A. DEFINISI
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh (Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536).
Rheumatoid Arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001:
1248).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu
Bedah Orthopedi, hal.165)
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimun sistemik kronis
yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi
inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi
kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998).
Rheumatoid Arthritis adalah kelainan inflamasi yang terutama
mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai
dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan
( Diane C. Baughman. 2000).
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit peradangan kronik
yang menyebabkan degenerasi jaringan ikat, peradangan (inflamasi)
terjadi secara terus-menerus terutama pada organ sinovium dan menyebar
ke struktur sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul fibrosa sendi,
legamen dan tendon. Inflamasi ditandai dengan penimbunan sel darah
putih, pengaktifan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan
jaringan granular. Inflamasi kronik menyebabkan hipertropi dan
penebalan membran pada sinovium, terjadi hambatan aliran darah dan
nekrosis sel dan inflamasi berlanjut. Pembentukan panus terjadi oleh
penebalan sinovium yang dilapisi jaringan granular. Penyebaran panus ke
sinovium menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut
memacu kerusakan sendi dan deformitas. Biasanya jaringan ikat yang
pertama kali mengalami kerusakan adalah jaringan ikat yang membentuk
lapisan sendi, yaitu membrane sinovium
B. ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui
secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik,
lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor
pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan
virus (Lemone & Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis
reumatoid, yaitu:
1.Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-
hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning
stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih
dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.
Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya
tidak berlangsung lama.
b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah.
c. Poli artritis simetris sendi perifer → Semua sendi bisa terserang,
panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling
sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan,
meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga.
d. Artritis erosif → sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi
yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat
dilihat pada penyinaran sinar X.
e. Deformitas → pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi
metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi
yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan
kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami
ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total.
f. Rematoid nodul → merupakan massa subkutan yang terjadi pada
1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa
olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah,
bentuknya oval atau bulat dan padat.
g. Kronik → Ciri khas rematoid artritis.
2. Tanda dan gejala sistemik
Lemah, demam, takhikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia. Bila
ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat
istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial
terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya
kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula
perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang
kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan
pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan
pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.
D. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti
edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.
Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada
sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi
membentuk panus, atau penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk
ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi
nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat
ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka
terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan
tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa
menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya artritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai
dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada
orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak
terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor reumatoid
(seropositif gangguan reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.
Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada
jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi
edema, proliferasi membran sinovial, dan akhirnya membentuk panus.
Panus akan meghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang,
akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami
perubahan generative dengan menghilangnya elastisitas otot dan
kekuatan kontraksi otot.
E. KOMPLIKASI
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
4. Terjadi splenomegaly.
F. PATHWAYS
Terlampir
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Faktor rematoid: positif pada 80%-95% kasus.
2. Fiksasi lateks: positif pada 75% dari kasus-kasus khas.
3. Reaksi-reaksi aglutinasi: Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus
khas.
4. LED: Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h). Mungkin kembali
normal sewaktu gejala-gejala meningkat.
5. Protein C-reaktif: Positif selama masa eksaserbasi.
6. SDP: Meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
7. JDL: Umumnya menunjukkan anemia sedang.
8. Ig (IgM dan IgG): Peningkatan besar menunjukkan proses autoimun
sebagai penyebab AR.
9. Sinar x dari sendi yang sakit: Menunjukkan pembengkakkan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
10. Scan radionuklida: Identifikasi peradangan sinovium.
11. Artroskopi langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan
iregularitas/degenerasi tulang pada sendi.
12. Aspirasi cairan sinovial: Mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal; buram, berkabut, munculnya warna kuning
(respon inflamasi, perdarahan, produk-produk pembuangan
degeneratif); elevasi SDP dan leukosit, penurunan viskositas dan
komplemen (C3 dan C4).
13. Biopsi membran sinovial: Menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data (Anamnesa)
a. Data Demografis
Identitas pasien : meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,
agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan,
riwayat pekerjaan, tanggal masuk panti, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada lansia dengan rheumatoid
arthritis nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
stress pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara
bilateral dan simetris.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri
pasien digunakan :
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan pasien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
3) Region: radiation, relief. Apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
pasien, bisa berdasarkan skala nyeri atau pasien menerangkan
seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
rheumatoid arthritis, yang nantinya membantu dalam membuat
rencana tindakan terhadap pasien. Ini bisa berupa keluhan sakit
kepala, pusing, tengkuk terasa tegang, lemas, berkeringat dan
kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa
ditentukan kekuatan yang terjadi dan dapat menegakan diagnose
serta tindakan keperawatan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada peran genetik pada penyakit rheumatoid arthritis, dimana
keluarga memiliki rheumatoid arthritis maka kemungkinan untuk
mengalami rheumatoid arthritis juga semakin besar genetik.
e. Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi pasien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta
respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari- harinya baik
dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat.
f. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Aktivitas/ istirahat
Gejala: : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
dengan stress pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya
terjadi secara bilateral dan simetris.
Tanda: Malaise. Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit;
kontraktur/kelainan pada sendi dan otot.
2) Sirkulasi
Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/kaki (mis., pucat
intermiten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum
warna kembali normal).
3) Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut/kronis; mis., finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi, (mis.,
ketergantungan pada diri orang lain)..
4) Makanan / cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau
mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia,
dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: Penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
5) Hygiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang
lain.
6) Neurosensory
Gejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki., hilangnya
sensasi pada jaringan.
Pembengkakan sendi simetris
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri hilang timbul pada kepala terutama daerah sendi.
8) Keamanan
Gejala: Kulit mengkilat, tegang; nodul subkutaneus. Lesi kulit,
ulkus kaki. Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan
rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada mata
dan membran mukosa.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan - Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari
tingkat inflamasi/rasa sakit pada perkembangan/resolusi dari proses
sendi. inflamasi.
2. Pertahankan istirahat tirah - Istirahat sistemik dianjurkan selama
baring/duduk jika diperlukan. Jadwal eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit
aktivitas untuk memberikan periode yang penting untuk mencegah kelelahan,
istirahat yang terus-menerus dan tidur mempertahankan kekuatan.
malam hari yang tidak terganggu. - Mempertahankan atau meningkatkan
3. Bantu dengan rentang gerak fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina
aktif/pasif, demikian juga latihan umum. Catatan: latihan tidak adekuat
resistif dan isometrik jika menimbulkan kekakuan sendi, karenanya
memungkinkan. aktivitas berlebihan dapat merusak sendi.
4. Ubah posisi dengan sering dengan - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan
jumlah personel cukup. meningkatkan sirkulasi. Mempermudah
Demonstrasikan atau bantu teknik perawatan diri dan kemandirian pasien.
pemindahan dan penggunaan bantuan Teknik oemindahan yang tepat dapat
mobilitas mis., trapeze. mencegah robekan abrasi kulit.
5. Posisikan dengan bantal, kantung - Meningkatkan stabilitas jaringan
pasir, gulungan trokhanter, bebat, (mengurangi resiko cedera) dan
brace. mempertahankan posisi sendi yang
6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah diperlukan dan kesejajaran tubuh,
leher. mengurangi kontraktur.
7. Dorong pasien mempertahankan - Mencegah fleksi leher.
postur tegak dan duduk tinggi, - Memaksimalkan fungsi sendi,
berdiri, berjalan. mempertahankan mobilitas.
8. Berikan lingkungan yang aman, mis - Menghindari cedera akibat
menaikkan kursi atau kloset, kecelakaan/jatuh.
menggunakan pegangan tangga pada - Berguna dalam memformulasikan
bak/pancuran dan toilet, penggunaan program latihan/aktivitas yang
alat bantu mobilitas/kursi roda berdasarkan pada kebutuhan individual
penyelamat. dan dalam mengidentifikasikan
Kolaborasi : alat/bantuan mobilitas.
9. Konsul dengan ahli terapi - Menurunkan takanan pada jaringan yang
fisik/okupasi dan spesialis mudah pecah untuk mengurangi resiko
vokasional. imobilitas/terjadi dekubitus.
10. Berikan matras busa/pengubah - Krisoterapi (garam emas) dapat
tekanan. menghasilkan remisi dramatis/terus-
11. Berikan obat-obatan sesuai indikasi. menerus tetapi dapat mengakibatkan
Agen antireumatik, mis., emas, inflamasi rebound bila terjadi penghentian
natrium tiumaleat (Myochrysin) atau atau efek samping serius, mis., krisis
auranofin (Ridaura); nitrotoid dengan pusing, penglihatan
Steroid. kabur, kemerahan tubuh, perkembangan
12. Siapkan untuk intervensi bedah, mis., syok anafilaktik.
Artroplasti; - Mungkin dibutuhkan untuk menekan
Prosedur pelepasan tunnel, perbaikan inflamasi sistemik akut.
tendon, ganglionektomi; - Perbaikan pada kelemahan periartikuler
Implan sendi. dan subluksasi dapat meningkatkan
stabilitas sendi.
- Perbaikan berkenaan dengan defek
jaringan penyambung; meningkatkan
fungsi dan mobilitas.
- Penggantian mungkin diperlukan untuk
memperbaiki fungsi optimal dan
mobilitas.
PATHWAYS
Faktor Pencetus: Bakteri,
mikroplasma, atau virus
Pemecahan
Terbentuk Kolagen Kekakuan sendi
nodul- nodul
rematoid
ekstrasinoviu
m Edema, poliferasi Rentang Gerak
membrane sinovial Berkurang
Kerusakan sendi
Progresif
Kartilago Hambatan
dirusak Aliran Darah
Nekrosis Sel
Penurunan
elastisitas dan
kontraksi otot
c. Pola eliminasi
1) BAB
Sebelum Sakit Selama sakit
2) BAK
Sebelum Sakit Selama sakit
Data Objektif
a. Pasien kelihatan kelelahan.
b. Pasien kelihatan meringis.
c. KU: Lemah
d. TTV:
- Suhu tubuh : 370 C
- Denyut Nadi : 60 kali /menit
- Pernafasan : 18 kali /menit
- Tekanan Darah : 90/70 mmHg
e. Data Lab 3 April 2021
ESR: meningkat
FR: >1:80Positif(80%)
LED: 85 mm/h.
Data Objektif
a. Terdapat kelemahan
otot pada jari tangan
Tn.P:
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan
persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan
persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan
sedang.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Terlampir
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Terlampir
E. EVALUASI FORMATIF
Terlampir
F. EVALUASI SUMATIF
Terlampir
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan
1 Selasa, 8/06/2021 Nyeri kronik Tujuan : a. Kaji keadaan umum dan TTV pasien a. Keadaan umum
09.00 Setelah dilakukan tindakan b. Kaji skala nyeri pasien menunjukan keadaan
keperawatan kepada Tn.P c. Bantu memberikan posisi nyaman pada pasien secara utuh dengan Ika
selama 3 x 7 jam pasien mengetahui TTV untuk
diharapkan nyeri kronik d. Ajarkan tindakan kompress hangat menentukan tindakan
berkurang dengan, e. Edukasi pasien untuk diit rendah purin selanjutnya.
dan rendah lemak b. Untuk mengetahui tingkat
Kriteria Hasil : f. Bantu pasien minum obat analgesik nyeri pasien dengan
a. Skala nyeri berkurang sesuai advice dokter menggunakan pengkajian
dari semula 5 menjadi 3 PQRST
b. Tn.P dapat mengontrol c. Untuk menghindari
nyeri secara mandiri & insiden kecelakaan atau
dapat mengungkapkan terjatuh karena pusing.
kenyamanan karena d. Melancarkan pembuluh
nyeri berkurang darah dan dapat
c. Mengikuti regimen mengurangi nyeri
farmakologi yang e. Untuk mengontrol
diresepkan tekanan darah dalam
batas normal dan
mencegah perilaku yang
beresiko meningkatkan
tekanan darah
f. Obat tersebut dapat
mengurangi nyeri
2 Selasa, 8/06/2021 Hambatan Tujuan : a. Kaji kemampuan pasien dalam a. Untuk mengetahui sejauh
09.20 mobilitas fisik mobilisasi. mana mobilisasi yang dapat
Setelah dilakukan tindakan b. Kaji luasnya kelemahan otot secara dilakukan. Ika
keperawatan kepada Tn.P teratur. b. Untuk mengetahui luasnya
selama 3 x 7 jam diharapkan c. Lakukan latihan tentang gerak aktif kerusakan dan hambatan
hambatan mobilitas fisik dapat pada ekstremitas (ROM). mobilisasi.
teratasi d. Edukasi kepada pasien untuk dapat c. Meningkatkan sirkulasi,
Kriteria Hasil : melakukan olahraga rutin sesuai membantu mencegah
a. Tidak ada komplikasi dan kemampuan kontraktur.
tidak adanya kontraktur d. Untuk mencegah kekakuan
pada lutut kiri Tn.P dan kelemahan otot terus
b. Kekuatan otot tetap dalam bertambah
rentang 4 sampai 5 (tidak
berkurang menjadi lebih
parah)
c. Tn.P dapat mengurangi
aktivitas berlebihan
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Waktu Diagnosa Implement TTD
. (Hari/Tgl/Ja keperawat asi &
m) an Respon
1 Selasa, Nyeri akut 1. Mengkaji keadaan umum klien
8/06/2021 DS : Ika
09.55 Klien mengatakan sering merasa pusing dan tidak nyaman saat tekanan darahnya sedang
naik, leher terasa berat dan kaku, dan pandangan menjadi kabur.
DO :
a. Keadaan umum: baik. Kesadaran: Composmentis, Suhu: 37ºC,
b. Nadi : 60 x/menit,
c. Tekanan Darah : 90/70 mmHg, RR :18x/menit.
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan sedang.
c. ROM kanan dan kiri: ROM aktif baik di kaki kiri dan kanan, lemah di sendi jari tangan.
Tn.P hanya mampu melakukan gerakan ROM aktif di jari tangan selama 10 menit.
6. Memberikan posisi nyaman untuk pasien beristirahat dan mengurangi aktivitas berat
12.00 Hambatan DS:
Mobilitas Pasien mengatakan akan beristirahat sejenak
Fisik DO:
Pasien tampak akan beristirahat Ika
7. Mengevaluasi kembali tanda vital dan masalah nyeri akut pada pasien
14.30 Nyeri Akut DS:
Tn.P mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit menjadi 4/10,
nyeri masih berdenyut-denyut di sendi jari tangannya, Ika
DO:
Tn.P tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal pengkajian, TD: 110/80 mmHg, N:
88 x/menit, RR: 18 x/menit, S: 36,5 oC
Ika
8. Mengevaluasi kembali masalah hambatan mobilitas fisik pada pasien
15.00 Hambatan DS:
Mobilitas Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan otot di jari tangan nya
Fisik DO:
Terdapat kelemahan otot pada jari tangan Tn.P: Ika
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan sedang.
2 Rabu, 9/6/2021 Nyeri Akut 9. Mengkaji keadaan umum dan tingkat nyeri klien
10.00 DS : Ika
Klien mengatakan sudah lebih baik daripada kemarin, skala nyeri yang dirasakan 4/10, nyeri
di jari tangan, nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-denyut.
DO :
Keadaan umum: baik. Kesadaran: Composmentis, Suhu: 36,5ºC,
Nadi : 83 x/menit,
Tekanan Darah : 110/80 mmHg, RR :18x/menit.
10.20 Nyeri Akut 10. Memberikan tindakan kompress hangat dan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
DS :
Klien mengatakan nyaman dan merasa hangat di jari tangannya Ika
DO :
Klien tampak nyaman setelah diberikan kompress hangat dan diajarkan teknik relaksasi.
12. Mengevaluasi pola makan dan diit rendah purin dan rendah lemak pada pasien
11.30 Nyeri Akut DS:
Tn.P mengatakan hari ini makan dengan porsi normal seperti biasanya, yakni dengan nasi,
dan pecel Ika
DO:
Tn.P tampak sudah dapat menjalankan diit rendah purin dan rendah lemak
12.00 Nyeri Akut 13. Membantu pasien dalam meminum obat analgesik
DS:
Tn.P mengatakan bersedia untuk meminum obat dan paham akan manfaat obat tersebut
DO: Ika
Tn.P tampak dapat minum obat dan tidak ada respon negatif dari obat tersebut
12.45 Hambatan 14. Mengkaji kemampuan dan melatih kekuatan otot klien
Mobilitas DS:
a. Tn.P mengatakan masih terdapat kelemahan di sendi jari-jari tangannya
Fisik
b. Tn.P mengatakan aktivitas dilakukan secara mandiri
Ika
DO:
a. Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan sedang.
c. ROM kanan dan kiri: ROM aktif baik di ekstremitas bawah, lemah di sendi jari tangan.
Tn.P hanya mampu melakukan gerakan ROM aktif di tangan selama 15 menit.
16. Mengevaluasi kembali tanda vital dan masalah nyeri akut pada pasien
17.15 Nyeri Akut
DS:
Tn.P mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit menjadi 4/10,
nyeri masih berdenyut-denyut di jari jari tangan Ika
DO:
Tn.P tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal pengkajian. TD: 150/90 mmHg, N:
90 x/menit, RR: 16 x/menit, S: 36,5 oC
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh Ika
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan sedang.
b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4. Pasien dapat melakukan gerakan
ROM aktif selama 15 menit
Ika
3 Kamis, Nyeri Akut 18. Mengkaji keadaan umum dan tingkat nyeri klien
10/6/2021 DS : Ika
08.00 Klien mengatakan sudah lebih baik daripada kemarin, skala nyeri yang dirasakan 4/10, nyeri
yang dirasakan di sendi jari tangan, nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-denyut.
DO :
Keadaan umum: baik. Kesadaran: Composmentis, Suhu: 36,5ºC, Nadi : 90 x/menit,
Tekanan Darah : 110/80 mmHg, RR :18x/menit.
08.10 Nyeri Akut 19. Menganjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke RS sesuai keluhan
DS :
Klien mengatakan akan memeriksakan ke RS dengan keluarganya nanti siang pukul
Ika
23.00
DO :
Klien tampak memahami dan dapat mengikuti anjuran.
08.15 Nyeri Akut 20. Mengevaluasi pengetahuan tentang rheumatoid arthritis sesuai materi penkes di hari
sebelumnya
DS: Ika
Pasien mengatakan sudah memahami masalah rheumatoid arthritis dan akan menjaga pola
hidup sehat
DO:
Pasien tampak antusias saat diberikan penkes Rheumatoid Arthritis
Ika
08.35 Hambatan 21. Mengkaji kemampuan dan melatih kekuatan otot klien
Mobilitas DS:
Fisik a. Tn.P mengatakan masih terdapat kelemahan di sendi jari tangannya
b. Tn.P mengatakan aktivitas dilakukan secara mandiri
DO:
a. Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangannya Tn.P:
Ika
4 4
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan Ika
tahanan sedang.
D. EVALUASI FORMATIF
NO WAKTU DIAGNOSA EVALUASI TTD
(HARI, TGL) KEPERAWATAN
1 Selasa, 08 Juni Nyeri Akut S:
2021 Tn.P mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya Ika
14.30 berkurang sedikit menjadi 4/10, nyeri masih berdenyut-
denyut di sendi jari tangannya & terus menerus, nyeri
dirasakan jika kelelahan
O:
Tn.P tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal
pengkajian, TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 18
x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji tanda vital dan nyeri pasien
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang
Rheumatoid Arthritis
3. Evaluasi diit rendah purin dan rendah lemak
pada pasien
15.00 Hambatan Mobilitas 4. Bantu pasien meminum obat sesuai anjuran
Fisik dokter Ika
S:
Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan otot di sendi
jari tangannya
O:
Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang.
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang.
S:
08.35 Hambatan Mobilitas a. Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan otot di sendi
Fisik jari tangan
b. Tn.P mengatakan akan memeriksakan kadar asam uratnya Ika
di hari Kamis, 10Juni 2021 13.00
c. Tn.P mengatakan akan lebih mengurangi aktivitas berat
O:
Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang.
E. EVALUASI SUMATIF
NO WAKTU DIAGNOSA EVALUASI TTD
(HARI, TGL) KEPERAWATAN
1 Kamis, 10 Juni Nyeri Akut S:
2021 a. Tn.P mengatakan masih merasakan nyeri 4/10, nyeri masih Ika
08.00 berdenyut-denyut di kepala sendi jari tangan, nyeri dirasakan
jika terlalu kelelahan
b. Tn.P mengatakan pengetahuannya tentang Rheumatoid
Arthritis meningkat dari 70% menjadi 100%
c. Tn.P tampak disiplin dalam meminum obat analgesik
sesuai anjuran dokter serta tidak ada respon negatif dari obat
d. Tn.P telah menjalankan diit rendah purin dan rendah lemak
sesuai anjuran (nasi, lauk, sayur non purin)
e. Tn.P bersedia berobat Kamis, 10Juni 2021 13.00
f. Tn.P memahami cara mengontrol nyeri dengan kompress
hangat dan relaksasi nafas dalam
O:
Tn.P tampak sudah tampak lebih segar daripada di hari
pertama pengkajian, TD: 110/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR:
14 x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi. RTL: follow up hasil kontrol pasien
dengan dokter
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang.