Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MORFOLOGI TUMBUHAN

Di Susun Oleh :

Nama : Tasya Lisandra


NIM : 193010209008
Kelas : A (2019)
Kelompok : 4 (Empat)
Dosen Pengampu : Dra. Sri Puryaningsih M.Pd
: Drs. Najamuddin, M.Sii
: Chaidir Adam, S.Pd, M.Pd

LABORATORIUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FKIP
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
PALANGKARAYA
2020
I. Topik I : Organ Vegetatif pada kecambah
II. Tujuan Praktikum : Mengenal organ vegetatif pada kecambah tumbuhan
monokotil dan dikotil.
III. Landasan Teori
Tumbuhan berbiji memiliki tubuh yang berkembang dengan baik serta menunjukkan
spesialisasi struktur dan fungsi dari peristiwa deferensiasi. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara simultan (pada waktu yang
bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif karena mudah diamati, yaitu
perubahan jumlah dan ukuran. Sebaiknya perkembangan dapat dinyatakan secara
kualitatif karena perubahannya bersifat fungsional (Gardner ,1991).
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah (plantula).
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi
adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang
tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air dalam biji suatu
tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena
penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji kacang kering. Air yang
berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan
juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut
melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang
disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutriennutriennya dipindahkan ke bagian
embrio yang sedang tumbuh. Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat
embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga
bagian, yaitu akar embaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang
lembaga (kaulikulus) (Sutarmi, 1983).
Bagi tumbuhan biji (Spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang
utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya
biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula terpencar ke lain tempat
(Tjitrosoepomo, 1995).Pada biji umumnya dapat kita bedakan bagian-bagiannya yaitu
kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji atau biji (nucleus seminis).
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi
digunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya,
misalnya: integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji
(spermodermis) (Tjitrosoepomo, 1995)

Perkecambahan
Kalau keadaan menguntungkan, penyerapan air oleh biji diikuti oleh banyak kegiatan.
Protoplasma mengalami rehidrasi dan enzim-enzimnya mulai berfungsi. Zat pati diurai
menjadi gula, lemak menjadi zat-zat yang dapat dilarutkan, dan protein mnjadi asam
amino. Persediaan bahan-bahan ini memungkinkan pembebasan energi oleh respirasi,
translokasi bahan makanan ke janin, dan mulailah embrio bertumbuh (Tjitrosomo,
1983).
a. Perkembangan Kecambah Dikotil
Kotiledon tumbuhan dikotil yang kaya akan makanan akan tetap tertinggal dalam
tanah saat berkecambah bila perkembangannya hipogeal, contohnya adalah kapri; atau
muncul ke permukaan tanah secara epigeal, contohnya pada kacang-kacangan, lobak
dan selada. Dalam kedua kasus tersebut, bengkokan yang terbentuk di dekat apeks
batang mendorong tanah ke atas sambil menarik daun atau kotiledom muda yang lunak
itu. Bengkokan pada batang ini terbentuk akibat pertumbuhan tak imbang di kedua sisi
hipokotil atau epikotil, sebagai responsnya terhadap etilen segera setelah berkecambah.
Saat bengkokan muncul dari tanah, cahaya merah yang bekerja melalui Pfr memacu
meluruskan bengkokan (Salisbury, 1995).

b. Perkembangan Kecambah Monokotil


Bahan makanan yang terkumpul pada biji-biji terdapat dalam endosperma, dan
kegiatan utama kotiledon ialah peruraian dan translokasi cadangan makanan ini untuk
pertumbuhan bibit tanaman. Pada perkecambahan jagung dan beberapa famili rumput-
rumputan, butir-butirnya yang mengandung perisai atau scutelum dan sisa-sisa
endosperma, tetap tertinggal di dalam tanah. Koleoptilnya, yang dianggap sebagai
bagian dari kotiledon, menutupi dan melindungi plumula sewaktu tumbuh ke atas
melalui tanah (Tjitrosomo, 1983).
Sistem perakaran primer, yang dibentuk dari radikula, tidak pernah menjadi besar dan
dapat digunakan untuk sementara. Akar-akar primer ini dilengkapi oleh sistem
perakaran sekunder yang lebih kuat, asalnya liar, yang terbentuk dari buku- buku bawah
pada batang. Buku-buku ini adalah bagian dari plumula yang dengan demikian didorong
menembus ke atas tanah pada waktu perkecambahan. Jika akar-akar sekunder timbul
pada saat gerakan ini, maka dapat dipastikan bahwa akar-akar tersebut akan rusak. Juga,
daun-daun muda tumbuhan rumput-rumputan tidak akan mampu mendorong tanah
untuk keluar kecuali kalau tetap di lindungi oleh koleoptil. Mekanisme yang
mengendalikan dan menggabungkan berbagai perkembangan tersebut merupakan
peristiwa yang menarik (Tjitrosomo, 1983).
Bila ujung koleoptil menembus permukaan tanah, maka laju pembentukan auksinnya
sangat dikurangi oleh adanya cahaya. Maka proses-proses pertumbuhan menjadi
kebalikannya,. Perpanjangan ujung mesokotil berhenti, plumula timbul dari koleoptil,
dan akar tumbuh dari buku pertama (Tjitrosomo, 1983). Gambar fase awal
perkecambahan terlampir.
4. Pelaksanaan praktikum
Tempat : Palangka Raya
Waktu : 6 Hari (Kamis 24 September-30 September)
a. Alat dan bahan
NO Alat dan Bahan Jumlah
1. Alat tulis 1 set
2. Gelas plastik 2 buah
3. Kamera/Hp 1 buah
4. Kapas 2 buah
5. Air Secukupnya
6. Biji jagung (Zea mays) 5 biji
7. Kecambah 5 biji

b. Cara kerja
 Mengambil biji yang baru untuk diletakkan didalam gelas yang telah diisi kapas yang
telah disiram air
 Meletakkan biji tersebut didalam gelas plastic
 Mengamati dari hari ke-1 – hari ke-6
 Memberi keterangan dari hari ke hari
 Memfoto dan menggambar hasil pengamatan yang telah dilakukan
 Mengambil satu persatu biji yang telah disiapkan, membelahnya dan mengamati
endosperm, kotiledon, plumula, dan radikula, apeks pucuk, apeks akar dan daun
pertama.
 Gambar hasil pengamatan tersebut pada kertas
 Foto hasil pengamatan
 Memberi keterangan pada bagian-bagiannya
 Hasil pengamatan dimasukan pada halaman berikut.

c. Bahan diskusi
1. Apakah saja perbedaan yang mencolok dari kedua kecambah tersebut diatas?
2. Dimanakah letak endosperm dan kotiledon?
3. Apa fungsi endosperm dan kotiledon?
4. Jelaskan keadaan akar primer pada kedua kedua kecambah tersebut?
5. Adakah akar baru yang dibentuk pada bagian pangkal batang pada kecambah kacang?
6. Bagaaimana akar baru apakah ada pada kecambah jagung?
7. Dimanakah daun pertama (setelah kotiledon) dibentuk dan bagaimana posisinya
terhadap batang?
8. Apakah epikotil dan hipokotil ada perbedaan?

Hasil Pengamatan

Hari ke 0 Keterangan;
Gambar

Hari ke 1 Keterangan;
Gambar

Hari ke 2 Keterangan;
Gambar
Hari ke 3 Keterangan;
Gambar

Hari ke 4 Keterangan;
Gambar

Hari ke 5 Keterangan;
Gambar

Hari ke 6 Keterangan;
Gambar
Hasil diskusi
1. Perbedaan
 Pada monokotil, kotiledon penting dalam penyerapan makanan, sementara endosperma
memiliki fungsi sebagai jaringan penyimpanan makanan.
 Umumnya, dalam biji matang dari dikotil, kotiledon hadir sedangkan endosperma tidak ada.
 Endosperma, tidak seperti kotiledon, berasal oleh kumpulan inti jantan dan inti polar dari
kantung embrio.
 Dalam dikotil, endosperma dicerna sepenuhnya sebelum benih berkecambah, sementara
kotiledon tetap sampai bibit mampu fotosintesis.
 Dalam dikotil, kotiledon sepenuhnya menyerap makanan yang disimpan dalam endosperma.

2. Letak
 Letak kotiledon pada tumbuhan dikotil ialah terangkatnya keatas permukaan tanah. Hal ini
disebabkan terjadi pemanjangan bagian hipokotil yakni ruas batang dibawah kotiledon.
 Letak kotiledon pada tumbuhan monokotil ialah tertinggalnya kotiledon didalam tanah.
Disebabkan adanya pemanjangan ruas batang diatas kotiledon atau epikotil.

3. Fungsi
 Kotiledon ialah bagian penting dari embrio dalam benih tanaman.
 Sesudah berkecambah, kotiledon umumnya menjadi daun pertama embrionik dari sebuah
bibit.
 Jumlah kotiledon yang ada ialah salah satu karakteristik yang digunakan oleh ahli botani
untuk mengklasifikasikan tanaman berbunga (angiospermae).
 Spesies dengan satu kotiledon disebut monokotil dan diletakkan di Kelas Liliopsida.
 Tanaman dengan 2 daun embrionik dinamai dikotiledon (“dikotil“) serta digolongkankan di
Kelas Magnoliopsida.
 Endosperm Fungsinya yang paling utama adalah sebagai penyedia cadangan energi bagi
embrio (lembaga) dalam proses perkecambahan. Karena itu, protein penyusunnya
adalah albumin, protein yang larut dalam air. Karena fungsinya ini, pada endosperma sering
kali terkandung karbohidrat dan lemak. Walaupun demikian, endosperma tidak selalu
ditemukan pada biji-biji yang telah dewasa / berkembang penuh.

4.

Anda mungkin juga menyukai