NIM : 4319074
Latar Belakang
Sejak era otonomi daerah diterapkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditandai
dengan terbitnya Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintan
Daerah, telah terjadi perubahan mendasar di dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal tersebut
sebagaimana tercermin di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Daerah. 1
Istilah perencanaan dan penganggaran mungkin saja dapat didefinisikan secara terpisah,
perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam konteks
perencanaan pembangunan pemerintahan, maka penyusunannya terutama berpedoman pada UU
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Sementara itu,
penganggaran dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menyusun sebuah anggaran. Anggaran
(APBD) dapat diartikan sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
daerah.Namun demikian, dalam konteks penyusunan anggaran pemerintah, pada tahapan-tahapan
tertentu agak sulit untuk membedakan antara domain perencanaan dan penganggaran. 2
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyediakan laporan keuangan
sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan
mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian
informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Oleh
1
Dito Aditia. Akuntansi Sektor Publik . (Uwais Inspirasi Indonesia, Ponorogo : 2019). Hlm 1
2
Haryanto. Perencanaan dan Penganggaran Daerah Pendekatan Kinerja. (Badan Penerbit Universitas Diponegoro :
Semarang , 2008) hlm.10
karena itu, kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, informasi tidak terbatas pada
informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti
ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
Selain itu permasalahan seputar penerapan akuntansi dalam pengelolaan keuangan daerah,
antara lain regulasi system akuntansi yang terus berubah dan terkadang saling bertentangan,
terbatasnya pemahaman terhadap pengetahuan akuntansi, SDM tenaga akuntan dan belum
memadainya Buletin Teknis sebagai pelengkap SAP menjadikan Pemda alami kesulitan dalam
menentukan ketentuan mana yang harus diikuti serta validitas data neraca keuangan daerah
khususnya data asset tetap menjadi bias.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penerapan Akuntansi Sektor Publik dalam Menyusun Perencanaan, Penganggaran
dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ?
Keuangan-Daerah-serta-solusinya-berlangsung-seru-di-Jawa-Tengah.bpkp
2. Apa saja Tantangan dan Permasalahan yang terjadi saat Menyusun Perencanaan,
Penganggaran dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ?
3. Bagaiamana Strategi Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah?
Tujuan Penelitian
1. Untuk Mendeskripsikan Penerapan Akuntansi Sektor Publik dalam Menyusun Perencanaan,
Penganggaran dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
2. Untuk Mendeskripsikan Tantangan dan Permasalahan yang terjadi saat Menyusun
Perencanaan, Penganggaran dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
3. Untuk Mendeskripsikan Strategi Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.