Anda di halaman 1dari 4

MIDDLE TEST

FILSAFAT BAHASA
Paraphrase The Second Group Paper

By:

Ainur Rohmah Widyaningsih

0306 1711 007

IV-A

ENGLISH LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM

FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION

KHAIRUN UNIVERSITY

TERNATE

2019
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau Philen
berarti teman atau cinta dan Shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.
Filsafat juga memiliki arti mater scientiarum yang artinya induk dari segala ilmu pengetahuan.
Filsafat mengandung arti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana.

Filsafat merupakan suatu upaya untuk mengadakan analisis secara cermat terhadap
permasalahan-permalahan yang dihadapi manusia melalui aktivitas-aktivitas penalaran.
Kemudian hasil analisis tersebut disusun secara sistematis untuk dipahami dan dijadikan sebagai
dasar atau acuan bagi manusia untuk berperilaku. Selanjutnya filsafat akan mengantarkan kita
pada suatu pemahaman, di mana pemahaman tersebut, akan membimbing kearah suasana yang
lebih baik atau lebih layak, yang selanjutnya akan mengantarkan kita pada perilaku yang lebih
bijaksana pula. Perilaku bijaksana dimaksud, adalah bijaksana dalam mengarungi kehidupan,
baik dalam interaksinya dengan alam, ataupun dengan sesama manusia (Poedjawijatna, 1980,
Poedjawijatna 1983, Kattsoff, 1996 , Bertens, 1999, dan Palmquis, 2002).

Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Seseorang filsafat dapat dikatakan sebagai
filsuf dikarenakan pemikiran-pemikirannya yang radikal, radikal artinya yaitu berfikir mencari
suatu permasalahan sampai pada akarnya. Seorang filsuf mempunyai cara berfikir dan padangan
yang hebat. Berikut adalah ciri berfikir dari seorang filsafat:

1. Radikal: Cara berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar permasalahannya. 


2. Sistematik: Cara berfikir yang logis, sesuai aturan, langkah demi langkah, berurutan,
penuh kesadaran, dan penuh tanggung jawab. 
3. Universal: Cara berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu tetapi
mencakup seluruh aspek. 

Spekulatif: Cara berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan
bukti kebenaran yang difikirkannya.

Seorang manusia dalam berfikir (filsuf) pastinya mempunyai tujuan yaitu sebagai cara untuk
mempunyai pengetahuan. Tujuan manusa mempunyai pengetahuan pastinya juga ada maknanya
yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup. 
2. Mengembangkan arti kehidupan. 
3. Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri. 
4. Mencapai tujuan hidup. 
Dapat disimpulkan bahwa Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang
dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya.

Ilmu dicari manusia dalam rangka menerangkan, meramalkan dan mengontrol gejala
alam sebagaimana yang telah dikemukakan dalam pembicraan terdahulu, yang saat ini
berkembang begitu pesat dalam berbagai bidang, di mana tidak mungkin seseorang dapat
mengetahui secara keseluruhan. Untuk itu dalam perkembangan lebih lanjut, diadakan
pemilahan-pemilahan, agar supaya lebih mudah untuk mempelajarinya. Kemudian, ilmu menjadi
tersepesialisasi dalam berbagai bidang kajiannya. Tapi secara garis besar dapat dikelompokkan
dalam ilmu alam dan ilmu sosial. Ilmu alam (natural science) sasarannya dalah alam semesta.
Ilmu pengetahuan sosial (social science) bidang kajiannya adalah perilaku manusia. Ilmu
pengetahuan alam masih dikelompokkan menjadi ilmu fisik (physical sciences) dengan bidang
kajiannya benda-benda mati, dan biologi yang bidang sasarannya adalah mahluk hidup. Antara
ilmu alam dan ilmu sosial tidak terdapat perbedaan yang prinsipiil; karena keduanya memiliki
ciri keilmuan dan metode yang sama; hanya yang mungkin berbeda adalah tekniknya
(Suriasumantri, 1997 dan Suriasumantri, 1998).

Filsafat dikatakan sebagai ilmu karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu dan
mempunyai peranan yang mendasar dalam sebuah pendidikan. Keberadaan filsafat yang berasal
dari pemikiran seseorang yang dapat mempengaruhi aspek hidup manusia secara tidak
perseorangan diakui keberadaannya, dikarenakan sifatnya yang sangat rasional dan merupakan
buah pemikiran yang berdasarkan empiris yang dilakukan oleh para filosof sehingga
menghasilkan suatu kebenaran yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan yang nyata.

Tujuan filsafat sebagai ilmu ialah untuk mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak
mungkin dan menerbitkan serta mengatur semua itu dalam bentuk sistematik. Filsafat
memerlukan analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran sudut pandang yang menjadi
dasar suatu tindakan. Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam bertolak belakang dari
pengembangan filsafat. Awal mula filsafat terdiri dari tiga segi, yaitu apa yang disebut benar dan
apa yang disebut salah (logika); Mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk
(etika); Apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang utama
itu berkembang menjadi cabang-cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih
spesifik. Cabang-cabang filsafat tersebut antara lain mencakup epistemologi (Filsafat
Pengetahuan), etika (Filsafat Moral), estetika (Filsafat Seni), metafisika, politik (Filsafat
Pemerintahan), filsafat agama, filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat hukum, filsafat sejarah
dan filsafat matematika. Ilmu tersebut pada tahap selanjutnya menyatakan diri otonom, bebas
dari konsep-konsep dan norma-norma filsafat, namun demikian ketika ilmu tersebut mengalami
pertentangan-pertentangan maka akan kembali kepada filsafat sebagai induk dari ilmu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai