi tidur klien
33

4. Kamar Laki-Laki

a. Data Demografi

 An. “I” / 52 tahun / Fr Terbuka

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien mengatakan sebelum datang ke rumah sakit klien mengalami

kecelakaan, jatuh dari tangga dan mengalami fraktur pada kaki sebelah

kanan klien diantar keluarga ke IGD RSUD Palembang Bari dengan

keluahan nyeri skala 5 dan di rawat dirung Bedah kelas III untuk

dilakukan operasi.
34

c. Nursing Care Planning :

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi


1. Nyeri Akut b/d Agen cidera biologis NOC: NIC :
ditandai dengan : - Pain Level Manajemen Nyeri
DS : 1. Lakukan pengkajian nyeri
- Pasien mengatakan nyeri di kaki Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, secara komprehensif termasuk lokasi,
sebelah kanan Nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi, frekuensi.
DO: N Kriteria Awal Tujuan 2. Observasi reaksi nonverbal
- Pasien terlihat kesakitan o dari ketidaknyamanan
dengan ditunjukan ekspresi 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu 3. Kontrol lingkungan yang
wajah kesakitan 1 5 dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
penyebab nyeri,
- Skala nyeri 5 2. Melaporkan bahwa nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- TTV : berkurang dengan 1 5 4. Ajarkan tentang teknik non
- TD : 13/90 mmHg menggunakan manajemen nyeri farmakologi: napas dalam
- T : 36,6ºC 5. Kolaborasi dengan tim medis
- N : 82x/m 3. Mampu mengenali nyeri (skala, dalam pemberian obat analgetik untuk
- RR : 21x/m intensitas, frekuensi dan tanda 1 5 mengurangi nyeri: Injeksi Ketorolak
nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman
1 5
setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang
4 5
normal

Skala Penilaian:
1. Tidak pernah ditunjukan
2. Jarang ditunjukan
3. Kadang-kadang ditunjukan
4. Sering ditunjukan
5. Selalu ditunjukan

Implementasi
35

No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Nyeri Akut b/d Agen cidera biologis 1. Melakukan S: Pasien mengatakan Nyerinya masih terasa
ditandai dengan : pengkajian nyeri O:
DS : R/Pasien mengeluh nyeri di bagian abdomen, - Pasien terlihat nyeri dengan ekspresi
- Pasien mengatakan nyeri di kaki
skala nyeri 6. wajah sedikit meringis
sebelah kanan
DO: 2. Mengobservasi - Nyeri skala 5
- Pasien terlihat kesakitan dengan reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
ditunjukan ekspresi wajah R/ pasien terlihat gelisah A: Masalah teratasi sebagian
kesakitan 3. Mengontrol lingkungan N Kriteria Awal Tujuan Hasil
- Skala nyeri 5 yang dapat mepengaruhi nyeri o
- TTV : R/ pasien tidak terganggu dengan lingkungan 1. Mampu
- TD : 13/90 mmHg mengontrol
seperti pencahayaan,suhu ruangan.
- T : 36,6ºC nyeri (tahu 1 5 3
- N : 82x/m 4. Mengajarkan tehnik Nafas
penyebab
- RR : 21x/m dalam. nyeri,
R/pasien mempraktikan nafas dalam 2. Melaporkan
5. Berkolaborasi dengan tim bahwa nyeri
medis dalam pemberian obat analgetik : Injeksi berkurang
ketorolac dengan 1 5 4
menggunakan
manajemen
nyeri
3. Mampu
mengenali
nyeri (skala,
1 5 4
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
4. Menyatakan
rasa nyaman
1 5 5
setelah nyeri
berkurang
36

5. Tanda vital
dalam rentang 1 5 4
normal

P:Intervensi diteruskan
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi.
- Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
- Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
napas dalam
- kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik untuk mengurangi
nyeri: Injeksi Ketorolak
37

BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Implementasi

1. Bersama Perawat telah melaksanakan menerima operan tugas jaga dari

yang Perawat Pelaksana tugas malam.

2. Bersama Perawat telah melaksana melakukan konfirmasi/supervise tentang

kondisi pasien segera setelah selesai operan tugas jaga malam. Jumlah

pasien 6 orang

3. Bersama Perawat telah melaksana melakukan do’a bersama yang

dibacakan oleh Ferdiansyah sebagai awal dan akhir tugas dilakukan

setelah selesai operan tugas jaga malam.

4. Telah melakukan pre conference dengan semua Perawat Pelaksana yang

ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi.

5. Telah membagi tugas atau pasien kepada Perawat Pelaksana sesuai

kemampuan dan beban kerja. Perawat Yuli memegang pasien kamar

perempuan dan Perawat Riski dan Yustiana memegang pasien kamar

Laki-Laki

6. Telah melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnose dan

perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung

jawab ada bukti di rekam keperawatan.

7. Memonitor dan membimbing tugas Perawat Pelaksana.

21
38

8. Membantu tugas Perawat Pelaksana untuk kelancaran pelaksanaan asuhan

pasien.

9. Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh Perawat Pelaksana yang ada di bawah tanggung jawabnya.

10. Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima

laporan akhir tugas jaga dari perawat pelaksana untuk persiapan operan

tugas jaga berikutnya.

11. Mendampingi perawat pelaksana dalam operan tugas jaga kepada anggota

tim yang tugas jaga berikutnya.

B. Hasil Asuhan Keperawatan Jam 13.30 WIB

N Nama Kama Hasil Asuhan Keperawatan


o r
1 S : Klien mengatakan masih terasa nyeri
saat bergerak
O:
- Skala nyeri 6
- TTV :
- TD : 160/90 mmHg
-T : 37,6ºC
Ny ”K” P -N :82x/m
- RR : 22x/m
- Ku : sedang
- Makan : ½ porsi
- Minum : 5 gelas
- BAK : Pempes
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
2 Ny ”R” P S : Klien mengatakan nyeri hilang timbul
saat bergerak
O:
- TD : 150/90 mmHg
- T : 37,6ºC
- N : 80x/m
- RR : 18x/m
- Ku : sedang
39

- Skala 6
- Perawatan luka
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
3 S : Klien mengatakan nyeri pada luka post
op
O:
- TD : 120/80 mmHg
- T : 37,6ºC
An.“A” L - N : 80x/m
- RR : 22x/m
A : masalah belum teratasi teratasi
P : intervensi dilanjutkan

4 S : Ibu klien mengatakan nyeri pada kaki


kanan nya pada saat di gerakkan
O:
- TTV :
- TD : 130/90 mmHg
An. “I” L - T : 36,6ºC
- N : 82x/m
- RR : 21x/m
- Ku : sedang
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

C. Evaluasi

1. Uraian tugas ketua TIM sesuai dengan perencanaan yaitu (99 %),

2. Berdasarkan role play yang dilaksanakan menjadi ketua TIM, adanya

dukungan, kerjasama dan ajaran dari perawat di Ruang Bedah III

3. Berdasarkan role play yang telah dilaksanakan menjadi ketua TIM

didapatkan kendala tentang pemberian asuhan keperawatan kepada pasien

yang ada di Ruang Bedah III


40

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pelaksanaan role play menjadi ketum TIM, semua

uraian kegiatan yang dilakukan mencapai persentase 99 %. Jumlah pasien yang

dirawat di Ruang Bedah III adalah berjumlah 4 pasien dengan tingkat

ketergantungan Parcial sebanyak 4 pasien, Minimal sebanyak 0 pasien dan

Total 0 pasien dan jumlah perawat yang bekerja shift pagi ada 4 perawat

pelaksana 3 ketua 1 dan 1 kepala ruangan.

B. Saran

1. Diharapkan mahasiswa yang melaksanakan role play selanjutnya, dapat

melaksanakan uraian kegiatan sebagai ketua tim yang baik

25

Anda mungkin juga menyukai