Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang
strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional seperti
tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini mengedepankan penguatan nilai-nilai
dasar profesi PNS dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Kompetensi inilah
yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya
saing.
Meningkatkan mutu cakupan pelayanan gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin di
Puskesmas Angkona
Manfaat
a. Dapat menerapkan nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) pada saat menjalankan tugas di
Puskesmas Angkona.
b. Dapat mengubah pola pikir sehingga menjadi individu yang lebih profesional,
berkomitmen, beretika dan berintegritas.
c. Sebagai tempat belajar untuk mengemban tanggung jawab penuh sebagai abdi Negara pada
khususnya dan pengabdi masyarakat pada umumnya.
d. Meningkatkan mutu pelayanan gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas
Angkona
Terwujudnya visi dan misi, serta tata nilai organisasi pada Puskesmas Angkona. Salah
satunya meningkatkan mutu cakupan pelayanan khususnya di poli KIA dan Poli Gigi
3. Manfaat bagi masyarakat
Masyarakat khususnya ibu hamil dan calon pengantin. Mendapat pelayanan promotif,
preventif (pencegahan), dan kuratif (tindakan atau pengobatan) secara optimal untuk kasus
penyakit gigi mulut di Puskesmas Angkona
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegistan ini meliputi : promotif, preventif (pencegahan), dan kuratif
(tindakan atau pengobatan) yang dilakukan kepada ibu hamil dan calon pengantin yang
berkunjung ke Poli KIA Puskesmas Angkona.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Gambaran Umum Organisasi
6
2. Struktur Organisasi
7
d) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
8
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerjasama inter dan antar profesi;
6. Melaksanakan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai indikasi medis dan sistem rujukan.
9
BAB III
Untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan pubik,
pelayan publik dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang
profesional, kompeten dan berintegritas yang memiliki karakter nilai-nilai dasar ASN yaitu
ANEKA. Karakter ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi.
10
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dan amanahnya. Nilai – nilai dasar akuntabilitas dan
indikatornya adalah sebagai berikut :
Nilai Indikator
1) Tanggung Jawab Menyelesaikan pekerjaan dan tugas secara tuntas
dan dengan hasil terbaik serta mampu
mempertanggung jawabkan
2) Jujur Memberikan laporan kinerja dengan memberikan
bukti nyata dari hasil dan proses yang dilakukan
2) Rela Berkorban
kegotong-royongan.
3. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah sesuatu harus dilakukan
atau bagaimana melakukan yang baik atau yang benar. Sedangkan etika publik adalah
refleksi tentang standar / norma yang menetukan baik atau buruk, benar atau salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
4. Komitmen Mutu
2) Mencapai target
3) Berhasil guna
2. Efisien 1) Menjalankan tugas dengan tepat dan cermat
2) Bekerja berdaya guna dan bertepat guna
3) Bekerja tanpa kesalahan dan
tanpa pemborosan
3. Inovatif 1) Berpikir kreatif dan inovatif
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga
dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara
efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk
terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan
dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
5) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya
demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya. Ia mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-
baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
6) Sederhana
7) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal
yang menyimpang.
8) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari
apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja lintas
batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu. Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur
sipil Indonesia adalah:
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal- hal strategis
untuk memajukan bangsa di masa yang akan dating
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan warga negara
tetapi juga untuk proteksi.
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kontrak (PPPK).
2) Cuti
4) Perlindungan
5) Pengembangan kompetensi
- Sedangkan PPPK berhak memperoleh :
3) Perlindungan
4) Pengembangan kompetensi
1) Jaminan kesehatan
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hokum
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur
dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah.
RANCANGAN AKTUALISASI
Dokter gigi ahli pertama UPTD Puskesmas Angkona, Kecamatan Angkona, Kab.
Luwu Timur
B. Penetapan Isu
a. Kurangnya pelayanan gigi mulut pada ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas
Angkona
b. Belum optimalnya pelayanan gigi mulut anak usia pergantian gigi dewasa
d. Waktu tunggu pelayanan di poli gigi dan mulut yang masih lama
e. Belum optimalnya Program Pencegahan Infeksi (PPI) di Poli gigi Puskesmas Angkona.
C. Deskripsi Isu
a. Kurangnya pelayanan gigi mulut pada ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas
Angkona. Pelayanan kesehatan gigi mulut di Angkona kurang menyentuh ibu hamil dan
hanya berkunjung ketika ada permasalahan saja. Padahal ibu hamil pada umumnya sangat
rentan terhadap penyakit gigi mulut karena pengaruh perubahan hormon dan perilakunya.
Begitupun pada calon pengantin belum dilaksanakan pelayanan pemeriksaan gigi mulut pra
nikah
b. Belum optimalnya pelayanan gigi mulut anak usia pergantian gigi dewasa di Puskesmas
Angkona
Jumlah gigi orang dewasa dan anak-anak berbeda. Pada anak-anak terdapat 20 gigi susu.
Sedangkan pada orang dewasa, terdapat 32 gigi tetap. Agar jumlah gigi tidak berkurang dan
fungsinya tetap terjaga, perawatan gigi perlu dilakukan sejak dini. Namun minimnya
pengetahuan anak dan orang tuanya menimbulkan berbagai masalah di usia pergantian gigi
susu ke dewasa, misalnya persistensi gigi susu dan karies dini gigi geraham pertama karena
masih dianggap sebagai gigi susu yang akan ada penggantinya
Persentase lansia di Indonesia tahun 2010 sebesar 7,4 persen dari total penduduk
Indonesia, dan diproyeksikan akan meningkat 10 persen pada tahun 2020, yaitu sebanyak 28,8
juta jiwa. Kondisi gigi hilang (ompong) baik sebagian ataupun seluruh gigi, banyak dijumpai
pada populasi pralansia dan lansia.
Dari hasil data WHO tersebut, maka penting untuk dilakukan pemeriksaan gigi khususnya
pada pasien pralansia dan lansia.
d. Waktu tunggu pelayanan di poli gigi dan mulut yang masih lama
Jika dilihat dari mutu pelayanan kesehatan, lamanya waktu tunggu pasien dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan merupakan suatu hal penting yang mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan. Waktu tunggu yang panjang sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien
Lamanya waktu tunggu di Poli gigi puskesmas bisa disebabkan banyak faktor, diantaranya
kurangnya sarana prasarana dan minimnya tim medus yang bekeeja dibanding jumlah pasien
yang berkunjung.
D. Sumber Isu
Isu didapatkan dari hasil observasi selama 3 bulan bertugas di Poli Gigi Pusksemas
Angkona, Kecamatan Angkona, Luwu Timur.
E. Relevansi Isu dengan Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
- Whole of Government: Isu ini memerlukan koordinasi yang baik dengan pimpinan
Puskesmas dan Poli KIA dalam rangka membuat rancangan kegiatan dan arahan untuk
pengaplikasian di Poli gigi. Juga dibutuhkan kerjasama yang baik antara Dokter Gigi sebagai
pelaksana kegiatan, bidan-bidan dan masyarakat yang dalam hal ini adalah ibu hamil dan
calon pengantin selaku penerima pelayanan kesehatan gigi mulut.
- Pelayanan Publik: Isu yang diangkat memiliki unsur-unsur pelayanan publik yaitu
memberikan pelayanan kesehatan gigi mulut kepada ibu hamil dan calon pengantin sesuai
kompetensi yang dimiliki sebagai dokter gigi.
Adapun dampak yang dimungkinkan terjadi apabila isu tersebut tidak ditangani adalah
sebagai berikut:
- Bagi PNS
Tidak dapat menerapkan Nilai-nilai Dasar PNS (ANEKA) pada pelaksanaan aktualisasi di
Puskesmas Angkona.
- Bagi Unit Kerja / Organisasi
- Bagi Masyarakat
Masyarakat khusus ibu hamil dan calon pengantin belum mendapat pelayanan promotif,
preventif (pencegahan), dan kuratif (tindakan atau pengobatan) secara optimal untuk kasus
penyakit gigi mulut, sehingga dapat berdampak pada kesehatan janin ibu hamil.
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan
menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) dan USG (Urgency, Seiourness, dan
Growth).
Berdasarkan identifikasi isu yang telah diuraikan di atas dianalisis menggunakan APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan).
- Aktual, benar-benar terjadi dan sedang hangat diperbincangkan dalam masyarakat.
- Problematik, isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
segera solusinya.
- Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
- Kelayakan, isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Bobot Keterangan
5 Sangat Berpengaruh
4 Berpengaruh
3 Kurang Berpengaruh
2 Tidak Berpengaruh
Berdasarkan Tabel 4.1, isu yang teridentifikasi memenuhi syarat analisa APKL, yaitu :
- Kurangnys pelayanan gigi mulut ibu hamil dan calon penganten di Puskesmas Angkona.
- Waktu tunggu pelayanan di poli gigi dan mulut yang masih lama.
Isu tersebut kemudian dianalisa dengan matriks USG (urgency, Seriousness, Growth).
1) Urgency, mendesak untuk dibahas dikaitkan dengan waktu.
2) Seriousness, seberapa serius dikaitkan dengan akibat yang muncul bila penyebab isu tidak
dipecahkan dan masalah yang akan timbul akan lebih serius dari masalah pokok
3) Growth, seberapa akan berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah akan makin
memburuk bila dibiarkan.
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan dengan kriteria USG, maka ditentukan
bahwa isu utama (core issue) yang memiliki skor tertinggi adalah: “Kurangnya pelayanan
Kesehatan gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas Angkona"”.
Gagasan pemecahan isu yang kami usulkan adalah “pelayanan kesehatan gigi mulut
pada ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas Angkona"
Tujuan kegiatan pelayanan kesehatan gigi mulut pada ibu hamil dan calon pengantin
adalah untuk meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya pada ibu hamil dan calon
pengantin, dimana ibu hamil sangat rentan terhadap penyakit gigi mulut karena perubahan hormon dan perilakunya.
Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
N Tahapan Keterkaitan Dengan Nilai- Kegiatan
Kegiatan Output/Hasil Terhadap Penguatan
O Kegiatan Nilai Dasar PNS Terhadap Visi
Nilai Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat SOP 1. Melakukan 1. Terarahny Nasionalisme : Visi Puskesmas Profesional
pelayanan gigi diskusi a Diskusi bersama kepala Angkona, yaitu (dilaksanakan dengan
mulut ibu hamil penyusunan pembuatan puskesmas dengan menjunjung terwujudnya keahlian dan
dan calon SOP SOP sila ke-4 Pancasila Angkona yang keterampilan)
pengantin di poli “Kerakyatan yang dipimpin bermutu dalam
gigi oleh hikmat kebijaksanaan pelayanan Integritas (tanggung
dalam permusyawaratan jawab)
perwakilan dan keadilan” Misi Puskesmas
Sumber kegiatan Angkona yang
: penugasan dari Etika Publik : pertama, yaitu
atasan Melakukan diskusi bersama memberikan
kepala puskesmas dengan pelayanan prima
sikap sopan dan Hormat dan profesional
2. Menyusun Akuntabilitas:
SOP dengan 2. Tersusunny Tanggung Jawab, Cermat dan
cermat dan a SOP yang teliti
teliti baik Menyusun SOP dengan
sistematis mulai dari pasien
datang sampai pasien
Pulang
3. Mengusulka
Etika Publik:
n rancangan 3. Rancangan
Sopan saat berkomunikasi
susunan SOP disetujui mengusulkan rancangan
SOP oleh Kepala susunan SOP yang telah dibuat
Puskesmas
Komitmen mutu :
Efektif dan Efisien SOP
dibuat ringkas dan
mencakup
segala yang dibutuhkan
2. Membuat kartu 1. Membuat 1. Terbentuknya Komitmen Mutu : Visi Puskesmas Profesional
Penilaian desain dan rancangan Efektif dan efisien dibuat Angkona, yaitu (dilaksanakan
Kesehatan Gigi isi kartu kartu ringkas dan mencakup segala terwujudnya dengan keahlian
yang dibutuhkan
Mulut ibu hamil penilaian penilaian Angkona yang dan keterampilan)
dan calon kesehatan kesehatan bermutu dalam
pengantin gigi mulut gigi mulut ibu pelayanan Integritas (tanggung
jawab)
hamil dan Misi Puskesmas
(Sumber calon Angkona yang
kegiatan : ide pengantin pertama, yaitu
Akuntabilitas :
kreatif) 2. Mengusulkan 2. Terbentuk memberikan
Bertanggung jawab
rancangan kartu pelayanan prima
Mengusulkan rancangan kartu
kartu penilaian dan profesional
yang dapat dipertanggung
penilaian kesehatan
jawabkan sesuai isi rancangan
kesehatan gigi gigi mulut ibu
mulut ke hamil dan
PJUKP calon
pengantin
3. Program 1. Melakukan 1. Terbentuknya Etika Publik: Visi Puskesmas Integritas
penyuluhan dan koordinasi Tim Sopan dan Ramah Angkona, yaitu (tanggung jawab)
kerjasama lintas pembagian penyuluhan Menggunakan bahasa yang terwujudnya
tugas kegiatan (dokter gigi, sopan dan ramah supaya Angkona yang Ramah
poli penyuluhan bidan desa bermutu dalam
tidak terkesan memerintah (akrab dan simpatik)
dan informasi atau petugas untuk meminta bantuan pelayanan
(Sumber kegiatan : program KiA) Nasionalisme: Misi Puskesmas Adil
Penugasan dari pelayanan Persatuan dan Kesatuan Angkona yaitu (tidak berpihak atau
atasan dan ide Ketika diskusi pembagian menciptakan tata
berat sebelah pada
kreatif ) tugas dengan menjunjung kelola administrasi
Puskesmas yang kepentingan tertentu
sila ke 3 “Persatuan
Indonesia” lebih bermutu
Akuntabilitas:
Keseimbangan
Pembagian wewenang akan
tugas dalam menjalankan
pelayanan publik
2 2
28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
4 5
1. Membuat SOP 1. Doku-
pelayanan gigi mentasi
mulut ibu hamil dan berupa
calon pengantin di foto/video
poli gigi 2. SOP yang
Telah
tersusun
PENUTUP