Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

‘’COELENTERATA’’
AVERTEBRATA
(Semester 4 Tahun Akademik 2018/2019)

Oleh

NAMA : Reihan Nazila


NIM :11180161000044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi ciri-ciri yang dimiliki hewan dalam filum Coelenterata
2. Mengidentifikasi habitat, struktur tubuh dan morfologi dari Hydra
3. Mengetahui perbedaan hydra dengan spesies yang termasuk ke dalam
Coelenterata

B. Landasan Teori
Coelenterata adalah metazoa yang paling rendah tinngkat filogenetiknya karena
belum memiliki organ, tubuh terdiri terdiri dari dua lapisan utama, yaitu epidermis atau
ektoderm dan gastrodermis atau endoderm dan satu lapisan antara yaitu mesoglea atau
mesolammela (Nurhadi, 2018). Asal kata Coelenterata berasal dari bahasa Yunai dimana
Coilos : rongga dan entereon : usus atau rongga. Pemberian Coelenterata sebagai hewan
berongga sebetulnya kurang tepat karena Coelenterata tergolong Acelomata (tidak
memiliki rongga tubuh yang sebenarnya). Filum Colenterata terdiri dari empat kelas,
dimana setiap kelas memiliki penyebaran yang sangat luas. Kelas tersebut yaitu Anthozoa
(karang dan anemon laut), Sycphozoa (ubur-ubur), Hydroa (Hydroid) dan Ctenophora
(Acnidaria). Tiga kelas memiiki knidoblas dikategorikan ke dalam kelompok Cnidaria
(Scyphozoa, Hydrozoa dan Anthozoa) satu kelas lainnya yang tidak memiliki knidoblas
yaitu Acnidaria (kelas Ctenophora) (Yanuhar, 2018).
Ciri-ciri umum dari Coelentarata yaitu, bersifat diploblastis, simetri tubuh radial
simetris, memiliki mulut dan tentakel yang berfungsi untuk gerak, menangkap mangsa
dan alat pertahanan, memiliki nematosis (racun) rongga pencernannya berbentuk kantong
dan gastrovaskuler, yang memiliki fungsi ganda (tempat pencernaan makanan dan juga
pengedar makanan), tidak memiliki anus kepala dan organ lainnya, habitat di dalam
perairan terutama di perairan laut. Tipe bentuk tubuh Coelenterata terdapat dua macam
yaitu polip dan medusa. Polip memiliki bentuk tabung dengan ujungnya terdapat mulut
yang dikelilingi tentakel dan ujung lain menempel pada substrat secara tetap, tetapi dapat
juga berpindah tempat. Sedangkan medusa berbentuk payung dan pada bagian cekung
dilengkapi mulut dna tentakel mengarah ke bawah umumnya berenang bebas dengan
tubuh bergelatin. Makanan Coelenterata terutama terdiri dari hewan-hewan kecil yang
berenang bebas biasanya ditangkap dengan nematosis dan dibawa ke dalam mulut oleh
tentakel dan bulu getar. Pencernaan terjadi secara ekstarseluler, enzim dikeluarkan ke
dalam rongga-rongga gastrovaskuler, seterusnya makanan yang telah dicerna diangkut ke
berbagai bagian tubuh oleh arus di dalam rongga tersebut.
Hydra adalah salah satu hewan dari kelas Hydrozoa dimana sebagian besar hewan
Hydrozoa melakukan pergiliran bentuk antara polip dan medusa (Campbell, 2003).
Tubuh Hydra berbentuk tabung dengan panjang 5-10 mm dan diameter kurang dari 2
mm, hidup seacara polip. Permukaan mulutnya dinamakan ujung oral, dan pada
permukaan menempelkan tubuh dinamakan ujung aboral, pada mulut dikelilingi dengan
tentakel. Spermatozoid atau ovum terbentuk pada satu tubuh (hermafrodit). Reproduksi
dilakukan dengan cara membentuk tunas (aseksual) dam juga seksual )dengan
membentuk testis pada bagian atas dan membentuk ovum pada bagian bawah). Dinding
tubuh memiliki dua lapisan (diploblastik). Lapisan epidermis tersususn atas sel kubus
yang ditutupi oleh kutikula tipis dan transparan, kecuali pada epidermis bagian aboral.
Sistem metabolisme bersifat holozoik, yaitu makanannya berupa Daphnia, Cyclops,
Anelida, larva insekta atau zooplankton lainnya. Sistem respirasi dan ekskresi belum
memiliki organ khusus sehingga bagian basal atau ujung aboral terdapat banyak
tumpukan sisa ekskresi (Yanuhar, 2018).

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur tubuh dan morfologi yang dimiliki oleh Hydra?
2. Apa perbedaan hydra dengan spesies yang termasuk ke dalam filum Coelenterata?
3. Apa yang dapat membedakan hewan pada filum Coelenterata dengan filum lain?

