Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PALIATIF

ADENO CA PARU
BAB I
Laporan Kasus
Identitas pasien
• Nama : bapak AF
• Usia : 68 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : wiraswasta
• Alamat : karawaci
• Jenis kelamin : laki-laki
• Lokasi rumah sakit : rumah sakit umum siloam
• Status : menikah
• Tekanan darah : 110/60
Anamnesis: autoanamnesis pada tanggal 20 September 2019, di
Rumah Sakit Umum Siloam, Karawaci, pada pukul 15.15

Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
• 1 hari sebelum datang ke rumah sakit, pasien merasa sesak
sepanjang waktu
• Diperberat apabila melakukan aktivitas dan diperingan
ketika diberikan oksigen supplemental
• Sesak pun tetap dirasakan ketika pasien sudah beristirahat.
Pasien tetap merasa sesak ketika diajak berbicara.
• Pasien juga mengeluhkan mual tetapi tidak disertai muntah
dan demam sejak 5 hari sebelum datang ke rumah sakit,
demam belum diukur, demam yang dirasakan terus-menerus,
pasien belum meminum obat untuk meredakan demam yang
dialami.
• Pasien juga mengeluhkan BAB keras, dalam sehari pasien
bisa BAB 1-2 kali, pasien tidak mengeluhkan adanya darah
ataupun lendir saat BAB, pasien hanya membutuhkna
sedikit usaha untuk BAB karena BAB, keras.
• Pasien juga tidak mengeluhkan adanya nyeri ketika BAB.
• Pasien juga mengeluhkan BAB keras, dalam sehari pasien
bisa BAB 1-2 kali, pasien tidak mengeluhkan adanya darah
ataupun lendir saat BAB, pasien hanya membutuhkna
sedikit usaha untuk BAB karena BAB, keras.
• Pasien juga tidak mengeluhkan adanya nyeri ketika BAB.
• Pasien merasa lemas secara terus menerus, tidak terdapat
faktor perberat, faktor peringan untuk lemas hanyalah
dengan beristirahat, akan tetapi beristirahat pun tidak
sepenuhnya membantu meringankan keluhan lemas.
• Lemas yang dirasakan pun mengganggu aktivitas pasien,
pasien tidak dapat beraktivitas banyak karena keluhan sesak
dan lemas yang dirasakan secara bersamaan.
• Lemas yang dirasakan diseluruh tubuh pasien.
• Pasien tidak mengeluhkan adannya nyeri, muntah, sakit
kepala, kelainan buang air besar dan buang air kecil.
Riwayat Penyakit Dahulu dan Riwayat
Penyakit keluarga
• Pasien sebelumnya pernah mengalami sakit serupa dan telah dirawat di rumah
sakit sebanyak 3 kali dimulai dari tahun 2018, Agustus 2019, dan saat ini.
• Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit serupa
• Riwayat Sosial dan Ekonomi
• Pasien dulu bekerja sebagai buruh. Keadaan sosial ekonomi pasien berada di
bawah bantuan BPJS
• Riwayat pribadi
o Pasien memiliki 4 orang anak
o Riwayat hipertensi terkontrol
o Telah didiagnosa kanker paru stadium akhir pada tahun 2016
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda-tanda vital :
• Keadaan umum : Pasien tampak sakit berat
• Kesadaran : compos mentis {E (4) , M(6) , V(5)}
• Nadi : 84x/menit
• Tekanan darah : 110/60 mmHg
• Suhu : 36,7°C
• Laju pernafasan : 22 x/menit
• Antopometri
• BB/TB : -
• BMI : -
STATUS GENERALIS
Kepala
• Bentuk : Simetris. Tidak di temukan lesi, Scar, Deformitas,
• Mata : Konjungtiva anemis. Sklera tidak ikterik.
• Hidung : Simetris. Septum di tengah. Tidak ada bekas luka.
• Mulut : Lidah terdapat bercak abu-abu, mukosa bibir basah
dan tidak pucat. Gusi tidak berdarah. Faring tidak hiperemis. Tonsil
berada pada golongan T1/T1 dan tidak ada bercak putih pada
tonsil. Tidak terdapat kemerahan pada uvula.
• Leher : Trakea ditengah. tidak terdapat Pembesaran Kelenjar
getah bening, tidak ada bekas luka.
• Telinga : daun telinga tidak terdapat kemerahan maupun
bengkak, terlihat gendang telinga pasien tidak mengalami
hiperemis dan tidak ada pembengkakan
THORAX
• Pemeriksaan paru
• Inspeksi : Tidak di termukan Lesi, Deformitas, Scar. Pergerakan dada
kanan dan kiri simetris dalam keadaan statis dan dinamis. Tidak
ada retraksi. Pasien menggunakan nasal canul
• Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru kiri, dull di basal paru
kanan. Perkusi semua ICS di bagian dada di sebelah kanan dan
kiri, dari atas klavikula sampai ke basal paru sampai batas
diafragma.
• Palpasi : Tactile fremitus simetris kiri dan kanan. Pengembangan
dada simetris kiri dan kanan.
• Auskultasi : Terdapat penurunan bunyi nafas pada paru kanan
pasien.
Pemeriksaan Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.

• Perkusi : saat perkusi ditemukan batas kanan jantung pasien


berada di ICS 4 parasternal dextra, batas kiri jantung pasien di ICS 4 mid
clavicularis sinistra, batas pinggang jantung di ICS 3 midclavicular sinistra ,
dan batas atas jantung pasien di ICS 2 parastrenal sinistra. (Kanan
jantung: seharusnya ada di ICS 4 atau 5 parasternal dextra), (Kiri jantung:
seharusnya ada di ICS 4 atau 5 midclavicularis sinistra ),(Pinggang
jantung: seharinya ada di ICS 3 midclavicular sinistra ) ,( Atas jantung:
seharusnya ada di ICS 2 atau 3 Parasternal sinitra).

• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba.

• Auskultasi : Bunyi jantung normal S1&S2 reguler. Tidak ditemukan


suara jantung tambahan. Gallop (-), Murmur (-).
Abdomen
• Inspeksi : tidak terdapat Lesi, Deformitas, Scar, Striae.
• Auskultasi : Bising usus 10x per menit. tidak terdengar Bruit, Suara
metalik.
• Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen. Tidak terasa nyeri ketok
CVA di bagian kanan dan kiri punggung belakang pada bagian
ginjal pasien.
• Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya massa.
Hepar dan limpa tidak teraba. Test Balotemen ginjal negativ.
Ekstremitas Atas dan Ekstremitas
Bawah

• Look : tidak terdapat Deformitas, Bengkak , Kemerahan .


• Feel : tidak terdapat Perubahan suhu, Nyeri sendi dan otot ,
Crepitus
• Move : Aktif tanpa hambatan dan nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• PEMERIKSAAN LAB
• PEMERIKSAAN USG
• PEMERIKSAAN EKG
HB 10,1 13,20-17,30
HT 30,6 40-52
RBC 3,65 4,40-5,90
WBC 19,34 3,80-10,60
Differential Count
Basophil 1 0-1
eosinophil 9 1-3
band neutrophil 3 2-6
segment neutrophil 72 50-70
lymphocyte 9 25-40
monocyte 6 2-8
platelet count 585 150.000-440.000
ESR 65 0-15
MCV 83,8 80-100
MCH 27,7 26-34
MCHC 33 32-36
SGOT 10 0-40
SGPT 15 0-41
UREUM 28 <71
KREATININ 0,97 0,5-1,3
EGFR 79,9
RBG 155 <200
Elektrolit
Sodium (Na) 134 137-145
Potasium (K) 4 3,6-5,0
Chloride (Cl) 99 98-107
ABG
pH 7,42 7,35-7,45
PO2 170 83-108
PCO2 32,1 35-48
HCO3- 20,8 21-28
total co2 21,8 24-30
BE -2,80% -2,4 - (+) 2,3
O2 SATURATION 99,6 95 - 98
Electrolyte Blood Gas
Sodium (Na+) 137
Potasium (K+) 3,3
Calcium (Ca++) 0,59
Findings :
Tampak massa pada basal paru kanan dengan minimal efusi pleura
Tidak dipasang marker
Tidak tampak efusi pleura kiri
Impression :
Tampak massa pada basal paru kanan dengan minimal efusi pleura
Tidak tampak efusi pleura kiri
• PEMERIKSAAN EKG
• FINDINGS: NORMAL
RESUME
• Pasien laki-laki usia 68 tahun, datang dengan keluhan sesak
1 hari SMRS. Sesak sepanjang waktu. Diperberat apabila
melakukan aktivitas dan diperingan ketika diberikan
oksigen suplementa. Tetap merasa sesak sesudah istirahat
dan saat diajak berbicara. Pasien mengeluh mual. Deam
sejak 5 hari SMRS yang dirasakan terus-menerus.BAB keras
yang dibutuhkan usaha. Pasien merasa lemas diseluruh
tubuh secara terus menerus yang mengganggu aktivitas
pasien.

• Riwayat keluhan serupa dan pernah dirawat di rumah sakit


3 kali, tahun 2018, Agustus 2019 dan saat ini. Pasien
didiagnosa kanker paru stadium akhir pada tahun 2016.
Pemeriksaan fisik:
• keadaan sakit berat, tekanan darah 110/60 mmHg, laju
pernafasan 22 x/menit, mulut terdapat bercak abu-abu, terdapat
penurunan suara napas pada paru-paru kanan, tactile fremitus
paru-paru sebelah kanan pasien menurun, pengembangan dada
tidak simetris.

Pemeriksaan penunjang:
• Hb, HT, RBC menurun. WBC meningkat. Pada Differential count = Eosinophil,
segment neutrophil, platelet count meningkat, lymphocyte, ESR menurun.
Kreatin meningkat. ABG = PO2 meningkat.
DIAGNOSIS
• CA paru
• Efusi pleura dextra
TATA LAKSANA
• Farmakologi
• cefoperazone sulbactam 2x1 gram selama 2 hari
• Amlodipin 1x10 mg
• Iv omeprazole 1x40 mg
• Paracetamol 3x500 mg
• Codein 3x10 mg
• Morphine 4x5mg p.c
• Sucralfate 3x10 ml
• Heparin 3x5000 U
• Laxadin 3x1
• Kemoterapi
• radiasi
PROGNOSIS
• Ad vitam (hidup), DUBIA ET MALAM
• Ad functionam (fungsi), DUBIA ET MALAM
• Ad sanationam (sembuh), DUBIA ET MALAM
BAB 2
LANDASAN TEORI
EPIDEMILOGI
• Setiap tahun terdapat lebih dari 1.3 juta kasus kanker paru dan
bronkus baru di seluruh dunia, menyebabkan kira-kira 1.1 juta
kematian tiap tahun3.Di Eropa, diperkirakan terdapat 381.500 kasus
kanker paru baru tahun
• Survei kanker global 2002 di Indonesia, juga menunjukkan, insiden
kanker paru mencapai 28 per 100 ribu populasi, kanker payudara 26
per 100 ribu populasi.
FAKTOR RESIKO
• MEROKOK
• MARIJUANA
• BAHAN INDUSTRI
• PENYAKIT PARU-PARU
• DIET
• FAKTOR GENETIK
• POLUSI UDARA
MANIFESTASI KLINIS
• Batuk
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Hemoptisis
DIAGNOSIS
• Anamnesis: Batuk lama, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri
dada, suara serak, sulit/nyeri menelan yang tidak merespon
dengan pengobatan atau penurunan berat badan dalam
waktu singkat, nafsu makan menurun, demam hilang timbul,
sakit kepala, nyeri di tulang atau parese, dan pembengkakan
atau ditemukannya benjolan di leher, aksila atau dinding
dada.

• Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik mencakup tampilan


umum (performance status) penderita yang menurun,
penemuan abnormal pada pemeriksaan fisik paru seperti
suara napas yang abnormal, benjolan superfisial pada leher,
ketiak atau dinding dada, tanda pembesaran hepar atau
tanda asites, dan nyeri ketok di tulang.
• Pemeriksaan Patologi Anatomi: Pemeriksaan
patologi anatomi mencakup pemeriksaan
sitologi dan histopatologi, pemeriksaan
imunohistokimia untuk menentukan jenis tumor
(mis. TTF-1 dan lain-lain), dan pemeriksaan
petanda molekuler, seperti mutasi EFGR, yang
dilakukan apabila fasilitasnya tersedia

• Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan darah


rutin, seperti Hb, leukosit, trombosit, serta fungsi
hati, dan fungsi ginjal.
TERAPI
• KURATIF
• PALIATIF
• SUPORTIF
• RADIOTERAPI
• KEMOTERAPI
BAB 3
ANALISA KOMUNIKASI
EFEKTIF PADA
PASIEN KANKER
SPIKES
SETTING
• Mahasiswa bertemu dengang Bapak AF di bangsal. Setelah itu
mahasiswa menyapa pasien dan memperkenalkan diri. Mahasiswa
memastikan privasi pasien dengan cara seperti menutup pintu agar
tidak ada orang luar yang melihat. Kondisi pasien hanya ditemani
oleh istri dan anaknya saja namun tidak di ajak mengobrol karena
sibuk dengan diri sediri sehingga hanya tidur sendiri saja di rumah
sakit. Mahasiswa bertanya mengenai penyakit pasien serta pasien
memaparkan sejak kapan ia terkena penyakit tersebut.
PERSEPSI
• Mahasiswa bertanya kepada pasien mengenai kondisi yang pasien
hadapi. Pasien menjelaskan bahwa pasien telah mengerti tentang
kanker paru-paru dan telah menerima keadaan tersebut.
INVITATION
• Setelah menjalankan serangkaian pemeriksaan yang di lakukan oleh
dokter di rumah sakit siloam, pasien sudah mengetahui penyakit yang
di derita oleh pasien tersebut.
KNOWLEDGE
• Mahasiswa menyampaikan informasi mengenai kanker paru yang
diderita oleh pasien serta penyebaran dari kanker tersebut di dalam
tubuh pasien, sehingga pasien dapat merasakan keluhan keluhan lain
selain dari paru - paru pasien.
EMOSI
• Mahasiswa mengobservasi emosi pasien dan pasien tidak berespresi,
sesak, dan telah menerima. Percakapan pasien singkat. Pasien selalu
berserah dan selalu berpasrah kepada Allah mengenai penyakitnya
dan selalu berserah untuk berpikiran positif.
STRATEGI
• Setelah mahasiswa melakukan diskusi dengan pasien menanyakan
kepada pasien apakah ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut
dengan percakapan yang terbuka.
NEST
Need in social domain
• Pasien menggunakan BPJS untuk biaya pengobatan.
• Pasien ditemani oleh keluarganya, antara istrinya atau anaknya yang
sering bergantian.
• Pasien juga kadang ditinggal sendiri, berhubung kesibukan yang
dimiliki masing-masing anggota keluarga.
Existential matter
• Pasien telah ada dalam tahap “acceptance”, sejak awal pasien
didiagnosa mengalami kanker paru, pasien telah pasrah dan
berserah kepada yang Kuasa.
Symptoms management needs
• Pasienmerasa sangat sedih Pasien berkata semua Ini diserahkan ke
pada Allah SWT dan hanya bisa untuk berdoa.
• Pasien tidak mempunyai ekspresi, datar, lemas dan sesak nafas
namun sesekali mengeluarkan air mata saat bercerita kepada
mahasiswa.
• Pasien sudah siap dan sangat iklas dengan bagaimanapun akhirnya
nanti.
Therapeutic relation need
• Pasien merasa dokter dan perawat sangat membantu pasien selama
terapi ini, terutama dalam menenangi keluarga pasien yang sangat
kawatir dengan kondisi pasien.
• Tenaga medis ramah dan sangat membantu pasien, penjelasan yang
diberikan pada pasien jelas dan mudah dimengerti.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai