Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH MIKROBIOLOGI

KONSEP DASAR MIKROBIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING :
Marsia. S.ST., M.Kes

Gerry Gofindo Sembiring 20176313016


Indi Andini 20176322019
Livia Echa Saputri 20176323024
Mikhael Younggi 20176313029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK JURUSAN
KEPERAWATAN SINGKAWANG PROGRAM
STUDI D-IV KEPERAWATAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah tentang “Konsep Dasar
Mikrobiologi” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah mikrobiologi dengan baik.

Dalam penyusunannya, kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai


pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada Ibu Marsia. S.ST., M.Kes yang telah memberikan dukungan dan
bimbingannya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-
teman sangat kami harapkan.

Singkawang, 17 Januari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..................................................................................3
B. Rumusan masalah............................................................................3
C. Tujuan .............................................................................................4
D. Manfaat............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendahuluan.....................................................................................5
B. Sejarah mikrobiologi........................................................................8
C. Aplikasi dalam bidang keperawatan................................................13
D. Taksonomi nomenklatur..................................................................17
E. Morfologi dan struktur flora normal................................................21
F. Hubungan kuman dengan hopes dan lingkungan............................28
G. Kajian Religius.................................................................................36

BAB III PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................39

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mikrobiologi adalah disiplin ilmu yang berkembang cepat. Tidak


hanya ilmu keperawatan saja yang semakin maju, tetapi organisme juga
mengalami kemajuan dalam merespon perubahan lingkungan dan
intervensi medis kita. Organisme baru dan pengobatan baru terus
ditemukan, termasuk diantaranya pada bidang mikrobiologi. Cara kita
mendiagnosis infeksi saat ini juga mengalami perubahan pesat dengan
meningkatnya ketersediaan pemeriksaan diagnosik molekular.

Sebagai subjek yang berkembang dan berubah dengan pesat,


pengetahuan dan pemahaman kita tentang potensi patogenik dari patogen
yang telah dikenali pun semakin meluas. Selain itu, para ahli taksonomi
semakin menambah kebingungan kita dengan terus mengubah nama
organisme-organisme yang telah familiar. Walaupun demikian, terdapat
fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang jelas yang mebentuk pondasi
ilmu pengetahuan yang kuat, yang diperlukan untuk membangun sebuah
karir profesional. Hal-hal inilah yang coba kami bahas dalam makalah ini.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas adalah:
1. Pendahuluan tentang mikrobiologi
2. Sejarah mikrobiologi
3. Aplikasi dalam bidang keperawatan
4. Taksonomi nomenklatur
5. Morfologi dan struktur flora normal
6. Hubungan kuman dengan hopes dan lingkungan

3
4

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat
memahami tentang :
1. Pendahuluan tentang mikrobiologi
2. Sejarah mikrobiologi
3. Aplikasi dalam bidang keperawatan
4. Taksonomi nomenklatur
5. Morfologi dan struktur flora normal
6. Hubungan kuman dengan hopes dan lingkungan

D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat lebih memahami
tentang bakteri beserta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, dan
juga dapat mengetahui bakteri-bakteri yang bersifat patogenik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendahuluan
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi
tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan
mata telanjang. Dalam bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan mikros
yang berarti kecil, bios yang artinya hidup dan logos yang artinya kata
atau ilmu. Dalam konteks pembagian ilmu modern, Mikrobiologi
mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), jamur (mikologi), dan virus
(virologi).
Di Indonesia sendiri, dunia mikrobiologi saat ini telah berkembang
pesat dan mempunyai perhimpunan sendiri yakni Perhimpunan
Mikrobiologi Indonesia (PERMI) adalah suatu organisasi profesi ilmiah
dalam bidang mikrobiologi yang beranggotakan ilmuwan, pakar dan
teknisi yang mempunyai keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang mikrobiologi serta ilmuwan lain yang berminat dalam bidang
mikrobiologi.
Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.
Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara
individual tidak Dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme
hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Walaupun beberapa
pengaruh mikroorganisme telah diketahui dan juga telah dimanfaatkan
selama ribuan tahun, tetapi baru 300 tahun yang lalu organisme-
organisme mikroskopik terlihat dan dipelajari pertama kali.
Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama
kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Pada tahun 1675
Antonie, membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik,
sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan
yang menggenang dan air jambangan bunga. Dari air hujan yang
menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga, ia

5
peroleh beraneka hewan bersel satu dengan menggunakan mikroskop
buatan yang diperbesar hingga 300 kali. Ia tertarik dengan banyaknya

6
7

benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata
biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang
menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Selain itu ia juga
menemukan adanya Hewan bersel satu ini kemudian diberi nama Infusoria
atau “hewan tuangan”. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam
mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya.
Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa dan
memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250
mikroskop yang mampu memperbesar 200- 300 kali. Leewenhoek
mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya
ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada
tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat
kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia
menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil
pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus
maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Pentingnya
penemuan tersebut tidak dihargai pada saat itu terlebih lagi Penemuan
Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan darimana asal
animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan
animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui
fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan
bahwa Makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis.
Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan
bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules sebelumnya seperti
halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut dengan
biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut
terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis.
Pembuktian ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang
nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.. Baru setelah
hampir 200 tahun berikutnya, seorang ahli Perancis, Louis Pasteur, Louis
Pasteur (1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada
mikroorganisme, Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba
8

dalam industri anggur dan pembuatan alkohol dalam mempelajari proses


fermentasi dan menunjukkan bahwa mikroorganismelah penyebab rasa
asam yang tidak dikehendaki pada beberapa jenis anggur. Kenyataannya,
ada satu jenis mikroorganisme yang membantu pembuatan anggur, namun
ada organisme lain yang menyebabkan rusaknya minuman anggur. Setelah
gagasan ini diterima studi tentang organisme dengan proses metabolisme
menjadi ilmu yang penting.
Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lembaga “ Royal Society” di Inggris. Ia melaporkan hal-
hal yang diamatinya dengan miskroskop itu kepada lembaga tersebut.
Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang
beraneka ragam. Atas kecermatanketelitian pengamatan leeuwenhock
nyata sekali pada gambar–gambar tersebut.Kemudian ia membuat sketsa
bakteri dengan bentuk bola (kokus), silindris atau bentuk batang (basillus),
spiral (spirilum). Akan tetapi arti penemuan leeuwcnhock tidak dihiraukan
sebelum tahun 1800, ketika orang belum menyadari benar bahwa
mikroorganisme adalah penyebab banyak penyakit atau menyebabkan
perubahan kimia pada pahan – bahan disekitar kita yang tidak terhitung
banyaknya. Dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat dipandang
sebagai peletak dasar utama atau bapak mikrobiologi.
Mikrobiologi mencangkup pengetahuan tentang virus (virologi),
pengetahuan tentang bakteri (bakteriologi), pengetahuan tetang hewan
bersel satu (Protozoologi), pengetahuan tentang jamur (Mikologi),
terutama yang meliputi jamur-jamur rendah seperti Phycomycetes, dan
juga Ascomycetes, serta Deuteromycetes. Lebih dari satu abad yang lalu
Louis Pasteur dan beberapa rekannya meyakinkan profesi medis bahwa
sebenarnya organisme yang kecil inilah yang menyebabkan penyakit.
Informasi yang diperoleh dari mikrobiologi membawa kemajuan besar
untuk mengawasi banyaknya penyakit menular. Disamping itu
mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses
biokimia yang diketahui terjadi pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi.
Jadi banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui oleh
9

sekarang, mula-mula diketahui terjadi pada bukan hanya studi tentang


mikroorganisme penyebab penyakit, tetapi merupakan studi tentang semua
aktifitas hayati mikroorganisme.

B. Sejarah mikrobiologi

1. Pengertian

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme


hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme,
atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik.

Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme,


yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan.
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan.
Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh
(flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses
fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt,
tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens
biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah.
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering
menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia),
diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia
termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis
mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis
mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

2. Perkembangan Studi Mikroorganisme

Studi pengaruh dan pemanfaatan mikroorganisme,


sebenarnya sudah berlangsung selama ribuan tahun, tetapi baru 300
10

tahun yang lalu mikroorganisme dipelajari dan dikaji lebih


mendalam.

1) Era Robert Hooke dan Antonie van Leeuwenhoek

Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan,


sejarawan alam, dan ahli mikroskopi asal Inggris. Dalam
bukunya yang terkenal, Micrographia (1665), Hooke
mengilustrasikan struktur badan buah dari suatu jenis kapang
Ini adalah deskripsi pertama tentang mikroorganisme yang
dipublikasikan.

Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antonie van


Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pembuat mikroskop amatir
berkebangsaan Belanda. Pada tahun 1684, Antonie van
Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil
karyanya sendiri untuk mengamati berbagai mikroorganisme
dalam bahan alam. Mikroskop yang digunakan Leeuwenhoek
pada saat itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk
bikonveks dengan spesimen yang diletakkan di antara sudut
apertura kecil pada penahan logam. Alat itu dipegang dekat
dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan
untuk mendapatkan fokus. Dengan alat itulah, Leewenhoek
mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang
mengambang dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan
dibedakan dengan jelas. Dia menemukan bakteri pada tahun
1676 saat mempelajari infusi lada dan air (pepper-water
infusion). Van Leeuwenhoek melaporkan temuannya itu lewat
surat pada Royal Society of London, yang dipublikasikan
dalam bahasa Inggris pada tahun 1684. Ilustrasi van
Leewenhoek tentang mikroorganisme temuannya dikenal
dengan nama "wee animalcules".

2) Era Pasteur
11

Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang


menegaskan hasil pengamatan van Leeuwenhoek, namun
peningkatan tentang pemahaman sifat dan keuntungan
mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai 150 tahun
berikutnya. Baru pada abad ke 19, yaitu setelah produksi
mikroskop meningkat pesat, barulah keingintahuan manusia
akan mikroorganisme mulai berkembang lagi. Louis Pasteur
dikenal luas karena berhasil menumbangkan teori Generatio
Spontanea, organisme hidup terjadi begitu saja. Percobaan
Pasteur menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher
angsa membuktikan tentang adanya mikroorganisme.

3) Era Robert Koch

Sejak abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen


penyebab penyakit yang dapat menularkan penyakit. Setelah
penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah agen
yang dimaksud, namun belum ada pernah ada bukti. Robert
Koch (1842-1910), seorang dokter berkebangsaan Jerman
adalah orang pertama yang menemukan konsep hubungan
antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan
menyertakan bukti eksperimental. Konsep yang dikemukan
oleh Koch dikenal sebagai Postulat Koch dan kini menjadi
standar emas penentuan penyakit menular.

4) Era mikrobiologi umum

Mikrobiologi umum merujuk pada aspek mikrobiologi


non medis. Dua raksasa yang dikenal pada era ini adalah
Beijerinck dan Winogradsky. Keduanya memulai aspek
mikrobiologi lingkungan.

5) Martinus Beijerinck dan teknik kultur pengkayaan

Martinus Beijerinck (1851-1931) adalah profesor


berkebangsaan Belanda yang berkontribusi besar terhadap
12

teknik kultur pengkayaan. Pada teknik ini, mikroorganisme


diisolasi dari alam dan ditumbuhkan di laboratorium dengan
memanipulasi nutrisi dan kondisi inkubasinya. Dengan
menggunakan teknik ini, Beijerinck berhasil mengisolasi kultur
murni berbagai mikroorganisme air dan tanah untuk pertama
kalinya.

6) Sergei Winogradsky dan konsep kemolitotrofi

Pekerjaan Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia,


mirip dengan yang dilakukan Beijerinck, namun dia mendalami
bakteri yang terlibat dalam siklus nitrogen dan siklus sulfur.
Konsep kemolitotrofi yang dicetuskannya berkaitan dengan
adanya hubungan antara oksidasi senyawa anorganik dengan
konservasi energi. Dengan menggunakan teknik pengkayaan,
Winogradsky berhasil mengisioalsi bakteri pengikat nitrogen,
Clostridium pasteurianum yang bersifat anaerob, dan sebagai
cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.

7) Mikrobiologi modern

Seorang pekerja di laboratorium sedang mengamati


pertumbuhan bakteri pada cawan petri.

Memasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang


mikrobiologi yang masih saling berhubungan: mikrobiologi
dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied).
Mikrobiologi dasar mengacu pada penemuan-penemuan baru di
bidang ini. Sedangkan mikrobiologi teraplikasi mengacu pada
aspek pemecahan masalah (problem solving) yang
berhubungan dengan bidang ini. Sejak ditemukannya konsep
tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun memasuki era
molekuler. Keberhasilan sekuensing DNA berhasil
mengungkap hubungan filogenetik (evolusi) di antara berbagai
jenis bakteri.
13

3. Asal-usul Kehidupan mikroorganisme

Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan


kegemaran seorang ilmuwan bernama Leeuwenhoek yang
mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut, dan kotoran
gigi. Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak ditemukan jasad
renik, diantaranya protozoa, khamir, dan bakteri. Walaupun saat itu,
Leeuwenhoek hanya menggunakan jenis mikroskop yang sangat
sederhana.

Kemudian berkembang, munculnya jasad renik berasal dari


dekomposisi jaringan tumbuhan/hewan yang telah mati atau dengan
kata lain kehidupan muncul begitu saja dan berasal dari bahan mati,
sehingga dikenal dengan teori Generatio Spontanea: Abiogenesis
(abio: tidak hidup, genesis: asal). Teori tersebut diperkuat dengan
pembuktian bahwa daging yang dibiarkan membusuk akan
menghasilkan belatung.

Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco


Redi, dkk. melalui beberapa percobaan yang dilakukannya,
sehingga berkembang teori baru yang dikenal dengan Generatio
Spontanea: Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan berasal
dari bahan yang hidup. Hal ini dibuktikan bahwa belatung pada
daging yang membusuk tidak terjadi secara mendadak dan berasal
dari bahan mati. Tetapi, lalat tertarik dengan daging yang
membusuk, kemudian bertelur di atas kain yang menutupi
dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung. Teori itupun akhirnya
disanggah lagi oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa
mikroorganisme terjadi tidak secara tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut
antara lain: John Needham, Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John
Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-tokoh yang memberikan
sanggahan akhir terhadap teori generation spontanea dengan
dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa
14

mikroorganisme hanya dapat muncul atau timbul akibat dari


aktivitas jasad renik lain.

Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi


memberikan sumbangan besar, khususnya dalam mengawasi
penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan
untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi
pula pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang
metabolisme manusia yang diketahui sekarang mula-mula diketahui
terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi yang
sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain
merupakan perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan
bagaimana gen mengatur aktivitas sel. Semua ini berasal dari studi
tentang mikroorganisme.

Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang


penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas
hayati mikroorganisme. Diharapkan di waktu mendatang, dapat
mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti kanker.
Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh berbagai varietas
hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan penyakit,
dan produktivitasnya tinggi).

C. Aplikasi dalam bidang keperawatan


1. Antibiotik beta-laktam
Seperti yang telah kita ketahui bahwa penisilin merupakan
bahan baku pembuatan antibiotik (zat yang dapat menghambat
keberadaan bakteri) yang berguna dalam upaya penyembuhan dari
berbagai penyakit. Perlu kita ketahui sebenarnya penisilin dihasilkan
oleh mikroorganisme sejenis kapang (Penicillium notatum) yang telah
diteliti oleh Alexander Fleming.
15

Penisilin bekerja dengan menghambat ikatan silang


peptidoglikan. Penisilin alami telah dimodifikasi agar memiliki
ketahanan terhadap penisilinase atau memiliki spektrum antibakteri
yang luas:
 Penisilin alami (misalnya penisilin G, penisilin V)
 Penisilin yang resisten terhadap penisilinase (misalnya
fluklosasilin)
 Aminopenisilin (misalnya agen serupa ampisilin)
 Penisilin dengan spektrum yang dipeluas/expanded-spectrum
penicillin (misalnya piperasilin)
 Penisilin dan inhibitor β-laktam (misalnya amoksilin dan
klavulanat)
Absorpsi oral bervariasi: penisilin G tidak stabil oleh adanya
asam lambung sehingga harus diberikan secara intravena, tetapi
penisilin V bersifat stabil dan flukloksasilin juga diabsorpsi secara
oral, sedangkan sisanya harus diberikan secara intravena.
Penisilin cepat disekresi oleh ginjal dan waktu paruhnya sangat
singkat. Probenesid mengkompetisi sekresi penisilin dan
meningkatkan waktu paruh penisilin. Penisilin terdistribusi dalam
cairan ekstraselular, tidak melintasi sawar darah-otak kecuali jika
terjadi radang selaput otak.
Adapun dalam skala industri, produksi/pembuatan penisilin
melalui berbagai tahapan, diantaranya:
 Pembuatan medium; yang nantinya digunakan sebagai medium
tumbuh dan berkembang bagi kapang Penicillium notatum.
 Pembuatan inokulum; biakan murni haruslah didapatkan agar
produksi penisilin dapat berlangsung maksimal.
 Fermentasi; biakan yang telah ditanamkan pada medium
dibiarkan pada suhu optimal tumbuh mikroorganisme pada waktu
tertentu.
16

 Penyaringan penisilin; penisilin yang telah dihasilkan dari biakan


disaring melalui filter agar mendapatkan penisilin murni yang
nantinya diolah menjadi antibiotik.
2. Sefalosporin
Sefalosporin berhubungan erat dengan penisilin; terdapat lima
golongan sefalosporin.
1) Sefalosporin oral dengan spektrum utama Gram-positif.
2) Obat yang dapat diinjeksi (sefuroksim) yang aktif melawan
organisme Gram-positif seperti Escherichia coli dan beberapa
spesies Proteus.
3) Obat sefalosporin injeksi yang lebih baru (sefotaksim atau
seftriakson), aktif melawan sebagian besar Gram-negatif dan
Streptococcus spp.
4) Golongan keempat memiliki luas spektrum yang sama seperti
golongan ketiga, tetapi dapat diberikan melalui rute oral.
5) Antipseudomonas, misalnya spektrum luas yang juga
memasukkan Pseudomonas (misalnya seftazidim).
3. Monobaktam
Monobaktam berhubungan erat dengan penisilin dan
sefalosporin dengan adanya cincin β-laktam. Golongan ini
berspektrum luas, termasuk memiliki aktivitas anti-anaerob. Imipenem
dan meropenem memiliki efek antipseudomonas. Keduanya harus
diberikan secara intravena.
4. Pembuatan vaksin
Vaksin adalah virus yang telah dilemahkan. Contoh dari
vaksin seperti: vaksin cacar (oleh Edward Jenner), vaksin kolera
ayam, antrax, dan rabies (oleh Louis Pasteur), serta masih banyak lagi
vaksin yang telah ditemukan hingga saat ini. Adapun vaksin dapat
diperoleh melalui Postulat River, yaitu:
1) Agen virus harus ditemukan dalam cairan tubuh sewaktu sakit
atau dari sel yang menunjukkan lesio spesifik.
17

2) Agen virus yang diperoleh dari penderita infeksi harus dapat


menimbulkan penyakit pada individu lain dalam bentuk antibodi
terhadap virus tersebut.
3) Jika sudah diketahui virus spesifik, virus diisolasi di laboratorium
untuk kemudian dilemahkan kemampuannya untuk menginfeksi.
4) Setelah diperoleh virus yang ‘lemah’, kemudian virus dibiakan
untuk nantinya diinjeksikan pada individu sehat agar terbentuk
antibodi pada individu tersebut sehingga dapat mencegah infeksi
virus di kemudian hari.
5. Produksi enzim
Diantara enzim yang dapat disintesis mikroorganisme:
Pektinase, Invertase, Amilase, dan Protease. Menggunakan teknik
enzim yang diimobilisasi, dalam teknik ini enzim ‘ diikat’ (dibuat
tidak mobil) pada suatu matriks yang tidak dapat larut; kemudian
substrat dilakukan pada lapisan enzim yang diimobilisasi ini dan pada
saat yang bersamaan enzim akan mengubah substrat tersebut.
Adapun keuntungan dalam penggunaan teknik imobilisasi
tersebut, yaitu: enzim dapat digunakan berulang-ulang dan tidak
hilang atau rusak, di samping itu penggunaan enzim menjadi jauh
lebih panjang; serta enzim yang dihasilkan tidak menimbulkan
kontaminasi terhadap produk.
6. Pengubahan steroid
Beberapa mikroorganisme juga diketahui dapat mengubah
steroid menjadi kortison steroid, yang pada tahun 1949 telah
dipertunjukkan bahwa kortison steroid berpengaruh nyata dalam
pengobatan rematoid artritis. Juga telah dikenali sebagai bahan
terapeutik yang sangat bermanfaat bagi pengobatan artritis, rematik,
leukemia, anemia hemolitik, dll.
7. Pembuatan produk asam (asam sitrat, asam glukonik, dan asam laktat)
Bakteri
18

Bakteri Aspergilus Aspergillus niger Homofermentativ


niger in in glucose- e Lactobacillus
mollases-based mineral salts delbrueckii
medium medium

Kegunaan Industri obat- Pembawa Pembawa kalsium


obatan kalsium dan dan sebagai
sodium acidifier

D. Taksonomi nomenklatur
Untuk memahami setiap kelompok organisme perlu dilakukan
pengklasifikasian. Klasifikasi, tata nama, dan identifikasi adalah tiga hal
yang berbeda tetapi saling berhubungan dalam taksonomi. Klasifikasi
dapat didefinisikan sebagai penyusunan organisme ke dalam kelompok
taksonomik berdasarkan kemiripan atau hubungannya. Klasifikasi
organisme prokariotik seperti bakteri memerlukan pengetahuan yang
didapat melalui eksperimen seperti juga teknik observasi, karena sifat-sifat
biokimia, fisiologi, genetic, dan morfologi sering kali sesuai untuk
deskripsi yang akurat dari takson.
A. Tatanama
Tatanama (nomenklatur) adalah penamaan suatu organisme
melalui aturan internasional menurut ciri khasnya.
Identifikasi merujuk pada penggunaan praktis skema klasifikasi:
1) Untuk mengisolasi dan membedakan organisme yang diinginkan
dari organisme yang tidak diinginkan,
2) Membuktikan keaslian atau sifat-sifat khusus suatu biakan atau
dalam situasi klinik,
3) Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme penyebab
suatu penyakit.
Informasi yang bernilai untuk mengidentifikasi bakteri adalah
secara mikroskopis dengan menetapkan beberapa kriteria identifikasi
seperti:
19

1. Pewarnaan Bakteri

Salah satu cara untuk melihat dan mengidentifikasi bakteri


adalah dengan pewarnaan. Zat warna yang digunakan adalah
derivate sintetik dari aniline. Pewarnaan bakteri merupakan suatu
proses fisika-kimiawi. Zat warna yang bersifat basa akan bereaksi
dengan asam nukelat sel bakteri yang bermuatan negative
sehingga bakteri dapat diwarnai.

2. Morfologi Koloni

Skumpulan sel bakteri pada perbenihan padat akan tampak


sebagai koloni. Untuk melihat koloni bakteri, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah:

a. Ukuran diameter
b. Ada tidaknya pigmen
c. Bentuk koloni
d. Biakan pada lempeng agar

Sifat-sifat koloni yang tumbuh pada permukaan medium


bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

i. Sifat-sifat umum koloni, seperti:


1) Besar kecilnya koloni
2) Bentuk koloni
3) Kenaikan permukaan koloni
4) Halus kasarnya permukaan koloni
5) Wajah permukaan koloni
6) Warna koloni
7) Kepekatan koloni
ii. Sifat-sifat khusus koloni, seperti:
1) Sifat koloni yang tumbuh pada agar lempengan
2) Sifat koloni yang tumbuh pad agar miring
3) Sifat koloni pada tusukan dalam gelatin
3. Sifat-sifat Biokimia
20

Di dalam proses metabolisme ada zat-zat yang masuk atau


zat-zat yang disusun dan ada pula zat-zat yang dibongkar dan
kemudian dikeluarkan sisa-sisanya. Untuk mengetahui hal yang
dikeluarkan oleh bakteri, maka dilakukan dengan tabung
fermentasi. Tabung fermentasi adalah untuk mengetahui bahwa
spesies tersebut menghasilkan gas dan asam.
4. Perlu tidaknya Oksigen
Berdasarkan kebutuhan oksigen (O2) pada lingkungannya,
maka bakteri dapat diholongkan menjadi:
i. Bakteri aerob (Bakteri yang membutuhkan O2), terbagi atas:
a. Aerob absolute/obligat (mutlak perlu O2)
b. Mikroerofilik (sedikit O2)
ii. Bakteri anaerob (bakteri yang kurang atau tidak
membutuhkan O2) yang terbagi atas:
a. Anaerob absolute/obligat
b. Aerotoleran
5. Kebutuhan Makanan (Nutrisi)
Menurut sifat zat makanan yang diperlukan bakteri, maka
bakteri dapat digolongkan menjadi:
i. Bakteri autotof, yang terdiri atas fotoautotrof dan
kemoautotrof
ii. Bakteri heterotrof
B. Dasar-Dasar Klasifikasi
Di dunia terdapat tidak kurang dari 500 juta macam organisme.
Organisme tersebut memiliki cirri-ciri yang beraneka ragam. Begitu
beragamnya organisme ini sehingga menuntut adanya suatu system
untuk mengenal dan mempelajarinya. Beberapa ahli biologi mencoba
menciptakan suatu system untuk mempermudah mengenal dan
mempelajari organisme melalui suatu cara pengklasifikasian.
Pengklasifikasian merupakan proses pengelompokan berdasarkan cirri
tertentu.
21

Orang dapat mengadakan klasifikasi dengan menggunakan


perbedaan-perbedaan atau kriteria berdasarkan manfaat, ciri morfologi
dan anatomi dan atau berdasarkan fisiologi, serta cirri biokimiawi.
Pada bakteri, penggolongan didasarkan atas sifat-sifat morfologi dan
sebagianatas sifat-sifat fisiologi, termasuk juga sifat-sifat imunologi.
Klasifikasi bakteri yang dipakai di Eropa dan Amerika Serikat,
sekarang ini banyak menggunakan sistematik yang disusun oleh
Bergey. Edisi yang sekarang dari “Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology” adalah edisi kedelapan belas tahun 1994. Awal dari
klasifikasi bakteri oleh D.H. Bergey mulai tahun 1923, karena pada
tahun tersebut terbitlah buku “Manual of Determinative
Bacteriology”. buku pedoman ini secara berangsur-angsur diperbaiki,
dan pada tahun 1947, buku tersebut diterbitkan keenam kalinya
dengan nama “Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology”.
Berdasarkan bentuknya yang tetap, dindingnya yang kuat, dan
adanya kemampuan untuk hidup autotrof (termasuk mengadakan
fotosintesis pada beberapa golongan bakteri), maka bakteri
dimasukkan ke dalam golongan tumbuhan. Kongres-kongres
internasional antara ilmuwan mikrobiologi membuat ketentuan
bersama mengenai taksonomi bakteri dan metode penamaan
(nomenklatur), untuk memberi nama suatu kelompok organisme
tertentu. Penamaan bertujuan untuk :
o Membedakan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain,
o Menyusun hubungan kekerabatan antara kelompok,
o Memudahkan dalam mengenal cirri-ciri kelompok,
o Menujukkan tingkatan takson dalam taksonomi.
Dunia tumbuhan (plantae) pada garis besarnya dibagi atas
divisi, kelas (classis), bangsa (ordo), suku (famili), marga (genus),
jenis (spesies). Seringkali spesies masih dibagi–bagi lagi atas varietas,
sedang antara takson tersebut di atas kerapkali juga ada penyisipan
sub-kelompok seperti sub-divisi, sub-kelas, sub-ordo, sub-famili, sub-
genus, sub-spesies.
22

Sebagai contoh, kita ambil Escherichia coli yang terkenal


sebagai penghuni usus tebal (kolon). klasifikasi bakteri ini adalah:

Jenjang Contoh
Dunia (Kingdom) Tumbuhan (Plantae)
Divisi (Divisio) Protophyta
Kelas (Classis) Schizomycetes
Ordo (Ordo) Eubacteriales
Famili (Famillia) Enterobacteriaceae
Genus (Genus) Escherichia
Spesies (Speciess) Coli
Untuk menyebutkan nama suatu bakteri, seperti pada
organisme lainnya yajni dengan menggunakan sistem “dua nama” atau
binomenklatur. Artinya nama genus diikuti dengan spesies. huruf
pertama dari nama genus ditulis dengan huruf besar, sedangkan nama
keterangan spesiesnya ditulis dengan huruf kecil.

E. Morfologi dan struktur flora normal


Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu
mikroorganisme. Mikrobe tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga
menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara alamiah menghuni tubuh
manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. Selain itu juga disebutkan
bahwa flora normal adalah kumpulan mikroorganismeyang secara alami
terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal
yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri.
Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan
pada orang sehat. Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme
patogen harus dapat masuk ke tubuh inang, namun tidak semua
pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat memyebabkan
penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang
tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora
normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu
dapat menjadi patogen oportunistik. Penyakit timbul bila infeksi
menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh.
23

Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan


tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari
mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan
dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di
tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah:
1) Nutrisi
2) Kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3) Kondisi hidup
4) Penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya
dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1) Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)
Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu
mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian
tubuh tertentu dan pada usia tertentu dan pada usia tertentu.
Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora
normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme
komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora
normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-
produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau
zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya
dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum
ovale,Candida albicans.
2. Mikroorganisme sementara (transient flora)
Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu
mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di
kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam,
hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-
tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak
24

menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya


sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka
flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan
penyakit.
Flora normal pada tubuh manusia biasanya ditemukan di bagian-
bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya
kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organ-
organ dan jaringan biasanya steril.
1) Kulit

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang


seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada
permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies
Staphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam
kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti
Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat
nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat
mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan
sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada
kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu
Staphylococcus aureus.
Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme cm 2
yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum. Bakteri
25

anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi


sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri
tersebut merupakan bagian dari flora normal.
2) Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)

Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus


dan streptokokus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga
dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif)
dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi
dapat menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti
Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
3) Mulut

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut


secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat
mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri.
Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
26

Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan


suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung
sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein,
lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke
dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n
Lactobacillus.
4) Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar
bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.
Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli
orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga dinamakan
Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga
akan memperlihatkan adanya Branchamella catarrhalis, spesies
Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen (Streptococcus
pneumonia).
5) Perut

Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam
hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan,
jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan
disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun.
6) Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung
beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan
basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kos ong
(bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau
27

usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies Enterokokus,


Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh
(ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar.
Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah
besar.
7) Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung
populasi mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah
mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012
organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada
meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B.
oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-
spesies Clostridium serta spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K,
konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan
serta antagonis mikroba patogen.
8) Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung
kemih), dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun
bakteri pada umunya dijumpai pada uretra (saluran dari kandung
kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi
jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan
efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan
seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah
menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah
laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah
glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses tesebut
menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina
disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum
masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat
28

perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada


sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH
rendah ini dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus,
Candida albicans, dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem
urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit
yang menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi siste m yang lain
khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine
steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung
mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium,
Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang
ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang
terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat
disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah
mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
9) Mata (Konjungtiva) dan Telinga

Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid


(Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non
hemolitik. Neiseria dan basil Gram negatif yang menyerupai spesies
Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva
dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim.
29

Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora


kulit. Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif
termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan
kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan
dalam biasanya steril.
10) Bakteri di Darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril.
Kadangkadang karena manipulasi sederhana seperti mengunyah,
menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk
ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme
tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti
itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran
kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung
abnormal, atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada
pembentukan koloni dan infeksi.

F. Hubungan kuman dengan hospes dan lingkungan


1. Hubungan Kuman Dengan Hospes
Adanya kuman dalam tubuh manusia tidak selalu diikuti
dengan keadaan sakit. Bahkan kebanyakan interaksi kuman-
hospestidak terwujud dalam bentuk sakit. Wujud hubungan kuman-
hospes tersebut ditentukan oleh keseimbangan antara virulensi kuman
dan daya tahan hospes.
Virulensi kuman ialah derajat patogenitas yang dinyatakan
dengan jumlah mikrooganisme atau mikrogram toksin yang
dibutuhkan untuk membunuh binatang percobaan. Patogenitas ialah
kemampuan suatu mikrooganisme untuk menyebabkan penyakit.
Virulensi kuman dipengaruhi oleh:
1) Daya invasi
Daya invasi ialah kemampuan untuk berpenetrasi ke
jaringan, mengatasi pertahanan tubuh hospes, berkembang biak
dan menyebar.
30

Daya invasi dipengaruhi oleh komponen permukaan dan


ensim-ensim kuman tertentu yang membantu penyebaran kuman
serta membuatnya resisten terhadap fagositosis. Komponen
permukaan dapat berupa kapsul polisakarida yang dihasilkan oleh
S. pneumoniae, H. influenzae, dan K. pneumoniae ; M-protein
dari Streptococcus pyogenes; kapsul polipeptida pada Bacillus
anthracis.
Ensim-ensim yang dihasilkan kuman yang membantu
penyebarannya antara lain koagulase, fibrinolisin (streptokinase),
hyaluronidase, kolagenase, lesitinase, deoksiribonuklease.
2) Toksigenitas
Ada 2 jenis toksin yang dihasilkan kuman yaitu
Endotoksin dan Eksotoksin.
Eksotoksin dihasilkan oleh bakteri positif Gram antara
lain: Corynebacterium diphteriae, C. tetani, C. botulinum,
Staphylococcus serta beberapa bakteri Gram negatif termasuk
Shigella dysentriae, V. Cholerae, dan beberapa strain E. Coli.
Bakteri yang menghasilkan endotoksin antara lain:
Salmonella, Shigella, Brucella, Neisseria, V. cholerae, E. coli,
dan P. Aerugenosa.
Perbedaan Endotoksin dan eksotoksin:
 Eksotoksin biasanya panas protein labil disekresikan oleh
spesies tertentu dari bakteri yang berdifusi ke dalam medium.
Endotoksin sekitarnya panas stabil kompleks
lipopolisakarida-protein yang membentuk komponen
struktural dinding sel Gram Bakteri Negatif dan dibebaskan
hanya pada lisis sel atau kematian bakteri.
 Eksotoksin diekskresikan oleh organisme, sel hidup,
Endotoksin adalah bagian integral dari dinding sel.
 Eksotoksin yang Ditemukan di kedua Gram positif dan
bakteri gram negatif. Endotoksin yang Ditemukan terutama
di Gram Bakteri Negatif.
31

 Eksotoksin yang Terdeteksi oleh banyak tes (netralisasi,


presipitasi, dll Endotoksin yang Terdeteksi oleh Limulus lisat
assay.
 Eksotoksin tidak memiliki aktivitas enzim dibandingkan
dengan endotoksin.
 Eksotoksin dapat difilter dibandingkan dengan endotoksin.
 Eksotoksin yang sangat antigenik. Endotoksin yang Lemah
imunogenik.
 eksotoksin komposisi kimia: protein, endotoksin komposisi
kimia
2. Hubungan kuman dengan lingkungan
Didalam alam bebas mikroorganisme hidup berkumpul di
dalam suatu medium yang sama, misalnya didalam tanah, air, udara,
kotoran hewan, sampah,tumbuhan, hewan dan manusia. Untuk hidup
mikroorganisme akan melakukan interaksi atau hubungan dengan
lingkungannya. Bentuk hubungan mikroorganisme dengan lingkungan
dapat dibagi menjadi dua yaitu hubungan dengan lingkungan
Biotik/lingkungan hidup(manusia, binatang dan mikroba lain) dan
Hubungan dengan lingkungan abiotik/Lingkungan tak hidup/ faktor
alam(temperatur, tekanan hidrostatik, tekanan osmotik, pH, cahaya,
substansi an organik seperti air, CO2, O2 , mineral serta substansi
organik).

Hubungan kuman dengan lingkungan Biotik meliputi :

1) Bebas Hama
Keadaan dimana kelompok mikroorganisme bebas dari
segala macam hubungan dengan mikroorganisme lainnya.
2) Sintrofisme
Hubungan antara mikroorganisme yang tidak terlalu dekat
hubunganya tetapi keduanya memberikan keuntungan secara
timbal balik.
3) Netralisme
32

Hubungan antara mikroorganisme yang berbeda


spesiesnya , tetapi dalam interaksi kehidupan mereka tidak saling
mengganggu/ merugikan dan tidak saling menguntungkan.
Mereka hidup sendiri – sendiri, walaupun hidup dalam medium
yang sama.
4) Kompetisi
Hubungan antara mikroorganisme yang bersaing untuk
hidup dalam medium yang sama akibat terbatasnya zat makanan
serta energi yang tersedia dalam medium tersebut. Spesies
mikroorganisme yang dapat menyesuaikan diri dengan persaingan
tersebut akan tumbuh dengan subur.
5) Antagonisme
Hubungan antara mikroorganisme yang saling
berlawanan. Mikroorganisme satu dapat mengeluarkan zat atau
hasil metabolismenya yang dapat meracuni atau membunuh
mikroorganisme lainnya. Hubungan ini sering disebut juga
sebagai hubungan antibiosis atau amensalisme. (dasar penemuan
zat bioaktif atau antibiotika terhadap mikroorganisme ).
6) Simbiosis
Hubungan yang dekat antara dua bentuk kehidupan
mikroorganisme, yang dapat berlangsung lama atau sebentar.
Terdapat 3 jenis simbiosis yaitu:
a. Mutualisme
Suatu bentuk simbiosis antara dua spesies, dimana
masing – masing saling bekerjasama dan saling
menguntungkan.
Contoh :
• Simbiosis antara Rhizobium leguminosarum dengan
tanaman Leguminosa.
• Rhizobium mendapat tempat hidup dalam akar
Leguminosa sedangkan Leguminosa mendapat
persenyawaan Nitrogen yang diberikan Rhizobium
33

b. Komensalisme
Suatu bentuk simbiosis antara dua spesies, dimana
satu spesies mendapatkan keuntungan sedangkan spesies
lainya tidak dirugikan ataupun mendapat keuntungan. Spesies
yang diuntungkan disebut komensal sedangkan spesies yang
tidak dirugikan dan tidak mendapat keuntungan disebut
Hospes.
Contoh :
• Staphylococcus epidermidis yang hidup sebagai
komensal pada kulit manusia.
c. Parasitisme
Suatu bentuk simbiosis antara dua spesies, dimana
satu spesies mendapatkan keuntungan sedangkan spesies
lainya tidak dirugikan . Spesies yang diuntungkan disebut
parasit, sedangkan spesies yang dirugikan disebut Hospes.
Contoh :
• Bakteri, parasit, virus patogen yang hidup didalam
tubuh manusia.
7) Predatorisme
Hubungan yang ada antara dua kelompok mikroorganisme
yang hidup dengan memangsa salah satu kelompok
mikroorganisme tersebut. Kelompok yang memangsa kelompok
lainnya disebut Predator (pemangsa).
Contoh :
• Amoeba dengan bakteri. Amoeba untuk hidup perlu
makanan, makanan inii diperoleh dengan memangsa bakteri
tersebut.
Hubungan kuman dengan lingkungan abiotik biasanya
berkaitan dengan lingkungan alam yang sangat mempengaruhi
dalam pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Beberapa
hubungan kuman dengan lingkungan abiotik dijelaskan berikut
ini:
34

a. Suhu
Masing – masing mikroorganisme mempunyai suhu
optimum, minimum dan maksimum untuk pertumbuhannya.
Hal ini disebabkan dibawah suhu minimum dan diatas suhu
maksimum aktivitas enzim akan berhenti, bahkan pada suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terdenaturasinya
enzim mikroorganisme tersebut yang akibatnya
memimbulkan kematian pada mikroorganisme. Berdasarkan
atas kemampuan hidup mikroorganisme dalam kisaran suhu
tertentu, maka mikroorganisme dibagi menjadi 3 group
yaitu :
i. Psikrofil
Mikroorganisme yang termasuk dalam group ini
bisa tumbuh dalam suhu dingin. Dimana kisaran suhu
minimum untuk pertumbuhannya 0 0C – 5 0C, Suhu
Optimum 5 0C – 15 0 C dan uhu maksimum 15 0C –
20 0C.
ii. Mesofil
Mikroorganisme yang termasuk dalam group ini
bisa tumbuh dalam suhu kamar atau sedikit dingin.
Dimana kisaran suhu minimum untuk pertumbuhannya
10 0C – 20 0C, Suhu Optimum 20 0C – 40 0 C dan
Suhu maksimum 40 0C – 45 0C.
iii. Termofil
Mikroorganisme yang termasuk dalam group ini
bisa tumbuh dalam suhu Hangat sampai panas. Dimana
kisaran suhu minimum untuk pertumbuhannya 25 0C –
45 0C, Suhu Optimum 45 0C – 60 0 C dan Suhu
maksimum 60 0C – 80 0C.
Ada beberapa ketentuan mengenai pengaruh suhu
terhadap kecepatan pertumbuhan sel :
35

a. Pertumbuhan Mikroorganisme renik terjadi pada suhu


dengan kisaran ( antara suhu minimum dan maksimum )
kira – kira 30 0 C.
b. Kecepatan pertumbuhan Mikroorganisme meningkat
lambat dengan kenaikan suhu sampai sampai mencapai
kecepatan pertumbuhan maksimum.
c. Di atas suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan
menurun dengan cepat sesuai dengan naiknya suhu.
b. pH ( Konsentrasi ion Hidrogen )
Sebagian besar Mikroorganisme memiliki jarak pH
optimal yang cukup sempit untuk pertumbuhannya. Nilai pH
medium sangat mempengaruhi pertumbuhan
Mikroorganisme. Pada umumnya Mikroorganisme dapat
tumbuh pada kisaran pH 3 -6, dan kebanyakan bakteri
memiliki pH optimum yaitu pH dimana bakteri tersebut dapat
tumbuh baik atau maksimum pada kisaran pH 6,5 – 7,5.
Kisaran pH yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
Mikroorganisme tergantung pula dengan spesies
Mikroorganismenya.
Berdasarkan atas kemampuan hidup mikroorganisme
terhadap pH , maka mikroorganisme dibagi menjadi 3 group :
i. Neutrofilik
Mikroorganisme yang dapat pada kisaran pH 6,0
– 8,0, dan tumbuh optimum atau maksimum pada pH
netral ( pH 7,0 – 7,5 ).
ii. Asidofilik
Mikroorganisme yang dapat hidup pada kisaran
pH 1,0 – 6,5, dan tumbuh optimal pada pH 5,0 .
iii. Alkalofilik
Mikroorganisme yang dapat hidup pada kisaran
pH 9,0 – 11,0 , dan tumbuh optimal pada pH 9,5.
c. Tersedianya air dan Kelembaban Udara relatif ( RH )
36