D. Hipotesis
1. Morfologi dari Hydra yaitu memiliki tentakel, rongga tubuh, epidermis dan ciri-
ciri lain
2. Hydra memiliki bentuk tubuh yang berbeda dari spesies lain yang termasuk ke
dalam Coelenterata
3. Hewan pada filum Coelenterata memiliki ciri-ciri yang berbeda dari filum lain
E. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat

No. Nama Jumlah


1 Wadah kaca transparan 1 kotak
2 Batu-batuan kecil Secukupnya
3 Pinset 1 buah

Tabel 2. Bahan

No. Nama Jumlah


1 Tanaman air Secukupnya
2 Tanah Secukupnya
3 Air tawar Secukupnya
4 Ikan hias Secukupnya
5 Cacing kecil secukupnya

F. Langkah Kerja

No. Langkah Kerja Gambar


1 Menyiapkan wadah kaca transparan

2 Isi wadah kaca dengan tanah, batu dan


tanaman air secukupnya

3 Wadah dimasukkan ikan hias kecil yang


hidup
5 Aquascape yang telah diisi ikan, tanah,
batu dan tanaman didiamkan selama
beberapa hari yaitu 1-2 hari

6 Hydra akan terlihat menempel dikaca dan


dipancing menggunakan cacing kecil, dan
dapat dibantu dengan pinset

7 Lalu mengamati Hydra tersebut dan


mencatat karakteristik yang terlihat

G. Hasil Pengamatan

No Nama Gambar Keterangan


hewan
1 Hydra sp Karakteristik
yang terlihat :
1. Bentuk tubuh
a
polip
2. Ciri-ciri
b
a. Tentakel
b. Mulut
c. Hipostom
d. Tunas
c e. Cakram
basal

H. Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu praktikan melakukan pengamatan pada salah satu hewan
avertebrata dari Filum Coelenterata Kelas Hydrozoa, yaitu Hydra. Bahan dan alat yang
dibutuhkan untuk kegiatan praktikum ini yaitu wadah kaca transparan, batu-batuan kecil,
dan pinset. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tanaman air,
tanah, air jernih, ikan hias dan cacing kecil. Tujuannya untuk membuat ekosistem air,
yang dimana Hydra nanti akan tumbuh dan berkembang biak di dalam aquascape atau
kaca transparan tersebut. Hydra nantinya akan terlihat menempel di dinding kaca
aquascape tersebut. Praktikan menggunakan sumber dari Youtube untuk melihat Hydra
yang menempel pada aquascape. Membuat aquarium yang berisi tanah, air jernih,
bebatuan kecil, dan tanaman bertujuan untuk membuat ekosistem air, supaya nantinya
akan lebih cepat untuk mendapatkan spesies Hydra. Kemudian aquascape dibiarkan
selama beberapa hari yaitu 1-2 hari, dikarenakan Hydra butuh proses dalam beradaptasi
dengan lingkungan, berkembang biak dengan cara menumbuhkan tunas dari induknya
dan memisahkan diri. Jadi selama beberapa hari Hydra baru terlihat muncul dan
menempel di dinding kaca aquascape. Supaya lebih jelas dalam mengamati struktur tubuh
dan morfologinya Hydra dipancing dengan menggunakan umpan yaitu cacing kecil.
Habitat Hydra yaitu di perairan yang jernih, seperti air sungai, dan air danau yang
dimana di sungai dan di danau memiliki banyak tanaman air karena Hydra menempel
pada suatu substrat yang dekat dengan makanan yang dikonsumsinya seperti
zooplankton, daphnia, annelida, larva atau lainnya. Bentuk Hydra berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan yaitu, tubuh berwarna putih bening, bentuk tubuh seperti
tabung tipis dan tembus pandang, tubuh polip dan bersimetri radial, panjang tubuhnya
berkisar kurang lebih 2 mm, memiliki tentakel yang menjulur dengan panjang sekitar 1-
20 mm dan sekitar 6 buah tentakel. Mulut Hydra berada pada bagian atas tubuh yang
dimana dikelilingi oleh tentakel, tunas terlihat menonjol pada sisi tubuh Hydra dan
memiliki cakram basal atau “kaki” yang berguna untuk menempel pada suatu objek atau
substrat. Taksonomi yang terdapat pada Hydra yaitu, Kingdom : Animalia, Phylum :
Coelenterata, Class : Hydrozoa, Ordo : Anthoathecate, Famili : Hydridae, Genus : Hydra,
dan Spesies : Hydra sp.
Hydra memiliki dinding tubuh yang terdiri dari dua lapisan sel yang dipisahkan
oleh lapisan tipis jaringan ikat yang disebut mesoglea dan enteron. Lapisan luar tubuh
Hydra tersusun dari lima buah tipe sel, yaitu sel epitel otot, sel interstial, knidoblas, sel
sensor dan sel saraf. Sel epitel berbentuk kolumnar tegak lurus yang tersusun berdekatan,
untuk membentuk bagian luar tubuh. Di dasar tiap sel terdapat fibril kontraktil yang
melekat di sepanjang mesoglea. Fibril berperan dalam kontraksi memendekkan tubuh. Sel
epitel otot pada ujung bebas menempel dengan yang lain. Sel-sel epitel otot tersusun
longitudinal timbul ke bagian luar pada kedua sel menyebabkan sel tersebut berbetuk
huruf T. sel interstitial berbetuk oval dengan ukuran kecil berinti besar, terletak dibagian
dasar diantara sel-sel epitel otot. Fungsinya membentuk sel kelamin, membentuk tunas,
membentuk knidoblas, meregenerasi dan memperbaiki sel rusak. Knidoblas memiliki
nematokist didalamnya terletak menyebar pada epidermis dianatara sel epitel moskuler.
Nematosis terdiri dari empat jenis yaitu stenotele, demsonemes, dan streptoilne
glutinant. Sel sensori berbentuk ramping dan berhubung ke jejaring sel saraf yang
bersentuhan dengan mesoglea. Sel-sel saraf bergabung dengan fibril di sel epitelmoskular
membentuk mekanisme sensori-neuromotro, yaitu sel sensori menerima stimulus, sel
saraf menghantarkan impuls dan fibril bereaksi terhadap impuls. Sel sensoris banyak
terdapat pada tentakel dan juga knidoblas serta antara sel-sel epitel moskuler. Sedangkan
sel saraf yang mirip neuron pada hewan terletak pada dasar epidermis. Sel-sel pensekresi
banyak terdapat pada lempeng dasar hydra dan mampu berkontraksi seperti sel epitel
otot. Gastrodermis mirip epidermis tetapi sel bersambung dengan sel epitel otot yang
disebut sel nutrisi otot. Sel ini berflagela benang-benang kontraktil pada gastrodermis
membentuk lapisan otot sirkuler. Diantara sel-sel nutritif otot tersebar sel-sel kelenjar
enzim. Sel-sel lain sama seperti pada epidermis, hanya pada gastrodermisnya tidak
mengandung nematosis. Susunan saraf Hydra memiliki sel-sel saraf pada lapisan
mesoglea dan tersusun seperti jala. Sel-sel saraf ini berhubungan dengan sel-sel sensori
yang berada di lapisan endoderm dan ektoderm. Cara bergerak Hydra dengan berbagai
cara antara lain : gerak ulat klian, gerak akrobatik, gerak merayap, dan gerak meluncur
seperti bermain ski.
Hydra memiliki siklus metabolisme yang bersifat holozoik, yaitu makanannya
berupa daphnia, cyclops, anelida, larva insekta dan lainnya. Zooplankton ditangkap oleh
tentakel kemudian dilumpuhkan dengan nematosis, selanjutnya ditelan ke dalam rongga
gastrovaskuler. Dalam rongga gastrovaskuler makanan dicerna dengan adanya bantuan
enzim tripsin yang dihasilkan dari sel kelenjar atau pencernaan ekstar sel. Sel nutrisi
membentuk pseudopia dan mengambil zat makanan yang dicerna secara ekstrasel.
Makanan dicerna di dalam vakuola atau pencernaan intraseluler. Zat makanan disalurkan
ke seluruh tubuh dengan cara difusi. Sisa metabolsime dan sisa makanan yang tidak
dicerna akan dikeluarkan lagi melalui mulut. Pada bagian atas terdapat mulut sebagai
tempat masuknya makanan dan pengeluaran sisa hasil makanan. Tentakel Hydra
dilengkapi dengan sel knidosit yang mengandung nematokist, yaitu racun berbentuk
sengat untuk memburu mangsa dan fase dominan Hydra polip.
Sistem reproduksi Hydra baik secara seksual maupun secara aseksual dengan
membentuk tunas dengan membelah diri dimana tunas tumbuh di sisi tubuh Hydra yang
nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Sedangkan reproduksi secara seksual atau
generatif dengan pembentukan gonad dimana sel sperma jantan dan membuahi sel telur
betina. Perkembangbiakan secara seksual dengan cara membentuk testis pada bagian atas
dan juga ovarium pada bagian bawah. Reproduksi dengan cara seksual pada beberapa
spesies terdapat yang bersifat dioesis dan ada juga yang bersifat monoecious.
Kebanyakan hydra memiliki sifat dioesis, gonad dan ovarium berasal dari sel epidermis
interstitial. Sperma matang dan testis salah satu Hydra membuahi sel telur Hydra yang
lain. Blastula tumbuh mensekresi cangkang atau sista disekitarnya dan masuk ke dalam
air untuk meneruskan perkembangan kemudian Hydra muncul sebagai individu baru.
Contoh spesies selain Hydra yang termasuk bentuk tubuh polip, yaitu Astrangia danae,
Obelia sp., Meandrina sp., Gorgonia sp., Fungia sp., Bugula sp., dan Tubipora musica.
Semua Filum Coelenterata termasuk Hydra memiliki karakteristik yang sama
seperti sistem pencernaan makanan ekstra sel dengan rongga gastrovaskuler dan intra sel
dengan sel berflagel. Ekskresi dengan difusi melalui permukaan tubuh, pernapasan
dengan difusi melalui permukaan tubuh (obligata aerob). Sistem saraf difusi dengan
ganglion yang tersebar diseluruh bagian tubuh. Setiap kelas pada Filum Coelenterata
memiliki ciri khas, yaitu Hydrozoa (Hydra sp) memiliki cakram basal untuk melekat, fase
hidup berbentuk polip dan medusa, tetapi yang lebih dominan dan bertahan lama adaah
fase polip, Anthozoa (anemon laut) bentuk mirip bunga, memiliki cakram basal, fase
hidup berupa polip dan medusa, namun karena fase medusa tereduksi maka dapat
dikatakan hanya memiliki fase polip saja, hidup di dasar laut serta menghasilkan sekret
zat kapur. Sycyphozoa (ubur-ubur) yaitu bentuk mirip mangkuk, fase hidup polip dan
medusa dimana fase yang paling dominan adalah medusa.

I. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa filum
Coelenterata memiliki perbedaan dengan filum lain yaitu, contohnya dengan filum
Rotifera dimana filum Coelenterata termasuk hewan bersimetri radial, sesil, dalam bentuk
polip atau medusa, satu rongga tubuh utama, coelenteron, predator menggunakan sel
menyengat, beberapa spesies hermafrodit dan reproduksi aseksual (membentuk polip)
dan seksual. Sedangkan filum Rotifera termasuk hewan sesil yang terpaku pada substrat,
tidak ada simetri tubuh, epitel berpori, sistem makanan melalui arus air, hermafrodit, dan
reproduksi aseksual (fragmentasi). Habitat Hydra yaitu, pada kolam air yang jernih atau
sungai yang jernih, tetapi pada air yang sedikit keruh Hydra ada yang tetap dapat
ditemukan keberadaannya. Struktur tubuh dan morfologi Hydra yaitu, tubuh diploblastik,
tidak memiliki kepala, anus, alat peredaran darah, alat sekresi dan respirasi, rangka luar
terdiri dari zat kitin atau zat kapur, zigot berkembang menjadi larva, tubuh berbentuk
tabung dengan panjang seitar 5-10 mm, memiliki oral, mulut dikelilingi tentakel.
Perbedaan Hydra dengan hewan Coelenterata lain, yaitu ubur-ubur. Perbedaan yang
paling utama selain dari struktur fisiknya juga dari siklus hidupnya. Daur hidup Hydra
dengan membentuk tunas berupa tonjolan setelah matang tunas akan memisahkan diri
dari induknya dan menempel pada substrat tertentu. Sedangkan ubur-ubur pembuahan
terjadi secara internal dimana medusa dewasa menghasilkan zigot kemudian planula
menempel pada objek menjadi polip selanjutnya skifistoma, efira dan menjadi medusa
dewasa.
Sistem reproduksi Hydra baik secara seksual maupun secara aseksual dengan
membentuk tunas dengan membelah diri dimana tunas tumbuh di sisi tubuh Hydra yang
nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Sedangkan reproduksi secara seksual atau
generatif dengan pembentukan gonad dimana sel sperma jantan dan membuahi sel telur
betina. Perkembangbiakan secara seksual dengan cara membentuk testis pada bagian atas
dan juga ovarium pada bagian bawah. Reproduksi dengan cara seksual pada beberapa
spesies terdapat yang bersifat dioesis dan ada juga yang bersifat monoecious.
Kebanyakan hydra memiliki sifat dioesis, gonad dan ovarium berasal dari sel epidermis
interstitial. Sperma matang dan testis salah satu Hydra membuahi sel telur Hydra yang
lain.
J. Daftar Pustaka

Campbell, Nell A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Nurhadi dan Febri Yanti, 2018. Taksonomi Invertebrata. Yogyakarta :

Deepublish.

Yanuhar, Uun, 2018. Avertebrata. Malang : UB Press.

Sumber video : https://youtu.be/o8l9p9woyU8

Anda mungkin juga menyukai