Adriansyah Fadilah Kusuma - 43219010046 - Manajemen Keuangan
Adriansyah Fadilah Kusuma - 43219010046 - Manajemen Keuangan
NIM : 43219010046
1). James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008), menyatakan, bahwa “Modal kerja bersih
adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi
perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan”. Ada tiga dasar Strategi
Keuangan Perusahaan :
Strategi Keuangan Agresif adalah Strategi dimana perusahaan membiayai kebutuhan musiman
dan sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana jangka pendek dan sisanya merupakan
kebutuhan permanen dengan dana jangka penjang.
Yaitu strategi dimana perusahaan membiayai semua proyek yang memerlukan dana dengan dana
jangka pan jang dan membiayai pengeluaran tak terduga dengan dana jangka pendek (Sundjaja,
2003). Strategi agresif dibandingkan dengan strategi konservatif adalah strategi konservatif
mengharuskan perusahaan membayar bunga atas dana yang yang tidak diperlukan sedangkan
strategi agresif tidak dan dari segi biaya strategi agresif menggunakan biaya yang lebih rendah
dibandingkan strategi konservatif, namun dalam hal resiko strategi agresif memiliki resiko yang
lebih tinggi dibandingkan strategi konservatif (Sundjaja, 2003).
c). Strategi Keuangan’Pertukaran’
Kelebihan : perusahaan akan menikmati biaya yang kecil sehingga perusahaan dapat
meningkatkan profitnya.
Kekurangan : risiko yang dihadapi sangat besar dengan kemungkinan perubahan tingkat bunga
yang merugikan.
Kelemahan : biaya strategi ini jauh lebih besar daripada strategi agresif.
PT. SEJAHTERA
Pertimbangan biaya:
Modal kerja bersih Rp 27.600 – Rp 26.000 = Rp 1.600 merupakan jumlah tetap aktiva lancar.
Strategi agresif menggunakan modal kerja bersih minimum yaitu sebesar Rp 1.600 yang
merupakan bagian tetap dari aktiva lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang. Strategi
ini mempunyai resiko tidak hanya karena modal kerja bersih yang rendah tapi Ada kemungkinan
perusahaan sulit untuk memenuhi kebutuhan musiman dengan dana jangka pendek.
PT. SEJAHTERA
Pertimbangan biaya:
PT. SEJAHTERA
Jadi, perusahaan aka menggunakan dana jangka panjang untuk kebutuhan dan per bulan sebesar
Rp 31.800,- dan kebutuhan dana yang melebihi Rp 31.800 dipenuhi dengan dana jangka pendek.
Pertimbangan Biaya:
Pertimbangan resiko:
Merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan, untuk dapat menjalankan
fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk
kelancaran usaha.
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Kelebihan dan Kekurangan :
Kelebihan : Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar,
seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena
harganya merosot.
Kelebihan : Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.
Kelemahan : Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan
CONTOH :
Contoh dari Modal Kerja Permanen : Modal kerja primer dan modal kerja normal
Contoh dari Modal Kerja Variabel : Modal kerja musiman, modal kerja siklus, dan modal kerja
darurat
3.annuity
JAWAB :
1. Contoh perhitungan Uang Future Value
FV=PV (1+i)n
Keterangan:
i = Suku bunga
Seorang karyawan disebuah perusahaan swasta menyisihkan sebagian gaji yang diperolehnya
untuk kemudian diinvestasikan pada sebuah warnet selama 5 tahun dengan jumlah uang yang
dimilikinya sebesar Rp 68.000.000 dan tingkat suku bunga yang disepakati adalah 11%. Maka
perhitungannya adalah:
FVn = PV (1+i)n
= 68.000.000(1,685)
= Rp 114.580.000
Fatih menginginkan agar nilai uangnya menjadi Rp 5.555.444 pada 5 tahun yang akan datang
nanti. Berapakah jumlah uang yang harus ditabung Fatih saat ini, seandainya diberikan bunga
sebesar 5% per tahun?
