Anda di halaman 1dari 4

Bab 3 Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan

1. Tujuan Pemangunan Milenium


Pada bulan september 2000, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan apa yang
disebut dengan tujuan Pembanguan Milenium (MDGs) yang harus dicapai oleh 191 negara
anggota pada tahun 2015. Ada delapan saran, msing-masing dengan target tertentu yang
harus dicapai dan sasaran yang pertama adalah mengurangikemiskinan dan orang-orang yang
mengalami kelaparan. Kedelapan saran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menurunkan kemiskinan dan kelaparan ekstrim
b. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
c. Memerangi angka kematian anak
d. Memperbaiki kesehatan ibu
e. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit-penyakit menular lainnya.
f. Menjamin kelestarian hidup
g. Membentuk sebuah kerja sama global untuk pembangunan
Sejak di cetuskannya MDgs hingga awal 2011, khususnya dikawasan asia dan Pasifik,
Indonesia masih kategori negara-negara yang lamban langkahnya dalam mencapai MDGs
pada tahun 2015. Dengan demikian, Indonesia tidak akan mencapai sasaran MDGs pada
tahun 2015. Kelambanan Indonesia dalam mencapai MDGs tersebut terutama ditunjukan oleh
masih tingginya angka kematian ibu yang sedang melahirkan, belum teratasinya laju
penularan HIV/AIDS, makin meluasnya laju deforestasi, rendahnya tingkat pemenuhan air
minum dan sanitasi yang buruk serta beban utang luar negeri (ULN) yang terus bertambah
(UNESCAP,2010).
Khusus mengenai kegagalan Indonesia mencapai target pengurangan angka kematian ibu saat
melahirkan pada tahun 2015. Menurut pendapat dari Yayasan kesehatan Perempuan, salah
satu yang membuat target ini sulit dicapai adalah karena data yang masih lemah, yang
adaterkadang berbeda-beda dan tidak akurat. Tanpa data yang benar; pengawasan terhadap
jalannya program pemerintah pun sulit dilakukan. Dalam rangka upaya mengurangi kematian
ibu saat melahirkan, diperlukan deteksi dini kehamilan karena dengan demikian, maka
penangan tidak akan terlambat terhadap kehamilan yang bermasalah. Selain itu, payung
hukum untuk implementasi program amat perlu agar semua peraturan yang terkait yang
dikeluarkan oleh pemerintah dapat dilaksanakan disetiap daerah.
Indikator-indikator lainnya yang juga sering diamati dalam mengukur tingkat kesejahteraan
sebuah masyarakat atau negara, yang juga merupakan bagian-bagian penting dalam MDGs
2015 adalah angka kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup dan persentasi anak usia 1
tahun yang diimunisasi campak. Untuk kedua kasus tersebut Indonesia menunjukan adanya
perbaikan, walaupun cenderung lambat.
Selain rendahnya pengetahuan masyarakat dan keterbatasan ekonomi, gizi kurang juga
merupakan penyebab kematian ibu saat melahirkan, bayi dan anak balita di banyak daerah
Indonesia. Ada tiga hal yang menunjukan Indonesia masih juga relatif tertinggal di
bandingkan banyak negara lain soal asupan gizi, walaupun ada perbaikan dalam dua dekade
terakhir.

2. Kebijakan Anti-Kemiskinan
Kebijakan mempengaruhi kemiskinan, baik langsung maupun tidak langsung, lewat sejumlah
faktor-faktor yang menengahinya. Kebijakan-kebijakan langsung adalah kebijakan-kebijakan
dalam berbagai macam program yang khusus dibuat untuk mengurangi kemiskinan, jadi
sasarannya adalah penduduk miskin. Sedangkan kebijakan-kebijakan tidak langsung, yakni
kebijakan-kebijakan ekonomi yang sasarannya bukan penduduk miskin, tetapi mempunyai
pengaruh positif terhadap pengurangan kemiskinan. Kebijakan anti-kemiskinan dan
pemerataan distribusi pendapatan mulai muncul sebagai salah satu kebijakan yang sangat
penting dari lembaga-lembaga dunia seperti Bank Dunia, UNDP,ILO dan lain-lain. Komite
tersebut mendeklarasikan bahwa penurunan kemiskinan lewat percepatan proses
pembangunan, penyempurnaan distribusi pendapatan, dan perubahan-perubahan sosial
lainnya sebagai tujuan terpenting dari suatu stratergi pembanguan international yang tepat.

Pertumbuhan
Kebijakan
Po-Kemiskinan

Pertumbuhan
Penurunan
ekonomi
Kemiskinan

Kelembagaan
Pertumbuhan Pro-
pemerataan
Gambar : hubungan antar Kelembagaan, kebijakan, pertumbbuhan ekonomi dan penurunan
kemiskinan.

Untuk mendukung strategi yang tepat dalam memerangi kemiskinan, diperlukan intervensi-
intervensi pemerintah yang sesuai dengan sarana atau tujuan perantaranya dapat di bagi
menurut waktu, yakni jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Intervensi
jangka pendek adalah terutama pembanguna sektor pertanian , usaha kecil dan ekonomi
pedesaan. Intervensi lainnya yang bisa dimasukan dalam kategori intervensi jangka pendek
adalah manajemen lingkungan dan SDA.
Intervensi jang menengah dan panjang yang penting adlah sebagai berikut :
a. Pembangan atau Penguatan sektor swasta
b. Kerjasama regional
c. Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan administrasi
d. Desentralisasi
e. Pendidikan dan kesehatan
f. Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
g. Pembagian tanah pertanian yang merata
Sejak pemerintahan orde baru hingga sekarang, sudah banyak upaya/intervensi pemerintah
untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia. Selama pemerintahan SBY saja, ada cukup
banyak program pengurangan kemiskinan, di antaranya adalah BLT,beras untuk rakyat
miskin, bantuan siswa miskin, operasional sekolah, bantuan kesehatan gratis, pembangunan
perumahan rakyat, pemberin kredit mikro, bantuan untuk petani dan peningkatan produksi
pangan, bantuan untuk nelayan dan program untuk sektor perikanan, peningkatan
kesejahteraan buruh, bantuan untuk peyandang cacat, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat, peningkatan kesejahteran Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI dan Polisi (Polri) dan
pelayanan publik cepat dan murah.
Presiden Jokowi meluncurkan tiga program, yakni yang dikenal dengan “Kartu Indonesia
Pintar”,”Karti Indonesia Sehat” dan “ Kartu Keluarga Sejahtera”. Tujuan utama dan
pemberian KIP ini adalah mencegah anak-anak keluarga miskin jangan samapai berhenti
sekolah akibat kenaikan harga premium.
Pemerintah Indonesia selama ini berusaha memerangi kemiskinan atau mengurangi beban
masyarakat miskin dengan berbagai macamprogram. Namun demikian, apabila dibandingkan
dengan banyak negara lain yang juga menyediakan anggaran khusus untuk penanggulangan
kemiskinan atau mengurangi beban masyarakat miskin, anggaran yang dikeluarkan
pemerintah Indonesia untuk membiayai program-program pengentasan kemiskinan di
Indonesia masih terbilang rendah.

Anda mungkin juga menyukai