Anda di halaman 1dari 38

RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

MENINGKATKAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI
STRATEGI TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
DI SMPN 5 ANGKONA KABUPATEN LUWU TIMUR

OLEH:

IRMADAMAYANTI A.Md.Kep
NIP. 19901111 202012 2 001
NDH : 27

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS


GOLONGAN II ANGKATAN XXII

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


ANGKATAN XXII TAHUN 2021

NAMA : IRMADAMAYANTI A.Md.Kep


NIP : 199011112020122001
UNIT KERJA : PUSKESMAS BURAU
JUDUL AKTUALISASI : OPTIMALISASI PENGGUNAAN APD LENGKAP
OLEH PERAWAT IGD DI PUSKESMAS BURAU.
KABUPATEN LUWU TIMUR

TELAH DISEMINARKAN
RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI PENERAPAN
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI PUSKESMAS BURAU KECAMATAN BURAU
KABUPATEN LUWU TIMUR

Luwu Timur, 22 Juni 2021


Menyetujui,
Coach Mentor

Ir. ANDI HAMDANI, MM H. SUKARIS, S.Pd


NIP: 19660816 199403 1 007 NIP : 19641220 198703 1 013

Mengetahui,
Kepala BKPSDM KABUPATEN LUWU TIMUR

Drs. H. SULAIMAN, MM
NIP: 19651129 198603 1 011

ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Nama : Awaliyah Mustakim, S.Pd.,Gr


NIP : 19941108 202012 2 001
Unit Kerja : SMP Negeri 5 Angkona
Jabatan : Ahli Pertama – Guru Matematika
Gagasan Pemacahan isu : Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik dalam
Pembelajaran Matematika melalui Implementasi
Strategi Teams Games Tournament (Tgt) di
SMPN5 Angkona Kabupaten Luwu Timur

Telah di Seminarkan
Pada Seminar Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS ANGKATAN XX
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur kerjasama Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Pada tanggal 22 Juni 2021

Mengesahkan,
Coach Penguji

Ir. ANDI HAMDANI, MM M. ADNIN MUNTU, S.Sos, M.Si


NIP: 19660816 199403 1 007 NIP : 19711014 200801 1 003

Mengetahui,
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan,

Drs. H. ASRI SAHRUN SAID


Pangkat : Pembina Utama Madya
NIP : 19671203 199403 1 009

DAFTAR ISI

iii
JUDUL RANCANGAN..........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan Aktualisasi......................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup...........................................................................................3
1.4 Deskripsi Organisasi...................................................................................4
BAB II NILAI-NILAI MATA PELATIHAN......................................................9
2.1 Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS)...................................................9
2.2 Sikap Perilaku Disiplin ASN...................................................................15
2.3 Peran dan Kedudukan ASN.....................................................................16
BAB III PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI...............18
3.1 Enviromental Scanning ...........................................................................18
3.2 Penetapan Isu...........................................................................................20
3.3 Rancangan Aktualisasi............................................................................21
TABEL RANCANGAN AKTUALISASI..........................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintahan di jelaskan dalam Undang-Undang ASN No. 5 Tahun
2014. Selanjutnya PP No. 17 tahun 2020 tentang manajemen ASN sudah
secara sempit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai
birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk
kepada sebua profesi pelayan publik. Agar dapat mewujudkan hal itu
Pegawai ASN memiliki kewajiban mengikuti Latihan Dasar (LATSAR)
yang tertuang dalam PerLAN NO.1 Tahun 2021.
Salah satu Aparatur Sipil Negara dengan jabatan fungsional yang
memiliki peran besar dalam mengoptimalkan program pemerintah adalah
guru. Profesi guru sebagai ASN dituntut untuk bekerja secara profesional
sehingga menghasilkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat
(peserta didik, orang tua dan masyarakat umum) agar terwujud pendidikan
yang benar-benar mencapai sasaran. Dalam hal ini, berarti guru harus bisa
membimbing peserta didiknya agar setiap peserta didik dapat mencapai
prestasi belajar yang baik. Guru juga memiliki tugas merancang
pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Pada metode pendidikan lama, pengukuran pencapaian materi
pengajaran hanya ditekankan kepada hasil, dalam hal ini aspek kognitif.
Sehingga kerap kali mengabaikan aspek lainnya. Salah satu aspek yang
sangat penting dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran adalah
aspek psikomotorik. Ernasari (2019) Psikomotorik adalah domain yang
meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan
aktivitas fisik, serta keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan penulis saat mengajar di kelas VIII A
SMP Negeri 5 Angkona, terdapat beberapa peserta didik yang memiliki
tingkat pemahaman matematika yang tinggi dan secara aktif terlibat dalam
setiap sesi pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan dan

1
memberikan tugas kepada peserta didik. Akan tetapi, masih banyak juga
peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, bahkan
kurang merespon saat guru mempersilahkan untuk bertanya mengenai
materi yang belum dipahami. Selain itu, saat diberi tugas hanya peserta
didik yang memiliki prestasi belajar yang baik saja yang mengerjakannya.
Sehingga, tingkat pemahaman terhadap pembelajaran yang dilakukan
menjadi rendah bagi peserta didik yang kurang aktif. Hal ini tentu saja dapat
menghambat terwujudnya keberhasilan proses pembelajaran matematika di
SMP Negeri 5 Angkona. Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat isu
“Rendahnya Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika di
SMP Negeri 5 Angkona Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur”
1.2 Tujuan Aktualisasi
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan Umum pelaksanaan rancangan aktualisasi iniantara lain:
1. Memahami dan mengaktualisasikan nilai dasar PNS yang diakronimkan
ANEKA meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi yang harus dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara.
2. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam kegiatan
yang akan dilaksanakan di lingkungan SMP Negeri 5 Angkona yaitu:
a. Mengaktualisasikan nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung
jawab dan integritas terhadap apa yang dikerjakan.
b. Mengaktualisasikan nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar
semangat nilai-nilai pancasila.
c. Mengaktualisasikan nilai Etika Publik sehingga menciptakan lingkungan
pelayanan publik yang baik
d. Mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu sehingga mewujudkan
pelayanan yang prima dan berkualitas.
e. Mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi sehingga bias mewujudkan sikap
disiplin.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan Khusus pelaksanaan aktualisasi adalah mampu menerapkan
nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti-

2
korupsi dalam upaya meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Teams Games
Tournament (TGT) pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 5 Angkona
Kabupaten Luwu Timur.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup aktualisasi ini berada pada penerapan nilai-nilai ANEKA
dalam melaksanakan setiap kegiatan. Laporan Aktualisasi ini dibatasi pada
peningkatan keaktifan dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIIIA dengan
menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT). Tahapan aktualisasi
dilaksanakan di SMP Negeri 5 Angkona, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu
Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 24 Juni 2021
– 25 Juli 2021.

3
1.4 Deskripsi Organisasi
1.4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 5 Angkona

KEPALA SEKOLAH Ketua Komite


H. Sukaris, S.Pd

Unit Perpustakaan
Munirah, S.Pd Bendahara BOS
Sitti Rahma, S.Pd., M.Pd

WK UR. Kurikulum WK UR. Kesiswaan WK UR. PRASARANA WK UR. HUMAS


Marjuki, S.Ag I Ketut Sukadana, S.Ag Muzanni, S.Pd M. Supardi, S.Pd.I, QH

GURU BK GURU MAPEL Wali Kelas VII Wali Kelas VIII Wali Kelas IX

SISWA PENJAGA

44
1.4.2 Tugas Dan Fungsi Organisasi
Sebagai unit dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, sekolah
bertugas:
1. Menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian nilai-nilai
agama dan budaya peserta didik.
2. Menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan
potensi peserta didik.
3. Pengelolaan, perencanaan, penyelenggaraan, dan penilaian pembelajaran.
4. Menghasilkan keluaran yang memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Adapun fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan antara lain sebagai


berikut:
1. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan, dan diharapkan anak
yang telah menyelesaikan sekolahnya dapat melakukan sesuatu pekerjaan atau
paling tidak sebagai dasar dalam mencari pekerjaan.
2. Sekolah memberikan keterampilan dasar.
3. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
4. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
5. Sekolah membentuk manusia sosial.

Sekolah memiliki beberapa organisasi yang mempunyai peran dan


fungsinya masing-masing seperti:
1. Organisasi Kepengurusan Sekolah
a. Menjadi wadah dan sarana penyaluran aspirasi antar stakeholder sekolah.
b. Meningkatkan tanggung jawab dan perandari stakeholder sekolah.
c. Mendukung terciptanya kondisi dan situasi sekolah yang mantap dan stabil.
2. Organisasi Kelas
a. Mengatur regulasi kelas.
b. Membentuk kelompok piket.
c. Membentuk tata tertib kelas.
3. Organisasi Siswa Intra Sekolah
a. Memantapkan dan mengembangkan peran peserta didik.
b. Melatih jiwa kepemimpinan peserta didik.
c. Melaksanakan kegiatan dengan prinsip.
5
d. Mengimplementasikan hak dan kewajiban dalam lingkungan masyarakat.
e. Menjamin kegiatan-kegiatan kelompok
f. Melaksanakan kegiatan orientasi peserta didik.
4. Organisasi ekstrakurikuler
a. Membangun pribadi peserta didik yang kompetitif.
b. Mengembangkan pengalaman dalam pengembangan bakat dan minat.
c. Mengoptimalkan bakat dan minat peserta didik.
d. Mengoptimalkan sarana dan prasarana sekolah.

1.4.3 Visi Dan Misi


Visi sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan
dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan sekolah yang secara
khusus diharapkan oleh sekolah.
Adapun Visi SMP Negeri 5 Angkona, “Berilmu, Beriman, Bertaqwa
dan Berprestasi dan Berwawasan Lingkungan”. Untuk mewujudkan Visi
yang telah ditetapkan, maka disusunlah Misi sekolah sebagai berikut:
1. Menanamkan semangat Kebangsaaan, berbudaya, berbudi pekerti Luhur
serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dengan
penguatan pendidikan karakter.
2. Meningkatkan manajemen mutu berbasisi sekolah.
3. Melaksanakan pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan inovatif.
4. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengembangkan keterampilan.
5. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, sehat, bersih dan ramah
6. Meningkatkan berbagai macam prestasi akademik dan non akademik
7. Melaksanakan kegiatan berorientasi pada kejujuran.

1.4.4 Tugas & Fungsi Guru Matematika


Tugas dan fungsi guru matematika adalah:
1. Merencanakan pembelajaran
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
4. Membimbing dan melatih peserta didik
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

6
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang
sesuai
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan
8. Membuat alat pembelajaran/ peragaan yang medukung proses pembelajaran
9. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
10. Melapor kepada kepala sekolah secara berkala

1.4.5 Nilai – Nilai Organisai


Tata nilai merupakan dasar dan arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai
dalam menjalankan tugas untuk pelaksanaan misi dan pencapaian visi. Adapun
yang menjadi nilai organisasi SMPN 5 Angkona yaitu:
1. Religius
Sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, serta toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan perbuatan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan menghargai perbedaan agama, suku, etnis dan Bahasa.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Inovatif
Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk
menciptakan atau memperbaiki produk, proses, dan sistem yang
memberikan nilai yang berarti.
7
8. Efektif
Usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil, dan target yang diharapkan tepat
sasaran dan waktu.

8
BAB II
NILAI-NILAI MATA PELATIHAN

2.1 Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS)


Nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai agenda II meliputi mata pelatihan
yang diakronimkan ANEKA yang merupakan kepanjangan dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang akan
diaktualiasasikan saat habituasi di wilayah kerja di SMP Negri 2 Bua Ponrang
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sebagai agenda III terdiri dari mata
pelatihan Pelayanan Publik, Whole of Government (WoG) dan Manajemen ASN I yang
digunakan dalam mengidentifikasi isu.
Nilai dasar PNS tersebut dijabarkan kedalam indikator-indikator atau butir-butir
yang sebagian besar diambil dari 45 butir nilai-nilai Pancasila sebagai berikut:

Indikator Nilai Dasar ASN


No Nilai Dasar Indikator
1. Akuntabilitas  Kepemimpinan
 Transparansai
 Integritas
 Tanggung jawab
 Keadilan
 Kepercayaan
 Keseimbangan
 Kejelasan
 Konsistensi
2. Nasionalisme  Religius
 Hormat-menghormati
 Kerjasama
 Tidak memaksakan
kehendak
 Jujur
 Amanah
 Adil
 Persamaan derajat

9
No Nilai Dasar Indikator
 Tenggang rasa
 Membela kebenaran
 Persatuan
 Rela berkorban
 Cinta tanah air
 Disiplin
 Musyawarah
 Kekeluargaan
 Menghormati keputusan
 Tanggung jawab
 Kerja keras
 Menghargai karya orang
lain
3. Etika Publik  Jujur dalam memberikan
informasi
 Terbuka
 Tulus
 Ramah dan Sopan
 Bisa menjaga informasi
yang bersifat rahasia
 Bersikap hormat
 Tidak diskriminatif dalam
pelayanan
4. KomitmenMutu  Efektifitas
 Efisiensi
 Inovatif
 Mutu
 Adaptif
 Responsif
 Perbaikan berkelanjutan
5. Anti Korupsi  Jujur
 Peduli

10
No Nilai Dasar Indikator
 Mandiri
 Disiplin
 Tanggung jawab
 Kerja keras
 Sederhana
 Berani
 Adil

Adapun penjelasan tentang nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara adalah sebagai
berikut:
2.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas mencakup
beberapa halantara lain akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas
berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas
memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Nilai-nilai
akuntabilitas antara lain:
a. Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan penting dalam menciptakan lingkungannya
b. Transparansi: tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong komunikasi
internal dan eksternal, memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan
akuntabiltas dalam keputusan serta meningkatkan kepercayaan kepada
pimpinan secara keseluruhan
c. Integritas: dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
dijunjung dan mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku. Integritasakan
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan stakeholders.

11
d. Tanggung jawab: tanggung jawabakan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga bahwa ada konsekuensi dari setiap tindakan yang
dilakukan,
e. Keadilan: keadilan harus menjadi landasan utama akuntabilitas karena akan
berdampak pada kepercayaan serta optimal atau tidaknya suatu kinerja
f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Lingkungan akuntablitas tidak akan lahir darihal-hal yang tidak dapat
dipercaya
g. Keseimbangan: keseimbangan diperlukan antara kewenangan, harapan dan
kapasitas. Setiap individu harus menggunakan wewenang untuk peningkatan
kinerja sesuai kapasitas sumbe rdaya dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan: focus utama untuk kejelasan adalah mengetahui wewenang, peran
dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi: konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel
(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015).

2.1.2 Nasionalisme
Nasionalis memerupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme pun bias diartikan sebagai cara yang digunakan untuk menyatukan
beberapa perbedaan karena mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan individu. Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila yang meliputi:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

12
(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2015).

2.1.3 Etika Publik


Etika public merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan public dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam undang-undang ASN adalah:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2) Setia dan mempertahankan UUD 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8) Mampu dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
9) Memberikan layanan public secara jujur, tanggap, cepat tepat akurat, berdaya
guna, dan santun
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14) Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat system karir
(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2015).

2.1.4 Komitmen Mutu


Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi
keniscayaan di era reformasi saat ini. Pun dengan penyelenggaraan pemerintah
yang berorientasi pada layanan prima. Itu adalah sesuatu yang sudah tidak bias
ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Apabila pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat, maka
akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Pelayanan publik
yang bermutu akan menciptakan kepercayaan public kepada pemerintah.

13
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek
utama yang menjadi target stake holder adalah layanan yang komitmen pada mutu
melaui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi
mutu.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal berikut:
1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumer/klien
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customer/klien tetap setia
3) Menghasilkan pekerjaan yang bekualitas tinggi tanpa cacat, tanpa kesalahan
dan tanpa pemborosan
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tuntutan kebutuhan customer/klien maupun perkembangan teknologi
5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan
6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagaicara, antara
lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan
benchmark.
(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)

2.1.5 Anti Korupsi


Korupsi berasal dari kata latin Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luarbiasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, dan masyarakat. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak jangka panjang. Korupsi
merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara demi menguntungkan diri
sendiri maupun orang lain. Korupsi digolongkan sebagai kejahatan luar biasa
karena dampaknya yang sangat besar bagi pribadi, keluarga maupun masyarakat.
Nilai dasar anti korupsi antara lain
1) Kejujuran: merupakan kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak curang
2) Kepedulian: memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan

14

6
3) Kemandirian: melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak lain
4) Kedisiplinan: mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien
5) Tanggungjawab: perwujudan dari kewajiban menyelesaikan sesuatu hal
yang dilakukan
6) Kerjakeras: kemauan untuk melakukan sesuatu dengan ketekunan dan
ketahan demi tercapainya suatu tujuan
7) Sederhana: prinsip ini akan mengatasi adanya kesenjangan social serta, iri,
dengki
8) Adil: tidak berat sebelah, tidak memihak
9) Berani: tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar
(Sumber: Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)

2.2 Sikap Perilaku Disiplin ASN


Berdasarkan kode etik dan perilaku ASN sebagaimana yang dimaksud dalam Undang
Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara antara lain:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3) Melayani dengan sikap hormat, santun, dan tanpa tekanan
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau jabatan yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintah
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN,
dan
12) Melaksanakan ketentuan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN

15
(Sumber UU No 5 Tahun 2014)

2.3 Peran dan Kedudukan ASN


1. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai pendekatan intraagency yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan. WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan public
bekerja lintas sector atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
(Sumber: Whole of Government, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2017)
2. PelayananPublik
Pelayanan public adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Pelayanan public adalah suatu proses bantuan kepada orang
lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk baik berupa barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dengan demikian diperlukan 3 unsur penting dalam pelayanan public yaitu unsure
pertama organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsure kedua penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan
unsure ketiga kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan)
(Sumber: Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara, 2017).

16
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun
dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas Pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
pejabat Pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Dalam menjalankan kedudukannya tersebut
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanpublik dan perekat dan
pemersatu bangsa.
(Sumber: Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2017).

17
BAB III
PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Enviromental Scanning


Enviromental scanning dilakukan penulis dengan lebih peduli terhadap
masalah dalam organisasi dan kemampuan. Penulis memetakkan hubungan kualitas

3.1.1 Sumber Isu


Sumber isu yang diangkat oleh penulis berasal dari pengamatan yang
dilakukan oleh penulis selama melaksanakan tugas di SMP Negeri 5
Angkona selama kurang lebih 4 bulan yang kemudian di konsultasikan ke
atasan langsung sebagai mentor.
Salah satu isu tersebut menjadi core isu untuk kemudian dicarikan
gagasan pemecahan isunya dalam bentuk rancangan berupa implementasi
strategi dan tahap kegiatan.
3.1.2 Identifikasi Isu
Dari hasil observasi selama bertugas di SMP Negeri 5 Angkona, penulis
menemukan 3 isu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai
guru Matematika. Isu tersebut antara lain:
1. Rendahnya pemahaman konsep matematika peserta didik di SMPN 5
Angkona.
2. Rendahnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika di
SMPN 5 Angkona.
3. Kurangnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika di
SMPN 5 Angkona.

3.1.3 Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI

Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI


No Isu Manajemen
Whole of goverment Pelayanan publik
ASN
1. Rendahnya Melakukan Kooridinasi Upaya Peningkatan pemahaman Setiap guru
Pemahama dan kerjasama kepada konsep matematika diharapkan seharusnya
n konsep semua pihak yang mampu memberikan pelayanan memiliki
matematik memiliki kapasitas public dalam bentuk pelaksanaan profesionali
a peserta khusunya terkait dengan pembelajaran yang inovatif sme dalam

18
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
No Isu Manajemen
Whole of goverment Pelayanan publik
ASN
didik di peningkatan pemahaman sehingga sasarannya sesuai menjalani
SMPN 5 konsep di sekolah. dengan yang diharapkan kegiatan
Angkona sehari-hari,
dalam
mentransfer
ilmu kepada
peserta
didik. Dalam
hal ini
sebagai guru
Bimbingan
Konseling
harus
mampu
melaksanaka
ntugas dan
fungsinya
secara
profesional.
2. Rendahnya Sebagai pelaksana Guru Bimbingan Konseling di Dalam
keterbukaa kegiatan Layanan harapkan mampu memberikan pelaksanaan
tugas
n masalah Bimbingan dan konseling pelayanan publik yang optimal
sebagai
diri peserta guru Bimbingan dalam bentuk pemberian layanan Guru BK
didik Konseling dan peserta Bimbingan dan Konseling kepada harus
mengacu
kepada didik diharapkan dapat peserta didik, namun untuk dapat
pada prinsip-
guru berkoordinasi sehingga membuka diri dalam masalah- prinsip dan
Bimbingan mengetahui masalah- masalah yang dihadapi dengan etika
konselor
Konseling masalah yang di hadapi guru Bimbingan Konseling maka
atau guru
di SMP peserta didik sehingga guru Bimbingan Konseling harus bimbingan
Negeri 2 perserta didik dapat mampu memberikan motivasi dan dan
Ponrang membuka diri dan dapat solusi akan masalah peserta didik konseling
yang

19
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
No Isu Manajemen
Whole of goverment Pelayanan publik
ASN
berkoordinasi dengan melaui beberapa cara misalnya profesional
guru Bimbingan konseling individu. dan
berintegrita
Konseling jika ada
s. Guru
masalah yang dihadapi harus
mampu
mengelola
keterbatasan
item-item
yang ada
untuk hasil
yang
maksimal
serta mampu
menerapkan
berbagai
metode dan
item-item
pembelajara
n yang unik
dan menarik.
3. Kurangnya Melakukan Kooridinasi Memberikan pelayanan publik Setiap ASN
hubungan dan kerjasama kepada yang prima untuk menunjang secara
social antar semua pihak yang proses pelayanan bimbingan dan professional
siswa di memiliki kepentingan konseling sehingga setiap peserta diharuskan
SMP khusunya terkait dengan didik dapat berinteraksi dengan memberikan
Negeri 2 hubungan sosial layanan seluruh lingkungan yang ada tata kelola
Bua bimbingan dan konseling disekolah. dengan
Ponrang di sekolah. standar yang
terbaik.
Seorang
guru harus
berintegrita
s, Yaitu mau
bertanggung
jawab

20
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
No Isu Manajemen
Whole of goverment Pelayanan publik
ASN
mencarikan
solusi demi
tercapainya
tujuan
organisasi

3.2 Penetapan Isu


Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria dan kualitas isu. Dari isu di
atas, analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis AKPL. Alat analisis
AKPL digunakan untuk menentukan criteria isu. APKL memiliki 4 kriteria penilaian
yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan.
1. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat.
2. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan solusinya.
4. Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Hasil analisis isu-isu yang terjadi pada unit kerja dengan metode APKL dapat
dilihat pada Tabel berikut ini :

Bobot Penetapan Kriteria Kualiatas ISU AKPL


Bobot Keterangan
5 Sangat (Penting/Serius/Berkembang)
4 Penting/Serius/Berkembang
3 Cukup (Penting/Serius/Berkembang)
2 Tidak (Penting/Serius/Berkembang)
1 Sangattidak (Penting/Serius/Berkembang)

Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis AKPL

Kriteria TOTAL
No Pokok Bahasan Isu RANKING
A K P L NILAI
1 Kurang optimalnya pemetaan 5 5 4 3 17 II

21
Kriteria TOTAL
No Pokok Bahasan Isu RANKING
A K P L NILAI
perangkat layanan Bimbingan
Konseling di SMP Negeri 2
Bua Ponrang.
2 Rendahnya keterbukaan
masalah diri peserta didik
kepada Guru Bimbingan 5 5 5 5 20 I
Konseling di SMP Negeri 2
Bua Ponrang
3 Kurangnya hubungan social
antar peserta didik di SMP 5 3 3 3 14 III
Negeri 2 Bua Ponrang

Berdasarkan hasil analisis AKPL diatas dapat diketahui bahwa masalah yang sangat
mendesak untuk diselesaikan adalah “Rendahnya keterbukaan masalah diri peserta didik
kepada Guru Bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Bua Ponrang”.

3.3 Rancangan Aktualisasi


Unit kerja SMP NEGERI 2 BUA PONRANG
Identifikasi Isu 1. Kurang optimalnya pemetaan perangkat layanan Bimbingan
Konseling di SMP Negeri 2 Bua Ponrang.
2. Rendahnya keterbukaan masalah diri peserta didik kepada
Guru Bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Bua Ponrang
3. Kurangnya hubungan social antar peserta didik di SMP
Negeri 2 Bua Ponrang
Isu yang Diangkat Rendahnya keterbukaan masalah diri peserta didik kepada Guru
Bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Bua Ponrang
Gagasan Meningkatkan Keterbukaan Masalah Diri Peserta Didik Kepada
Pemecahan Isu Guru Bimbingan Konseling Di SMP Negeri 2 Bua Ponrang

Gagasan pemecahan isu dari dampak yang dapat ditimbulkan dari isu di atas
sekaligus menjadi judul aktualisasi, yakni “Meningkatkan Keterbukaan Masalah Diri

22
Peserta Didik Kepada Guru Bimbingan Konseling Di SMP Negeri 2 Bua Ponrang
Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu”

23
TABEL RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : SMP NEGERI 2 BUA PONRANG
Isu yang diangkat : Rendahnya Keterbukaan Masalah Diri Peserta Didik Kepada Guru Bimbingan Konseling di SMP Negeri 2
Bua Ponrang Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu
Judul Aktualisasi : Meningkatkan Keterbukaan Masalah Diri Peserta Didik Kepada Guru Bimbingan Konseling di SMP Negeri 2
Bua Ponrang Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu
Tahapan Konstribusi terhadap Visi Penguatan Terhadap
No. Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Kegiatan dan Misi Organisasi Nilai organisasi
1. Konsultasi a. Menyiapkan a. Foto Materi a. Etika Publik : Saya Bersikap Konsultasi dan koordinasi Melaksanakan
bahan
dengan ramah, sopan, dan hormat dengan mentor merupakan konsultasi dengan
konsultasi
mentor terhadap mentor pada saat salah satu perwujudan dari mentor
melakukan konsultasi. Visi “karakter bangsa” memberikontribusi
b. Menentukan b. Foto b. Akuntabilitas: Konsultasi dan mendukung misi dalam penguatan nilai-
jadwal
Konsultasi berkenaan dengan meningkatan “menerapkan manajemen nilai organisasi salah
konsultasi
dengan keterbukaan masalah diri siswa partisipatif dengan satunya “Tindakan
Mentor adalah tanggung jawab saya. melibatkan seluruh warga yang menunjukkan
c. Nasionalisme: Pada saat melakukan sekolah dan kelompok perilaku tertib dan
c. Catat hasil konsultasi dengan mentor dilakukan kepentingan yang terkait patuh pada berbagai
c. Melakukan
konsultasi Konsultasi melalui musyawarah. dengan sekolah…”. ketentuan pada
berbagai ketentuan dan
peraturan”.
d. Mencatat hasil
konsultasi

e. Dokumentasi

2. Pembuatan a. Mencari a. Screen shoot a. Anti Korupsi : Membuat leflet BK Membuat lefleat
refrensi
leaflet pencarian Dalam pembuatan leaflet merupakan merupakan perwujudan dari keterbukaan masalah
Referensi wujud kerja keras untuk penyebaran Visi “wawasan luas” dan diri Bimbingan
informasi tentang Bimbingan mendukung Misi “ Konseling
Konseling. menyediakan dan berkontribusi pada nilai
b. Komitmen Mutu : memanfaatkan sarana dan “Perilaku yang
b. Membuat b. Foto Pembuatan leaflet sebagai media prasana yang maksimal menunjukkan upaya
desain leflet
pembuatan penyebaran informasi merupakan sehingga tercipta sungguh-sungguh
keterbukaan
masalah diri leaflet bentuk inovasi saya untuk pembelajaran yang cerdas dalam mengatasi
meningkatkan pengetahuan siswa dan menyenangkan”. berbagai hambatan
tentang Bimbingan Konseling dalam masalah diri”.
c. Akuntabilitas:
Penyebaran informasi melalui leaflet
merupakan tanggung jawab saya
dalam memberikan pengetahuan
c. Print out Bimbingan Konseling kepada siswa.
c. Mencetak
leaflet hasil leflet

25
d. Foto
d. Membagi
meyebarkan
leaflet kepada
siswa lefleat
kepada siswa

e. daftar hadir
e. Membuat daftar
penerima lefleat

f. Dokumentasi
3. Pembuatan a. Mencari a. Screen shoot a. Komitmen Mutu Bentuk inovasi Membuat benner Membuat banner
refrensi
Banner mencari dengan membuat benner yang Bimbingan Konseling keterbukaan masalah
Referensi mudah digunakan merupakan perwujudan dari diri Bimbingan
b. Mendesain benner dengan Visi “wawasan luas” dan Konseling
mengutamakan kebutuhan siswa mendukung Misi “ berkontribusi pada nilai
b. Foto Akuntabilitas Penyebaran menyediakan dan “Perilaku yang
b. Membuat
desain benner membuat informasi melalui benner memanfaatkan sarana dan menunjukkan upaya

26
Desain merupakan Tanggung jawab prasana yang maksimal sungguh-sungguh
benner peserta untuk membantu siswa sehingga tercipta dalam mengatasi
untuk mengetahui keterbukaan pembelajaran yang cerdas berbagai hambatan
masalah dan menyenangkan”. dalam masalah diri”.
c. Foto Banner
c. Mencetak
banner

d. Foto sebelum
d. Memasang
dan sesudah
banner
memasang
benner

e. Dokumentasi
4. Sosialisasi a. Mencari a. Screenshoot a. Akuntabilitas Saya mempunyai Melaksanakan sosialisasi Melaksanakan
konselor referensi
Mencari tanggung jawab dalam melakukan merupakan perwujudan dari sosialisasi layanan
tentang masalah diri
Keterbukaa referensi sosialisi tentang layanan Bimbingan Visi “wawasan luas” Bimbingan Konseling
n masalah
Sosialisasi Konseling mendukug misi Berkontribusi pada
diri
b. Komitmen Mutu “Melaksanakan Pelatihan- nilai “Perilaku” yang
b. Foto materi Pelaksanaan sosialisasi dalam rangka Pelatihan Sehingga Dapat menunjukkan upaya
b. Membuat
materi Materi meningkatkan pegetahuan siswa Melahirkan Sumber Daya sungguh-sungguh

27
Sosialisasi Sosialisasi tentang Bimbingan Konseling Manusia Yang Berbakat, dalam masalah diri”.
keterbukaan
merupakan upaya meningkatkan mutu Kratif Dan Inovatif”
masalah diri
pelayanan Bimbingan Konseling.
c. Anti Korupsi Menyiapkan materi
c. Foto daftar sosialisasi merupakan wujud usaha
c. Membuat
hadir kerja keras dalam meningkatkan
daftar hadir
sosialisasi sosialisasi pegetahuan peserta didik mengenai
layanan Bimbingan Konseling.

d. Video dan
d. Melakukan
foto
sosialisasi
sosialisasi

e. Dokumentasi
5. Pemilahan a. Membuat a. Foto a. Akuntabilitas: Dalam pelaksanaan Pelaksanan Layanan BK Melaksanakan
ungkapan angket
pembuatan layanan Bimbingan Konseling yang berkontribusi pada Visi“ pelayanan Bimbingan
masalah ungkapan
diri masalah Angket paling utama adalah menjaga Inovasi dan Amanah” dan Konseling
ungkapan kerahasian penerima layanan hal ini mendukung Misi berkontribusi pada nilai
masalah merupakan tanggung jawab saya. menerapkan manajemen “Perilaku yang

28
b. Komitmen Mutu Pelaksanaan partisipatif dengan menunjukkan upaya
b. Mencetak
b. Print out layanan Bimbingan Konseling dengan melibatkan seluruh warga sungguh-sungguh
angket
ungkapan angket baik dalam rangka membantu siswa sekolah dan kelompok dalam mengatasi
masalah
ungkapan yang memiliki masalah merupakan kepentingan yang terkait berbagai masalah diri
masalah upaya meningkatkan mutu Bimbingan dengan sekolah” peserta didik” serta
Konseling. nilai “Perilaku yang
c. Etika publik: Dalam pelaksanaan didasarkan pada upaya
layanan Bimbingan Konseling saya menjadikan diri sebagai
Bersikap ramah, sopan terhadap orang yang dapat
c. Mengedarkan
c. Foto siswa sehingga siswa tidak merasa dipercaya dalam
angket
Ungkapan mengedarkan ragu untuk megisi masalah yang perkataan, tindakan dan
masalah
angket dihadapinya. perbuatan”.
d. Nasionalisme: Pelaksanaan layanan
Bimbingan Konseling saya lakukan
dengan adil dengan tidak membeda-
d. Analisis hasil
d. analisis hasil bedakan siswa.
angket
angket
e. Dokumentasi

6. Konseling a. Menyiapkan a. foto a. Akuntabilitas: Dalam pelaksanaan Melaksanakan Pelaksanaan Konseling Kelompok
tempat layanan
Kelompok menyiapkan layanan Bimbingan Konseling yang layanan BK berkontribusi berkontribusi pada niali
konseling

29
kelompok layanan paling utama adalah menjaga pada visi “Amanah” dan “Perilaku yang
konseling kerahasiaan penerima layanan hal ini mendukung Misi didasarkan pada upaya
kelompok merupakan tanggung jawab saya. menerapkan manajemen menjadikan diri sebagai
b. Komitmen Mutu Pelaksanaan partisipatif dengan orang yang dapat
layanan BK dengan baik dalam rangka melibatkan seluruh warga dipercaya dalam
membantu siswa yang memiliki sekolah dan kelompok perkataan, tindakan dan
b. Membuat b. daftar hadir masalah merupakan upaya meningkat kepentingan yang terkait perbuatan” serta nilai
daftar hadir
kan mutu Bimbingan Konseling. dengan sekolah…” “Tindakan yang
c. Etika publik: Dalam pelaksanaan menunjukkan perilaku
layanan Bimbingan Konseling saya tertib dan patuh pada
Bersikap ramah, sopan terhadap berbagai ketentuan
siswa sehingga siswa tidak merasa pada berbagai
c. Melaksanakan c. video dan ragu untuk menyampaikan masalah ketentuan dan
konseling
foto yang dihadapinya. peraturan”.
kelompok
konseling d. Nasionalisme: Pelaksanaan layanan
kelompok Bimbingan Konseling saya lakukan
dengan adil dengan tidak membeda-
d. dokumentasi
bedakan siswa.

7. Konseling a. Menyiapkan a. Foto a. Akuntabilitas: Dalam pelaksanaan Melaksanakan Pelaksanaan Konseling individu
konseling
individu menyiapkan layanan BK yang paling utama adalah layanan BK berkontribusi berkontribusi pada nilai
individu

30
konseling menjaga kerahasiaan penerima layanan pada visi “Amanah” dan “Perilaku yang
individu hal ini merupakan tanggung jawab mendukung Misi didasarkan pada upaya
saya. menerapkan manajemen menjadikan diri sebagai
b. Komitmen Mutu Pelaksanaan partisipatif dengan orang yang dapat
layanan Bimbingan Konseling dengan melibatkan seluruh warga dipercaya dalam
baik dalam rangka membantu siswa sekolah dan kelompok perkataan, tindakan dan
b. Melaksanakan b. Foto dan yang memiliki masalah merupakan kepentingan yang terkait perbuatan” serta nilai
konseling
video upaya meningkat kan mutu Bimbingan dengan sekolah” “Tindakan yang
individu
konseling Konseling.. menunjukkan perilaku
Individu c. Etika publik: Dalam pelaksanaan tertib dan patuh pada
layanan Bimbingan Konseling saya berbagai ketentuan
Bersikap ramah, sopan terhadap pada berbagai
c. Dokumentasi siswa sehingga siswa tidak merasa ragu ketentuan dan
untuk menyampaikan masalah yang peraturan”.
dihadapinya.
d. Nasionalisme: Pelaksanaan layanan
Bimbingan Konseling saya lakukan
dengan adil dengan tidak membeda-
bedakan siswa.

8. Evaluasi a. Menyiapkan a. lembar a. Komitmen Mutu Dengan adanya Melaksanakan evaluasi Melakukan evaluasi

31
hasil kousioner kousiner lembar kuesioner kita dapat kegiatan aktualisasi kegiatan berkontribusi
aktualisasi
mengetahui apakah pelayanan yang berkontribusi pada Visi “ pada nilai “Tindakan
kita berikan sudah efektif dan Disiplin” dan Mendukung yang menunjukkan
efisien. Misi “sikap disiplin pada perilaku tertib dan
b. foto b. Anti korupsi Saya bersikap jujur seluruh wargas Sekolah”. patuh pada berbagai
b. Membagikan
membag dalam menyampaikan hasil analisa ketentuan pada
Kousioner
ikan kusioner. berbagai ketentuan dan
kousion peraturan” serta nilai
er c. Nasionalisme Saya tidak “Perilaku yang
memaksakan kehendak dalam didasarkan pada upaya
pengisian kuesioner menjadikan diri sebagai
orang yang dapat
c. Menganalisis c. hasil dipercaya dalam
hasil Kousioner
kousioner perkataan, tindakan dan
perbuatan”.
d. Dokumentasi

Kegiatan kegiatan tersebut akan dilakukan selama masa off campus dengan jadwal sebagai berikut:
Waktu Pelaksanaan Aktualisasi

NO KEGIATAN Waktu Pelaksanaan

32
Juni Juli
(Minggu Ke-) (Minggu Ke-)
3 4 1 2 3
1 Konsultasi Dengan Mentor        
2 Pembuatan leaflet
3 Pembuatan banner
4 Sosialisasi konselor tentang Keterbukaan diri
5 Pemilahan ungkapan
6 Konseling Kelompok
7 Konseling individu    
8 Evaluasi hasil

33
LEMBAR KUESIONER

MENINGKATKAN KETERBUKAAN MASALAH DIRI PESERTA DIDIK KEPADA


GURU BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 BUA PONRANG
KECAMATAN PONRANG KABUPATEN LUWU

Berilah tanda checklist (√) pada alternative pilihan yang paling sesuai menurut anda:

ALTERNATIF PILIHAN
N Tidak Sangat
PERNYATAAN Sangat Ragu-
O Setuju Setuj Tidak
Setuju Ragu
u Setuju
Leflet dapat meningkatkan
1 pemahamanan saya tentang
keterbukaan Masalah diri
Benner yang digunakan dapat
2 memberikan informasi
keterbukaan masalah diri
Benner telah ditempatkan di
3
tempat yang mudah dilihat
Sosialisasi akan keterbukaan
4 masalah diri menambah lebih
wawasan saya akan diri saya
Guru BK telah bersikap
5 sopan dan ramah dalam
menyampaikan sosialisasi
Penjelasan sosialisasi dapat
6
mudah dimengerti
Angket dapat mengungkap
7
Masalah sesuai keadaan saya
Konseling kelompok yang di
8 lakukan memberi manfaat
bagi saya
Konseling Individu lebih
9 mengungkapkan akan
masalah diri saya
Guru BK adalah Guru yang
tepat dalam mengungkap dan
10
mengatasi masalah diri saya
di sekolah

Anda mungkin juga menyukai