PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui ketidakseimbangan massa yang berputar pada suatu
poros.
2. Untuk mempelajari langkah-langkah yang ditempuh dan untuk
mengatasi ketidakseimbanganan tersebut yaitu dengan mendapatkan
kondisi seimbang statis maupun seimbang dinamis.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam praktikum lab keahlian balanching machine, akan dipasang massa
unbalance pada piringan 2, 3,dan 4 dengan massa dan sudut kemiringan yang
sudah ditentukan. Kemudian akan dipasang massa pembalance pada piringan 1
dan 5.
W1 w1
R1 R1
Ө1
A B
sebelum dibalancing
W1
R1 R m
1
Ө Ө 1
g
2
1
A B
R2 R
2
W2 W
2
m
2
Setelah dibalancing (kesetimbangan statis) g
m1ω2R m1ω2RSin Ө
W1 m1ω2RCos Ө
R1 R1 R1
Ө2 Ө1 Ө2 Ө1
A B
=
R2 R2 R2
m2ω2RCos Ө
W2 W W
2 2
m2ω2RSin Ө
m2ω2R
Setelah dibalancing (kesetimbangan dinamis)
Keseimbangan Statis
Keseimbangan statis tercapai apabila total momen oleh gaya berat dari
sistem massa terhadap poros sama dengan nol.
Σ M =0
m1⋅g⋅R 1⋅cos θ−m2⋅g⋅R2⋅cos θ=0
m 1⋅R1 =m 2⋅R 2 ………………………………………….…….. (1)
Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan dinamis tercapai apabila total gaya inersia yang timbul
akibat putaran sama dengan nol.
Σ I =0
m 1⋅R1⋅ω 2−m 2⋅R2⋅ω2 =0
m 2⋅R2 =m 1⋅R 1 ………………………………………….….…. (2)
Ternyata persamaan (1) dan (2) adalah sama. Jadi untuk sebuah massa yang
berputar, keseimbangan statis dan dinamis tercapai bila memenuhi persamaan di
atas. Bila harga R2 ditentukan (tergantung pada ruang yang tersedia), maka m 2
dapat dihitung.
2.2 Membuat Seimbang Lebih Dari Satu Massa yang Berputar pada Bidang
Datar yang Sama
Pada kasus ini dimisalkan ada tiga buah massa m 1, m2, dan m3 terletak
pada bidang yang sama, dipasang pada poros pada jarak masing-masing R 1, R2,
R3, serta posisi sudut 1, 2, 3 seperti pada gambar 2.2.
m3
m
m2 R
3
1
3
m
3
m1 R2
m
R 2
1
A B 1
Gambar 2.2. Kondisi sistem lebih dari satu massa yang berputar pada
bidang datar yang sama sebelum dibalance
Agar sistem memenuhi keseimbangan statis maupun dinamis maka jumlah
momen oleh gaya berat massa-massa terhadap poros sama dengan nol dan juga
jumlah gaya inersia akibat putaran sama dengan nol. Massa penyeimbang m e
dipasang pada poros dengan jarak Re dan posisi sudut e.
Berikut visualisasi penyeimbangan statis dan dinamis pada gambar 2.3..
m3
m2 R
1
m 3
3
m1 3 R
m
Rg 2
m 1 2
g
A B 1g
e R
e
me
me
g
Keseimbangan statis
m3
m3 ω
R3
2
m2 ω
m2
m1 ω 2 R2
2
R
m1 R1 1
3 3
R
R 2
A B
1
me e R
e
Re
2
m3ω2R sin
m2ω2R sin
m3 m ωθ2R2 cos
3 θ2
θ2 2
m2 m1ω R sin R3
θ2 1
m2ω2R cos
3
m1 R2 θ2
m1ω2R cos
θ2 R
1
A B
e
Re
me meω R cos
2
θ2
meω2R sin
θ2
Keseimbangan dinamis
Gambar 2.3. Keseimbangan statis dan dinamis pada sistem lebih dari satu
massa yang berputar pada bidang datar yang sama setelah dibalance
Σ M =0
3
∑ ( mi gRi cos θ i )+me gRe cos θe =0
i=1 atau
3
∑ ( mi Ri cos θ i )+me Re cos θ e=0
i =1 ……………………………………..
(3.1)
Apabila sistem di posisi 900 melawan jarum jam, maka keseimbangan statis
dipenuhi oleh persamaan :
3
∑ (mi Ri sin θi )+me R e sinθ e=0
i =1 ……………………………………..(3.2)
Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan dinamis tercapai bila jumlah gaya inersia akibat putaran
sama dengan nol. Dimana gaya inersia ini diuraikan pada arah horisontal dan
vertikal.
Untuk gaya inersia arah horisontal:
3
∑ ( mi Ri ω 2 cos θi )+me R e ω2 cos θ e=0
i=1
2.3. Seperti yang terlihat pada gambar 2.3, arah θ e tidak bisa kita tentukan.
Kita hanya bisa menentukan harga me atau Re saja.
m3ω2R3 e
m2ω2R2
m1ω2R1 m
1
3
R3 3
R2 m R3
R1 e
3
mR
e
2R
e
Re 2
1
m
1.
Meω2Re R
1
Gambar 2.4. Mendapatkan vektor meRe
2.3. Membuat Seimbang Lebih Dari Sebuah Massa yang Berputar, Terletak
pada Beberapa Bidang Sejajar
Keadaan yang umum dari massa-massa yang diletakkan sepanjang poros
yang berputar dengan kecepatan konstan terlihat pada contoh gambar 2.5. Jarak
massa-massa m1, m2, m3 terhadap poros adalah R1, R2, dan R3, terhadap bidang
pembalan A adalah a1, a2, dan a3 sedang posisi sudutnya 1,2, 3. Untuk kondisi di
atas, maka akibat putaran poros akan timbul gaya inersia pada masing-masing
massa yang berputar.
m1 m3
m R m
3 1 1
R
a1
3
R
a2
2
aB m2
a3 m
Bidang Bidang B 2
Gambar 2.5. Keadaan yang umum dari massa-massa yang diletakkan pada
beberapa bidang sejajar
Ketidakseimbangan pada sistem ini disebabkan karena:
Jumlah momen (kopel) yang timbul tidak sama dengan nol.
Jumlah gaya inersia yang timbul tidak sama dengan nol.
Untuk mengatasi ketidakseimbangan karena kopel yang timbul, maka pada
sistem harus ditambahkan suatu kopel, sehingga jumlahnya sama dengan nol.
Kopel tambahan tersebut di atas diperoleh sebagai berikut:
Pada sistem kita tambahkan dua buah massa penyeimbang yang tidak
terletak pada satu bidang datar. Ini akan menimbulkan kopel yang akan melawan
kopel yang terjadi karena putaran massa-massa m1, m2, m3 sehingga jumlah
kopelnya sama dengan nol. Penempatan massa penyeimbang tergantung fasilitas
ruangan yang tersedia. Berikut ini akan diuraikan bagaimana massa penyeimbang
mA dan mB dapat membuat sistem menjadi seimbang. Mula-mula kita akan
memperhatikan pengaruh massa m1 terhadap bidang A dan bidang B. Perhatikan
gambar 2.6.
Bidang A Bidang
B
m12R1
a1
b
Bidang A Bidang B
m12R1
m12R1
m12R1
a1
b
Bidang B
Bidang A
m1 R1
2
m12R1.a1/b
m12R1.a1/b
b
m12R1.a1/b
Bidang A m1 R1.(1-a1/b)
2
Bidang B Efek m1
Efek m1
Efek m1
Bidang A Bidang B Efek m
3
Efek m1
Efek mA
Efek m3 Efek mB
Efek m2
dibidang A Efek m2 dibidang B
yang seimbang yang seimbang
dengan efek b dengan efek
m1, m2, dan m1, m2, dan m3.
m3.
Gambar 2.9. Efek massa-massa sistem pada bidang A dan B
m1 m3
m m
3. 1.
g
g
a1
mA a mB
m2
a2 B m
a3
A. mBω2R
Bidang A Bidang B m2ω R 2 g sin θB
sin θ2
m3ω2R
m1ω2R sin θ1
m3ω2R sin θ3 m1ω2R
m3ω2R cos m1ω2R cos θ1
θ3
mAω2R cos θA
θ2 mAω R
mBω2R
mAω R sin θA
2
mBω2R sin θB
m2ω2R 2
m2ω R sin θ2
Keseimbangan Statis :
Keseimbangan statis terjadi bila jumlah momen oleh gaya berat terhadap
poros sama dengan nol.
3
∑i=1 (mi gR i cos θi )+ mA gR A cos θ A +mB gR B cos θB =0
3
∑i=1 (mi R i cos θi )+ m A R A cos θ A +mB RB cos θ B=0 ...................................(7)
Apabila sistem di putar 900 melawan jarum jam, maka keseimbangan statis
dipenuhi oleh persamaan :
3
∑i=1 ⟨mi gRi cos(θ i +900 )⟩ +m A gR A cos (θ A + 900 )+mB gR B cos(θ B+900 )=0
3
∑i=1 (mi R i sinθ i )+m A R A sin θ A + mB R B sin θ B=0 .....................................(8)
Keseimbangan dinamis :
Keseimbangan dinamis dipenuhi apabila jumlah gaya inersia yang timbul
sama dengan nol, dan jumlah momen oleh gaya-gaya inersia yang timbul sama
dengan nol.
Untuk gaya inersia ke arah horizontal :
3
∑i=1 (mi R i ω2 cos θ i )+m A R A ω 2 cos θ A +m B R B ω2 cos θ B=0
3
∑i=1 (mi R i cos θi )+ m A R A cos θ A +mB RB cos θ B=0 ...................................(9)
Harga aA = 0 maka :
3
∑i=1 (mi R i ω2 a i sinθ i )+mB RB a B ω2 sin θ B=0 ............................................(12)
Jadi keseimbangan dinamis terpenuhi dengan persamaan (9), (10), (11), dan (12).
Ternyata persyaratan keseimbangan statis yaitu persamaan (7) dan (8)
sama dengan persamaan (9) dan (10), yang sebagian dari persyaratan
keseimbangan dinamis. Jadi persamaan (9), (10), (11), dan (12) merupakan
persyaratan keseimbangan statis maupun keseimbangan dinamis. Dari empat
persamaan tersebut terdapat 6 variabel, yaitu mA, RA, A dan mB, RB, B.
Dengan menentukan 2 variabel, sebuah pada A dan sebuah pada B, maka variabel
yang lain bisa didapatkan. Karena terbatasnya tempat dimana himpunan beban
massa berputar, maka biasanya ditentukan R yang maksimal, hingga bisa
didapatkan mA, mB, A dan B. Metode analitis dapat kita plotkan sebagai berikut
mA, RA bisa didapatkan. Selanjutnya jika RA, dan RB ditentukan maka bisa
3.1 Peralatan
tg 5 bernilai positif
(m5.R5)2 = 1861900.1
Sin 1 bernilai negatif
tg 1 bernilai positif
Untuk rotor ke-1 sebagai pusat momen maka akan didapatkan gambar seperti
berikut ini :
Untuk rotor ke-5 sebagai pusat momen maka akan didapatkan gambar seperti
berikut ini :
1 = 256o
4.3 Pembahasan
Pembahasan :
1. M.Rdan yang diperoleh dari hasil percobaan ternyata berbeda bila
dibandingkan dari hasil perhitungan secara analitis maupun grafis yang
dianggap valid, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pengamatan pada angka yang seolah-olah diam kurang akurat
Sulit mengkondisikan putaran motor untuk mendapatkan keadaan
unbalance pada rotor
2. Nilai M.Rdan pada grafis maupun analitis tidak terjadi perbedaan yang
signifikan, perbedaan ini disebabkan kurang presisinya penggambaran dan
pengukuran grafis.
Nilai acuan untuk mendapatkan harga M.Rdan baik rotor 1 maupun rotor 5
adalah nilai dari analitis karena metode ini didasarkan pada perhitungan
matematis dari teori yang ada
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
1. Ada baiknya meja dan peralatan praktikum diletakkan di tengah atau
tempat yang lebih terjangkau sehingga dapat dilihat dan dijangkau para
praktikan
2. Peralatan praktikum hendaknya dikalibrasi ulang untuk kepresisian hasil
3. Peralatan praktikum hendaknya ditempatkan pada ruangan yang
berpendingin untuk kenyamanan para praktikan maupun peralatan itu
sendiri
Lampiran :
m 1R 1 m2R2
(mR)resultan
resultan
Gambar 3.1.Mencari arah pembalance dngan pengesetan stroboscope pada
kondisi internal