Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN

HIPERTENSI
No. Dokumen :
C/VII/SOP/5/2017/178
SOP No. Revisi : 00
TanggalTerbit : 03 Mei 2017
Halaman : 1/3
UPT PUSKESMAS dr. Sylfie Virgianti
PUTER NIP.196409021989032006

1. Pengertian Penanganan Hipertensi adalah langkah-langkah yang dilakukan


petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus Hipertensi.
Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.

Kondisi ini sering tanpa gejala. Peningkatan tekanan darah yang


tidak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi, seperti stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam melakukan penatalaksanaan
kasus Hipertensi di UPT Puskesmas Puter.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor C/VII/SK/5/2017/178 tentang
Pelayanan Klinis.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.Hk.02.02/Menkes/514/2015 tentang panduan praktik klinis bagi
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan di tingkat pertama.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis.
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala.
Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung
berdebar-debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa
sakit di dada. Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman
kepala, mudah lelah dan impotensi.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik :
Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat. Tekanan
darah meningkat.
3. Petugas menegakkan Diagnosis.
Diagnosis Klinis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII)

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik


Normal < 120 mmHg < 80 mm Hg
Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage -1 140-159 mmHg 80-99 mmHg
Hipertensi stage -2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

4. Petugas memberikan terapi.


Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka
panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1
bulan untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
a. Hipertensi tanpa compelling indication
1. Hipertensi stage-1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-
50 mg/hari, furosemid 2x20-80 mg/hari), atau
pemberian penghambat ACE (captopril 2x25-100
mg/hari), amlodipin 1x2,5-10 mg/hari, atau nifedipin
long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.
2. Hipertensi stage-2.
3. Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi
selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat,
4. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi diatas.
Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali
sehari atau maksimum 2 kali sehari.
b. Hipertensi dengan compelling indication (lihat tabel)
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis
atau ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah
tercapai (kondisi untuk merujuk ke Spesialis).
5. Petugas melakukan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan sekunder
bila penderita belum menunjukkan perbaikan dalam 1 bulan
pengobatan.
6. Petugas memberikan edukasi dan konseling
Menjelaskan hipertensi dan permasalahannya.

2/3
Menjelaskan perawatan penderita hipertensi dengan pengendalian
tekanan darah melalui pengaturan diet, aktifitas jasmani, dan
kepatuhan berobat
7. Petugas mencatat ke dalam status rekam medis semua hasil
pemeriksaan dan terapi.
8. Petugas menulis kedalam buku register
6.Unit terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Lansia

Rekaman Historis Perubahan


No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai