MEKANIKA FLUIDA 2
‘ALIRAN FLUIDA INTERNAL’
Disusun oleh:
ARYA HOGA KHADAFFI ( D1131171007 )
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat ide,
pengetahuan dan kekuatan yang diberikanNYA maka pembuatan makalah “Aliran Fluida
Internal ” ini dapat terselesaikan.Makalah ini bisa dikatakan merupakan kumpulan dari
penggalan-penggalan materi kuliah mekanika fluida khususnya Mekanika Fluida 2, yang disusun
dari berbagai sumber materi antara lain buku teks, handbook, jurnal ilmiah . Makalah ini masih
jauh dari ideal, baik secara materi maupun dalam detail penjelasan dan perincian sub-babnya.
Kami berharap dapat melaksanakan pembaruan dalam waktu dekat di masa mendatang. Kami
berterima kasih kepada dosen-dosen dalam pembimbingan atas pengajaran terutama pengajaran
Mekanika Fluida 2 ini.Terakhir, semoga makalah ini memberi manfaat terutama bagi mahasiswa
sebagai materi pembuka cakrawala pengetahuan tentang mekanika fluida baik secara teori dan
praktis.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Aliran internal adalah aliran fluida dimana tempat aliran fluida dibatasi/dikelilingi
permukaan padat.
Fluida secara khusus didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi
suatu tegangan geser. Sebuah tegangan geser terbentuk apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada
sebuah permukaan. Apabila benda-benda padat biasanya seperti baja atau logam-logam lainnya
dikenai oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda itu akan berdeformasi (biasanya sangat kecil),
tetapi tidak akan terus menerus berdeformasi (mengalir).
Berbagai macam pengertian dari fluida diantaranya yaitu Fluida adalah zat yang dapat mengalami
perubahan bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser walaupun relatif kecil. Gaya geser
adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan dan jika dibagi dengan luas permukaan
tersebut menjadi tegangan geser rata-rata pada permukaan itu.
Fluida adalah benda yang dapat mengalami perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya
gesek yang bekerja terhadapnya. Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai
partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida
terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk
ruang. Aliran fluida dalam pipa adalah Faktor yang berpengaruh terhadap aliran fluida dalam pipa
adalah perkiraan besarnya kehilangan tekanan yang terjadi selama fluida mengalir.
2.2 Macam macam Aliran Fluida
Mekanika fluida adalah ilmu yang mempelajari tentang tipe-tipe aliran fluida dalam medium yang
berbeda-beda. Aliran fluida terbagi atas beberapa kategori, dibagi berdasarkan sifat-sifat yang paling
dominan dari aliran tersebut, atau berdasarkan jenis dari fluida yang terkait. Berdasarkan
pergerakannya aliran fluida terdiri dari :
• Steady Flow
Steady flow merupakan suatu aliran fluida dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan
waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik pada aliran tersebut.
• Non Steady Flow
Non steady flow terjadi apabila ada suatu perubahan kecepatan pada aliran tersebut terhadap
perubahan waktu.
• Uniform Flow
Uniform flow merupakam aliran fluida yang terjadi besar dan arah dari vector-vektor kecepatan tidak
berubah dari suatu titik ke titik berikutnya dalam aliran fluida tersebut.
• Non Uniform Flow
Aliran ini terjadi jika besar dan arah vector-vektor kecepatan fluida selalu berubah terhadap
lintasannya. Ini terjadi apabila luas penampang medium fluida juga berubah.
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total (net-work) sama dengan
perubahan energi mekanik total, yaitu perubahan energi kinetik ditambah perubahan energi potensial,
Persamaan di bawah ini biasa disebut sebagai Persamaan Bernouli.
b. Venturi Tube
Bentuk lain dari pengukuran aliran dengan beda tekanan adalah venturi tube (pipa
venture). Pada pipa venturi, pemercepat aliran fluida dilakukan dengan cara membentuk
corong sehingga aliran masih dapat dijaga agar tetap laminar. Sensor tekana pertama (P1)
diletakkan pada sudut tekanan pertama dan sensor tekanan kedua diletakkan pada bagian
yang plaing menjorok ke tengah. Pipa venturi biasa dipergunakan untuk mengukur aliran
cairan.
Keuntungan dari pipa venturi adalah:
1) Partikel padatan masih melewati alat ukur
2) Kapasitas aliran cukup besar
3) Pengukuran tekana lebih baik dibandingkan orifice plate.
4) Tahan terhadapa gesakan fluida.
Kerugiannya adalah:
1) Ukuiran menjadi lebih besar
2) Lebih mahal dari orifice plate
3) Beda tekanan yang ditimbulkan menjadi lebih kecil dari orifice plate .
c. Flow Nozzle
Tipe Flow Nozzle menggunakan sebuah corong yang diletakkan diantara sambungan
pipa sensor tekanan P1 dibagian inlet dan P2 dibagian outlet. Tekanan P2 lebih kecil
dibandingkan P1. Sensor jenis ini memiliki keunggulan diabanding venture dan orifice
plate yaitu:
1) Masih dapat melewatkan padatan
2) Kapasitas aliran cukup besar
3) Mudah dalam pemasangan
4) Tahan terhadap gesekan fluida
5) Beda tekanan yang diperoleh lebih besar daripada pipa venturi
6) Hasil beda tekanan cukup baik karena aliran masih laminer
d. Dall Tube
Tipe pembatas yang sedikit menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran dengan
konstruksi ditunjukkan pada gambar 2.7. Dall tube sebetulnya merupakan gabungan dari
venturi tube dan orifice plate.
Total Flow
Pengukuran total aliran pada pipa tertutup. Pengukuran total flow yang paling sering
dijumpai ialah piston flow meter, nutating disc.
a. Piston Flow Meter
Terdiri dari sebuah piston dalam silinder. Mula-mula fluida masuk dari salah satu sisi
piston kemudian mengisi silinder dimana cairan dialihkan ke sisi lain piston melalui
katup dan port outlet silinder penuh terbuka. Pengalihan fluida membalikkan arah piston
dan mengisi silinder di sisi lain piston. Frekuensi piston melintasi silinder dalam
kerangka waktu tertentu memberikan total fluida.
Mass Flow
Jika volume aliran fluida sudah didaptakan, maka mass flow dapat didapat dengan
mengalikan volume aliran dengan massa jenisnya. Salah satu metode untuk mengukur mass flow
ialah dengan metode termal. Thermal mass flowmeter didasarkan pada pengukuran panas yang
diserap dari sensor akibat dialiri fluida. Jumlah panas yang diserap menentukan laju aliran massa
(mass flow rate).
Ketika fluida melewati kawat panas (hot wire) maka akan fluida akan menyerap panas dan hot
wire akan mengirim sinyal ke rangkaian elektronika untuk memanaskan kembali kawat panas
sesuai dengan teperatur referensi. Daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan temperatur
pada kawat panas tersebut sebanding dengan debit aliran fluida yang melewati flow meter.
Keterangan:
Q = Laju aliran (debit)
W = Berat material
L = Panjang lintasan
R = Kecepatan sabuk berjalan
Open Channel Flow
Terjadi ketika fluida yang mengalir tidak berada dalam sebuah pipa melainkan sebuah
wadah terbuka. Prinsip kerjanya mirip dengan orifice plate dan venturi tube yang menggunakan
prinsip perbedaan tekanan pada tiap sisi penyempitan dindingnya.
Pemilihan cara pengukuran aliran disesuaikan harga, akurasi, kapasitas, tingkat kemudahan
penanganan data dan servis life.
Ada beberapa metode pengukuran aliran
Metode langsung : mengukur massa atau volume liquid dalam selang waktu tertentu.
a) Aliran Laminar
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan–lapisan atau
lamina–lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Aliran laminar ini mempunyai nilai bilangan
Reynoldsnya kurang dari 2300 (Re < 2300).
b) Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen. Keadaan peralihan ini
tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometri aliran dimana nilai
bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan 4000 (2300<Re<4000) .
c) Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat
tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan
saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dimana
nilai bilangan Renoldsnya lebih besar dari 4000 (Re>4000).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini ialah sebagai berikut:
Prinsip yang digunakan dalam pengukuran ialah persamaan kontinuitas dan Hukum Bernoulli,
selain itu adanya faktor kerugian aliran (flow losses) sebagai faktor koreksi dari Hukum
Bernoulli.
Terdapat berbagai jenis macam flow meter dengan prinsip kerja yang berbeda-beda seperti orifice
plate, venturi tube, flow nozzle dan dall tube dengan prinsip perbedaan tekanan; hot wire dengan
prinsip perbedaan panas; flow meter magnetic dengan prinsip magnet pada Hukum Faraday; dan
lain-lain sebagainya.
Ada banyak hal yang perlu dipertimbangakn dalam memilih pengukuran aliran seperti akurasi,
jenis aliran yang akan diukur, biaya dan lain sebagainya tergantung kebutuhan.
3.2 Saran
Untuk penyusunan makalah tentang aliran selanjutnya perlu kiranya diuraikan lebih
banyak lagi tentang aliran internal lebih rinci dan mendetail . yang biasa digunakan di dunia industri dan
para akedemisi yang membutuhkan. Di samping itu perlu dijelaskan secara detail konsep aliran internal
dan sub bagian-bagiannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/32576229/INTERNAL_FLOW
https://id.scribd.com/doc/163693827/TUGAS-MEKANIKA-FLUIDA
https://www.academia.edu/36171029/Djoko_Legono_MEKANIKA_FLUIDA_S1_Akhir_Semester_Energi_
Aliran_Fluida_Aliran_Dalam_Pipa
https://id.scribd.com/presentation/370734451/FENOMENA-ALIRAN-FLUIDA
http://web.ipb.ac.id/~erizal/hidrolika/BUKU%20AJAR%20HIDRAULIKA.docx