Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nelly Christina

NIM : 1808511025
Kel :1

LAPORAN PRAKTIKUM
Potensi Mikrobiologis Tanah (MLSS)

I. Data Pengamatan
Tabel 1.1 Data Hasil Pengukuran Hari ke-1
Tanah TPA Suwung (g) Mangrove (g)
Berat kertas saring 0,59 0,64
Berat kertas saring + residu 1,74 1,72
Berat kertas saring setelah pemanasan 105°C 0,60 0,65

Tabel 1.2 Data Hasil Pengukuran Hari ke-4


Tanah TPA Suwung (g) Mangrove (g)
Berat kertas saring 1,11 1,11
Berat kertas saring + residu 3,31 3,25
Berat kertas saring setelah pemanasan 105°C 1,12 1,14

Tabel 1.3 Data Hasil Pengukuran Hari ke-8


Tanah TPA Suwung Mangrove
Berat kertas saring 0,59 0,59
Berat kertas saring + residu 1,61 1,78
Berat kertas saring setelah pemanasan 105°C 0,59 0,59

A. PERHITUNGAN
 MLSS TPA Suwung Hari ke-1
Diketahui :
Berat kertas saring = 0,54 g
Berat kertas saring + residu = 1,74 g
Berat kertas saring + residu 105°C = 0,60 g
c = 50 mL = 0,05 L

a = (berat kertas saring + residu) – (berat kertas saring)


a = 1,74 g – 0,54 g
a = 1,20 g

b = (berat kertas saring + residu 105°C) - (berat kertas saring)


b = 0,60 g – 0,54 g
b = 0,06 g

( a−b ) x 1000
MLSS ( mg/ L )=
c
( 1,20 g−0,06 g ) x 1000
MLSS=
0,05 L
MLSS = 22800 mg/L

 MLSS Mangrove Hari ke-1


Diketahui :
Berat kertas saring = 0,64 g
Berat kertas saring + residu = 1,72 g
Berat kertas saring + residu 105°C = 0,65 g
c = 50 mL = 0,05 L

a = (berat kertas saring + residu) – (berat kertas saring)


a = 1,72 g – 0,64 g
a = 1,08 g
b = (berat kertas saring + residu 105°C) - (berat kertas saring)
b = 0,65 g – 0,64 g
b = 0,01 g
( a−b ) x 1000
MLSS ( mg/ L )=
c
( 1,08 g−0,01 g ) x 1000
MLSS=
0,05 L
MLSS = 21400 mg/L

 MLSS TPA Suwung Hari ke-4


Diketahui :
Berat kertas saring = 1,11 g
Berat kertas saring + residu = 3,31 g
Berat kertas saring + residu 105°C = 1,12 g
c = 50 mL = 0,05 L

a = (berat kertas saring + residu) – (berat kertas saring)


a = 3,31 g – 1,11 g
a = 2,20 g

b = (berat kertas saring + residu 105°C) - (berat kertas saring)


b = 1,12 g – 1,11 g
b = 0,01 g

( a−b ) x 1000
MLSS ( mg/ L )=
c
( 2,20 g−0,01 g ) x 1000
MLSS=
0,05 L
MLSS = 43800 mg/L

 MLSS Mangrove Hari ke-4


Diketahui :
Berat kertas saring = 1,11 g
Berat kertas saring + residu = 3,25 g
Berat kertas saring + residu 105°C = 1,14 g
c = 50 mL = 0,05 L

a = (berat kertas saring + residu) – (berat kertas saring)


a = 3,25 g – 1,11 g
a = 2,14 g

b = (berat kertas saring + residu 105°C) - (berat kertas saring)


b = 1,14 g – 1,11 g
b = 0,03 g

( a−b ) x 1000
MLSS ( mg/ L )=
c
( 2,14 g−0,03 g ) x 1000
MLSS=
0,05 L
MLSS = 42200 mg/L

 MLSS TPA Suwung Hari ke-8


Diketahui :
Berat kertas saring = 0,59 g
Berat kertas saring + residu = 1,61 g
Berat kertas saring + residu 105°C = 0,59 g
c = 50 mL = 0,05 L

a = (berat kertas saring + residu) – (berat kertas saring)


a = 1,61 g – 0,59 g
a = 1,02 g

b = (berat kertas saring + residu 105°C) - (berat kertas saring)


b = 0,59 g – 0,59 g
b=0g
( a−b ) x 1000
MLSS ( mg/ L )=
c
( 2,02 g−0 g ) x 1000
MLSS=
0,05 L
MLSS = 40400 mg/L

 MLSS Mangrove Hari ke-8


Diketahui :
Berat kertas saring = 0,59 g
Berat kertas saring + residu = 1,78 g
Berat kertas saring + residu 105°C = 0,59 g
c = 50 mL = 0,05 L

a = (berat kertas saring + residu) – (berat kertas saring)


a = 1,78 g – 0,59 g
a = 1,19 g

b = (berat kertas saring + residu 105°C) - (berat kertas saring)


b = 0,59 – 0,59 g
b=0g

( a−b ) x 1000
MLSS ( mg/ L )=
c
( 1,19 g−0 g ) x 1000
MLSS=
0,05 L
MLSS = 23800 mg/L

 Rata-rata MLSS TPA Suwung


MLSS hari 1+ MLSS hari 4+ MLSS hari 8
MLSS=
´
3
22800+43800+ 40400
MLSS=
´
3
´
MLSS=35666,67 mg/L

 Rata-rata MLSS Mangrove


MLSS hari 1+ MLSS hari 4+ MLSS hari 8
MLSS=
´
3
21400+42200+23800
MLSS=
´
3
´
MLSS=29133,34 mg/L

 Rata-rata MLSS
35666,67+29133,34
MLSS=
´
2
´
MLSS=32400 mg/L

B. HASIL
MLSS (mg/L)
Hari ke-
TPA Suwung Mangrove Rata-Rata
1 22800 21400
4 43800 42200
32400
8 40400 23800
Rata-Rata 35666,67 29133,34

II. Pembahasan
Pada percobaan ini yaitu potensi mikrobiologis tanah yang dilakukan pada dua
tempat yang berbeda, yaitu pada TPA suwung dan Mangrove. Tanah yang diambil ialah
tanah yang basah. Setelah itu ditambahkan dengan nutrien dan di gunakan alat aerator
pada masing-masing reaktor yang telah berisi sampel dan diaerasi pada hari ke 1, 4 dan
8 . Tujuan dari aerasi ini adalah untuk menambahkan konsentrasi oksigen (O2) yang
terkandung dalam sampel, agar proses oksidasi biologi oleh mikroba akan dapat berjalan
dengan baik. Setelah itu nantinya akan diperoleh sampel (pelet sel) yang siap untuk
dianalisis. Selanjutnya, setelah sampel siap, dilakukan analisis nilai MLSS untuk
mendapatkan nilai MLVSS pada sampel.
(Menurut Rahman dkk, 2017), bahwa MLSS (Mixed Liqour Suspended Solids)
adalah kandungan dari padatan tersuspensi yang berupa material organik dan anorganik
termasuk mikroorganisme, sedangkan MLVSS (Mixed-Liqour Volatile Suspended
Solids) adalah kandungan dari padatan tersuspensi yang berupa material organik. bukan
mikroba hidup, mikroba mati, maupun hancuran sel. MLVSS (Mixed-Liqour Volatile
Suspended Solids) adalah bahan organik yang mudah menguap, sehingga jumlahnya
mewakili banyaknya mikroorganisme atau biomassa di dalam sampel. Oleh karena itu,
untuk mengetahui pertumbuhan biomassa dalam sampel dapat dilakukan dengan
menganalisis nilai MLVSS-nya.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Setelah cawan porselen dan
kertas saring yang akan digunakan ditimbang, sebanyak 50 mL sampel yang telah siap
tadi disaring dan dimasukkan ke dalam kertas saring dan erlenmeyer. Padatan yang
tersuspensi akan tertinggal pada kertas saring sedangkan cairan lainnya akan lolos ke
dalam erlenmeyer. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 105 oC
selama 1 jam lalu dilakukan lagi selama 15 menit. Tujuannya adalah untuk mengeringkan
sampel dan mengurangi kandungan airnya, sehingga bahan-bahan anorganik dan organik
dalam sampel benar-benar dapat dianalisis. Setelah dingin, berat kertas saring ditimbang
dengan neraca analitik. Dari data ini, maka diperoleh nilai MLSS pada masing-masing
reaktor. Nilai MLSS diperoleh dengan mengurangi berat kertas saring yang berisi padatan
dengan berat kertas saring yang kosong, kemudian membaginya dengan volume sampel
yang digunakan kemudian dikonversi menjadi satuan mg/L. Hasil yang diperoleh yaitu,
pada hari pertama pada sampel TPA suwung nilai MLSS-nya sebesar 22800 mg/L,
sedangkan pada sampel Mangrove nilai MLSS-nya sebesar 21400 mg/L. Pada hari
keempat pada sampel TPA suwung nilai MLSS-nya sebesar 43800 mg/L, sedangkan pada
sampel Mangrove nilai MLSS-nya sebesar 42200 mg/L. Dan pada hari kedelapan sampel
TPA suwung nilai MLSS-nya sebesar 40400 mg/L, sedangkan pada sampel Mangrove
nilai MLSS-nya sebesar 23800 mg/L. Dari data tersebut, didapatkan hasil rata-rata yaitu
32400 mg/L.Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak volume sampel yang
digunakan, maka nilai MLSS-nya semakin kecil, karena sesuai dengan persamaan yang
digunakan bahwa nilai MLSS berbanding terbalik dengan volume sampel. MLSS
mewakili kandungan bahan organik dan anorganik dalam sampel.

III. Kesimpulan
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada sampel TPA suwung dan
Mangrove, TPA suwung memiliki nilai MLSS yang tinggi dan memiliki kandungan
bahan organik dan anorganik dalam sampel tersebut. Semakin banyak volume sampel
yang digunakan, maka nilai MLSS-nya semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Shabaria Mahsuna dkk. 2017. Laporan Praktikum Unit Proses Teknik Lingkungan
(UPTL). Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil, ITS. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai