Anda di halaman 1dari 5

Indonesia Jurnal Farmasi Vol. 4 No.

1 (2019) | 1

EDUKASI GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT


(GEMA CERMAT) UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN
SWAMEDIKASI
Ari Simbara1,a, Arina Zulfah Primananda1,b, Aji Tetuko1,c, Chaerani Noor Savitri 1,d
1
Universitas Muhammadiyah Kudus
Prodi S-1 Farmasi
Jl. Ganesha I Purwosari, Kudus, Indonesia
a
arisimbara@umkudus.ac.id
b
arinazulfah@umkudus.ac.id
c
ajitetuko@umkudus.ac.id
d
chaeraninoor@umkudus.ac.id

Abstrak
Berdasarkan survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan bahwa lebih dari
66% masyarakat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Data ini membuktikan bahwa sejumlah
besar masyarakat melakukan swamedikasi, untuk itu harus diimbangi dengan informasi yang
memadai, sehingga tidak terjadi kesalahan. Melalui GEMA CERMAT diharapkan penggunaan obat
secara rasional oleh masyarakat dapat tercapai, meliputi ; pengetahuan komposisi, indikasi, dosis dan
cara pakai, efek samping, kontra indikasi, dan tanggal kadaluarsa obat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh edukasi GEMA CERMAT terhadap tingkat pengetahuan swamedikasi. Penelitian
ini menggunakan desain penelitian pra-experimental one-group pretest-posttest dengan menggunakan
pendekatan waktu Cross sectional. Analisis hasil menggunakan uji t-test berpasangan. Analisis hasil
penelitian, terjadi peningkatan pengetahuan swamedikasi dari data uji post test. Dengan uji t-test
berpasangan diperoleh nilai signifikansi 0,000, yang menunjukkan adanya pengaruh edukasi GEMA
CERMAT terhadap pengetahuan swamedikasi. Kesimpulan, edukasi GEMA CERMAT dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi.
Kata Kunci: Edukasi, GEMA CERMAT, Pengetahuan, Swamedikasi.

Abstract
Based on the National Socio-Economic Survey (SUSENAS), it shows that more than 66%
of the people do self-medication. This data proves that a large number of people carry out
swamedikasi, for that it must be balanced with adequate information, so there is no error.
Through GEMA CERMAT it is hoped that the rational use of drugs by the community can be
achieved, including; knowledge of composition, indications, dosage and method of use, side
effects, contra indications, and drug expiration date. This study aims to determine the effect of
GEMA CERMAT education on the level of self-knowledge knowledge. This study used a pre-
experimental one-group pretest-posttest research design using a cross sectional time approach.
Analysis of the results using paired t-test. Analysis of the results of the study, an increase in self-
knowledge knowledge from the post test data. The paired t-test obtained a significance value of
0.000, which indicates the influence of GEMA CERMAT education on self-knowledge
knowledge. In conclusion, GEMA CERMAT education can increase public knowledge about self-
medication.
Keywords: Education, GEMA CERMAT, Knowledge, Swamedikasi.

mengatasi gejala penyakit sebelum mencari


I. PENDAHULUAN pertolongan dari tenaga Kesehatan1.
Pengobatan sendiri, atau yang disebut Berdasarkan survey Sosial Ekonomi
swamedikasi merupakan upaya yang paling Nasional (SUSENAS) menunjukkan bahwa
banyak dilakukan mayarakat untuk
2 | Indonesia Jurnal Farmasi Vol. 4 No.1 (2019)

lebih dari 66% masyarakat melakukan GEMA CERMAT atau Gerakan


pengobatan sendiri (swamedikasi). Data Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat
World Health Organization, sekitar 50 % adalah gerakan masyarakat dalam
dari seluruh penggunaan obat tidak tepat meningkatkan kesadaran, kepedulian dan
dalam peresepan dan sekitar 50 % lainnya pemahaman masyarakat tentang penggunaan
tidak digunakan secara tepat oleh pasien2. obat secara benar. Gerakan ini merupakan
Untuk mengatasi kesalahan dalam upaya bersama antara pemerintah dan
pengobatan sendiri (swamedikasi) masyarakat melalui rangkaian kegiatan
Kementerian Kesehatan membuat program dalam rangka mewujudkan kepedulian,
terbaru yakni GEMA CERMAT atau kesadaran, pemahaman dan keterampilan
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan masyarakat dalam menggunakan obat secara
Obat merupakan upaya bersama antara tepat dan benar 3.
pemerintah dan masyarakat melalui Kelebihan atau keunggulan dari edukasi
rangkaian kegiatan dalam rangka GEMA CERMAT ini adalah tidak
mewujudkan kepedulian, kesadaran, membosankan, karena terjadi dialog
pemahaman dan keterampilan masyarakat interaktif antara masyarakat dan narasumber
dalam menggunakan obat secara tepat dan sehingga membuat masyarakat lebih cepat
benar 3. memahami apa yang dijelaskan oleh
Wujud realisasi Program GEMA narasumber, serta saling berbagi ilmu dan
CERMAT dimasyarakat dibuktikan dengan pengetahuan dalam memilih obat bebas dan
ditunjuknya apoteker yang menjadi Agent of obat bebas terbatas yang berarti terdapat
Change (AoC) GEMA CERMAT yang pengaruh dari edukasi GEMA CERMAT
menjadi pelaksana GEMA CERMAT. terhadap pengetahuan masyarakat dalam
Melalui GEMA CERMAT diharapkan memilih dan membeli obat diapotik atau toko
penggunaan obat secara rasional oleh obat3.
masyarakat dapat tercapai, meliputi ; Kementrian Kesehatan juga
pengetahuan komposisi, indikasi, dosis dan mencanangkan program tanya 5O sebagai
cara pakai, efek samping, kontra indikasi, rangkaian dari GEMA CERMAT yaitu
dan tanggal kadaluarsa obat. masyarakat perlu menanyakan lima aspek
Swamedikasi adalah suatu pengobatan pada apoteker sebelum menggunakan obat.
sendiri yang dilakukan oleh masyarakat Tanya 5 O terdiri dari:
terhadap penyakit yang umum diderita, 1. Obat ini apa nama dan kandungannya?
dengan menggunakan obat-obatan baik itu 2. Obat ini apa khasiatnya?
obat modern, herbal, maupun obat tradisional 3. Obat ini berapa dosisnya?
yang dijual bebas dipasaran yang bisa 4. Obat ini bagaimana cara
didapat tanpa resep dokter dan diserahkan menggunakannya?
oleh apoteker di apotek4. 5. Obat ini apa efek sampingnya ?7.
Regulasi pemerintah terutama menteri
kesehatan dalam melakukan pengawasan II. METODE PENELITIAN
terhadap swamedikasi adalah dengan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan pra-experimenta one-group pretest-posttest
No 73 Tahun 2016 tentang Standar dengan pendekatan waktu Cross sectional.
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, bahwa Bentuk rancangan penelitian ini dengan
pelayanan kefarmasian di apotek memberikan pre-test sebelum dilakukan
diselenggarakan oleh apoteker sebagai intervensi, kemudian responden diberi
penanggung jawab utama. Apoteker harus perlakuan atau intervensi berupa edukasi
memahami dan menyadari kemungkinan GEMA CERMAT dan diukur kembali
terjadinya kesalahan pengobatan (medication setelahnya dengan post-test.
error)5. Pelayanan swamedikasi harus Untuk teknik pengambilan sampel
disertai pemberian informasi obat, mulai dari penelitian dipilih secara purposive sampling.
dosis, cara penggunaan, efek samping, Penelitian ini dilakukan pada tanggl 24 Maret
hingga penyimpanan obat6. – 15 Mei 2019 yang dilakukan pada 45
responden yaitu ibu di Rt. 04 Rw. 04 Desa
Indonesia Jurnal Farmasi Vol. 4 No.1 (2019) | 3

Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Pengalaman yang diperoleh dari pengalaman
Kriteria Inklusi yakni ibu yang berusia 26 – sendiri maupun pengalaman orang lain dapat
60 tahun yang tidak berlatar belakang memperluas pengalaman seseorang terutama
pedidikan atau pekerjaan yang berhubungan bagaimana cara swamedikasi yang tepat dan
dengan kesehatan, dapat membaca dan rasional8. Sehingga dapat mempengaruhi
menulis dan bersedia mengikuti kegiatan peningkatan pengetahuan responden terhadap
selama penelitian. Kriteria Eksklusi adalah swamedikasi obat. Selain itu, sebagian besar
responden yang tidak bersedia mengikuti jenjang pendidikan terakhir responden adalah
setiap kegiatan penelitian secara lengkap. pada jenjang SMA juga mempengaruhi
Alat ukur menggunakan kuesioner baku tingkat pengetahuan responden terutama
yang dikutip dari Departemen Kesehatan pada tanda dan golongan obat. Pendidikan
tahun 2008 dengan terlebih dahulu dilakukan yang tinggi memungkinkan responden
uji validitas dan reliabilitas dan diberikan memperoleh informasi kesehatan yang akan
kepada responden saat pre-test dan post-test. mempegaruhi pemilihan tindakan
8
Materi yang disampaikan dalam edukasi pengobatan . Pengetahuan ibu-ibu tentang
GEMA CERMAT yakni menjelaska aturan informasi obat paling sering diperoleh
pakai obat, nama dan kandungan obat, melalui iklan, baik dari media cetak
khasiat, dan informasi efek samping dan maupun media elektronik. Iklan obat hanya
kontraindikasi. Selain itu, disampaikan juga memberikan informasi obat dari sisi
perlunya keaktifan ibu menanyakan komersial. Dampak langsung yang dapat
informasi seputar obat atau dikenal dengan dirasakan adalah meningkatnya pola
9
tanya 5O. konsumsi obat .
Data pada penelitian ini menggunakan 2. Distribusi Frekuensi Responden
analisis univariat yakni mengukur tingkat Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
pengetahuan pre-test dan post-test yang Swamedikasi sesudah dilakukan Edukasi
dibagi menjadi tiga kategori, baik jika skor GEMA CERMAT
76% - 100% ;cukup jika skor 50% - Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Sesudah
75% ;kurang jika skor <50%. Untuk dilakukan Edukasi GEMA CERMAT
mengetahui adanya pengaruh edukasi GEMA Pengetahuan N %
CERMAT terhadap pengetahuan, dalam Kurang 2 4,4
penelitian ini digunakan uji statistik t-test Cukup 19 42,2
berpasangan. Baik 24 53,3
Total 45 100
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 2. tingkat pengetahuan
1. Distribusi Frekuensi Responden swamedikasi responden sesudah diberikan
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan edukasi GEMA CERMAT sebagian besar
Swamedikasi sebelum dilakukan Edukasi termasuk kategori pengetahuan baik. Jumlah
GEMA CERMAT responden yang memiliki nilai diatas 10
mengalami peningkatan. Jumlah responden
yang memiliki nilai dibawah 10
Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Sebelum mengalami penurunan setelah diberikan
dilakukan Edukasi GEMA CERMAT edukasi.
Pengetahuan N % Berdasarkan distribusi jawaban responden
Kurang 27 60 setelah dilakukan edukasi GEMA CERMAT
Cukup 16 35,6 pada responden menunjukkan bahwa hampir
Baik 2 4,4 semua pertanyaan dapat dijawab dengan
Total 45 100 benar oleh responden. Tetapi masih ada
beberapa pertanyaan yang dijawab salah oleh
Hal tersebut kemungkinan terjadi karena beberapa responden yakni pada pertanyaan
kurangnya pengalaman dan pengetahuan tentang tanda lingkaran kemasan obat dan
responden tentang bagaimana cara pertanyaan mengenai kontraindikasi.
swamedikasi yang tepat dan rasional.
4 | Indonesia Jurnal Farmasi Vol. 4 No.1 (2019)

3. Uji t-test berpasangan. sebelum dilakukan intervensi (pre-test)


Tabel 3. Hasil Uji T-Test Berpasangan Tingkat meningkat menjadi setelah dilakukan
Pengetahuan Swamedikasi intervensi (post-test). Ada perbedaan
Variabel Mean p-Value N bermakna secara statistik antara sebelum dan
pre-test tingkat sesudah pemberian edukasi GEMA
pengetahuan CERMAT dengan nilai signifikansi 0,000,
swamedikasi 10.44 .000 45 pada tingkat pengetahuan responden
sebelum edukasi sebelum dan sesudah diberikan edukasi
GEMA CERMAT GEMA CERMAT.
post-test tingkat
pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
swamedikasi 15.49 1. Departemen Kesehatan Republik
setelah edukasi ndonesia, Materi Pelatihan Peningkatan
GEMA CERMAT Pengetahuan Dan Keterampilan Memilih
Obat Bagi Tenaga Kesehatan,
Dari tabel 3. hasil uji t-test berpasangan, Departemen Kesehatan Republik
diperoleh nilai signifikansi pengetahuan Indonesia, Jakarta, 2008.
swamedikasi pre test dan post test dengan 2. Kementerian Kesehatan Republik
nilai Sig.(2-tailed) 0,000. Sehingga dapat Indonesia, Riset Kesehatan Dasar,
disimpulkan bahwa pemberian edukasi
Jakarta, 2013.
GEMA CERMAT berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan swamedikasi. 3. Kementerian Kesehatan Republik
Faktor penyebab terjadinya peningkatan Indonesia, SK Menteri Kesehatan RI
pengetahuan setelah pemberian edukasi Nomor HK.02.02/MENKES/427/2015
GEMA CERMAT karena antusiasme dan tentang Gerakan Masyarakat Tentang
rasa ingin tahu dari masyarakat mengenai Penggunaan Obat, 2015.
obat - obatan cukup besar sehingga 4. Baroroh H, Utami E, Peningkatan
responden lebih mudah memahami mengenai Pengetahuan Masyarakat Melalui
obat bebas dan obat bebas terbatas. Kedua, Edukasi Tentang Penggunaan Antibiotik
responden juga memerlukan informasi dan Bijak dan Rasional. Journal Uin-
edukasi mengenai obat-obatan yang Alauddin, 2018, 1(1):8–15.
nantinya akan digunakan dalam 5. Fauzi, Swamedikasi Pengobatan Sendiri,
swamedikasi. Pelaksanaan swamedikasi [cited 2019 Feb 15], Available from:
didasari oleh pemikiran bahwa pengobatan www.Faikshare.com.
sendiri cukup untuk mengobati masalah
kesehatan yang dialami tanpa melibatkan 6. Notoatmodjo S, Promosi Kesehatan dan
tenaga kesehatan Alasan lain adalah karena Perilaku Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka
semakin mahalnya biaya pengobatan ke Cipta, 2012(138–147).
dokter, tidak cukupnya waktu yang 7. Kementerian Kesehatan Republik
dimiliki untuk berobat, atau kurangnya Indonesia, Cara Cerdas Gunakan Obat,
akses ke fasilitas–fasilitas kesehatan10. Jakarta, 2017.
Permasalahan dalam penelitian pengaruh 8. Kementerian Kesehatan Republik
edukasi terhadap pengetahuan swamedikasi Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan
yakni jarak waktu antara pengisian pre-test Republik Indonesia No. 73 tentang
dan post-test yang cukup dekat, sehingga Standar Pelayanan Kefarmasian di
kemungkinan responden masih mengingat Apotek,2016.
pertanyaan yang diberikan ketika pre-test.
9. Fauziah NA, Gambaran Pengetahuan
IV. KESIMPULAN Swamedikasi Demam Oleh Ibu Di Desa
Pemberian edukasi GEMA CERMAT Pojok Kidul Kecamatan Nguter
pada responden mampu meningkatkan Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, Fak
pengetahuan swamedikasi pada ibu di desa Kedokt dan Ilmu Kesehat Univ
Jati Kulon Rt.04 Rw.04, dimana rerata Muhammadiyah Yogyakarta, 2012.
Indonesia Jurnal Farmasi Vol. 4 No.1 (2019) | 5

10. Dian H, Pengaruh Edukasi terhadap Cimanggis Depok, Fakultas matematika


Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas dan ilmu pengetahuan alam, departemen
Penggunaan Obat Swamedikasi farmasi, 2011.
Pengunjung di Dua Apotek Kecamatan

Anda mungkin juga menyukai