Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.P DENGAN RHEUMATOID
ARTHRITIS

NAMA : IKA SETYASARI


NIM : 202014062

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh (Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536).
Rheumatoid Arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001:
1248).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu
Bedah Orthopedi, hal.165)
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimun sistemik kronis
yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi
inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi
kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998).
Rheumatoid Arthritis adalah kelainan inflamasi yang terutama
mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai
dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan
( Diane C. Baughman. 2000).
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit peradangan kronik
yang menyebabkan degenerasi jaringan ikat, peradangan (inflamasi)
terjadi secara terus-menerus terutama pada organ sinovium dan menyebar
ke struktur sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul fibrosa sendi,
legamen dan tendon. Inflamasi ditandai dengan penimbunan sel darah
putih, pengaktifan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan
jaringan granular. Inflamasi kronik menyebabkan hipertropi dan
penebalan membran pada sinovium, terjadi hambatan aliran darah dan
nekrosis sel dan inflamasi berlanjut. Pembentukan panus terjadi oleh
penebalan sinovium yang dilapisi jaringan granular. Penyebaran panus ke
sinovium menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut
memacu kerusakan sendi dan deformitas. Biasanya jaringan ikat yang
pertama kali mengalami kerusakan adalah jaringan ikat yang membentuk
lapisan sendi, yaitu membrane sinovium

B. ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui
secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik,
lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor
pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan
virus (Lemone & Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis
reumatoid, yaitu:
1.Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-
hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan

Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor


autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II;
faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme
mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II
kolagen dari tulang rawan sendi penderita. Faktor pencetus mungkin
adalah suatu bakteri, mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau
mirip dengan sendi secara antigenis. Biasanya respon antibodi awal
terhadap mikro-organisme diperatarai oleh IgG. Walaupun respon ini
berhasil mengancurkan mikro-organisme, namun individu yang
mengidap AR mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG,
terhadap antibodi IgG semula. Antibodi ynng ditujukan ke komponen
tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR menetap di kapsul
sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan destruksi jaringan AR
diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit
autoimun.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning
stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih
dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.
Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya
tidak berlangsung lama.
b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah.
c. Poli artritis simetris sendi perifer → Semua sendi bisa terserang,
panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling
sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan,
meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga.
d. Artritis erosif → sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi
yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat
dilihat pada penyinaran sinar X.
e. Deformitas → pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi
metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi
yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan
kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami
ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total.
f. Rematoid nodul → merupakan massa subkutan yang terjadi pada
1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa
olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah,
bentuknya oval atau bulat dan padat.
g. Kronik → Ciri khas rematoid artritis.
2. Tanda dan gejala sistemik
Lemah, demam, takhikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia. Bila
ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat
istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial
terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya
kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula
perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang
kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan
pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan
pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.

D. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti
edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.
Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada
sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi
membentuk panus, atau penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk
ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi
nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat
ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka
terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan
tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa
menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya artritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai
dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada
orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak
terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor reumatoid
(seropositif gangguan reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.
Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada
jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi
edema, proliferasi membran sinovial, dan akhirnya membentuk panus.
Panus akan meghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang,
akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami
perubahan generative dengan menghilangnya elastisitas otot dan
kekuatan kontraksi otot.

E. KOMPLIKASI
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
4. Terjadi splenomegaly.

F. PATHWAYS
Terlampir

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Faktor rematoid: positif pada 80%-95% kasus.
2. Fiksasi lateks: positif pada 75% dari kasus-kasus khas.
3. Reaksi-reaksi aglutinasi: Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus
khas.
4. LED: Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h). Mungkin kembali
normal sewaktu gejala-gejala meningkat.
5. Protein C-reaktif: Positif selama masa eksaserbasi.
6. SDP: Meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
7. JDL: Umumnya menunjukkan anemia sedang.
8. Ig (IgM dan IgG): Peningkatan besar menunjukkan proses autoimun
sebagai penyebab AR.
9. Sinar x dari sendi yang sakit: Menunjukkan pembengkakkan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
10. Scan radionuklida: Identifikasi peradangan sinovium.
11. Artroskopi langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan
iregularitas/degenerasi tulang pada sendi.
12. Aspirasi cairan sinovial: Mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal; buram, berkabut, munculnya warna kuning
(respon inflamasi, perdarahan, produk-produk pembuangan
degeneratif); elevasi SDP dan leukosit, penurunan viskositas dan
komplemen (C3 dan C4).
13. Biopsi membran sinovial: Menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.

H. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
1. Pendidikan: meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan
prognosis penyakit ini.
2. Istirahat: karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
3. Latihan: pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang,
ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien
4. Termoterapi
5. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
6. Pemberian Obat-obatan:
a. Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan
pada dosis yang telah ditentukan.
b. Obat-obat untuk Reumatoid Artitis:
c. Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik,
Anty Inflamatory)
d. Indomethacin/Indocin (Analgetik, Anti Inflamatori)
e. Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)
f. Tolmetin sodium/Tolectin (Analgetik Anti Inflamatori)
g. Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)
h. Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)
i. Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data (Anamnesa)
a. Data Demografis
Identitas pasien : meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,
agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan,
riwayat pekerjaan, tanggal masuk panti, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada lansia dengan rheumatoid
arthritis nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
stress pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara
bilateral dan simetris.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri
pasien digunakan :
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan pasien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
3) Region: radiation, relief. Apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
pasien, bisa berdasarkan skala nyeri atau pasien menerangkan
seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
rheumatoid arthritis, yang nantinya membantu dalam membuat
rencana tindakan terhadap pasien. Ini bisa berupa keluhan sakit
kepala, pusing, tengkuk terasa tegang, lemas, berkeringat dan
kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa
ditentukan kekuatan yang terjadi dan dapat menegakan diagnose
serta tindakan keperawatan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada peran genetik pada penyakit rheumatoid arthritis, dimana
keluarga memiliki rheumatoid arthritis maka kemungkinan untuk
mengalami rheumatoid arthritis juga semakin besar genetik.
e. Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi pasien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta
respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari- harinya baik
dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat.
f. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Aktivitas/ istirahat
Gejala: : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
dengan stress pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya
terjadi secara bilateral dan simetris.
Tanda: Malaise. Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit;
kontraktur/kelainan pada sendi dan otot.
2) Sirkulasi
Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/kaki (mis., pucat
intermiten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum
warna kembali normal).
3) Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut/kronis; mis., finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi, (mis.,
ketergantungan pada diri orang lain)..
4) Makanan / cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau
mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia,
dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: Penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
5) Hygiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang
lain.
6) Neurosensory
Gejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki., hilangnya
sensasi pada jaringan.
Pembengkakan sendi simetris
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri hilang timbul pada kepala terutama daerah sendi.
8) Keamanan
Gejala: Kulit mengkilat, tegang; nodul subkutaneus. Lesi kulit,
ulkus kaki. Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan
rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada mata
dan membran mukosa.

B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN TERKAIT


Menurut NANDA NIC NOC (2018), diagnosa keperawatan
terkait rheumatoid arthritis antara lain:
1. Nyeri Akut
a. Dapat dihubungkan dengan : Agen pencedera: Distensi jaringan
oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, dekstruksi sendi.
b. Dapat dibuktikan oleh: Keluhan nyeri/ ketidaknyamanan,
kelelahan, berfokus pada diri sendiri/penyempitan fokus, perilaku
distraksi/respon autonomik, perilaku yang bersifat berhati-
hati/melindungi.
c. Kriteria evaluasi : Menujukkan nyeri hilang/terkontrol,
terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai kemampuan, mengikuti program farmakologis yang
diresepkan, menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas
hiburan kedalam program kontrol nyeri.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi - Membantu dalam menentukan kebutuhan
dan intensitas (skala 0-10). Catat manajemen nyeri dan keefektifan
faktor-faktor yang mempercepat dan program.
tanda-tanda rasa sakit nonverbal.
2. Berikan matras/kasur keras, bantal - Matras yang lembut atau empuk, bantal
kecil. Tinggikan linen tempat tidur yang besar akan mencegah pemeliharaan
sesuai kebutuhan. kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stres pada sendi yang sakit.
Peninggian linen tempat tidur
3. Biarkan pasien mengambil posisi menurunkan tekanan pada sendi yang
yang nyaman pada waktu tidur atau terinflamasi.
duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di - Pada penyakit berat/eksaserbasi, tirah
tempat tidur sesuai indikasi. baring mungkin diperlukan (sampai
4. Tempatkan/pantau penggunaan perbaikan objeltif dan subjektif didapat)
bantal, karung pasir, gulungan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi.
trokhanter, bebat, brace. - Mengistirahakan sendi-sendi yang sakit
dan mempertahankan posisi netral.
Catatan: Penggunaan brace dapat
menurunkan nyeri dan mungkin dapat
5. Dorong untuk sering mengubah mengurangi kerusakan pada sendi.
posisi. Bantu pasien untuk bergerak Meskipun demikian, ketidakaktifan lama
ditempat tidur, sokong sendi yang dapat mengakibatkan hilangnya
sakit diatas dan dibawah, hindari mobilitas/ fungsi sendi.
gerakan yang menyentak. - Mencegah terjadinya kelelahan umum
6. Anjurkan pasien untuk mandi air dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi,
hangat atau mandi pancuran pada mengurangi gerakan atau rasa sakit pada
waktu bangun dan/atau pada waktu sendi.
tidur. Sediakan waslap hangat untuk - Panas meningkatkan relaksasi otot dan
mengompres sendi-sendi yang sakit mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
beberapa kali sehari. Pantau suhu air melepaskan kekakuan di pagi hari.
kompres, air mandi, dan sebagainya. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan
7. Berikan masase yang lembut. dan luka dermal dapat disembuhkan.
8. Dorong penggunaan teknik - Meningkatkan relaksasi/mengurangi
manajemen stres, misalnya relaksasi tegangan otot
progresif, sentuhan terapeutik, - Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa
biofeedback, visualisasi, pedoman kontrol dan mungkin meningkatkan
imajinasi, hipnosis diri, dan kemampuan koping.
pengendalian napas. - Memfokuskan kembali perhatian,
9. Libatkan dalam aktivitas hiburan memberikan stimulasi, dan meningkatkan
yang sesuai untuk situasi individu rasa percaya diri dan perasaan sehat.
10. Beri obat sebelum aktivitas/latihan - Meningkatkan relaksasi, mengurangi
yang direncanakan sesuai petunjuk. tegangan otot/spasme, memudahkan
Kolaborasi : untuk ikut serta dalam terapi.
11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk: - ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan
Asetilsalisilat (aspirin); efek analgesik ringan dalam mengurangi
NSAID lainnya, mis., ibuprofen kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
(Motrin); naproksen (Naprosyn); ASA harus dipakai secara reguler untuk
sulindak (Clinorol); piroksikam mendukung kadar dalam darah terapeutik.
(Feldene); fenoprofen (Nalfon); Riset mengindikasikan bahwa ASA
D-penisilamin (Cuprimine); memiliki “indeks toksisitas” yang paling
Antasida; rendah dari NSAID lain yang diresepkan.
Produk Kodein; - Dapat digunakan bila pasien tidak
12. Bantu dengan terapi fisik, mis., memberikan respon pada aspirin atau
sarung tangan parafin, bak mandi untuk meningkatkan efek dari aspirin.
dengan kolam bergelombang. Catatan: Obat-obtan ini harus diberikan
13. Berikan es atau kompres dingin jika dengan urutan yang meningkat menurut
dibutuhkan. keparahan relatif dari efek-efek samping
14. Pertahankan unit TENS jika (“indeks toksisitas”).
digunakan. - Dapat mengontrol efek-efek sistemik dari
AR jika terapi lainnya tidak berhasil.
15. Siapkan intervensi operasi, misalnya Tingkat yang tinggi dari efek-efek
sinovektomi samping (mis., trombositopenia,
leukopenia, anemia aplastik)
membutuhkan pemantauan ketat.
Catatan: Obat-obtan harus diberikan
diantara waktu makan karena absorbsi
obat-obatan menjadi tidak seimbang
karena makanan dan juga produk antasida
dan besi.
- Diberikan dengan agen NSAID untuk
meminimalkan iritasi/ketidaknyamanan
lambung.
- Meskipun narkotik umumnya adalah
kontraindikasi karena sifat kronis dari
kondisi, penggunaan jangka pendek
mungkin diperlukan selama periode
eksaserbasi akut untuk mengontrol nyeri
parah.
- Memberikan dukungan panas untuk sendi
yang sakit. Catatan: Panas merupakan
kontraindikasi pada adanya sendi-sendi
yang panas dan bengkak.
- Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri
dan bengkak selama periode akut.
- Rangsang elektrik tingkat rendah yang
konstan dapat menghambat transmisi
sensasi nyeri.
- Pengangkatan sinovium yang meradang
dapat mengurangi nyeri dan membatasi
progresi dari perubahan degeneratif.

2. Hambatan Mobilitas Fisik


a. Dapat dihubungkan dengan : Agen pencedera: Distensi jaringan
oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, dekstruksi sendi.
b. Dapat dibuktikan oleh: Deformitas skeletal, Nyeri,
ketidaknyamanan, Intoleransi terhadap aktivitas, penurunan
terhadap aktivitas, penurunan kekuatan otot.
c. Kriteria evaluasi : Keengganan untuk mencoba
bergerak/ketidakmampuan bergerak dalam lingkungan fisik,
membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi,
penurunan kekuatan otot/kontrol dan massa [tahap lanjut].
d. Hasil evaluasi : Mempertahankan fungsi
posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktur,
mempertahankan atau pun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari
dan/atau kompensasi bagian tubuh, mendemostrasikan
teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan - Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari
tingkat inflamasi/rasa sakit pada perkembangan/resolusi dari proses
sendi. inflamasi.
2. Pertahankan istirahat tirah - Istirahat sistemik dianjurkan selama
baring/duduk jika diperlukan. Jadwal eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit
aktivitas untuk memberikan periode yang penting untuk mencegah kelelahan,
istirahat yang terus-menerus dan tidur mempertahankan kekuatan.
malam hari yang tidak terganggu. - Mempertahankan atau meningkatkan
3. Bantu dengan rentang gerak fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina
aktif/pasif, demikian juga latihan umum. Catatan: latihan tidak adekuat
resistif dan isometrik jika menimbulkan kekakuan sendi, karenanya
memungkinkan. aktivitas berlebihan dapat merusak sendi.
4. Ubah posisi dengan sering dengan - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan
jumlah personel cukup. meningkatkan sirkulasi. Mempermudah
Demonstrasikan atau bantu teknik perawatan diri dan kemandirian pasien.
pemindahan dan penggunaan bantuan Teknik oemindahan yang tepat dapat
mobilitas mis., trapeze. mencegah robekan abrasi kulit.
5. Posisikan dengan bantal, kantung - Meningkatkan stabilitas jaringan
pasir, gulungan trokhanter, bebat, (mengurangi resiko cedera) dan
brace. mempertahankan posisi sendi yang
6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah diperlukan dan kesejajaran tubuh,
leher. mengurangi kontraktur.
7. Dorong pasien mempertahankan - Mencegah fleksi leher.
postur tegak dan duduk tinggi, - Memaksimalkan fungsi sendi,
berdiri, berjalan. mempertahankan mobilitas.
8. Berikan lingkungan yang aman, mis - Menghindari cedera akibat
menaikkan kursi atau kloset, kecelakaan/jatuh.
menggunakan pegangan tangga pada - Berguna dalam memformulasikan
bak/pancuran dan toilet, penggunaan program latihan/aktivitas yang
alat bantu mobilitas/kursi roda berdasarkan pada kebutuhan individual
penyelamat. dan dalam mengidentifikasikan
Kolaborasi : alat/bantuan mobilitas.
9. Konsul dengan ahli terapi - Menurunkan takanan pada jaringan yang
fisik/okupasi dan spesialis mudah pecah untuk mengurangi resiko
vokasional. imobilitas/terjadi dekubitus.
10. Berikan matras busa/pengubah - Krisoterapi (garam emas) dapat
tekanan. menghasilkan remisi dramatis/terus-
11. Berikan obat-obatan sesuai indikasi. menerus tetapi dapat mengakibatkan
Agen antireumatik, mis., emas, inflamasi rebound bila terjadi penghentian
natrium tiumaleat (Myochrysin) atau atau efek samping serius, mis., krisis
auranofin (Ridaura); nitrotoid dengan pusing, penglihatan
Steroid. kabur, kemerahan tubuh, perkembangan
12. Siapkan untuk intervensi bedah, mis., syok anafilaktik.
Artroplasti; - Mungkin dibutuhkan untuk menekan
Prosedur pelepasan tunnel, perbaikan inflamasi sistemik akut.
tendon, ganglionektomi; - Perbaikan pada kelemahan periartikuler
Implan sendi. dan subluksasi dapat meningkatkan
stabilitas sendi.
- Perbaikan berkenaan dengan defek
jaringan penyambung; meningkatkan
fungsi dan mobilitas.
- Penggantian mungkin diperlukan untuk
memperbaiki fungsi optimal dan
mobilitas.

PATHWAYS
Faktor Pencetus: Bakteri,
mikroplasma, atau virus

Penyakit autoimun Menginfeksi sendi


secara antigenik

Predisposisi Genetik Individu yang mengidap AR


membentuk antibodi IgM Reaksi autoimun
dalam jaringan
sinovial (antibodi
IgG)
Pelepasan Faktor
Reumatoid (FR)

Respon IgG awal


menghancurkan
mikroorganisme
FR menempati dikapsula sendi

Inflamasi Kronis Pada Tendon, Ligamen juga terjadi deruksi jaringan

Akumulasi Sel Fagositosis Pembentukan


Darah Putih ektensif Jaringan Parut

Pemecahan
Terbentuk Kolagen Kekakuan sendi
nodul- nodul
rematoid
ekstrasinoviu
m Edema, poliferasi Rentang Gerak
membrane sinovial Berkurang
Kerusakan sendi
Progresif

Membrane Atrofi Otot


Deformitas Sendi sinovium menebal
& hipertropi
Ndx: Gangguan
Ndx: Kerusakan Citra Tubuh
Mobilitas Fisik Panus

Kartilago Hambatan
dirusak Aliran Darah

Nekrosis Sel

Erosi Sendi dan Tulang Nyeri

Menghilangnya Ndx: Nyeri


permukaan sendi Kronis

Penurunan
elastisitas dan
kontraksi otot

Ndx: Kurang Ndx: Kurang


Perawatan diri Pengetahuan
Mengenai penyakit
DAFTAR PUSTAKA

A. Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. 2018. Pengantar kebutuhan


dasar manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Aspiani, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Aplikasi NANDA,
NIC, dan NOC Jilid 1. Jakarta : Trans Info Media.
Brunner & Suddarth. 2016. Keperawatan Medikal Bedah edisi 13. Jakarta:
EGC.
Orimo, et. al. 2016. Reviewing The Definition of Elderly. Japan Geriatrics
Journal, diakses di
https://www.researchgate.net/publication/263589932_Reviewing_the
_definition_of_elderly?enrichId=rgreq-
67514a94dc784fa076ab771f8a50efbc-
XXX&enrichSource=Y292ZXJQYWdlOzI2MzU4OTkzMjtBUzo1NTE0
MDcyNDU4NTI2NzJAMTUwODQ3NzE0MDczMw%3D
%3D&el=1_x_2&_esc=publicationCoverPdf pada 2 Januari 2020
Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Pada Pasien
Psikogeriatrik.
Jakarta : Salemba Medika.
LAPORAN KASUS
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.P DENGAN RHEUMATOID
ARTHRITIS

NAMA : IKA SETYASARI


NIM : 202014062

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian: 8 Juni 2021
1. Identitas pasien
a. Nama Lengkap : Tn.P
b. Tempat/Tgl Lahir : Sukoharjo, 10 November 1955
c. Usia : 65 tahun
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Status Perkawinan : Menikah
f. Agama : Islam
g. Suku Bangsa : Jawa
h. Pendidikan Terakhir : SD
i. Diagnosa Medis : Rheumatoid Arthritis
j. Alamat : Sukoharjo
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Ny.S
b. Umur : 56 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku/Bangsa : Indonesia
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Hubungan dengan pasien : Istri
3. Keluhan Utama
Tn.P mengatakan nyeri dan kaku di sendi jari-jari tangan dan
pergelanggan tangan
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang:
Tn.P mengatakan nyeri dan kaku di sendi jari-jari tangan dan
pergelanggan tangan rasa seperti di tusuk-tusuk, sulit digerakan,
kurang nafsu makan dan mual
b. Riwayat penyakit dahulu
Tn.P mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan
belum pernah dirawat di rumah sakit
c. Riwayat penyakit keluarga
Tn.P di keluarganya tidak ada riwayat penyakit kronis lainnya
5. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Tn.P mengatakan sering memeriksakan kesehatannya ke
Puskesmas atau rumah sakit sebulan sekali. Namun sudah dua
bulan ini jarang kontrol ke rumah sakit karena merasa sehat dan
tidak ada gejala,
b. Pola nutrisi
1) Makan
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 3x sehari 2x sehari
Jenis Nasi, Lauk, Sayur, Buah Nasi, Lauk, Sayur
(jika ada)
Porsi 1 porsi piring ¾ porsi piring
Keluhan Tidak Ada Tidak Ada
2) Minum
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 7-8 gelas per hari 5-6 gelas per hari
Volume ±2.000 ml ±600-700 ml
Jenis Air putih, teh tawar Air putih, teh tawar
Keluhan Tidak Ada Tidak Ada

c. Pola eliminasi
1) BAB
Sebelum Sakit Selama sakit

Frekuensi 2x sehari 2 hari sekali


Konsistensi Normal (lunak) Normal (lunak)
Warna Kuning Coklat
Keluhan/kesulita Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
n
Penggunaan obat Tidak menggunakan obat Tidak menggunakan obat
pencahar pencahar pencahar

2) BAK
Sebelum Sakit Selama sakit

Frekuensi 4-6x sehari 3-5x sehari


Jumlah urine  800 - 1200 cc  600 - 1000 cc
Warna Kuning Kuning
Pancaran Normal Normal
Keluhan/kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan

d. Pola aktivitas dan latihan


Sebelum dan selama sakit:
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan dan Minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dengan alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
e. Pola istirahat dan tidur
1) Sebelum sakit: Tn.P mengatakan tidur 6-7 jam per hari dan
tidur siang selama satu jam
2) Saat sakit: Tn.P mengatakan saat ini biasa tidur hanya 5-6 jam
per hari, sering tidak nyenyak tidur karena nyeri kepala dan
leher sehingga tidak nyaman untuk tidur
f. Pola kognitif
Tn.P tampak memiliki kemampuan kognitif yang masih baik,
orientasi baik, pembicaraan fokus dan memiliki daya ingat yang
baik
g. Pola hubungan pasien
Tn.P mengatakan hubungan dengan keluarga sangat baik serta
keluarganya mendukung penuh apapun keputusan yang dibuatnya
h. Pola seksual dan reproduksi
Tn.P merupakan suami yang memiliki 4 orang anak perempuan.
Tn.P memiliki seorang istri
i. Pola konsep diri
1) Gambaran diri
Sebelum sakit: Tn.P memiliki gambaran diri yang positif dan
mengatakan bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan Allah
SWT
Selama sakit: Tn.P mengatakan ikhlas apapun yang dialaminya,
termasuk ketika sedang sakit. Tn.P tetap memiliki gambaran diri
yang positif selama sakit
2) Harga diri
Tn.P mengatakan ingin cepat sembuh
3) Ideal diri
Sebelum sakit: Tn.P mengatakan merasa senang karena mampu
beraktivitas secara mandiri dan dapat mampu membantu
aktivitas keluarga
Selama sakit: Tn.P ingin cepat sembuh dan mampu menjalankan
aktivitas sehari-hari di rumah.
4) Identitas diri
Tn.P mengatakan sadar bahwa dirinya sebagai orang yang sakit
dan membutuhkan pengobatan rawat jalan.
5) Peran diri
Sebelum sakit : Tn.P adalah seorang pedagang di rumah yang
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Selama sakit : Tn.P tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
j. Pola koping dan toleransi stress
Tn.P mengatakan jika sedang memiliki masalah, Tn.P akan segera
bercerita kepada anggota keluarga maupun orang yang dipercaya.
Tn.P juga melaksanakan kegiatan bersepeda di Sabtu pagi sebagai
upaya mengurangi stress dan penat akibat pekerjaan
k. Pola nilai dan kepercayaan
Tn.P seorang muslim dan rutin beribadah sholat 5x sehari
6. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum:
Tn.P tampak lemas dan tampak menahan nyeri di sendi jari-jari
tangan dan pergelangan tangan. Skala nyeri 5/10. Nyeri terasa
berdenyut-denyut dan hilang timbul.
b. Kesadaran: composmentis
c. TTV:
Suhu : 37ºC
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
RR: 18x/menit
N: 60x/menit
d. BB / TB: 70 kg/165 cm
2
BMI : 26 kg/m (Gizi cukup)
7. Pemeriksaan sistematis:
a. Kepala
dan Rambut
Kepala Tn.P tampak simetris, mesochepal, bersih tidak ada ketombe,
warna rambut hitam dan sedikit beruban
b. Mata
Posisi mata Tn.P tampak simetris, kelopak mata normal, pergerakan
bola mata normal. Konjungtiva an-anemis, sklera an ikterik. Pupil
isokor dengan ukuran 5 mm dan reaktif terhadap cahaya
c. Hidung
Tn.P memiliki fungsi penciuman normal, tidak ada pernapasan
cuping hidung. Suara nafas vesikuler
d. Telinga
Tn.P memiliki fungsi pendengaran baik, telinga bersih dan tidak ada
serumen
e. Mulut
Tn.P tampak mukosa bibirnya lembab, gigi dan mulut bersih
f. Leher
dan tenggorokan
Tn.P tampak tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, kemampuan
batuk dan menelan baik, Tn.P mengatakan nyeri pada lehernya
g. Pemerik
saan paru
1) Inspeksi: Tn.P tampak tidak menggunakan
alat bantu nafas maupun otot bantu nafas, frekuensi nafas
18x/menit, tidak tampak retraksi dada
2) Palpasi: Focal fremitus teraba seimbang kanan
dan kiri
3) Perkusi: Teraba sonor di semua lapang paru
4) Auskutasi: Suara nafas vesikuler
h. Pemerik
saan jantung:
1) Inspeksi: Ictus cordis tidak nampak kuat
angkat pada ics 5
2) Palpasi: Ictus cordis teraba, tidak kuat angkat
pada ics 5
3) Perkusi: Teraba suara pekak
4) Auskultasi: Kecepatan denyut jantung apikal
83 x/menit, irama teratur. Tidak terdapat kelainan bunyi
jantung seperti mur -mur dan gallop.
i. Pemerik
saan abdomen
1) Inspeksi: Tn.P tampak abdomen datar tidak
ada asites, warna sama seperti warna kulit, tidak terdapat lesi,
jejas, memar, atau striae
2) Auskultasi: Bising usus 15x/menit
3) Perkusi: Teraba bunyi timpani
4) Palpasi: Tidak terdapat pembesaran hati,
limpa, tidak terdapat nyeri tekan
j. Pemerik
saan Ekstremitas
Tn.P dalam kegiatan sehari-hari melakukan aktivitas biasa tanpa
bantuan. Namun terdapat kelemahan otot di lutut kiri jika berjalan
dan berdiri terlalu lama.
4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh,
mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahan
penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahanan sedang.

1) Kekuatan otot ekstremitas atas


a) Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 4
b) ROM kanan dan kiri: ROM aktif baik
c) Perubahan bentuk tulang: tidak terdapat perubahan bentuk
tulang
d) Pergerakan sendi bahu: tidak terdapat pembatasan pada
pergerakan sendi dan bahu
e) Perubahan akral: teraba hangat
2) Kekuatan otot ekstremitas atas
a) Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 5
b) ROM kanan dan kiri: ROM aktif baik di kaki kanan, lemah di
kaki kiri terutama lutut. Tn.P hanya mampu melakukan
gerakan ROM aktif di kaki kiri selama 10 menit.
c) Perubahan bentuk tulang: tidak terdapat perubahan bentuk
tulang
d) Varises: tidak terdapat varises
e) Perubahan akral: teraba hangat
8. Pemeriksaan penunjang:
Data Lab 3 April 2021:
ESR: meningkat LED: 85 mm/h
FR: >1:80Positif(80%) 9. Analisa data
No. Data Etiologi problem
1 Data Subjektif Proses inflamasi dan Nyeri Kronik
a. Pasien mengatakan nyeri dan distruksi sendi
kaku pada sendi-sendi jari –
jari tangan rasa seperti di
tusuk-tusuk.
b. Skala nyeri 5
c. Pasien mengatakan sering
terbangun di malam hari.
d. Pasien merasa tidak nyaman

Data Objektif
a. Pasien kelihatan kelelahan.
b. Pasien kelihatan meringis.
c. KU: Lemah
d. TTV:
- Suhu tubuh : 370 C
- Denyut Nadi : 60 kali /menit
- Pernafasan : 18 kali /menit
- Tekanan Darah : 90/70 mmHg
e. Data Lab 3 April 2021
ESR: meningkat
FR: >1:80Positif(80%)
LED: 85 mm/h.

2 Data Subjektif Proses Penyakit Hambatan Mobilitas


a. Tn.P mengatakan terdapat Fisik
kelemahan di sendi jari
tangannya
b. Tn.P mengatakan aktivitas
dilakukan secara mandiri
namun dengan sangat
perlahan.

Data Objektif
a. Terdapat kelemahan
otot pada jari tangan
Tn.P:

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan
persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan
persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan
sedang.

b. Kekuatan otot kanan dan kiri:


skala otot 4 dan 5

B. Diagnosa keperawatan dan Prioritas Diagnosa


1. Nyeri kronik berhubungan dengan proses inflamasi dan
distruksi sendi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan proses
penyakit

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Terlampir
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Terlampir
E. EVALUASI FORMATIF
Terlampir
F. EVALUASI SUMATIF
Terlampir
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan

1 Selasa, 8/06/2021 Nyeri kronik Tujuan : a. Kaji keadaan umum dan TTV pasien a. Keadaan umum
09.00 Setelah dilakukan tindakan b. Kaji skala nyeri pasien menunjukan keadaan
keperawatan kepada Tn.P c. Bantu memberikan posisi nyaman pada pasien secara utuh dengan Ika
selama 3 x 7 jam pasien mengetahui TTV untuk
diharapkan nyeri kronik d. Ajarkan tindakan kompress hangat menentukan tindakan
berkurang dengan, e. Edukasi pasien untuk diit rendah purin selanjutnya.
dan rendah lemak b. Untuk mengetahui tingkat
Kriteria Hasil : f. Bantu pasien minum obat analgesik nyeri pasien dengan
a. Skala nyeri berkurang sesuai advice dokter menggunakan pengkajian
dari semula 5 menjadi 3 PQRST
b. Tn.P dapat mengontrol c. Untuk menghindari
nyeri secara mandiri & insiden kecelakaan atau
dapat mengungkapkan terjatuh karena pusing.
kenyamanan karena d. Melancarkan pembuluh
nyeri berkurang darah dan dapat
c. Mengikuti regimen mengurangi nyeri
farmakologi yang e. Untuk mengontrol
diresepkan tekanan darah dalam
batas normal dan
mencegah perilaku yang
beresiko meningkatkan
tekanan darah
f. Obat tersebut dapat
mengurangi nyeri
2 Selasa, 8/06/2021 Hambatan Tujuan : a. Kaji kemampuan pasien dalam a. Untuk mengetahui sejauh
09.20 mobilitas fisik mobilisasi. mana mobilisasi yang dapat
Setelah dilakukan tindakan b. Kaji luasnya kelemahan otot secara dilakukan. Ika
keperawatan kepada Tn.P teratur. b. Untuk mengetahui luasnya
selama 3 x 7 jam diharapkan c. Lakukan latihan tentang gerak aktif kerusakan dan hambatan
hambatan mobilitas fisik dapat pada ekstremitas (ROM). mobilisasi.
teratasi d. Edukasi kepada pasien untuk dapat c. Meningkatkan sirkulasi,
Kriteria Hasil : melakukan olahraga rutin sesuai membantu mencegah
a. Tidak ada komplikasi dan kemampuan kontraktur.
tidak adanya kontraktur d. Untuk mencegah kekakuan
pada lutut kiri Tn.P dan kelemahan otot terus
b. Kekuatan otot tetap dalam bertambah
rentang 4 sampai 5 (tidak
berkurang menjadi lebih
parah)
c. Tn.P dapat mengurangi
aktivitas berlebihan

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Waktu Diagnosa Implement TTD
. (Hari/Tgl/Ja keperawat asi &
m) an Respon
1 Selasa, Nyeri akut 1. Mengkaji keadaan umum klien
8/06/2021 DS : Ika
09.55 Klien mengatakan sering merasa pusing dan tidak nyaman saat tekanan darahnya sedang
naik, leher terasa berat dan kaku, dan pandangan menjadi kabur.
DO :
a. Keadaan umum: baik. Kesadaran: Composmentis, Suhu: 37ºC,
b. Nadi : 60 x/menit,
c. Tekanan Darah : 90/70 mmHg, RR :18x/menit.

10.00 Nyeri akut 2. Mengkaji tingkat nyeri


klien DS:
a. Pasien mengatakan nyeri dan kaku pada sendi-sendi jari –jari tangan rasa seperti di
tusuk-tusuk. Ika
b. Skala nyeri 5
c. Pasien mengatakan sering terbangun di malam hari.
a. Pasien merasa tidak nyaman
DO :
a. Pasien kelihatan kelelahan.
b. Pasien kelihatan meringis.
c. KU: Lemah
d. TTV:
- Suhu tubuh : 370 C
- Denyut Nadi : 60 kali /menit
- Pernafasan : 18 kali /menit
- Tekanan Darah : 90/70 mmHg
e. Data Lab 3 April 2021
ESR: meningkat
FR: >1:80Positif(80%)
LED: 85 mm/h

10.10 Nyeri Akut 3. Memberikan tindakan non farmakologi kompress hangat


Ika
DS :
Klien mengatakan nyaman setelah diberikan kompress hangat
DO :
Klien tampak tenang dan nyaman saat dilakukan compress hangat.
11.20 Hambatan 4. Mengkaji kemampuan dan kekuatan otot klien
Mobilitas DS: Ika
Fisik a. Tn.P mengatakan terdapat kelemahan di sendi jari tangannya
b. Tn.P mengatakan aktivitas dilakukan secara mandiri namun dengan sangat perlahan.
DO:
a. Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan sedang.

c. ROM kanan dan kiri: ROM aktif baik di kaki kiri dan kanan, lemah di sendi jari tangan.
Tn.P hanya mampu melakukan gerakan ROM aktif di jari tangan selama 10 menit.

5. Membantu pasien dalam meminum obat analgetik


11.30 Nyeri Akut DS:
Tn.P mengatakan bersedia untuk meminum obat dan paham akan manfaat obat tersebut Ika
DO:
Tn.P tampak dapat meminum obat analgetik sesuai advice dokter

6. Memberikan posisi nyaman untuk pasien beristirahat dan mengurangi aktivitas berat
12.00 Hambatan DS:
Mobilitas Pasien mengatakan akan beristirahat sejenak
Fisik DO:
Pasien tampak akan beristirahat Ika

7. Mengevaluasi kembali tanda vital dan masalah nyeri akut pada pasien
14.30 Nyeri Akut DS:
Tn.P mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit menjadi 4/10,
nyeri masih berdenyut-denyut di sendi jari tangannya, Ika
DO:
Tn.P tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal pengkajian, TD: 110/80 mmHg, N:
88 x/menit, RR: 18 x/menit, S: 36,5 oC
Ika
8. Mengevaluasi kembali masalah hambatan mobilitas fisik pada pasien
15.00 Hambatan DS:
Mobilitas Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan otot di jari tangan nya
Fisik DO:
Terdapat kelemahan otot pada jari tangan Tn.P: Ika

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan sedang.

2 Rabu, 9/6/2021 Nyeri Akut 9. Mengkaji keadaan umum dan tingkat nyeri klien
10.00 DS : Ika
Klien mengatakan sudah lebih baik daripada kemarin, skala nyeri yang dirasakan 4/10, nyeri
di jari tangan, nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-denyut.
DO :
Keadaan umum: baik. Kesadaran: Composmentis, Suhu: 36,5ºC,
Nadi : 83 x/menit,
Tekanan Darah : 110/80 mmHg, RR :18x/menit.

10.20 Nyeri Akut 10. Memberikan tindakan kompress hangat dan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
DS :
Klien mengatakan nyaman dan merasa hangat di jari tangannya Ika
DO :
Klien tampak nyaman setelah diberikan kompress hangat dan diajarkan teknik relaksasi.

11. Melakukan pendidikan kesehatan masalah Rheumatoid Arthritis


10.55 Nyeri Akut DS:
Pasien mengatakan senang saat diberikan penkes Rheumatoid Arthritis dan pemahaman
pasien meningkat dari semula 70% menjadi 100%
DO: Ika
Pasien tampak antusias saat diberikan penkes Rheumatoid Arthritis

12. Mengevaluasi pola makan dan diit rendah purin dan rendah lemak pada pasien
11.30 Nyeri Akut DS:
Tn.P mengatakan hari ini makan dengan porsi normal seperti biasanya, yakni dengan nasi,
dan pecel Ika
DO:
Tn.P tampak sudah dapat menjalankan diit rendah purin dan rendah lemak

12.00 Nyeri Akut 13. Membantu pasien dalam meminum obat analgesik
DS:
Tn.P mengatakan bersedia untuk meminum obat dan paham akan manfaat obat tersebut
DO: Ika
Tn.P tampak dapat minum obat dan tidak ada respon negatif dari obat tersebut

12.45 Hambatan 14. Mengkaji kemampuan dan melatih kekuatan otot klien
Mobilitas DS:
a. Tn.P mengatakan masih terdapat kelemahan di sendi jari-jari tangannya
Fisik
b. Tn.P mengatakan aktivitas dilakukan secara mandiri
Ika
DO:
a. Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan sedang.

c. ROM kanan dan kiri: ROM aktif baik di ekstremitas bawah, lemah di sendi jari tangan.
Tn.P hanya mampu melakukan gerakan ROM aktif di tangan selama 15 menit.

15. Menganjurkan klien untuk beristirahat dan mengurangi aktivitas berat


13.30 Hambatan
DS:
Mobilitas
Pasien mengatakan akan tidur siang selama 2 jam
Fisik Ika
DO:
Pasien tampak akan beristirahat

16. Mengevaluasi kembali tanda vital dan masalah nyeri akut pada pasien
17.15 Nyeri Akut
DS:
Tn.P mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit menjadi 4/10,
nyeri masih berdenyut-denyut di jari jari tangan Ika
DO:
Tn.P tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal pengkajian. TD: 150/90 mmHg, N:
90 x/menit, RR: 16 x/menit, S: 36,5 oC

17. Mengevaluasi kembali masalah hambatan mobilitas fisik pada pasien


17.30 Hambatan DS:
Mobilitas Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan di sendi jari tangannya
Fisik DO:
Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P: Ika

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh Ika
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan sedang.

b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4. Pasien dapat melakukan gerakan
ROM aktif selama 15 menit
Ika
3 Kamis, Nyeri Akut 18. Mengkaji keadaan umum dan tingkat nyeri klien
10/6/2021 DS : Ika
08.00 Klien mengatakan sudah lebih baik daripada kemarin, skala nyeri yang dirasakan 4/10, nyeri
yang dirasakan di sendi jari tangan, nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-denyut.
DO :
Keadaan umum: baik. Kesadaran: Composmentis, Suhu: 36,5ºC, Nadi : 90 x/menit,
Tekanan Darah : 110/80 mmHg, RR :18x/menit.

08.10 Nyeri Akut 19. Menganjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke RS sesuai keluhan
DS :
Klien mengatakan akan memeriksakan ke RS dengan keluarganya nanti siang pukul
Ika
23.00
DO :
Klien tampak memahami dan dapat mengikuti anjuran.
08.15 Nyeri Akut 20. Mengevaluasi pengetahuan tentang rheumatoid arthritis sesuai materi penkes di hari
sebelumnya
DS: Ika
Pasien mengatakan sudah memahami masalah rheumatoid arthritis dan akan menjaga pola
hidup sehat
DO:
Pasien tampak antusias saat diberikan penkes Rheumatoid Arthritis
Ika
08.35 Hambatan 21. Mengkaji kemampuan dan melatih kekuatan otot klien
Mobilitas DS:
Fisik a. Tn.P mengatakan masih terdapat kelemahan di sendi jari tangannya
b. Tn.P mengatakan aktivitas dilakukan secara mandiri
DO:
a. Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangannya Tn.P:
Ika
4 4
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan Ika
tahanan sedang.

b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4


c. ROM kanan dan kiri: ROM aktif baik di ekstremitas bawah, lemah sendi jari tangan.
Tn.P hanya mampu melakukan gerakan ROM aktif di jari tangan selama 15 menit.

D. EVALUASI FORMATIF
NO WAKTU DIAGNOSA EVALUASI TTD
(HARI, TGL) KEPERAWATAN
1 Selasa, 08 Juni Nyeri Akut S:
2021 Tn.P mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya Ika
14.30 berkurang sedikit menjadi 4/10, nyeri masih berdenyut-
denyut di sendi jari tangannya & terus menerus, nyeri
dirasakan jika kelelahan
O:
Tn.P tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal
pengkajian, TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 18
x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji tanda vital dan nyeri pasien
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang
Rheumatoid Arthritis
3. Evaluasi diit rendah purin dan rendah lemak
pada pasien
15.00 Hambatan Mobilitas 4. Bantu pasien meminum obat sesuai anjuran
Fisik dokter Ika
S:
Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan otot di sendi
jari tangannya
O:
Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang.

b. Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah: skala otot 5 dan


4
c. Tn.P dapat melakukan ROM aktif selama 10 menit
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji kekuatan otot pasien
2. Latih ROM aktif sesuai kemampuan
3. Anjurkan Tn.P membatasi aktivitas fisik
terlalu berat
2 Rabu, 09 Juni 2021 Nyeri Akut S:
17.15 a. Tn.P mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya Ika
berkurang sedikit menjadi 4/10, nyeri masih berdenyut-
denyut di sendi jari tangan, nyeri dirasakan jika terlalu
kelelahan
b. Tn.P mengatakan pemahamannya tentang Rheumatoid
Arthritis meningkat dari 70% menjadi 100%
c. Tn.P kooperatif dan disiplin dalam meminum obat
analgesik sesuai anjuran
d. Tn.P telah menjalankan diit rendah purin dan rendah lemak
sesuai anjuran (nasi, lauk, sayur non purin)
O:
Tn.P tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal
pengkajian, TD: 110/80 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 16
x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji tanda vital dan nyeri pasien
2. Motivasi pasien untuk segera memeriksakan
diri jika nyerinya belum berkurang
3. Bantu pasien meminum obat sesuai anjuran
dokter
17.30 Hambatan Mobilitas
Fisik S:
Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan otot di sendi Ika
jari tangannya
O:
Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang.

b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4


c. Tn.P dapat melakukan ROM aktif selama 15 menit
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji kekuatan otot pasien
2. Latih ROM aktif sesuai kemampuan
3. Motivasi Tn.P untuk sering beristirahat jika
terlalu kelelahan

3 Kamis, 10 Juni Nyeri Akut S:


2021 a. Tn.P mengatakan masih merasakan nyeri 4/10, nyeri masih Ika
08.00 berdenyut-denyut di kepala sendi jari tangan, nyeri dirasakan
jika terlalu kelelahan
b. Tn.P mengatakan pengetahuannya tentang Rheumatoid
Arthritis meningkat dari 70% menjadi 100%
c. Tn.P tampak disiplin dalam meminum obat analgesik
sesuai anjuran dokter serta tidak ada respon negatif dari obat
d. Tn.P telah menjalankan diit rendah purin dan rendah lemak
sesuai anjuran (nasi, lauk, sayur non purin)
e. Tn.P bersedia berobat Kamis, 10Juni 2021 13.00
f. Tn.P memahami cara mengontrol nyeri dengan kompress
hangat dan relaksasi nafas dalam
O:
Tn.P tampak sudah tampak lebih segar daripada di hari
pertama pengkajian, TD: 110/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR:
14 x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi. RTL: follow up hasil kontrol pasien
dengan dokter

S:
08.35 Hambatan Mobilitas a. Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan otot di sendi
Fisik jari tangan
b. Tn.P mengatakan akan memeriksakan kadar asam uratnya Ika
di hari Kamis, 10Juni 2021 13.00
c. Tn.P mengatakan akan lebih mengurangi aktivitas berat
O:
Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang.

b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4


c. Tn.P dapat melakukan ROM aktif selama 15 menit
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi. RTL: follow up hasil kontrol pasien
dengan dokter

E. EVALUASI SUMATIF
NO WAKTU DIAGNOSA EVALUASI TTD
(HARI, TGL) KEPERAWATAN
1 Kamis, 10 Juni Nyeri Akut S:
2021 a. Tn.P mengatakan masih merasakan nyeri 4/10, nyeri masih Ika
08.00 berdenyut-denyut di kepala sendi jari tangan, nyeri dirasakan
jika terlalu kelelahan
b. Tn.P mengatakan pengetahuannya tentang Rheumatoid
Arthritis meningkat dari 70% menjadi 100%
c. Tn.P tampak disiplin dalam meminum obat analgesik
sesuai anjuran dokter serta tidak ada respon negatif dari obat
d. Tn.P telah menjalankan diit rendah purin dan rendah lemak
sesuai anjuran (nasi, lauk, sayur non purin)
e. Tn.P bersedia berobat Kamis, 10Juni 2021 13.00
f. Tn.P memahami cara mengontrol nyeri dengan kompress
hangat dan relaksasi nafas dalam
O:
Tn.P tampak sudah tampak lebih segar daripada di hari
pertama pengkajian, TD: 110/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR:
14 x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi. RTL: follow up hasil kontrol pasien
dengan dokter

2 08.35 Hambatan Mobilitas S:


Fisik a. Tn.P mengatakan masih merasakan kekakuan otot di sendi
jari tangan
b. Tn.P mengatakan akan memeriksakan kadar asam uratnya Ika
di hari Kamis, 10Juni 2021 13.00
c. Tn.P mengatakan akan lebih mengurangi aktivitas berat
O:
Terdapat kelemahan otot pada sendi jari tangan Tn.P:

4 4
5 5
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang.

b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4


c. Tn.P dapat melakukan ROM aktif selama 15 menit
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi. RTL: follow up hasil kontrol pasien
dengan dokter

Anda mungkin juga menyukai