Salin-Skripsi Erd 1
Salin-Skripsi Erd 1
PUSKESMAS SIPINTUANGIN
TAHUN 2020
SKRIPSI
OLEH:
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
PUSKESMAS SIPINTUANGIN
TAHUN 2020
NPM : 16.11.057
Oleh :
Npm : 16.11.057
Dengan ini dinyatakan telah mendapat izin dari pembimbing untuk pelaksanaan
sidang Skripsi
Ns.MEGAWATI SINAMBELA,S.Kep,M.Kes
NPP :1962.1116.199304.2.002
Dekan Ketua Jurusan
PUSKESMAS SIPINTUANGIN
TAHUN 2020
NPM : 16.11.057
Penguji I
Npm : 16.11.003
Tahun 2020 adalah benar hasil karya saya sendiri dan bukan hasil duplikat dari
karya orang lain .Saya bertanggung jawab atas kesalahan dan kebenaran isinya
Yang Menyatakan
ABSTRAK
i
PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DI DUSUN SIAMBATON DESA PARIKSABUNGAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIPINTUANGIN TAHUN 2020
Oleh:
Evi Rismawani Damanik
16.11.057
Masalah kesehatan pada lansia pada umumnya adalah penurunan fungsi organ yang
memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif termasuk hipertensi.Penatalaksanaan
hipertensi pada lansia selain dengan Farmakologi dapat pula dilakukan dengan Non
Farmakologi seperti Senam Hipertensi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di
Dusun Siambaton .Penelitian ini mengunakan desain Quasy experiment design dengan
Pendekatan One grup pre-test–Post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
lansia penderita hipertensi di Dusun Siambaton. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 15
penderita hipertensi dengan mengunakan teknik Total Sampling.Pengumpulan data
dilakukan dengan mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi dengan
Sphymomanometer.Uji Statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test.
Untuk hasil penelitian menunjukan perubahan tekanan darah dengan nilai signifikan P-
Value sebesar 0,001 < 0,05 ,maka ada pengaruh senam hipertensi terhadap perubahan
tekanan darah pada lansia di dusun siambaton desa pariksabungan wilayah kerja
puskesmas Sipintuangin .Berdasarkan hasil penelitian berubahnya tekanan darah pada
lansia ini dipengaruhi oleh gerakan gerakan yang ada dalam senam ini ,sehingga senam
ini efektif digunakan sebagai terapi untuk pasien Hipertensi.
ii
THE EFFECT OF HYPERTENSION EXERCISE ON THE REDUCTION
OF BLOOD PRESURE IN THE ELDERLY IN SIAMBATON
PARISABUNGAN VILLAGE, SIPINTUANGIN HEALTH CENTER
IN 2020
ABSTRACT
Health problems for the elderly are generally decreased organ function
that triggers the occurrence of various degenerative diseases including
hypertension. The treatment of hypertension in the elderly in addition
to pharmacology can also be done with Non pharmacology such as
calisthenics. The purpose of this research is to determine the effect of
calisthenics on the decline of blood pressure in the elderly. the design
of the research of Quays experiment design with the One group pre-
Test – Post-test approach. The population of the research is all elderly
people with hypertension in Siambaton village. The samples of the
research were as many as 15 hypertension patients using the Total
Sampling technique. The Data collection by measuring the blood
pressure before and after intervention with Sphygmomanometer. The
statistical test used was Wilcoxon Signed Rank Test. the results of the
research showing that the change for blood pressure with a significant
value of P-Value 0.001 < 0.05, then there is the effect of the
hypertension on changes in blood pressure in the elderly village in the
sub-district of the Based on the results of the study of blood pressure
in the elderly, it is influenced by movement movements in this
gymnastics, so that this exercise is effective as a therapy for
hypertension patients.
iii
I. IDENTITAS
II. PENDIDIKAN
Tamat Berijazah
Tamat Berijazah
Tamat Berijazah
KATA PENGANTAR
iv
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karunia Nya penulis masih bisa menyelesaikan penulisan
skripsi ini.Adapun judul pada skripsi ini adalah “Pengaruh Senam Hipertensi
tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak ,baik secara moril
maupun materil.Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
Delihusada Delitua
v
5. Ns. Siti Marlina,S.Kep,M.Kes sebagai Walitingkat PSIK 4 Angkatan ke XV
ini .
Ibu tercinta SINTAULI SARAGIH yang telah berjuang dan bekerja keras
serta doa yang tidak terhinggga kepada saya sehingga saya dapat
Husada Delitua
10. Terimakasih kepada keluarga saya, adik saya Wita Sari Damanik , Dearson
vi
memberikan Doa, dukungan,dan semangat tinggi dalam proses pembuatan
skripsi ini.
skripsi ini.
13. Terimakasih kepada Ricky Horas Pardosi S.Pd , Kak Erna Yulita S.Kep
,Kak Dewi Sihaloho S.Farm ,Putri tami ,Sri Ningsih Rambe dan Ririn
Anzeri, yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya baik
untuk semua orang yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
segala bantuan yang yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan Yang
vii
maha esa dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihah khususnya
Peneliti
Evi Rismawani
NPM:16.11.057
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
i
2.1.3 Proses Menua.......................................................................................9
2.2.3 Patofisiologi..........................................................................................21
2.6 Hipotesis.....................................................................................................39
3.3.1 Populasi.................................................................................................41
ii
3.3.2 Sampel..................................................................................................41
iii
4.4 Uji Normalitas............................................................................................57
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................61
6.1 Kesimpulan.................................................................................................64
6.2 Saran...........................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor resiko utama yang mengarah
dan penyakit ginjal. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan
peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik diatas batas normal yaitu lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Ferri,2017).
menyebabkan kenaikan darah melampaui batas nilai normal dan dapat menyerang
hipertensi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data dari World
1 milyar atau sekitar seperempat dari seluruh populasi orang dewasa di dunia
tahunnya. Jumlah hipertensi ,33,3 % berada di Negara maju dan 66,7 % berada di
Negara berkembang.
Prevalensi hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di Negara maju tetapi
1
2
dan terendah di provinsi papua sebesar 22,2 %.Provinsi Gorontalo sendiri pada
Riskedas 2013 mencapai 29,0% dan pada Riskedas tahun 2018 menjadi 31,0 %
tertinggi yang menyebabkan kematian pada kelompok usia > 60 tahun yang
.Adapun Prevalensi hipertensi di Rusia yaitu pada kelompok usia > 60 tahun
sebesar 1-2 juta orang setiap tahun (Rihiantoro dan Muji ,2017).
2013 ). Kabupaten Karo adalah salah satu kabupaten dengan jumlah hipertensi
yang terbanyak sebesar 12.608 orang. Prevelensi ini lebih tinggi pada jenis
Data dari dinas kesehatan provinsi sumatera utara, tercatat 50. 162 orang
hipertensi adalah wanita dengan jumlah 27.021 usia yang paling banyak
menderita adalah diatas 55 tahun dengan jumlah 22. 618, kemudian usia 18
sampai 44 tahun dengan jumlah 14.984 dan usia 45 sampai 55 tahun dengan
jumlah 12.560 Tahun 2015, tercatat penderita di sumut pada januari – oktober
2015 mencapai 15.1939 penderita terbanyak adalah wanita dengan jumlah 87774
3
. Usia penderita paling banyak terlihat pada data itu juga usia diatas 55 tahun
dengan jumlah 85254, disusul usia 45 sampai 55 tahun dengan jumlah 44909
dan usia 18 tahun sampai 44 tahun dengan jumlah 21776 (Sumut Pos , 2016)
berusia lanjut namun tidak menutup kemungkinan usia remaja hingga dewasa
juga dapat terkena penyakit hipertensi tersebut. Remaja dan dewasa muda yang
berada pada kisaran usia 15-25 tahun memiliki angka prevalensi hipertensi 1 dari
10 orang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kini (2016), prevalensi pre
hipertensi dan hipertensi pada dewasa muda (usia 20-30 tahun) adalah sebesar
RI, 2016).
pasien hipertensi yaitu masuk dalam kelompok usia lansia akhir jenis kelamin
perempuan, tidak patuh minum obat, tidak mengalami obesitas , tidak memiliki
berbagai implikasi baik dari aspek social, ekonomis hukum, politik dan
4
500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun diperkirakan pada tahun 2025 akan
mencapai 1,2 milyar . Di Indonesia, jumlah penduduk lansia pada tahun 2010
adalah 23.992.553 jiwa (9,77 %). Pada tahun 2020 diprediksi jumlah lansia
angka kejadian hipertensi pada lansia menuntut peran tenaga kesehatan untuk
mendorong jantung bekerja dengan optimal. Latihan fisik seperti senam yang
senam hipertensi adalah suatu usaha untuk mengurangi berat badan dan
terapi non farmakologis yang dapat diterapkan pada penderita hipertensi untuk
(Setiawan, 2013).
senam hipertensi dengan tekanan darah dan didapatkan hasil tekanan darah
Bulan Januari tahun 2020 penderita hipertensi sebanyak 200 Orang dengan
kegiatan yang mendukung sesuai dengan usia sasaran yang menderita hipertensi.
Bentuk kegiatan yang ada yaitu Senam dan Pendidikan Kesehatan yang sudah
dijadwalkan sebelumnya.
Oleh Bidan penanggung jawab setiap Desa , yang mana program tersebut
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada
tahun 2020. Penelitian ini bertujuan apakah ada pengaruh senam hipertensi pada
hipertensi
hipertensi
senam hipertensi dan dapat menjadi acuan untuk menerapkan terapi senam
hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dan sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tidak secara tiba-tiba menjadi tua namun melalui proses perkembangan dari
proses alami yang akan dialami oleh seluruh manusia dan merupakan akhir dari
tahun keatas .
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh dan
dan Undang –undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi social masyarakat
yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat ,sehingga jumlah
lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif
bernegara .
9
manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis ,fisik ,kejiwaan dan social .Perubahan ini akan memberikan pengaruh
pada seluruh aspek kehidupan.Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang
hidup ,tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,tetapi dimulai sejak
fungsi normalnya sehingga pada usia sangat rentan terhadap infeksi (Mujahidullah
kelompok yaitu usia pertengahan (Middle age ) antara usia 45 sampai 59 tahun
,Lanjut usia (Erderly) berusia antara 60 tahun sampai 74 tahun ,Lanjut usia tua
(Old) usia 75 -90 tahun ,dan usia sangat tua(Very old ) diatas 90 tahun .Sedangkan
ahli, Bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 60 -65
tahun keatas.
pertengahan umur usia lanjut (viritas )yaitu masa persiapan usia lanjut yang
tahun,usia lanjut dini (prasenium) yaitu kelompok yang mulai memasuki usia
10
atas dan usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari
70 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri ,terpencil ,tinggal dip
anti ,menderita penyakit berat atau cacat . Menurut UU No.13 tahun 1998 dalam
bab 1 pasal 1 ayat II yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai
2004 ). Ini merupakan proses yang terus menerus (berlanjut ) secara alami .Ini
dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup .
maupun dari luar tubuhyang berakhir dengan kematian (Padila ,2013 ).Walaupun
demikian ,memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
otot ,Susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
11
1. Teori Biologis
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesies –
program oleh molekul-molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi.Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel- sel kelamin (terjadi
pada pemebentukan kode genetic .Menurut teori genetika adalah suatu proses
yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu mengubah
sel atau struktur jaringan .Dengan kata lain ,Perubahan rentang hidup dan panjang
bahwa adanya perbedaan pola laju perbaikan (Repair) kerusakan DNA yang
diinduksi oleh sinar Ultraviolet (UV) pada berbagai fibroblas yang di kultur
menunjukan laju DNA repair terbesar dan korelasi ini dapat ditunjukan pada
akumulasi sampah metabolic atau zat nutrisi dapat merusak sintetis DNA
12
,sehingga mendorong malfungsi organ tubuh .Pendukung teori ini percaya bahwa
adalah radikal bebas ,radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim
pelindung pada kondisi normal (Stanley & Beare ,2006 dalam putrid ,2013 )
khusus .Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit .Teori imunitas berhubungan
dengan langsung dengan proses penuaan .Selama proses penuaaan ,sistem imun
yang masuk kedalam tubuh sehingga pada lansia akan sangat mudah mengalami
Menurut Potter & Perry (2006 ) (dalam Martha 2012) penurunan atau perubahan
yang meningkat secara bertahap.Disfungsi sistem imun ini menjadi factor dalam
13
f. Teori Stres
akan mencari pasangan electron lain dengan bereaksi dengan substansi lain
terutama protein dan lemak tidak jenuh .Sebagi contoh ,karena membrane sel
mengandung sejumlah lemak ,dia dapat bereaksi dengan radikal bebas. Sehingga
tersebut membrane sel menjadi lebih permiabel terhadap beberapa substansi dan
dalam sel seperti mitokondria dan lisosom juga diselimuti oleh membrane yang
et.al.,2009 ).
Sel-sel yang tua atau using ,rekasi kimianya menyebabkan ikatan yang
,kekacauan dan hilangnya fungsi .Teori Cross-link dan jaringan ikat menyatakan
bahwa molekul kolagen dan elastin, komponen jaringan ikat ,membentuk senyawa
yang lama meningkatkan rigiditas sel ,cross linkage diperkirakan akibat reaksi
14
2. Teori Psikologis
Pada usia lanjut ,proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan
organ otak.Namun untuk fungsi positif yang dapat dikaji ternyata mempunyai
fungsi lebih lanjut .kemampuan member alasan secara abstrak dan melakukan
3. Teori Sosial
kegiatan yang dapat dilakukannya.Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social .Teori ini
penuaan .Menurut Lemon et all (1972) dalam (Martha, 2012 ) Orangtua yang aktif
secara social lebih cenderung menyesuaikan diri terhadap penuaan yang baik.
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia .Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas .Pada teori ini menyatakan bahwa
15
perubahan yang terjadi pada seseorang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe
berangsur –angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya .Keadaan ini
meningkatkan interaksi social lanjut usia menurun ,Baik Secara kualitas maupun
1) Kehilangan Peran
proses penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat dan tanggung jawabnya
.Proses penarikan diri dapat diprediksi ,sistematis ,tidak dapat dihindari dan
penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh .Lansia
dikatakan bahagia apabila kontak social berkurang dan tanggung jawab telah
diambil oleh generasi lebih muda.(Stanley &Beare ,2006 dalam Putri ,2013.)
4. Teori Spritual
hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti
kehidupan .
Prevalensi hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di Negara maju tetapi
dan terendah di provinsi papua sebesar 22,2 %.Provinsi Gorontalo sendiri pada
Riskedas 2013 mencapai 29,0% dan pada Riskedas tahun 2018 menjadi 31,0 %
mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik
140 menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolic
kurang dari 130 /85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140 /90 mmHg dinyatakan
tekanan darah yang dianggap masih normal adalah kurang dari 130/85 mmHg.
17
Hipertensi /tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah sistolik lebih dari 90 mmHg .Hipertensi merupakan
umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis ,pada usia lanjut terjadi
peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik .terapi dengan obat bisa
obat bisa dilakukan dengan berolahraga secara teratur , dari berbagai macam
olahraga yang ada ,salah satu olahraga yang dapat dilakukan yaitu olahraga senam
hipertensi.
Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
muncul oleh karena interaksi berbagai factor .Tekanan darah akan meningkat
setelah umur 45 – 55 tahun ,dinding arteri akan mengalami penebalan oleh adanya
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehimgga pembuluh darah akan
hipertensi ada dua ,yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat
dimodifikasi.
a. Jenis kelamin
Hipertensi berkaitan dengan jenis kelamin laki –laki dan usia .Namun pada
usia tua resiko hipertensi meningkat tajam pada perempuan disbanding laki-
b. Usia
dan kurang dari 30 tahun satu dari lima orang di amerika serikat berusia diatas 65
sesuai usia dan orang lansia dengan Hipertensi merupakan resiko besar untuk
penyakit kardiovaskular.
c. Genetik
terjadi 3,8 kali lebih sering pada orang dengan riwayat hipertensi dalam
tentang regulasi tekanan darah dan mungkin dasar genetik hipertensi esensial.
19
d. Ras
perhatian lebih besar harus diberikan walaupun derajat hipertensi lebih rendah
pada kelompok ini .Tetapi hal ini tidak cukup untuk menggunakan criteria
Dapat dimodifikasi :
a. Pendidikan
lebih mudah menerima gaya hidup sehat seperti diet sehat ,olahraga dan
(tekanan darah sistolik>140 mmHg atau tekanan darah diastolic >90 mmHg )
b. Kontrasepsi oral
disebabkan ekspansi volume karena peningkatan sintetis hepatic substrat renin dan
c. Diet Garam(Natrium)
Natrium intraseluler meningkat dalam sel darah dan jaringan lain pada
hipertensi.
d. Obesitas
e. Alkohol
kedalam sel otot polos dan melalui peningkatan katekolamin plasma .Terjadinya
hipertensi lebih tinggi pada peminum alkohol berat akibat dari aktivitas
simpatetik.
f. Rokok
g. Stress
sering ditemukan .Walaupun dampak stress jangka pendek pada tekana darah
telah diketahui ,hanya ada sedikit bukti bahwa stress yang kronis bisa
2.2.3. Patofisiologi
pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik
yang berlanjut ke bawah korda soinalis dan keluar dari kolomna medulla ke
simpatis .pada titik ganglipn ini neuron prebanglion ke pembuluh darah ,dimana
darah.
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya ,arteri kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga
mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut .darah pada setiap pembuluh darah yang sempit dari pada biasanya dan
Dengan cara yang sama ,tekana darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokontriksi ,yaitu jika arteri kecil untuk sementara waktu mengkerut karena
sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah .Hal ini terjadi jika
terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dalam tubuh .Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekana darah
juga meningkat.
pelebaran ,banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan
perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom .Ginjal mengendalikan
telanan darah melalui beberapa cara :Jika tekanan darah meningkat ,ginjal akan
dan air ,sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal
.Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
dalam mengendalikan tekanan darah ; karena itu berbagai penyakit dan kelainan
penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (Stenosis Arteri Renalis) bisa
pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight –or
flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar ); meningkatkan kecepatan
dan kekuatan denyut jantung ; dan juga mempersempit sebagian besar arteriola
memerlukan pasokan darah yang lebih banyak ); mengurangi pembuangan air dan
Hipertensi dapat menyerang siapa saja ,dari berbagai kelompok umur dan
status social ekonomi .Secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
24
penyakit ini dianggap tidak memiliki gejala awal ,Sebenarnya ada beberapa gejala
yang tidak terlalu tampak sehingga sering tidak dihiraukan oleh penderita .Gejala
tersebut mulai bisa dirasakan penderita hipertensi dengan tekanan darah lebih
besar dari 140 /90 mmHg .Gejala –gejala yang dirasakan penderita hipertensi
antara lain :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdengung
4. Sukar tidur
5. Sesak nafas
7. Mata berkunang-kunang
8. Muka pucat
dan tekanan darah diastolic dalam satuan mmHg dibagi menjadi beberapa
stadium .
ringan )
Sub grup :perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang )
Tingkat 3 (hipertensi >180 >110
berat )
Hipertensi sistol >140 < 90
terisolasi
Sub grup :perbatasan 140 -149 < 90
kategori tersebut .
26
,dengan menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yang telah dibuktikan efektif
1. Tahap primer
dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit .Tahap
–faktor resiko agar tidak terjadi penyakit hipertensi .Contoh kegiatan yang dapat
Modifikasi gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
terkait pengetahuan ,sikap ,dan perilaku atara sebelum dan sesudah perlakuan
pendidikan kesehatan.
yang sedang dalam terapi obat .Pada pasien hipertensi yang terkontrol ,pendekatan
penderita .
terjadinya hipertensi adalah dengan cara merubah factor resiko yang ada pada
kelompok resiko yang ada pada kelompok beresiko .Upaya –upaya yang
hipertensi ,maksimal 2 gram garam dapur untuk diet setiap hari .Diet Rendah
garam dan air dalam jaringan tubuh dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi .Syarat diet ini adalah cukup protein ,kalori ,vitamin dan
mineral ,jumlah natrium yang diperbolehkan harus sesuai dengan berat tidaknya
.Pembatasan mengkomsumsi kalori dapat menurunkan tekanan darah dan hal ini
kolestrol ,hal ini akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran
hipertensi.
d. Olahraga Teratur
dalam darah . Olahraga yang dimaksud adalah menggerakkan semua sendi dan
otot tubuh seperti aerobik ,jalan santai ,lari ,bersepeda ,senam hipertensi dll.
Olahraga dapat membuat perasaan menjadi santai dan dapat menurunkan berat
Buah dan sayur banyak mengandung vitamin dan mineral .Buah yang
darah ,maka dari itu penderita hipertensi harus menghindari rokok dan alcohol.
29
2. Tahap Sekunder
sudah pernah terjadi akibat serangan berulang atau untuk mencegah menjadi berat
terhadap timbulnya gejala- gejalanya penyakit secara klinis melalui deteksi dini
mengurangi akibat yang lebih serius dari penyakit ,yaitu melalui diagnosis dini
dan pemberian pengobatan .jika deteksi tidak diakukan dini dan terapi tidak
a. Diagnosis Hipertensi
yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya ,riwayat dan
gejala- gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner ,penyakit
serebro vaskuler dan lainya,apakah terdapat riwayat penyakit dan keluarga ,gejala
tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak menit ,kemudian diperiksa ulang .
b. Pengobatan Hipertensi
1) Golongan Diuretik
mengobati hipertensi .Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air ,yang
kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium .Diuretik sangat
efektif pada : orang kulit hitam ,lanjut usia ,Kegemukan ,penderita gagal jantung
2) Penghambat Andrenergik
sistem saraf simpatis.Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera
darah .yang paling sering digunakan adalah beta –bloker ,yang efektif diberikan
kepada :penderita usia muda ,penderita gagal jantung atau penyakit ginjal
menahun.
31
3) ACE-inhibitor
penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri .Obat ini efektif
diberikan kepada :orang kulit ,usia muda ,penderita gagal jantung ,penderita
dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal
menahun atau penyakit ginjal diabetic ,pria yang menderita impotensi sebagai
4) Angiotensin –II-bloker
berbeda.Sangat efektif diberikan pada orang yang kulit hitam ,lanjut usia
yang bekerja dengan cara menghambat kerja kalsium di dalam otot halus pada
dingding arteriol. Penyempitan otot halus yang sebagian disebabkan oleh kalsium
3. Tahap Tersier
Pencegahan tersier biasanya dilakukan oleh para dokter dan sejumlah profesi
menurunkan tekanan darah sampai batas yang aman dan mengobati penyakit yang
badan dan mengelola stress yang merupakan dua factor yang mempertinggi resiko
satu terapi non farmakologis yang dapat diterapkan pada penderita hipertensi
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-
mengisi hasil pada lembar pengukuran pada lembar observasi (Pre). Setelah itu
energy ,sehingga terjadi peningkatan denyut jantung ,sehingga curah jantung dan
beristirahat pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang ,dan aliran darah
akan turun sementara waktu ,sekitar 30 menit kemudian akan kembali pada
Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus menerus ,maka penurunan
tekanan darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis
.Mekanisme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena olahraga
energy sel ,jaringan dan organ tubuh ,dimana akibatnya dapat meningkatkan aliran
dari fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang
34
a) Gerakan Pemanasan
1) Teknik kepala ke samping ,lalu tahan dengan tahan dengan tangan pada
2) Tautkan jari –jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan
b) Gerakan inti
searah dengan sisi kaki yang diangkat.Lakukan perlahan dan hindari hentakan
35
2) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar
bahu .Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil
mengatur napas
3) Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong .Sisi kaki yang
kepala searah dengan gerakan tangan .Tahan 8-10 hitungan lalu ganti dengan
sisi lainya.
4) Gerakan hampir sama dengan sebelumnya ,tapi jari mengepal dan kedua
5) Hampir sama dengan gerakan inti 1 ,tapi kaki dibuang ke samping .Kedua
tangan dengan jemari mengepal kea rah yang berlawanan .Ulangi dengan sisi
bergantian
6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu ,satu lutut agak ditekuk dan tangan yang
searah lutut di pinggang .Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk.
c) Pendinginan
1) Kedua kaki dibuka selebar bahu ,lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya .Hitungan 8 -10 kali dan lakukan pada sisi lainya
2) Posisi tetap ,tautkan kedua tangan lalu gerakan kesamping dengan gerakan
setengah putaran .Tahan dengan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan ke sisi
Teori lansia
a. Teori biologis
b. Teori psikososial
Faktor-faktor c. Teori psikologis Penatalaksanaan
\\penyebab tekanan
d. Teori Sosial farmakologi
darah tinggi pada a. Diuretik tiazide
lansia. b. Penghambat
adrenegenic
Tekanan darah
1. Curah jantung c. ACE inhibitor
2. Tahanan d. Angiotensin-II-
perifer Blocker
3. Volume darah Penatalaksanaan non
e. Angiotensin
4. Viskositas farmakologi
kalsium
5. Elastisitas 1. Diet hipertensi
2. Olahraga
hipertensi
3. Terapi nutrisi
4. Terapi musik
akan dilakukan terkait dengan variabel –variabel yang akan di teliti dalam
penelitian. Hipotesis dalam penelitian di susun untuk memberikan arah yang jelas
ini adalah :
2. Apabila p > (0,05 ) maka H0 diterima berarti tidak ada pengaruh senam
BAB III
METODE PENELITIAN
Test yaitu melakukan intervensi atau tindakan pada satu kelompok objek.
01 X 02
Keterangan:
sampai dengan Penyusunan laporan akhir sejak Desember sampai Juli 2020.
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
Pariksabungan.
menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,
sampel sama dengan jumlah populasi (Sugiono, 2017). Alasan mengambil total
sampling karena jumlah populasi kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
42
sampel penelitian semuanya. Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
a. Variabel Independen
menyebabkan timbulnya suatu masalah efek akibat tertentu pada suatu variabel
Senam Hipertensi
b. Variabel dependen
sebagai berikut :
43
merupakan suatu cara pengukuran pada penelitian yang akan dilakukan secara
langsung kepada subjek penelitian untuk mencari fakta yang nyata dan akurat
maupun hal- hal lainya terkait penelitian sehingga memudahkan dalam membuat
Darah Pre dan Post pemberian senam hipertensi .Hasil Pengukuran Tekanan pre
dan post senam hipertensi disajikan dalam bentuk lembar observasi dengan satuan
mmHg dengan tujuan untuk melihat hasil pelaksanaan senam hipertensi terhadap
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengukur
seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan –tujuan
penelitian
langsung dengan manusia ,maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena
menjadi responden .Tujuan Informed Consent ini adalah agar subjek mengerti
hanya memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan
(2012) adalah :
3.9.1. Editing
editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner.
3.9.2. Coding
bentuk angka atau bilangan .Kegunaan Coding adalah untuk memudahkan pada
3.9.3. Processing
3.9.4. Cleaning
entry untuk melihat apakah ada kesalahan atau tidak.Setelah proses Cleaning atau
pembersih data selanjutnya akan dilakukan proses analisis data yang akan
penelitian yang sangat besar menjadi informasi sederhana melalui uji statistik
pendidikan dan tekanan darah pre dan post pemberian senam hipertensi yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi .Pada analisis univariat yang di
uji yaitu Senam Hipertensi dan Penurunan Tekanan darah pada lansia.
variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi .Maka data dianalisa dengan
intervensi dilakukan dan tekanan darah setelah intervensi dilakukan pada lansia
BAB IV
HASIL PENELITIAN
penelitian dengan uji paired t-test yang dapat dilihat sebagai berikut :
Data untuk Test menetapkan Uji yang sesuai dengan distribusi data. Jika data
jika data tidak berdistribusi Normal maka peneliti akan menggunakan Uji Non
Parametrik.
Tests of Normality
Saphiro – Wilk
Statistic Df .Sig
Pre .924 15 .225
Test
Post .881 15 .050
Test
Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test Pre test and Post Test tekanan darah
sistole diperoleh Nilai Z hitung sebesar – 3.357 dengan nilai signifikansi (p-
value ) sebesar 0,001 .Nilai Signifikansi uji (p- value ) lebih kecil dari 0,05
(0.001 <0,05 ) sehingga diputuskan H0 di tolak yang bermakna bahwa terdapat
perbedaan signifikansi rata –rata tekanan darah sistole pre test dan post test .
Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test Pre test and Post Test tekanan darah
diastole diperoleh Nilai Z hitung sebesar -2.646 dengan nilai signifikansi ( p-
value ) sebesar 0,008 .Nilai Signifikansi uji (p- value ) lebih kecil dari 0,05
(0.001 <0,05 ) sehingga diputuskan H0 di tolak yang bermakna bahwa terdapat
perbedaan signifikansi rata –rata tekanan darah diastole pre test dan post test .
BAB V
PEMBAHASAN
55
sebanyak 3 orang (20.0 %) dan sebanyak 12 orang (88.0 %) tidak ada riwayat
Hipertensi
Hal ini menyebabkan meningkatnya tekanan darah sehingga angka
kejadian hipertensi pada lansia di Dusun Siambaton masih cukup tinggi. Hal ini
didukung oleh Teori Suraika (2012) yang menyatakan bahwa hipertensi
disebabkan oleh 2 faktor yaitu yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat
modifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi meliputi: Obesitas,Mengkomsumsi
makanan tinggi garam ,Merokok,Mengkomsumsi Alkohol,Kurang olahraga dan
Stress. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi faktor keturunan, Umur
dan Jenis kelamin.
5.2 Pengaruh Pelaksanaan Senam Prolanis Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Diastole Pada Lansia Di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan
Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata tekanan darah sistole
sebelum pelaksanaan senam Hipertensi yaitu 157,33 dan setelah pelaksanaan
senam hipertensi yaitu 148,67 Diketahui pula bahwa rata-rata tekanan darah
diastole sebelum pelaksanaan senam hipertensi yaitu 96,67 dan setelah
pelaksanaan senam hipertensi yaitu 92,00 .Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa ada pengaruh pelaksanaan senam hipertensi terhadap penurunan tekanan
darah sistole dan diastole pada lansia di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan
Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin tahun 2020.
Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001< 0,05
tekanan darah pada lansia itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
peredaran darah pada anggota tubuh bagian atas dan gerakan jongkok berdiri ini
darah tersumbat dan sakit jantung. Hal ini sesuai dengan teori Hasanudin et al.
(2018) yang mengatakan aktivitas fisik yang kurang menyebabkan tekanan darah
Hal ini diperkuat oleh Börjesson et al. (2015) yang mengatakan pada
bawah tekanan darah saat istirahat yang disebut dengan hipotensi pasca-latihan.
Penurunan tekanan darah bisa berkurang 10-20 mmHg dan biasanya bertahan
setelah latihan.
Safitri (2017) yang menunjukkan hasil bahwa senam lansia dapat mempengaruhi
penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik, hal ini terbukti dengan
didapatkan hasil analisis pada tekanan darah sistol sebelum dan sesudah
perlakuan yaitu nilai P value= 0,024. Sedangkan hasil analisis pada tekanan
darah diastolic sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai P value= 0,010
yang artinya terdapat pengaruh senam lansia pada tekanan darah sistolik maupun
diastolic responden.
tidak mengendalikan variabel perancu yaitu obat dan diet hipertensi pada
58
masyarakat yang tahu tentang terapi senam hipertensi sebagai salah satu cara
salah satunya adalah senam hipertensi. Terapi ini adalah terapi positif yang
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-
otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. senam hipertensi
merupakan salah satu solusi yang ditawarkan yang dapat menurunkan tekanan
darah pada hipertensi. senam hipertensi adalah salah satu upaya untuk
mengurangi berat badan dan mengurangi stress yang merupakan dua faktor yang
gerakan yang tepat selama 30 menit sebanyak 2 kali per minggu, dapat
diastolik. Jadi, senam hipertensi merupakan salah satu terapi efektif untuk
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
tekanan darah baik sistol maupun diastole yang signifikan setelah responden
6.2 Saran
hipertensi dan dapat menjadi acuan untuk menerapkan terapi senam hipertensi
60
dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dan lebih memperhatikan gaya
hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dan sebagai
2018Nov16Availablefrom:http:www.depkes.go.id/article/view/18110200
03/potret-sehat-indonesia-dari-riskesdas-2018.html.
Muhammadiyah Surakarta.
RI,Jakarta.
Kesehatan RI.
Cipta.
ta-hipertensi-di-sumut-mencapai-50-ribu-lebih/Accessed22Desember
Kesehatan.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI
Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta:Graha Ilmu;2014.
mengisi data yang telah disediakan dan informasi yang dibutuhkan untuk
kerugian apapun baik dari segi fisik maupun psikis terhadap responden. Saya juga
punya hak untuk mengundurkan diri jika penelitian yang dilakukan dirasa
penjelasan yang diberikan oleh peneliti, oleh karena itu saya sebagai responden
bersedia dengan sukarela tanpa paksaan dari siapapun untuk berperan dalam
penelitian ini.
Responden/Keluarga
Tanda tangan
Lampiran 5
Kamalita Mufidah
Gerakan inti
1. Lakukan gerakan seperti jalan di tempat
dengan lambaikan kedua tangan searah
dengan sisi kaki yang diangkat.Lakukan
perlahan dan hindari hentakan.
2. Buka kedua tangan dengan jemari
mengepal dan kaki dibuka selebar bahu
.Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi
gerakan semampunya sambil mengatur
napas
Pendinginan
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu
lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya .Hitungan 8 -10
kali dan lakukan pada sisi lainya
Komsumsi Riwayat
No Kelamin tinggi
garam
1 R1 73 Pr
2 R2 74 Pr
3 R3 68 Pr
4 R4 45 Pr
5 R5 72 Lk
6 R6 45 Pr
7 R7 56 Pr
8 R8 47 Pr
9 R9 48 Pr
10 R10 61 Pr
11 R11 48 Pr
12 R12 56 Pr
13 R13 47 Pr
14 R14 58 Pr
15 R15 52 Pr
Statistics
Jenis Umur Komsumsi Kebiasaan Riwayat
Kelamin Tinggi Garam Merokok Hipertensi
Valid 15 15 15 15 15
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.07 1.33 1.33 1.67 1.80
Median 1.00 1.00 1.00 2.00 2.00
Std. Deviation .258 .488 .488 .488 .414
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2 2
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
PEREMPUA
14 93.3 93.3 93.3
N
Valid
LAKI_LAKI 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
45-59 10 66.7 66.7 66.7
Valid 60-74 5 33.3 33.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Kebiasaan Merokok
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
MEROKOK 5 33.3 33.3 33.3
TIDAK_MERO
Valid 10 66.7 66.7 100.0
KOK
Total 15 100.0 100.0
Riwayat Hipertensi
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
ADA_RIWAYAT 3 20.0 20.0 20.0
TIDAK_ADA_RIW
Valid 12 80.0 80.0 100.0
AYAT
Total 15 100.0 100.0
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sistole Pre Test .186 15 .170 .924 15 .225
Sistole Post
.225 15 .040 .881 15 .050
Test
Statistics
Tekanan Tekanan Darah Sistole Kriteria
Darah Sistole Sesudah Senam Hipertensi
Sebelum
Senam
Valid 15 15 15
N
Missing 0 0 0
Mean 157.33 148.67 2.73
Median 160.00 150.00 3.00
Std. Deviation 12.228 9.155 .704
Range 40 30 2
Minimum 140 130 2
Maximum 180 160 4
Statistics
Test Statisticsa
Post Test - Pre
Test
Z -3.357b
Asymp. Sig. (2-
.001
tailed)
a. Tekanan Darah Sistole Sesudah Senam < Tekanan Darah Sistole Sebelum Senam
b. Tekanan Darah Sistole Sesudah Senam > Tekanan Darah Sistole Sebelum Senam
c. Tekanan Darah Sistole Sesudah Senam = Tekanan Darah Sistole Sebelum Senam
Test Statisticsa
Tekanan Darah
Sistole Sesudah
Senam -
Tekanan Darah
Sistole Sebelum
Senam
Z -3.357b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
Test Statisticsa
Diastole Post
Test - Diastole
Pre Test
Z -2.646b
Asymp. Sig. (2-tailed) .008