Mikroorganisme memerlukan air untuk hidup dan


berkembang biak. Oleh karena itu pertumbuhan jasad renik
pada makanan sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang
tersedia.Tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan
dapat digunakan oleh jasad renik, yaitu pada kondisi :
a) Adanya solut dan ion dapat mengikat air di dalam
larutan. Misalnya gula dan garam dalam konsentrasi
tinggi akan mengikat air dari bahan pangan, bahkan
dapat mengikat air dari dalam sel mikroorganisme jika
konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi daripada di
dalam sel.
b) Koloid Hiodrofilik ( gel ) dapat mengikat air, sebanyak 3
– 4 % agar dapat menghambat pertumbuhan bakteri di
dalam medium.
c) Air dalam bentuk kristal es atau hidrasi tidak dapat
digunakan oleh jasad renik.
Tersedianya air di dalam suatu bahan pangan /
medium dinyatakan dalam istilah aw ( Aktivitas air ). Nilai
aw suatu bahan pangan akan mencapai keseimbangan dengan
kelembaban udara relatif ( RH ) dari ruangan disekitar bahan
pangan tersebut. Jika RH ruangan lebih rendah daripada aw-
nya, maka bahan pangan akan mengalami penguapan air dan
jika RH ruangan lebih tinggi daripada aw-nya maka akan
terjadi penyerapan air. Hal ini akan mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme
membutuhkan aw berbeda – beda untuk pertumbuhanya.
Contoh nilai aw bakteri E. coli 0,95. Pseudomonas 0,96,
Enterobacter aerogenes 0.93, kapang seperti Rhizopus 0,995
– 0,98, Penicillium 0,9935 dan Aspergillus 0,98. Pada aw
dibawah 0,62 baik bakteri dan kapang pertumbuhanya akan
terhambat.
d. Oksigen.
37

Konsentrasi oksigen di dalam bahan pangan dan


lingkungan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen untuk pertumbuhanya
maka mikroorganisme dibedakan menjadi 3 group :
i. Aerob
Bakteri yang dapat tumbuh baik bila ada
oksigen atau mutlak memerlukan oksigen.
Bakteri ini mempunyai enzim superoksidase
dismutase yang memecah oksigen bebas dan enzim
katalase yang memecah hidrogen peroksida sehingga
menghasilkan senyawa akhir berupa air dan oksigen
yang tidak beracun bagi bakteri yang bersifat aerob.
Dalam kelompok bakteri aerob terdapat kelompok
bakteri yang membutuhkan konsentrasi oksigen yang
sangat rendah yaitu sekitar 5 % bakteri ini bersifat
Mikroaerofilik dan mempunyai enzimHidrogenase
yang tidak aktif bila konsentrasi oksigen disekitarnya
tinggi.
ii. Anaerob fakultatif
Bakteri yang dapat hidup dalam keadaan dengan
atau tanpa oksigen, walaupun pertumbuhanya jauh
lebih cepat bila ada oksigen.Bakteri ini mempunyai
enzim superoksida dismutase dan enzim peroksidase
yang mengkatalis reaksi hidrogen peroksida dengan
senyawa organik yang menghasilkan senyawa organik
teroksidasi dan air, produk akhir ini tidak bersifat racun
bagi bakteri fakultatif anaerob.
iii. Anaerobik
Bakteri yang mutlak dapat tumbuh bila tidak
ada oksigen. Adanya oksigen bagi bakteri ini dapat
menimbulkan kematian karena bakteri inii tidak
mempunyai enzim superoksida dismutase, katalase
38

maupun peroksidase yang akan menguraikan hasil


metabolisme yang bersifat toksik seperti Hidrogen
peroksida dan radikal bebas lainnya.

G. Kajian Religius
Allah menciptakan jasad-jasad renik di dunia ini sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Sebagaiman dengan firman Allah dalam surat
al-furqon ayat 2 yang berbunyi
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya),
dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya”.
Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya
perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri,
sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
Allah memberikan cobaan kepada umatnya yang berupa penyakit
dan Allah pula yang menyembuhkan. Sebagaimana yang difirmankan
oleh Allah dalam alqur’an surat Asy Syu’araa’: ayat 78-80 yang artinya:
“(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang
menunjuki aku dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum
kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”.
BAB III
KESIMPULAN

Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup


yang sangat kecil (diamater kurang dari 0,1 mm) yang tak dapat dilihat
dengan mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan khusus. Mikrobiologi
meliputi berbagai disiplin ilmu seperti :
1. Bakteriologi
2. Imunologi
3. Virologi
4. Mikologi dan
5. Parasitologi.
Ilmu-ilmu ini telah berkembang dengan pesatnya dari tahun ke
tahun, sehingga merupakan disiplin-disiplin yang terpisah dan berdiri
sendiri-sendiri. Pemindah sebaran mikroba melalui udara sering
dinamakan infeksi asal udara dan infeksinya dittulakan melalui udara.
Wahana pemindahsebaran ini adalah tetesan air liur, sekresi pernafasan
lain, debu tercemar dan fomit (benda mati yang tercemat oleh pathogen
dan membantu penyebaranya). Beberapa penyakit asal udara tidak dapat
bertahan hidup di luar tubuh manusia. Penularan mikroba ini, bergantung
pada pemindah sebaran asal udara yang cepat dari satu orang ke orang
lain, kadang-kadang dengan pemindahan langsung seperti melalui ciuman.
Misal virus campak. Namun mikroba lain, seperti bakteri tuborkulosis
dapat bertahan hidup untuk jangka waktu lama di luar tubuh.

39
DAFTAR PUSTAKA

https://healthanalys.wordpress.com/2014/12/12/makalah-mikrobiologi-
dasar/
https://zaifbio.wordpress.com/2010/11/08/sejarah-perkembangan-
mikrobiologi/
https://massofa.wordpress.com/2008/10/14/sejarah-mikrobiologi-dan-
perkembangbiakannya/
http://amatonthee.blogspot.co.id/2015/09/peran-mikrobiologi-dalam-
bidang.html
http://rinadianhusada.blogspot.co.id/p/taksonomi-nomenklatur.html
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/patogenisitas-
mikroorganisme/
http://rinadianhusada.blogspot.co.id/p/hubungan-kuman-dengan-hospes-
lingkungan.html

40

Anda mungkin juga menyukai