Keterangan
FV : Rp 5.555.444.
i : 5% = 0.05.
n : 5.
Jawaban :
Po : FV/(1+i)n.
Po : Rp. 5.555.444/(1+0.05)5.
Po : Rp.4.352.836.
Jadi jumlah uang yang harus ditabung oleh Fatih adalah : Rp 4.352.836.
AN = An + Bn
Keterangan :
AN = Anuitas
An = Angsuran
Bn = Bunga
Sebuah pinjaman akan segera di lunasi dengan sistem anuitas bulanan. Jika besar anuitas nya Rp
600.000,00. Maka tentukanlah berapa angsuran ke-5 jika bunga ke-5 nya ialah sebesar Rp
415.000,00 ?
Jawaban nya :
Di ketahui :
AN = Rp 600.000
Bn = Rp 415.000
Ditanya : An ..….. ?
Di jawab :
AN = An + Bn
Rp 600.000 = An + Rp 415.000
An = Rp 600.000 – Rp 415.000
An = Rp 185.000
3.buatlah contoh perhitungan obligasi dan jelaskan apa arti hasil yang didapatkan
JAWAB :
1). Obligasi (bond) ialah surat utang jangka panjang yang menyatakan peminjam berjanji untuk
melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman, pada tangal tertentu, pada pemberi
pinjaman.
Saham adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan atas suatu perusahaan.
Perbedaan Obligasi dengan jenis investasi lainnya (Saham) adalah saat perusahaan menerbitkan
saham, itu artinya mereka menjual sebagian kepemilikan kepada pihak lain. Sedangkan saat
perusahaan menerbitkan obligasi itu artinya mereka menerbitkan utang dan kamu yang memiliki
obligasi berhak mendapatkan pembayaran kembali pokok utang ditambah bunga
2). Kelebihan atau keuntungan yang dimiliki obligasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar
obligasi.
2. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam
kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang
obligasi.
3. Investasi obligasi dapat pula melindungi risiko pemegang obligasi dari kemungkinan
terjadinya inflasi.
4. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen
aktiva lain
Sedangkan kekurangan atau kelemahan obligasi adalah sebagai berikut:
1. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai
hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan
sebaliknya.
2. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif, sehingga
menghasilkan yield yang cukup baik, dengan risiko rendah.
3. Tingkat likuidasi obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi,
khususnya apabila harga obligasi menurun.
4. Risiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan
obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar
sejumlah premi.
5. Risiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak
mampu melunasi kewajibannya atau pun mengalami kebangkrutan maka pemegang
obligasi akan menderita kerugian.
3). Tanggal 10 Januari 2011, PT. AFX menjual obligasi dengan tingkat bunga obligasi 11%
dengan nilai nominal Rp. 600.000.000. Bunga obligasi dibayar setiap 1 Juli dan 1 Januari.
Obligasi berumur 5 tahun. Kurs obligasi pada saat dijual adalah 112. Metode yang digunakan
untuk mengamortisasi diskon/premi adalah metode garis lurus
Diminta :
a). Hitunglah kas yang diterima oleh PT. AFX saat penjualan obligasi tersebut.
b). Buatlah jurnal penerbitan obligasi
c). Buatlah jurnal saat pembayaran bunga dan amortisasi pada 1 Juli 2011
Jawab :
(672.000.000-600.000.000) : 10 = 7.200.000
JAWAB :
1). Pada tanggal 1 April Budi membeli 100 lembar saham prioritas PT Hebat Banget 6%,
nominal Rp. 20.000 per lembar saham dengan kurs 110.
Biaya pembelian saham (termasuk materei dan komisi) sebesar Rp. 250.000. Dividen saham PT
Hebat Banget dibayarkan setiap tanggal 31 Desember.
Jawab :
Dividen terutang sebesar Rp. 300.000 dalam jurnal di atas didebitkan ke rekening pendapatan
dividen.
3). Sebuah perusahaan (PT GLSM) memiliki 10.000.000 lembar saham mencetak keuntungan
bersih sebesar Rp. 1.600.000.000 . Kebijakan pembagian deviden perusahaan (DPR) adalah 40%
dari laba bersih dibagikan sebagai deviden. Dengan demikian kita bisa menghitung deviden
sebagai berikut:
Sebuah Perusahaan X ingin membeli sebuah mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksi produknya. Diperkirakan untuk harga mesin tersebut adalah Rp. 150.000.000 dengan
mengikuti aturan suku bunga pinjaman yakni sebesar 12% per tahun. Untuk Arus Kas yang
masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar Rp. 50.000.000 per tahun selama 5 tahun.
Apakah rencana investasi pada pembelian mesin produksi diatas dapat dilanjutkan?
Diketahui :
Ct = Rp. 50.000.000
C0 = Rp. 150.000.000
r = 12% (0,12)
Jawaban :
Tahun 1 : Rp 60.000.000
Tahun 2 : Rp 50.000.000
Tahun 3 : Rp 40.000.000
Tahun 4 : Rp 35.000.000
Tahun 5 : Rp 28.000.000
Total PV = Rp 100.131.700
NPV = Rp – 49.868.300
Total PV = Rp 167.202.200
NPV = Rp 17.202.200
Perhitungan interpolasi:
IRR = 11,5388%
Kesimpulannya, proyek investasi tersebut bisa diterima. Karena IRR > 10%.
BREAK EVEN POINT :
Diketahui PT. SURYA GEMILANG mempunyai usaha yakni pada bidang kebutuhan alat
perkakas, seperti martil dengan data sebagai berikut :
Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Fixed Cost
Total FC : Rp.150.000.000,-
Variable Cost
Penyelesaian :
Catatan: Maka perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil untuk BEP.
Catatan: Maka perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- supaya
terjadi BEP.
JAWAB :
1). Harga dari suatu saham PT. Surya Indonesia pada periode awal adalah Rp 1.000,-. Pada
periode selanjutnya, harga saham ini meningkat menjadi Rp 1.500,-dan turun di periode ke-2
menjadi Rp 1.450,-. Return untuk masing-masing periode adalah sebagai berikut :
Maka,
E (RP) = (800.000.000) (0.10) + (1.200.000.000) (0.07)
= Rp.164.000.000
Persentasenya
E (RP)% = x100%
= 8,2%
Maka hasil hitungan dengan persentase akan memperlihatkan tingkat keuntungan untuk
portofolio 8,2% dari modal yang dimiliki oleh investor sebesar Rp.2 milyar.
berilah contoh soal,,untuk setiap perhitungan yang ada di dalam modul tersebut..dilarang
mencontek dan plagiat
JAWAB :
PT Marcel membutuhkan modal yang akan digunakan dalam pendanaan investasinya sebesar
Rp. 2.000.000.000,- yang terdiri atas beberapa sumber dana. Berikut ini jumlah dari masing-
masing sumber pendanaan tersebut:
1. Hutang Obligasi:
Jumlah pendanaan sebesar Rp. 500.000.000,-, dengan nilai nominal Rp. 500.000 per lembar.
Bunga yang ditawarkan sebesar 20% per tahun dan jangka waktu obligasi 5 tahun. Harga jual
obligasi Rp. 462.500,- per lembar dan tingkat pajak 30%.
2. Saham Preferen:
Besarnya pendanaan saham preferen adalah Rp. 400.000.000,-. Harga jual saham preferen
sebesar Rp. 31.250,- setiap lembar dengan dividen sebesar Rp. 4.500,- per lembar.
3. Saham Biasa:
Jumlah pendanaan dari modal saham biasa sebesar Rp. 1.100.000.000,-. Harga jual saham Rp.
22.500,- dengan dividen sebesar Rp. 3.125,- setiap lembar dengan pertumbuhan 5%.
kd = I+(N-Nb)/n
(Nb+N)/2
Keterangan :
kd = biaya modal hutang obligasi
I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi
n = Umur obligasi
(462.500 + 500.000)/2
kd = 107.500 ® kd = 22,34%
481.250
kp = 4.500 / 31.250
kp = 0.144 =14,40%
3. Biaya Modal Saham Biasa
ke = (Dl / PO) + g
Keterangan :
ke = biaya modal saham biasa
Di = dividen
P0 = harga penjualan saham saat ini
g = Grow/ pertumbuhan
ke = (3.125 / 22.500) + 5%
Jadi biaya modal keseluruhan atau biaya modal rata-ratanya adalah 17,18%
JAWAB :
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya Struktur
Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-
ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal
Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang
profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.” Dalam pecking order
theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai
urut-urutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana.
Kelebihan : Pendekatan tradisional wilayah menjadi aman, tingkah laku menjadi baik budaya
semakin terjaga
Kelemahan : Di mata matai, di adu domba, budaya asing masuk ke Indonesia
Kelebihan : nilai perusahaan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Alias keuntungan
yang dihasilkan dan resikonya. Tidak dipengaruhi oleh faktor yang lain. Termasuk struktur
modalnya.
Kelebihan : Pajak yang berkurang maka aliran kas keluar berkurang. Aliran kas keluar
berkurang maka nilai perusahaan meningkat.
Jadi kesimpulan teori MM dengan pajak: semakin banyak utang, semakin tinggi nilai perusahaan
Kelemahan : MM tidak memperhatikan bahwa ada risiko disetiap hutang = risiko gagal bayar
Teori Pecking Order
Kelemahan : Teori pecking order membuat proses pendanaan lebih lama. Hitung hitungannya
lebih banyak.Rapat rapatnya lebih banyak. Tahap tahapannya lebih banyak, Rencana ekspansi =
berjalan lebih lama, Cenderung main aman, Menghindari risiko. Dalam dunia bisnis: high risk
high return. Bergeraknya ada pakem pakemnya. Kurang luwes.
•Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa bahwa stock repuchase
merupakan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak mempunyai proyek – proyek baru
yang baik. Namun demikian, jika perusahaan benar – benar tidak memiliki kesempatan investasi
yug baik, ia memang sebaiknya mendistribusikan dana kembali kepada pemegang saham. Tidak
banyak bukti empiris yang mendukung alasan ini.
•Setelah stock repuchase, pasar mungkin merasa bahwa risiko perusahaan meningkat sehingga
dapat menurunkan harga saham.
Diminta
JAWAB :
1). Kalau perusahaan merasa bahwa stock repuchase dari investor merupakan indikator bahwa
manajemen perusahan yang baik akan menghasilkan yang baik, apabila investor yang buruk
maka itu akan merusak image dari si perusahaan tersebut.
2). Perusahaan sebaiknya memberikan investasinya kepada pemegang saham jika tidak dapat
mengelola dana yang baik, karena jika terus mempertahankan akan berbahaya pada investasi
atau kegagalan, hal ini harus dilihat dari segala sisi mulai dari modal sampai keuntungan, jadi
harus dilakukan pengkajian lebih mendalam. Resiko perusahaan akan meningkat setelah stock
repuchase sehingga dapat menurunkan harga saham perusahaan mereka.
JAWAB :
CONTOH SOAL 1
Perusahaan ABC membeli barang senilai Rp 300.000.000,- secara kredit dengan jangka waktu 3
bulan maka perputaran hutang setahun 4x. Dengan demikian rerata utang dagang Perusahaan
ABC sebesar Rp 75.000.000,- Jika perusahaan menaikkan pembelian kredit sebesar 10% ( Rp
300.000.000 ), maka rerata utang dagangpun akan naik sebesar 10% ( Rp 82.500.000 ). Begitu
jika perusahaan akan menurunkan pembelian kreditnya sebesar 5% maka rerata utang dagangpun
akan turun 5%. Maka tak salah kalau staf manajer keuangan Perusahaan ABC ketika membuat
budget utang dengan menggunakan angka persentase pembelian kredit.
CONTOH SOAL 2
PT. Lucky membutuhkan dana modal kerja dan meminjam kepada dua bank yaitu Bank Mandiri
dan Bank Artha, dengan waktu 120 hari dengan memperhatikan tingkat bunga prima ( bunga
dibebankan oleh bank atau lembaga keuangan dengan tingkat terendah kepada nasabah yang
dipercaya/utama) sebesar 10%. Bunga dibayar pada hari ke 120. Bank Mandiri menetapkan
bunga 1,5% diatas tingkat prima/tingkat bunga tetap. Bank Artha sebesar 1% dari tingkat
prima/tingkat bunga mengambang (bervariasi selama 120 hari). Jumlah pinjaman $ 40.000.
Diminta untuk menganalisis pembiyaan jangka pendek mana yang lebih baik
JAWAB :
Dari Bank Mandiri: Tetap.:Bunga 10%+1,5% = 11,5%.
Beban bunga = $ 40.000x(11,5%x (120/360) = $ 1.520
Tkt bunga efektif =1.520/40.000 =3,80%.
Bunga efektif tetap tahunan efektif = (1+0,038)- 1= 11,84%
Dari Bank Artha Bunga = 10% + 1% = 11% floating.
Periode Prima% Floating % Bunga dibayar
30 hari 10% 11% 11%x(30/360) =0,916
30 hari > 9,8% 11,8% 11,8%x(30/360) = 0,983
30 hr/akhir 11% 12% 12%x (30/360) = 1.000
Biaya bunga total = 2,899%
Jumlah bunga dibayar $40.000x2,899%=$ 1.159,60
Tingkat bunga floating tahunan efektif = (1+0,02899) -1 = 9,50% Bank Artha lebih baik dari
bank Mandiri
CONTOH SOAL
Kebutuhan bahan baku PT Siklus Indonesia dalam satu tahun adalah 3.600 satuan, dengan harga
Rp 50.000 per satuan. Kebiasaan perusahaan adalah melakukan pembelian setiap bulan sekali.
Biaya simpan termasuk dalam biaya modal sebesar 18% per tahun, sedangkan biaya setiap kali
memesan sebesar Rp 200.000. Berdasarkan kebiasaan tersebut, maka biaya persediaannya adalah
sebagai berikut:
JAWAB
= 3.600/12
= 300 satuan
= (300 x Rp 50.000) : 2
= Rp 7.500.000
= Rp 200.000 x 12
= Rp 2.400.000
Dengan menggunakan metode EOQ, perusahaan akan dapat menekan biaya persediaannya.
= Rp 1.800.000 + Rp 1.800.000
= Rp 3.600.000
JAWAB :
PT Anisa saat ini ( tahun 2005 ) menggunakan sistim penjualan tunai dan memiliki omzet Rp.
800.000.000,- Untuk tahun 2006 manajemen akan mempertimbangkan mengubah kebijakan
penjualan tunai menjadi penjualan kredit dengan syarat n/60 artinya pembeli diberi tempo untuk
membayar sampai hari ke 60 dari saat pembelian. Dengan perubahan
tersebut diharapkan penjualan akan meningkat menjadi Rp.1.050.000.000,-dan profit margin 15
%, sementara biaya dana sebesar 16 % pertahun.
JAWAB :
Benefit : ( Rp. 1.050.000.000 – Rp. 800.000.000 ) x 15 % = Rp. 37.500.000,-
Cost :
Perputaran piutang = 360/60 = 6 kali pertahun
Rata-rata piutang = 1.050.000.000/6 = Rp. 175.000.000
Kesimpulan :
Manfaat (benefit) = Rp. 37.500.000
Biaya (cost) = Rp. 23.800.000 ( - )
Tambahan keuntungan = Rp. 13.700.000
Jadi kebijakan penjualan kredit akan memberi manfaat bersih (keuntungan) sebesar Rp.
13.700.000