Anda di halaman 1dari 1

PENANGANAN

ANAFILAKTIK KEJADIAN
IKUTAN PASKA IMUNISASI
Covid-19
NoDokumen : SOP.445/22.7/IV/2018
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 16 April 2018
Halaman :1/3
PUSKESMAS dr. Grace J Pangendahen
NIP19740709 200605 2 001
ABEPURA

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk


menurunkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19.
Mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), mencegah
1. Pengertian
dan melindungi kesehatan masyarakat, melindungi dan
memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh,
menjaga produktifitas serta meminimalkan dampak sosial
dan ekonomi.
2. Tujuan Menjadi acuan dalam proses dari distribusi hingga
pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
SK Dirjen P2P Kementerian Kesehatan nomor : HK
3. Kebijakan 02.02/4/1/2021 tanggal 02 Januari 2021 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Covid-19
1.Undang-Undang No.4 Tahun 1984 Tentang Wabah
Penyakit Menular;
2.Undang-Undang No.24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana;
3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
84 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease
4. Referensi 2019 (COVID-19);
4. Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019
( COVID-19 );
5.Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 Tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 ( COVID-19 ).
1. Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pernafasan, status
mental, kulit, dan berat badan (massa).
2. Berikan epinefrin (adrenalin) intramuskular pada regio
midanterolateral paha, 0,01 mg/kg larutan 1:1000 (1mg/ml),
maksimum 0,5 mg (dewasa): catat waktu pemberian dosis
dan ulangi 5-15 menit jika diperlukan. Kebanyakan pasien
respon terhadap 1-2 dosis.
3. Letakkan pasien telentang atau pada posisi paling
nyaman jika terdapat distres pernafasan atau muntah;
elevasi ekstrimitas bawah; kejadian fatal dapat terjadi
dalam beberapa detik jika pasien berdiri atau duduk tiba-
tiba.
4. Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8L/menit)
dengan masker atau oropharyngeal airway.
5. Berikan akses intravena menggunakan jarum atau
5. Prosedur/
kateter dengan kanula diameter besar (14-16 G), Jika

Anda mungkin juga menyukai