OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,
tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun
pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena
disamping mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih
terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi
oleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampai
kepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya,
memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak dan
mudah transportasinya, memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.
Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa
cetak, berbentuk rata dan atau cembung rangkap, umumnya bulat,
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahan
tambahan farmasetika yang sesuai (Ansel, 1994 ; Depkes RI 1995).
Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah
yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986). Tablet
hanya memberikan efek yang diinginkan jika memiliki mutu yang baik.
Untuk menghasilkan tablet dengan mutu yang baik dan memenuhi
persyaratan, pemilihan dan kombinasi bahan pembantu memegang peranan
yang sangat penting dalam proses pembuatannya.
B. Maksud Praktikum
Maksud pada praktikum ini yaitu menjelaskan tata cara pelaksanaan
praktikum teknologi sediaan solid dalam bentuk tablet menggunakan
granulasi basah.
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mampu melakukan evaluasi serbuk,
granul, tablet dan menganalisa penyimpangan yang terjadi selama pembuatan
tablet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat
dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26, Hal 2406).
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk
kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan
untuk obat hewan besar. (Ilmu Resep, Hal 165).
Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih / gepeng, bundar,
segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk
menghindari / mencegah / menyulitkan pemalsuan dan agar mudah dikenal
orang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan
karena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja diberikan warna
dengan maksud agar tablet lebih menarik, mencegah pemalsuan,
membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.
Etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet / zat aktif yang
terkandung, jumlah zat aktif ( zat berkhasiat ) tiap tablet.
B. Komponen Tablet
Komponen / formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung
bahan pewarna yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
1. Zat aktif harus memenuhi syarat yang ditentukan Farmakope
Indonesia.
2. Bahan excipient / bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume
massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan
jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Misalnya laktosa, pati,
kalsium fosfat dibase, dan selulosa mikrokristal
b. Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi pada
massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada
bahan pengisi misalnya gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon,
metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisa, selulosa mikrokristal.
c. Bahan penghancur/pengembang (desintegran) berfungsi membantu
hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan selulosa
yang termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa
mikrokristal dan povidon sambung-silang.
d. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant) berfungsi mengurangi gesekan
selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk
mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Misalnya senyawa
asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati
terhidrogenasi dan talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofobik,
sehingga dapat menurunkan kecepatan desintegrasi dan disolusi
tablet. Oleh karena itu kadar lubrikan yang berlebih harus
dihindari. PEG dan garam Lauril sulfat dapat digunakan tetapi
kurang memberikan daya lubrikasi yang optimal dan perlu kadar
yang lebih tinggi.
e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan
mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung
tanpa proses granulasi. Misalnya Silika pirogenik koloidal.
f. Bahan penyalut (coating agent)
3. Ajuvans
a. Bahan pewarna (colour) berfungsi meningkatkan nilai estetika atau
untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan.
b. Bahan pengharum (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat
khasiat yang tidak enak (tablet isap Penisillin), biasanya digunakan
untuk tablet yang penggunaannya lama di mulut. Misalnya
macammacam minyak atsiri.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan laporan ini yaitu tablet adalah
sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Cara
pembuatan tablet dibagi menjadi 3 cara yaitu granulasi basah, granulasi
kering (mesin rol atau mesin slag) dan kempa langsung. Tujuan granulasi
basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau
kemampuan kempa. Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui
sifat fisik serbuk dan granul, yaitu : Pengujian Ukuran Partikel, Pengujian
kadar air, Uji sifat alir/sudut diam (Angle of Repose), Pengujian
komperbilitas, Cara Pengujian Tablet dapat dilihat dari sifat dan kualitas,
keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan tablet, waktu hancur
tablet, keregasan tablet, uji keseragaman kandungan, dan disolusi tablet.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah agar praktikan lebih lebih
memahami prosedur kerja pada praktikum gravimetric agar praktikum
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 1998. ISO Indonesia. Volume 32. Jakarta : PT.
Anem Kosong Anem.
Jumain & Stevani H., 2011. Penuntun Praktikum Teknologi Farmasi. Jurusan
Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makassar
Kasim, Fauzi. 2011. Penuntun Praktikum Sediaan Solid. Fakultas MIPA Jurusan
Farmasi Institut Sains Teknologi Nasional : Jakarta