Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil aktualisasi latihan dasar calon pegawai negeri sipil
tahun 2021 yang berjudul “Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
dan Calon Pengantin". Salam dan shalawat tak lupa penulis panjatkan kepada Rasulullah
SAW, yang menjadi teladan terbaik sepanjang masa.
Laporan Hasil Aktualisasi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai kelulusan
pada latihan dasar calon pegawai negeri sipil untuk selanjutnya sebagai syarat untuk
mendapatkan status sebagai Pegawai Negeri Sipil. Laporan Hasil Aktualisasi ini diharapkan
dapat memberi manfaat tidak hanya untuk penulis atau peserta latihan dasar calon pegawai
negeri sipil tapi juga bagi pembaca dan peserta lainnya untuk menambah ilmu dan wawasan.
Dalam laporan hasil aktualisasi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. DR. TUNGGUL PRABODJO, M.Si selaku Coach yang telah memberikan banyak
bimbingan dan arahan selama proses pelaksanaan aktualisasi.
2. JUMARDI, SKM, M.KES selaku mentor yang memberikan banyak arahan dan masukan
selama proses pelaksanaan aktualisasi.
3. Tim Kerja (Perawat Gigi) yang selalu mendampingi saat penulis melakukan kegiatan
aktualisasi dan membantu dalam koordinasi dengan pihak kebidanan dan KIA.
4. Pihak Kebidanan dan KIA yang telah bersedia untuk membantu dan mendukung kegiatan
aktualisasi ini
5. Pasien-pasien KIA baik ibu hamil maupun calon pengantin yang mengikuti secara serius
dan antusias segala rangkaian tahapan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan yang
diberikan penulis.
6. Ibunda tercinta Hj. Andi Nursuhar yang sangat mendukung selama penyelesaian tahapan
aktualisasi.
7. Muh. Rahmat Hidayat, S.pd. selaku sahabat yang juga sangat berperan penting dalam
menyelesaikan segala rangkaian tahapan kegiatan aktualisasi. Bersedia meluangkan waktu
disela-sela kesibukannya untuk membantu menyelesaikan kegiatan aktualisasi ini.
8. Teman Kelompok Aktualisasi yang saling mendukung dan memberikan semangat untuk
dapat menyelesaikan kegiatan aktualisasi ini
1 dengan baik.
Akhirnya dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan agar kiranya laporan
hasil aktualisasi ini dapat menjadi salah satu sumbangsih ilmu dan berperan dalam
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara (ASN) ke depannya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Luwu Timur,

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan


Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa
percobaan. Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang
strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional seperti
tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini mengedepankan penguatan nilai-nilai
dasar profesi PNS dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Kompetensi inilah
yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya
saing.

Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan


publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam
menjalankan fungsinya, seorang ASN harus selalu memegang teguh dan mengamalkan
nilai-nilai dasar ANEKA yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi. ASN juga mempunyai kedudukan peran yaitu sebagai :

1) Manajemen ASN, 2) Whole of government, dan 3) Pelayanan Publik.


Namun pada kenyataannya, pelaksanaan fungsi ASN belum dilaksanakan
dengan baik dan belum mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA. Nilai-nilai dasar
ANEKA belum diaplikasikan dalam manajemen ASN, whole of government dan
pelayanan publik. Sebagian besar masyarakat memandang negatif para Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipandang masyarakat yang tidak
serius dalam bekerja, malas bekerja, bekerja tidak sesuai jam kerja, kurang ramah,
3
sombong dan melakukan pelayanan secara tebang pilih. Oleh karena itu, saat ini
pemerintah Republik Indonesia sedang menggalakkan reformasi birokrasi dengan
tujuan agar para PNS dapat menjalankan tugas secara baik, akan tetapi untuk
terciptanya reformasi birokrasi perlu didukung oleh sumber daya manusia dan sistem
yang berkualitas. Untuk tujuan tersebut maka perlu dibangun kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang PNS.
Puskesmas Angkona adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
yang penting karena bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Kecamatan Angkona. Puskesmas Angkona adalah suatu unit
pelaksanaan fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh
terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah Kecamatan Angkona. Indikator utama yang harus dimiliki setiap puskesmas
termasuk Puskesmas Angkona adalah lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Sesuai dengan indikator cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka
inovasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu cakupan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Angkona sesuai dengan tugas pokok dokter gigi. Dalam
rangka merancang sebuah inovasi, yang pertama harus dilakukan adalah identifikasi
isu yang terjadi di Puskesmas Angkona. Setelah isu diidentifikasi dan ditetapkan,
maka selanjutnya dapat disusun kegiatan yang akan diaktualisasikan. Salah satu
masalah yang terjadi adalah cakupan pelayanan kesehatan gigi mulut ibu hamil dan
calon pengantin di Puskesmas Angkona perlu ditingkatkan. Ibu hamil dan calon
pengantin yang nantinya akan mempunyai anak dari usia nol bulan maka harus
dipersiapkan kesehatannya. Terutama kesehatan gigi mulut, apabila terganggunya
kesehatan gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin maka akan berpengaruh pada
kesehatan janin atau calon bayi.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka penulis akan merancang kegiatan
aktualisasi dengan menerapkan ilmu dan nilai- nilai yang telah didapatkan selama
pelatihan sehingga mampu memberikan perubahan yang bermanfaat untuk Puskesmas
Angkona dalam meningkatkan mutu cakupan pelayanan.

B. Tujuan dan Manfaat 4


Tujuan

Meningkatkan mutu cakupan pelayanan gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin di
Puskesmas Angkona

Manfaat

Kegiatan ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Manfaat untuk peserta diklat latihan dasar PNS

a. Dapat menerapkan nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) pada saat menjalankan tugas di
Puskesmas Angkona.

b. Dapat mengubah pola pikir sehingga menjadi individu yang lebih profesional,
berkomitmen, beretika dan berintegritas.

c. Sebagai tempat belajar untuk mengemban tanggung jawab penuh sebagai abdi Negara pada
khususnya dan pengabdi masyarakat pada umumnya.

d. Meningkatkan mutu pelayanan gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas
Angkona

2. Manfaat bagi unit kerja

Terwujudnya visi dan misi, serta tata nilai organisasi pada Puskesmas Angkona. Salah
satunya meningkatkan mutu cakupan pelayanan khususnya di poli KIA dan Poli Gigi
3. Manfaat bagi masyarakat

Masyarakat khususnya ibu hamil dan calon pengantin. Mendapat pelayanan promotif,
preventif (pencegahan), dan kuratif (tindakan atau pengobatan) secara optimal untuk kasus
penyakit gigi mulut di Puskesmas Angkona

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegistan ini meliputi : promotif, preventif (pencegahan), dan kuratif
(tindakan atau pengobatan) yang dilakukan kepada ibu hamil dan calon pengantin yang
berkunjung ke Poli KIA Puskesmas Angkona.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Gambaran Umum Organisasi

UPTD Puskesmas Angkona merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat


pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan.
Puskesmas Angkona berada di Wilayah kecamatan Angkona Kabupaten Luwu
Timur dengan luas wilayah 147,24km2, Kecamatan Angkona terdiri dari 10
desa/kelurahan , dengan 48 dusun dan 5378 RT. Wilayah kerja puskesmas angkona terdiri
dari daerah pesisir 2 desa ,perbukitan 1 desa dan dataran 7 desa. Fasilitas kesehatan di
kecamatan Angkona tersedia puskesmas yang terletak di Desa solo dengan 8 Puskesmas
pembantu (PUSTU) di tiap desa dan 4 POSKESDES di lengkapi sarana kesehatan dan 27
posyandu.

1. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Angkona

Visi UPTD Puskesmas Angkona yang ingin dicapai adalah “Menciptakan


masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat”, dengan motto “Pelayanan Tulus
dan Ikhlas” serta Misi UPTD Puskesmas Angkona yakni membuat masyarakat sehat
melalui :
a) Meningkatkan profesionalitas SDMnya
b) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kesehatan.
c) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima yang menjangkau dan dapat
dijangkau oleh masyarakat.
Adapun prinsip – prinsip pelayanan UPTD Puskesmas Angkona adalah
“SANTUN” yaitu sebagai berikut :
a) Senyum, Salam dan Sapa
b) Amanah
c) Niat yang tulus
d) Tuhan Yang Maha Esa tempat bersandar untuk kesembuhan pasien
e) Utamakan Kepuasan pengunjung
f) Nikmat Tuhan harus disyukuri

6
2. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi pada UPTD Puskesmas Angkona dijelaskan pada


gambar berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Angkona

3. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Pembangunan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang :
a) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat;
b) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
c) Hidup dalam lingkungan sehat; dan

7
d) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Puskesmas


menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara UKM (Upaya Kesehatan
Masyarakat) dan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara UKM tingkat
pertama puskesmas berwenang untuk :

a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat


dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c) Melaksanakan kominikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait;
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;
g) Memantau pelaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan;
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
Sedangkan dalam menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara UKP (Upaya
Kesehatan Perorangan), Puskesmas berwenang untuk :
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif;
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat;

8
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerjasama inter dan antar profesi;
6. Melaksanakan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai indikasi medis dan sistem rujukan.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Kesehatan Masyarakat

Tugas pokok Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah melaksanakan kegiatan


advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat, melakukan
penyebarluasan informasi, membuat rancangan media, melakukan
pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, serta
merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang
mendukung kesehatan.

9
BAB III

GAMBARAN MATA PELATIHAN

A. KONSEP NILAI-NILAI DASAR ASN


Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah
No.11 tahun 2017, mengamanatkan bahwa cita-cita bangsa dan tujuan negara dapat terwujud
apabila dibangun oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki intergritas, profesional,
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan menjalankan peran
sebagai unsur perekat dan pemersatu bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No.12 Tahun 2018
(LAN,2018) Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan III, peserta Diklat Prajabatan diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai
dasar PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat
tugas, sehingga peserta latsar dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai-nilai dasar
PNS yang merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi
PNS.
B. INDIKATOR NILAI-NILAI DASAR ASN

Untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan pubik,
pelayan publik dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang
profesional, kompeten dan berintegritas yang memiliki karakter nilai-nilai dasar ASN yaitu
ANEKA. Karakter ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi.

10
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dan amanahnya. Nilai – nilai dasar akuntabilitas dan
indikatornya adalah sebagai berikut :
Nilai Indikator
1) Tanggung Jawab Menyelesaikan pekerjaan dan tugas secara tuntas
dan dengan hasil terbaik serta mampu
mempertanggung jawabkan
2) Jujur Memberikan laporan kinerja dengan memberikan
bukti nyata dari hasil dan proses yang dilakukan

Melakukan perencanaan atas apa yang perlu


dilakukan untuk mencapai tujuan dengan melalui
identifikasi program atas kebijakan yang perlu
3) Kejelasan Target
dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, kapan
akan dilaksanakan, dan biaya yang di butuhkan

Menunjukkan sikap netralitas PNS dan


4) Netral kepentingan tertentu

5) Orientasi Publik Mengutamakan kepentingan Masyarakat


diatas kepentingan pribadi dan golongan
6) Adil Melayani masyarakat tanpa diskriminas dan
Ketidakjujuran
7) Transparan Keterbukaan dalam melakukan kegiatan
organisasi
8) Konsisten Melakukan Tindakan yang telah disepakati dan

sesuai peraturan perundangan yang berlaku dari


waktu ke waktu
9) Partisipatif Terlibat secara mental dan emosi
kepada

pencapaian tujuan dan ikut bertanggung


jawab didalamnya
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhdapa
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Nasionalisme
merupakan pondasi bagi ASN untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai perekat dan
pemersatu bangsa. Nilai-nilai indikator dari Nasionalisme adalah :

Nilai – nilai Indikator


1. Ketuhanan 1) Menghadirkan Tuhan pada setiap aktivitas

2) Menghormati kemerdekaan beragama

3) Membina kerukunan hidup antar umat


beragama
2. Kemanusiaan 1) Mencintai sesama manusia

2) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

3) Mengakui dan memperlakukan manusia


sesuai harkat martabat
4) Membela kebenaran dan keadilan
3. Persatuan 1) Mengutamakan keutuhan bangsa

2) Rela Berkorban

3) Mengembangkan rasa bangga berbangsa dan


bernegara tanah air Indonesia baik dalam
pikiran, ucapan dan perbuatan
4) Memajukan pergaulan antar sesama manusia

5) Menjaga persatuan dalam keberagaman


4. Kerakyatan 1) Menghormati kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama
2) Mendahulukan kepentingan bersama

3) Tidak memaksakan kehendak

4) Melaksakan hasil musyawarah mufakat

5) Bertanggungjawab atas keputusan bersama

6) Membangun rasa persaudaraan dengan


berbagai suku dan budaya
5. Keadilan Sosial 1) Membangun semangat kekeluargaan dan

kegotong-royongan.

2) Mendahulukan kewajiban daripada hak

3) Gemar menolong orang lain

4) Menghormati hak orang lain dalam pelayanan


publik
5) Mengembangkan pola hidup sederhana
6) Mengakui dan menghargai kesempatan berkarya

3. Etika Publik

Etika adalah refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah sesuatu harus dilakukan
atau bagaimana melakukan yang baik atau yang benar. Sedangkan etika publik adalah
refleksi tentang standar / norma yang menetukan baik atau buruk, benar atau salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang


ASN, yaitu

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Indonesia.

2. Setia dan mempertahankan UUD 1945.

3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahian.

5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik.

8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah


9. Memberikan pelayanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun.
10.Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

11.Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.

12.Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

13.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

14.Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai


perangkat sistem karir.

Adapun nilai nilai indikatornya adalah sebagai berikut :


1. Jujur 1) Tidak berbohong, dapat dipercaya dalam
memberikan pelayanan
2) Tidak membebani masyarakat

3) Menjalankan tugas sesuai hati nurani yang bersih


2. Terbuka 1) Menyampaikan sesuatu sesuai peraturan yang
berlaku
2) Siap menerima masukan dari pihak lain

3) Tidak ada yang ditutup-tutupi dalam menjalankan


tugas dan fungsinya
3. Tulus 1) Ikhlas dalam memberikan pelayanan

2) Memberikan pelayanan tanpa pamrih


4. Sopan 1) Membiasakan atau membudayakan senyum, sapa,
santun dan ramah dalam memberikan pelayanan
2) Saling menghargai dan berkomunikasi baik

3) Menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat


5. Transparansi 1) Memberikan Informasi secara benar dan tidak
menyesatkan
2) Tidak menyalahgunakan informasi untuk mencari

keuntungan pribadi atau golongan


6. Bersikap 1) Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain
hormat 2) Mengindahkan nasehat orang lain

3) Membantu / meringankan setiap urusan orang lain


4) Menjunjung tinggi harga diri dan martabat sesama
manusia
7. Bertanggung 1) Menggunakan barang milik negara sesuai
jawab terhadap peruntukannya
barang milik 2) Tidak menjual barang milik negara
negara 3) Memelihara dan tidak merusak barang milik negara
8. Tidak 1) Tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan
diskriminatif
2) Tidak membeda-bedakan ras dan suku dan agama dalam
dan adil
membrikan pelayanan.
3) Berperilaku adil/ proporsional dalam
menjalankan tugas

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi


pada kualitas hasil. Komitmen mutu memuat 3 aspek utama yaitu efektifitas, efisiensi, dan
inovasi.

Efektifitas adalah tingkat ketercapaian target yangtelah direncanakan baik


menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Hal yang dijadikan dasar untuk mengukur
tingkat efektifitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dari segi
pencapaian jumlah maupun mutu hasil kerja sehingga dapat memberi kepuasan.

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi


pada kualitas hasil. Adapun nilai nilai indikator nya adalah sebagai berikut :
1. Efektif 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat

2) Mencapai target

3) Berhasil guna
2. Efisien 1) Menjalankan tugas dengan tepat dan cermat
2) Bekerja berdaya guna dan bertepat guna
3) Bekerja tanpa kesalahan dan
tanpa pemborosan
3. Inovatif 1) Berpikir kreatif dan inovatif

4. Orientasi Mutu 1) Bekerja dengan komitmen bagi kepuasan


masyarakat

2) Bekerja cepat, tepat ramah

3) Melayani dengan hati

4) Melindungi dan mengayomi

5) Melakukan perbaikan kelanjutan


5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu:

1) Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga
dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

2) Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih


sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda
untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya
untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

3) Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara
efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk
terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan
dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

5) Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya
demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya. Ia mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-
baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
6) Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya


dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang
menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu
untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

7) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal
yang menyimpang.
8) Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari
apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan


selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan
misi.

C. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

1. Whole of Government (WOG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya – upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan – tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.

WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja lintas
batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu. Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur
sipil Indonesia adalah:

a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi


kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang
lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi bangsa.
2. Playanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan
excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik yang murni yang memiliki
ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan nonexcludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration (OPA), New
Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamental Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi

b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga Negara

c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal- hal strategis
untuk memajukan bangsa di masa yang akan dating
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan warga negara
tetapi juga untuk proteksi.
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kontrak (PPPK).

a. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban serta Kode Etik ASN


Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur sipil Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3) Mempercepat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Selain kedudukan, tugas dan fungsi ASN juga mempunyai hak dan kewajiban
agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak sesuai dengan UU ASN sebagai berikut:

- PNS berhak memperoleh :

1) Gaji, tunjangan dan fasilitas

2) Cuti

3) Jaminan pension dan jaminan hari tua

4) Perlindungan

5) Pengembangan kompetensi
- Sedangkan PPPK berhak memperoleh :

1) Gaji dan tunjangan


2) Cuti

3) Perlindungan

4) Pengembangan kompetensi

Berdasarkan pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib


memberikan perlindungan berupa:

1) Jaminan kesehatan

2) Jaminan kecelakaan kerja

3) Jaminan kematian
4) Bantuan hokum
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur
dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah.

b. Mekanisme Pengelolaan ASN

Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah kebijakan dan


praktek dalam mengelola aspek sumber daya manusia dalam organisasi termasuk
dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi, promosi, pengembangan,
penilaian dan penghargaan. Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan
Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karir,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.

Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian


kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian
penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara, pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan
tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah
korps profesi pegawai ASN Republik Indonesia
BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Jabatan dan Unit kerja

Dokter gigi ahli pertama UPTD Puskesmas Angkona, Kecamatan Angkona, Kab.
Luwu Timur

B. Penetapan Isu

Beberapa isu yang diperoleh di puskesmas Angkona:

a. Kurangnya pelayanan gigi mulut pada ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas
Angkona

b. Belum optimalnya pelayanan gigi mulut anak usia pergantian gigi dewasa

c. Belum optimalnya pelayanan gigi mulut pada Lansia di Puskesmas Angkona

d. Waktu tunggu pelayanan di poli gigi dan mulut yang masih lama

e. Belum optimalnya Program Pencegahan Infeksi (PPI) di Poli gigi Puskesmas Angkona.

C. Deskripsi Isu

a. Kurangnya pelayanan gigi mulut pada ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas
Angkona. Pelayanan kesehatan gigi mulut di Angkona kurang menyentuh ibu hamil dan
hanya berkunjung ketika ada permasalahan saja. Padahal ibu hamil pada umumnya sangat
rentan terhadap penyakit gigi mulut karena pengaruh perubahan hormon dan perilakunya.
Begitupun pada calon pengantin belum dilaksanakan pelayanan pemeriksaan gigi mulut pra
nikah

b. Belum optimalnya pelayanan gigi mulut anak usia pergantian gigi dewasa di Puskesmas
Angkona

Jumlah gigi orang dewasa dan anak-anak berbeda. Pada anak-anak terdapat 20 gigi susu.
Sedangkan pada orang dewasa, terdapat 32 gigi tetap. Agar jumlah gigi tidak berkurang dan
fungsinya tetap terjaga, perawatan gigi perlu dilakukan sejak dini. Namun minimnya
pengetahuan anak dan orang tuanya menimbulkan berbagai masalah di usia pergantian gigi
susu ke dewasa, misalnya persistensi gigi susu dan karies dini gigi geraham pertama karena
masih dianggap sebagai gigi susu yang akan ada penggantinya

c. Belum optimalnya pelayanan gigi mulut pada Lansia di Puskesmas Angkona.

Persentase lansia di Indonesia tahun 2010 sebesar 7,4 persen dari total penduduk
Indonesia, dan diproyeksikan akan meningkat 10 persen pada tahun 2020, yaitu sebanyak 28,8
juta jiwa. Kondisi gigi hilang (ompong) baik sebagian ataupun seluruh gigi, banyak dijumpai
pada populasi pralansia dan lansia.

Dari hasil data WHO tersebut, maka penting untuk dilakukan pemeriksaan gigi khususnya
pada pasien pralansia dan lansia.

d. Waktu tunggu pelayanan di poli gigi dan mulut yang masih lama

Jika dilihat dari mutu pelayanan kesehatan, lamanya waktu tunggu pasien dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan merupakan suatu hal penting yang mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan. Waktu tunggu yang panjang sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien

Lamanya waktu tunggu di Poli gigi puskesmas bisa disebabkan banyak faktor, diantaranya
kurangnya sarana prasarana dan minimnya tim medus yang bekeeja dibanding jumlah pasien
yang berkunjung.

e. Belum optimalnya Program Pencegahan Infeksi (PPI) di poli gigi Puskesmas


Angkona. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan sebuah program
yang wajib dilaksanakan disetiap fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia untuk
meminimalisir risiko penyebaran infeksi.
Program PPI di puskesmas diantaranya mencuci tangan pakai sabun di 5 moment cuci tangan
dan penggunaan APD lengkap, namun hal ini masih belum optimal karena kepatuhan petugas
yang masih rendah.

D. Sumber Isu

Isu didapatkan dari hasil observasi selama 3 bulan bertugas di Poli Gigi Pusksemas
Angkona, Kecamatan Angkona, Luwu Timur.

E. Relevansi Isu dengan Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
- Whole of Government: Isu ini memerlukan koordinasi yang baik dengan pimpinan
Puskesmas dan Poli KIA dalam rangka membuat rancangan kegiatan dan arahan untuk
pengaplikasian di Poli gigi. Juga dibutuhkan kerjasama yang baik antara Dokter Gigi sebagai
pelaksana kegiatan, bidan-bidan dan masyarakat yang dalam hal ini adalah ibu hamil dan
calon pengantin selaku penerima pelayanan kesehatan gigi mulut.

- Pelayanan Publik: Isu yang diangkat memiliki unsur-unsur pelayanan publik yaitu
memberikan pelayanan kesehatan gigi mulut kepada ibu hamil dan calon pengantin sesuai
kompetensi yang dimiliki sebagai dokter gigi.

F. Analisis Dampak Isu

Adapun dampak yang dimungkinkan terjadi apabila isu tersebut tidak ditangani adalah
sebagai berikut:
- Bagi PNS

Tidak dapat menerapkan Nilai-nilai Dasar PNS (ANEKA) pada pelaksanaan aktualisasi di
Puskesmas Angkona.
- Bagi Unit Kerja / Organisasi

Tidak tercapainya visi dan misi serta tata nilai organisasi.

- Bagi Masyarakat

Masyarakat khusus ibu hamil dan calon pengantin belum mendapat pelayanan promotif,
preventif (pencegahan), dan kuratif (tindakan atau pengobatan) secara optimal untuk kasus
penyakit gigi mulut, sehingga dapat berdampak pada kesehatan janin ibu hamil.

G. Menentukan Kualitas Isu

Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan
menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) dan USG (Urgency, Seiourness, dan
Growth).

a. Analisa Kriteria Isu dengan APKL

Berdasarkan identifikasi isu yang telah diuraikan di atas dianalisis menggunakan APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan).
- Aktual, benar-benar terjadi dan sedang hangat diperbincangkan dalam masyarakat.
- Problematik, isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
segera solusinya.
- Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
- Kelayakan, isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.

Tabel 4.1 Analisis Isu APKL


FAKTOR
No. Isu TOTAL PERINGKAT
A P K L
1. Kurangnya pelayanan gigi mulut ibu hamil dan
calon pengantin di Puskesmas Angkona 5 5 4 5 19 I

2. Belum optimalnya pelayanan gigi mulut anak


usia pergantian gigi dewasa di Puskesmas 3 5 4 4 16 IV
Angkona
3. Belum optimalnya pelayanan gigi mulut pada
Lansia pada Puskesmas Angkona 3 4 4 4 15 V

4. Waktu tunggu pelayanan di poli gigi dan


4 5 5 4 18 II
mulut yang masih lama
5. Belum optimalnya program pencegahan
pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas 4 5 4 4 17 III
Angkona

Tabel 4.2 Skala Likert

Bobot Keterangan

5 Sangat Berpengaruh

4 Berpengaruh

3 Kurang Berpengaruh

2 Tidak Berpengaruh

1 Sangat Tidak Berpengaruh


H. Menetapkan Isu Utama (core issue)

Berdasarkan Tabel 4.1, isu yang teridentifikasi memenuhi syarat analisa APKL, yaitu :
- Kurangnys pelayanan gigi mulut ibu hamil dan calon penganten di Puskesmas Angkona.
- Waktu tunggu pelayanan di poli gigi dan mulut yang masih lama.

Isu tersebut kemudian dianalisa dengan matriks USG (urgency, Seriousness, Growth).
1) Urgency, mendesak untuk dibahas dikaitkan dengan waktu.
2) Seriousness, seberapa serius dikaitkan dengan akibat yang muncul bila penyebab isu tidak
dipecahkan dan masalah yang akan timbul akan lebih serius dari masalah pokok
3) Growth, seberapa akan berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah akan makin
memburuk bila dibiarkan.

Tabel 4.3 Tabel Pemilihan Isu Utama


No. Isu U S G Total Peringkat
1. Kurangnya pelayanan gigi 5 5 5 15 1
mulut ibu hamil dan calon
pengantin di Puskesmas
Angkona
2. Waktu tunggu pelayanan 4 4 4 12 2
di poli gigi dan mulut yang
masih lama

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan dengan kriteria USG, maka ditentukan
bahwa isu utama (core issue) yang memiliki skor tertinggi adalah: “Kurangnya pelayanan
Kesehatan gigi mulut ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas Angkona"”.

I. Gagasan Pemecahan Isu

Gagasan pemecahan isu yang kami usulkan adalah “pelayanan kesehatan gigi mulut
pada ibu hamil dan calon pengantin di Puskesmas Angkona"

J. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu

Tujuan kegiatan pelayanan kesehatan gigi mulut pada ibu hamil dan calon pengantin
adalah untuk meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya pada ibu hamil dan calon
pengantin, dimana ibu hamil sangat rentan terhadap penyakit gigi mulut karena perubahan hormon dan perilakunya.

K. Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Tabel 4.4 Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Kontribusi
Kontribusi Kegiatan
N Tahapan Keterkaitan Dengan Nilai- Kegiatan
Kegiatan Output/Hasil Terhadap Penguatan
O Kegiatan Nilai Dasar PNS Terhadap Visi
Nilai Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat SOP 1. Melakukan 1. Terarahny Nasionalisme : Visi Puskesmas Profesional
pelayanan gigi diskusi a Diskusi bersama kepala Angkona, yaitu (dilaksanakan dengan
mulut ibu hamil penyusunan pembuatan puskesmas dengan menjunjung terwujudnya keahlian dan
dan calon SOP SOP sila ke-4 Pancasila Angkona yang keterampilan)
pengantin di poli “Kerakyatan yang dipimpin bermutu dalam
gigi oleh hikmat kebijaksanaan pelayanan Integritas (tanggung
dalam permusyawaratan jawab)
perwakilan dan keadilan” Misi Puskesmas
Sumber kegiatan Angkona yang
: penugasan dari Etika Publik : pertama, yaitu
atasan Melakukan diskusi bersama memberikan
kepala puskesmas dengan pelayanan prima
sikap sopan dan Hormat dan profesional

2. Menyusun Akuntabilitas:
SOP dengan 2. Tersusunny Tanggung Jawab, Cermat dan
cermat dan a SOP yang teliti
teliti baik Menyusun SOP dengan
sistematis mulai dari pasien
datang sampai pasien
Pulang
3. Mengusulka
Etika Publik:
n rancangan 3. Rancangan
Sopan saat berkomunikasi
susunan SOP disetujui mengusulkan rancangan
SOP oleh Kepala susunan SOP yang telah dibuat
Puskesmas
Komitmen mutu :
Efektif dan Efisien SOP
dibuat ringkas dan
mencakup
segala yang dibutuhkan
2. Membuat kartu 1. Membuat 1. Terbentuknya Komitmen Mutu : Visi Puskesmas Profesional
Penilaian desain dan rancangan Efektif dan efisien dibuat Angkona, yaitu (dilaksanakan
Kesehatan Gigi isi kartu kartu ringkas dan mencakup segala terwujudnya dengan keahlian
yang dibutuhkan
Mulut ibu hamil penilaian penilaian Angkona yang dan keterampilan)
dan calon kesehatan kesehatan bermutu dalam
pengantin gigi mulut gigi mulut ibu pelayanan Integritas (tanggung
jawab)
hamil dan Misi Puskesmas
(Sumber calon Angkona yang
kegiatan : ide pengantin pertama, yaitu
Akuntabilitas :
kreatif) 2. Mengusulkan 2. Terbentuk memberikan
Bertanggung jawab
rancangan kartu pelayanan prima
Mengusulkan rancangan kartu
kartu penilaian dan profesional
yang dapat dipertanggung
penilaian kesehatan
jawabkan sesuai isi rancangan
kesehatan gigi gigi mulut ibu
mulut ke hamil dan
PJUKP calon
pengantin
3. Program 1. Melakukan 1. Terbentuknya Etika Publik: Visi Puskesmas Integritas
penyuluhan dan koordinasi Tim Sopan dan Ramah Angkona, yaitu (tanggung jawab)
kerjasama lintas pembagian penyuluhan Menggunakan bahasa yang terwujudnya
tugas kegiatan (dokter gigi, sopan dan ramah supaya Angkona yang Ramah
poli penyuluhan bidan desa bermutu dalam
tidak terkesan memerintah (akrab dan simpatik)
dan informasi atau petugas untuk meminta bantuan pelayanan
(Sumber kegiatan : program KiA) Nasionalisme: Misi Puskesmas Adil
Penugasan dari pelayanan Persatuan dan Kesatuan Angkona yaitu (tidak berpihak atau
atasan dan ide Ketika diskusi pembagian menciptakan tata
berat sebelah pada
kreatif ) tugas dengan menjunjung kelola administrasi
Puskesmas yang kepentingan tertentu
sila ke 3 “Persatuan
Indonesia” lebih bermutu
Akuntabilitas:
Keseimbangan
Pembagian wewenang akan
tugas dalam menjalankan
pelayanan publik

2. Koordinasi 2. Terbentuknya Akuntabilitas:


jadwal undangan Tanggung Jawab
kegiatan dan kegiatan membuat jadwal kegiatan
tempat penyuluhan sesuai hasil diskusi dan
penyuluhan mengecek tempat penyuluhan
dengan bidan
desa atau
petugas KIA
4, Membuat brosur Membuat desain Terbentuknya Akuntabilitas: Visi Puskesmas Profesional
tentang kesehatan dan rancangan isi brosur Tanggung Jawab Menyusun Angkona, yaitu (dilaksanakan dengan
gigi mulut pada brosur penyuluhan materi dan program kesehatan terwujudnya keahlian dan
ibu hamil dan penyuluhan gigi dan mulut ibu hamil dan Angkona yang keterampilan)
calon pengantin calon pengantin yang dapat bermutu dalam
dipercaya dan dipertanggung pelayanan Integritas
( Sumber jawabkan Misi Puskesmas (tanggung jawab)
kegiatan : ide Angkona yaitu
kreatif ) Komitmen Mutu : menciptakan tata
Inovasi Mencari sumber materi kelola administrasi
dan desain yang baru Puskesmas yang
lebih bermutu
5. Penyuluhan 1. Membuat 1. Terbentuknya Akuntabilitas: Visi Puskesmas Profesional
kesehatan gigi rancangan rancangan Tanggung Jawab Menyusun Angkona, yaitu (dilaksanakan dengan
mulut pada ibu penyuluhan penyuluhan materi dan program kesehatan terwujudnya keahlian dan
kesehatan gigi kesehatan gigi Angkona yang
hamil dan calon gigi dan mulut ibu hamil dan keterampilan Integritas
mulut pada ibu mulut pada ibu bermutu dalam
pengantin hamil dan hamil dan calon pengantin yang dapat pelayanan (tanggung jawab)
calon calon dipercaya dan dipertanggung Misi Puskesmas Ramah
( Sumber pengantin pengantin jawabkan Angkona yaitu (bertutur kata manis,
kegiatan : SKP) menciptakan tata akrab, dan simpatik)
Komitmen Mutu: kelola administrasi
Inovasi Mencari sumber materi Puskesmas yang
dan desain yang baru lebih bermutu

2. Kegiatan 2. Peserta (ibu Akuntabilitas:


penyuluhan hamil dan Tanggung jawab dan
dan calon Kejelasan Target
menginforma pengantin a. Dokter gigi: memberi materi
penyuluhan dan program
si kan paham
pelayanan dengan jelas,
program dengan isi tegas, dan mudah dipaham
pelayanan, serta paparan b. Bidan desa atau petugas
pembagian penyuluhan KIA : mencatat semua
brosur dan informasi kegiatan yang terjadi dalam
notulen dan mengupayakan
program
adanya timbal balik antara
pelayanan penyuluh dengan peserta
c. Kegiatan diatur sedemikian
rupa agar target dapat
dicapai
Nasionalisme: Pancasila
Sila ke 3 dan sila ke 4
Sila ke 3 “ Persatuan
Indonesia” adanya rasa sama
saling membutuhkan dan
terjalin silaturahim Sila ke 4 “
Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan
keadilan” adanya musyawarah
mufakat dan sharing atau
timbal balik
Etika Publik:
Memberikan penyuluhan
dengan senyum, salam,
sapa, ramah dan santun
6. Pemberian tooth Memberikan Peserta (ibu Akuntabilitas: Visi Puskesmas Profesional
mousse pada ibu contoh cara hamil dan calon Keadilan Angkona, yaitu (dilaksanakan dengan
hamil dan calon pemakaian tooth pengantin) Memberikan bahan tooth terwujudnya keahlian dan
mousse paham cara Angkona yang
pengantin untuk mousse tanpa membedakan keterampilan)
pemakaian tooth bermutu dalam
mengurangi latar belakang peserta Mutu
terbentuknya mousse Antikorupsi: pelayanan (memberikan layanan
plak gigi Tanggung Jawab Misi Puskesmas terbaik dengan sikap
Angkona yaitu
Mempertanggungjawabkan ramah, sopan, tulus, dan
(Sumber kegiatan : menciptakan tata
hasil kegiatan kelola administrasi rendah hati)
SKP ) Puskesmas yang Adil
lebih bermutu (tidak membeda
bedakan)
7. Pelayanan secara Memberikan Ibu hamil dan Akuntabilitas: Visi Puskesmas Profesional
kuratif di poli pelayanan sesuai calon pengantin Tanggung Jawab Angkona, yaitu (dilaksanakan dengan
gigi dan mulut SOP menerima Nasionalisme: terwujudnya keahlian dan
pelayanan di poli Angkona yang
Pancasila sila ke 5 keterampilan)
gigi dan mulut bermutu dalam
dan mendapat Etika publik: pelayanan Ramah
kartu penilaian Senyum, salam, sapa Misi Puskesmas (akrab dan simpatik)
(Sumber kegiatan kesehatan gigi Komitmen mutu: Efektif dan Integritas
Angkona yaitu
: SKP ) dan mulut efisien menciptakan tata (tanggung jawab)
kelola administrasi
Mutu
Puskesmas yang
lebih bermutu (berorientasi mutu)
Adil
(tidak membedakan)
L. Jadwal Kegiatan Rancangan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Angkona pada tanggal 28 Juni 2021 sampai dengan 25 Juli 2021. Kegiatan-kegiatan
aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Jadwal Kegiartan Rancangan Aktualisasi

Habituasi Pada Tanggal Portofolio/


No Kegiatan Bukti
28 Juni 2021 25 Juli 2021 Kegiatan

2 2
28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
4 5
1. Membuat SOP 1. Doku-
pelayanan gigi mentasi
mulut ibu hamil dan berupa
calon pengantin di foto/video
poli gigi 2. SOP yang
Telah
tersusun

2. Membuat kartu 1. Doku-


Penilaian mentasi
Kesehatan Gigi dan berupa foto/
Mulut Video
2. Kartu
Penilaian
yang telah
tersusun
3. Program 1. Doku-
penyuluhan dan mentasi
kerjasama lintas berupa foto/
poli (KIA dan poli video
gigi)

4. Membuat brosur 1. Doku


tentang kesehatan mentasi
gigi mulut pada ibu berupa foto/
hamil dan calon video
pengantin 2. Brosur
5. Penyuluhan 1. Doku
kesehatan gigi mulut mentasi
pada ibu hamil dan berupa foto/
calon pengantin video

6. Pemberian tooth 1. Doku


mousse untuk mentasi
menetralkan Ph berupa foto/
rongga mulut pada video
ibu hamil dan calon
pengantIn
7. Pelayanan secara 2. Doku
kuratif di poli gigi mentasi
dan mulut berupa foto/
video

Keterangan : = pelaksanaan kegiatan


= Tahap finalisasi dan penyusunan kegiatan habituasi
= Hari libur
BAB V

PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini merupakan rancangan kegiatan untuk menyelesaikan isu


dengan identifikasi isu yang telah dirumuskan melaui analisa APKL dan USG. Isu yang
diangkat adalah belum optimalnya pelayanan kesehatan gigi mulut ibu hamil dan calon
pengantin di Puksesmas Angkona. Dari isu tersebut muncul gagasan pemecah isu yang
tertuang dalam tujuh kegiatan. Rancangan ini dibutuhkan untuk meningkatkan cakupan
mutu pelayanan di Puskesmas Angkona dan penting dalam menerapkan nilai-nilai dasar
PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) selama habituasi. Sehingga dapat menghasilkan PNS yang berintegritas dan
mampu melayani masyarakat secara baik dan maksimal. Selain itu juga dapat
meningkatkan kedudukan peran ASN yang meliputi Manajemen ASN, Whole of
government dan Pelayanan Publik terutama Whole of government sehingga kolaborasi
dengan rekan kerja dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi dapat berjalan dengan baik.
Peran pelayan publik juga dapat terlaksana dengan lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai