Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI PENGELOLAAN DANA DESA DI DESA

WATESNEGORO KECAMATAN NGORO KABUPATEN


MOJOKERTO TAHUN 2019

OUTLINE

WIRANTI AYUNINGTIYAS
170810301059

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
1. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

Desa merupakan salah satu organisasi pemerintah yang turut


memicu tingkat keberhasilan pemerintah pusat dalam mengelola suatu
negara. Hal ini disebabkan karena desa lebih dekat dengan masyarakat
sehingga program-program yang diselenggarakan pemerintah dapat lebih
cepat tersampaikan. Sehingga munculah istilah dana desa yang mana
merupakan dana yang bersumber dari APBN dan diperuntukkan bagi desa
dengan harapan dana tersebut mampu membiayai penyelenggaraan
pemerintah, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
dan juga pemberdayaan masyarakat desa.
Namun dalam praktiknya dana desa yang digelontorkan untuk
masyarakat mengalami banyak sekali permasalahan. Dana desa sendiri
dimulai pada tahun 2015 dan hingga tahun 2018 dana yang sudah
diberikan oleh pemerintah sudah sebesar Rp 186 triliun. Dana desa yang
sangat berlimpah tersebut rawan sekali korupsi. Hasil pemantauan dari
Indonesia Corruption Watch (ICW) sejak tahun 2015 hingga semester I
2018, kasus korupsi dana desa meningkat tiap tahunnya dengan total
kurang lebih 181 kasus korupsi dana desa dengan 184 tersangka dan angka
kerugian 40,6 miliar serta ada 141 orang kepala desa yang tersangkut
korupsi terkait dana desa (Primayogha, 2018).
Dana desa sangat rentan untuk disalahgunakan, setelah dana
transfer di salurkan ke daerah, selanjutnya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah. Sehingga kebanyakan dana desa tersebut tidak
digunakan untuk pembangunan desa dan pemberdayaan masyaraka.
Seharusnya Badan Permusyawaratan Daerah ikut serta dalam
pengalokasian dana dari APBN sehingga tidak terjadi penyalahgunaan dan
penyelewengan maka perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
dana desa yang didampingi oleh BPD dan masyarakat itu sendiri
(Setiawan dkk., 2018).

1
Pada tahun 2019 dana desa Kabupaten Mojokerto naik sebesar 18
persen dari tahun 2018. Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi mengatakan
jika dana desa menjadi Rp235.653.897.000 dari tahun lalu yang sebesar
208.535.750.000. Dana desa ini diharapkan mampu meningkatkan
pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, memajukan
perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta
memperkuat masyarakat desa melalui pemberdayaan.
Penelitian ini dilakukan di desa Watesnegoro kecamatan Ngoro
yang merupakan salah satu desa di kabupaten Mojokerto. Dilihat secara
umum, desa watesnegoro sendiri masih membutuhkan sarana dan
prasarana fisik yang menunjang kesejahteraan masyarakat dan juga
pemberdayaan masyarakatnya serta pembangunan desa. Hal ini bisa dipicu
karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidangnya
sehingga dampaknya adalah pengelolaan keuangan desa yang tidak sesuai
dengan aturannya serta lemahnya pengawasan pemerintah pusat untuk
mengurangi terjadinya fraud. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Evaluasi Pengelolaan Dana Desa Di Desa
Watesnegoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto Tahun 2019”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana evaluasi pengelolaan dana desa, khususnya pada proses


penerapan dana desa dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga
pertanggungjawabannya?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi implementasi penggunaan dana
desa?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah


untuk mengevaluasi pengelolaan dana di desa Watesnegoro Kecamatan
Ngoro kabupaten Mojokerto tahun 2019 dan untuk mengetahui apa saja

2
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan implementasi penggunaan
dana desa tersebut.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
antara lain:
1. Manfaat teoritis
Dalam aspek teoritis, manfaat dari penelitian ini diharapkan pembaca
memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai Evaluasi
pengelolaan dana desa di Desa Watesnegoro Kecamatan Ngoro Kabupaten
Mojokerto tahun 2019 dan dapat digunakan sebagai referensi dalam
melakukan penelitian sejenis atau penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Dalam aspek praktis, manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah desa dan menjadi
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan serta diharapkan dapat
menjadi acuan untuk pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat di
Desa Watesnegoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.

3
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini mendapatkan sumber penelitian terdahulu sebagai
berikut: Pertama, penelitian menurut Setiawan dkk. (2018) berjudul
Evaluasi Penganggaran, Pengalokasian dan Pelaporan Dana Desa Sumber
Salak Kec Ledokombo Kabupaten Jember menyebutkan bahwa hasil
penelitian menunjukkan terdapat indikasi kesesuaian antara aturan yang
telah ditetapkan mengenai dana desa dan pelaksanaannya, namun dalam
proses pencairan dana desa tidak sesuai dengan aturan karena mengalami
keterlambatan. Kedua, penelitian menurut Aljannah (2017) berjudul
Evaluasi Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Menunjang Pembangunan
Desa Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu (Studi Kasus:
Desa Tambusai Utara Tahun 2013-2014) juga menyebutkan bahwa hasil
penelitian menunjukkan jika penggunaan Alokasi Dana Desa Utara
Tambusai lebih luas digunakan untuk pendapatan tetap kepala desa dan
perangkat desa sebesar 45% dan dana operasional untuk desa sekitar 12%,
untuk pembangunan infrastruktur desa sangat kecil alokasi jumlah dana
sekitar 5%. Faktor yang mendukung implementasi Alokasi Dana Desa
salah satunya adalah pendapatan asli yang tinggi dan faktor yang
menghambat implementasi ADD di desa Tambusai Utara yaitu
kekurangan sumber daya manusia dan bimbingan pemerintah kecamatan
dan kabupaten masih lemah. Ketiga, penelitian menurut Tangkumahat
dkk. (2017) berjudul Dampak Program Dana Desa Terhadap Peningkatan
Pembangunan Dan Ekonomi Di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa
yang menyebutkan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan progam dana
desa di Kecamatan Pineleng berjalan cukup baik, namun diperlukan
peningkatan kapasitas dan skill dari aparatur pemerintah desa untuk
mendukung pelaksanaan program ini guna meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Selanjutnya keempat, penelitian menurut Hehamahua (2015)
berjudul Impact Analysis of the Village Fund Allocation (ADD) Toward

4
Economic Community (Case Study on the Rural District of Namlea
Siahoni), Buru Regency menyebutkan bahwa hasil penelitiannya
menunjukkan jika sebagian besar desa mengalokasikan ADD anggarannya
untuk perbaikan/ peningkatan jalan fisik, bangunan, irigasi. dan sangat
sedikit desa yang mengarahkan anggarannya untuk pembiayaan ADD
yang lebih produktif seperti Pembentukan BUMDes, Bank Desa, dan
Pasar Desa. Kelima, penelitian menurut Siswanto dkk. (2017) berjudul
Community Participation and Stakeholders in Village Fund Management
yang juga menyebutkan bahwa hasil dari penelitiannya menunjukkan
bahwa BPD dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
belum mampu bertindak sebagai jembatan aspirasi masyarakat sehingga
masyarakat tidak memiliki wewenang dan kekuatan untuk mengelola
keseluruhan program dana desa.

2.2 Kerangka Penelitian

Evaluasi Dana Desa

Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan


Pertanggungjawaban
-Musyawarah -pelaksanaan Kegiatan -Kepala Desa
-SPJ Kades ke Bupati
-Pembentukan Tim -pencairan DD -Tim pengawas Fungsional
pelaksana -SPJ kepada Masyarakat
-Penyaluran DD -BPD
-perincian DD

Pengelolaan Dana Desa

3. REFERENSI

5
Setiawan, A., A. Citra, N. Puspito, A. 2018. Evaluasi Penganggaran,
Pengalokasian dan Pelaporan Dana Desa Sumber Salak Kec
Ledokombo Kabupaten Jember. International Journal of Social
Science and Business. 2(4): 203-208.
Aljannah, S. 2017. Evaluasi Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Menunjang
Pembangunan Desa di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten
Rokan Hulu (Studi Kasus: Desa Tambusai Utara Tahun 2013-
2014). JOM Fekon. 4(1): 813-827.
Tangkumahat, V., J. Panelewen, V. Mirah, A. 2017. Dampak Program
Dana Desa Terhadap Peningkatan Pembangunan dan Ekonomi di
Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. Agri Sosio Ekonomi
Unsrat (ISSN 1907– 4298). 13(2A): 335 – 342.
Hehamahua, H. 2015. Impact Analysis of the Village Fund Allocation
(ADD) Toward Economic Community (Case Study on the Rural
District of Namlea Siahoni), Buru Regency. Journal of Social and
Development Sciences (ISSN 2221-1152). 6(3). 15-23.
Siswanto, B. Sadhana, K. Tomo, Y. 2017. Community Participation and
Stakeholders in Village Fund Management. Journal of Economics
and Sustainable Development (ISSN 2222-170). 8(20). 42-47
Misti, P. 2019. Naik 18 Persen Dana Desa di Kabupaten Mojokerto Tahun
2019 Rp200 Miliar. https://beritajatim.com/politik-
pemerintahan/dana-desa-di-kabupaten-mojokerto-tahun-2019-rp-
200-miliar/. [Diakses pada 07 Januari 2020].
Ihsanuddin. 2018. ICW: Ada 181 Kasus Korupsi Dana Desa, Rugikan
Negara Rp 40,6 Miliar.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/21/19000481/icw-
ada-181-kasus-korupsi-dana-desa-rugikan-negara-rp-406-miliar?
page=all. [Diakses pada 08 Januari 2020].

Anda mungkin juga menyukai