Anda di halaman 1dari 104

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI DUSUN SIAMBATON

DESA PARIKSABUNGAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SIPINTUANGIN

TAHUN 2020

SKRIPSI

OLEH:

EVI RISMAWANI DAMANIK


16.11.057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA

TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI DUSUN SIAMBATON

DESA PARIKSABUNGAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SIPINTUANGIN

TAHUN 2020

Yang dipersiapkan dan diseminarkan oleh :

EVI RISMAWANI DAMANIK

NPM : 16.11.057

Skripsi Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan

Penguji Seminar Program sarjana keperawatan fakultas keperawatan

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA

Oleh :

Dosen Pembimbing Skripsi

Ns.MEGAWATI SINAMBELA,S.Kep, M.Kes


NPP :19621116.199304.2.002
LEMBAR PERSETUJUAN PELAKSANAAN SIDANG SKRIPSI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS

KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN

DELI HUSADA DELITUA

Nama Mahasiswa: Evi Rismawani Damanik

Npm : 16.11.057

Judul Skripsi : Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Lansia di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan

Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin Tahun 2020

Dengan ini dinyatakan telah mendapat izin dari pembimbing untuk pelaksanaan

sidang Skripsi

Dosen Pembimbing Skripsi

Ns.MEGAWATI SINAMBELA,S.Kep,M.Kes
NPP :1962.1116.199304.2.002
Dekan Ketua Jurusan

Ns.Megawati Sinambela.S.Kep,M.Kes Ns.Herri NovitaTarigan.M.Kep


NPP:1962.1116.199304.2.002 NPP.19801019.200609.2.002
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI DUSUN SIAMBATON

DESA PARIKSABUNGAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SIPINTUANGIN

TAHUN 2020

Yang dipersiapkan,dan dipertahan kan oleh:

EVI RISMAWANI DAMANIK

NPM : 16.11.057

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi

Penguji I

Ns.MEGAWATI SINAMBELA, S.Kep, M. Kes


NPP :19621116.199304.2.002
Penguji II Penguji III

Ns.Rostiodertina Girsang,M.Kep Siti Marlina,S.Kep,M.Kes


19820225.200505.2.002 Npp .19770313.201601.2.002
Mengesahkan

Dekan Fakultas Keperawatan Ka. Jurusan Program Studi Sarjana


Delihusada Delitua Keperawatan Deli Husada Delitua

Ns.Megawati Sinambela.S.Kep,M.Kes Ns.Herri Novita Tarigan.M.Kep


NPP:19621116.199304.2.002 NPP.19801019.200609.2.002
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Evi Rismawani Damanik

Npm : 16.11.003

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini yang berjudul

Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia di

Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin

Tahun 2020 adalah benar hasil karya saya sendiri dan bukan hasil duplikat dari

karya orang lain .Saya bertanggung jawab atas kesalahan dan kebenaran isinya

sesuai dengan sikap ilmiah yang di jungjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya ,tanpa adanya

tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersediamendapatkan sanksi

akademik jika kemudian hari pernyataan ini tidak benar .

Delitua , 11 Juli 2020

Yang Menyatakan

Evi Rismawani Damanik

ABSTRAK

i
PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DI DUSUN SIAMBATON DESA PARIKSABUNGAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIPINTUANGIN TAHUN 2020

Oleh:
Evi Rismawani Damanik
16.11.057

Masalah kesehatan pada lansia pada umumnya adalah penurunan fungsi organ yang
memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif termasuk hipertensi.Penatalaksanaan
hipertensi pada lansia selain dengan Farmakologi dapat pula dilakukan dengan Non
Farmakologi seperti Senam Hipertensi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di
Dusun Siambaton .Penelitian ini mengunakan desain Quasy experiment design dengan
Pendekatan One grup pre-test–Post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
lansia penderita hipertensi di Dusun Siambaton. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 15
penderita hipertensi dengan mengunakan teknik Total Sampling.Pengumpulan data
dilakukan dengan mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi dengan
Sphymomanometer.Uji Statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test.
Untuk hasil penelitian menunjukan perubahan tekanan darah dengan nilai signifikan P-
Value sebesar 0,001 < 0,05 ,maka ada pengaruh senam hipertensi terhadap perubahan
tekanan darah pada lansia di dusun siambaton desa pariksabungan wilayah kerja
puskesmas Sipintuangin .Berdasarkan hasil penelitian berubahnya tekanan darah pada
lansia ini dipengaruhi oleh gerakan gerakan yang ada dalam senam ini ,sehingga senam
ini efektif digunakan sebagai terapi untuk pasien Hipertensi.

Kata Kunci : Lansia,Senam Hipertensi ,Tekanan darah

ii
THE EFFECT OF HYPERTENSION EXERCISE ON THE REDUCTION
OF BLOOD PRESURE IN THE ELDERLY IN SIAMBATON
PARISABUNGAN VILLAGE, SIPINTUANGIN HEALTH CENTER
IN 2020

ABSTRACT

Health problems for the elderly are generally decreased organ function
that triggers the occurrence of various degenerative diseases including
hypertension. The treatment of hypertension in the elderly in addition
to pharmacology can also be done with Non pharmacology such as
calisthenics. The purpose of this research is to determine the effect of
calisthenics on the decline of blood pressure in the elderly. the design
of the research of Quays experiment design with the One group pre-
Test – Post-test approach. The population of the research is all elderly
people with hypertension in Siambaton village. The samples of the
research were as many as 15 hypertension patients using the Total
Sampling technique. The Data collection by measuring the blood
pressure before and after intervention with Sphygmomanometer. The
statistical test used was Wilcoxon Signed Rank Test. the results of the
research showing that the change for blood pressure with a significant
value of P-Value 0.001 < 0.05, then there is the effect of the
hypertension on changes in blood pressure in the elderly village in the
sub-district of the Based on the results of the study of blood pressure
in the elderly, it is influenced by movement movements in this
gymnastics, so that this exercise is effective as a therapy for
hypertension patients.

Keywords: Elderly, Gymnastics hypertension, Blood pressure

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iii
I. IDENTITAS

Nama : Evi Rismawani Damanik

Tempat Tanggal Lahir : Siambaton, 12 Agustus 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Anak Ke : 1 Dari 4 Bersaudara

Nama Ayah : Pipin Damanik

Nama Ibu : Sintauli Saragih

Alamat : Siambaton, Kel.Pariksabungan,

Kec.Dolok Pardamean, Kab Simalungun.

II. PENDIDIKAN

2004-2010 : SDN 091495 Sipintuangin

Tamat Berijazah

2010-2013 : SMP N1 Dolok Pardamean

Tamat Berijazah

2013-2016 : SMK Plus Kesehatan Efarina Saribu Dolok

Tamat Berijazah

2016-2020 : Mengikuti Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan

Program Sarjana Fakultas Keperawatan Institut

Kesehatan Deli Husada Delitua

KATA PENGANTAR

iv
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat rahmat dan karunia Nya penulis masih bisa menyelesaikan penulisan

skripsi ini.Adapun judul pada skripsi ini adalah “Pengaruh Senam Hipertensi

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Dusun Siambaton

Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin Tahun 2020”

merupakan salah satu persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan di Institut Kesehatan Delihusada Delitua Fakultas Keperawatan,

Program Study Sarjana Keperawatan Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak ,baik secara moril

maupun materil.Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan

terimakasih banyak kepada :

1. Terulin S. Meliala Amd.Keb, SKM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Rumah

Sakit Umum Sembiring Delitua

2. Drs. Johanes Sembiring M.Pd, M.Kes sebagai Rektor Institut Kesehatan

Delihusada Delitua

3. Ns.Megawati Sinanambela,S.Kep,M.Kes sebagai Dekan Fakultas

Keperawatan Institut Kesehatan Delihusada Delitua dan sebagai Dosen

pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ns.Herri Novita Tarigan M.Kep Sebagai Ketua Jurusan Keperawatan

Institut Kesehatan Delihusada Delitua

v
5. Ns. Siti Marlina,S.Kep,M.Kes sebagai Walitingkat PSIK 4 Angkatan ke XV

yang telah sabar membimbing seluruh mahasiswa PSIK 4.

6. Kepada seluruh staff dosen Insititut Kesehatan Delihusada Delitua yang

telah banyak membimbing dan mendidik penulis dalam upaya pencapaian

pendidikan dari awal hingga akhirnya.Terimakasih untuk semua

motivasi,dukungan ,dan segala cinta kasih yang telah tercurah selama

proses pendidikan sehingga peneliti dapat sampai pada penyusunan skripsi

ini .

7. Kepala UPTD Puskesmas Sipintuangin Yang Telah Memberikan Izin

Untuk Melakukan Studi Pendahuluan/Survey Awal

8. Seluruh Staf Dan Karyawan Di Uptd Puskesmas Sipintuangin Dan Para

Kader Masyarakat Di Desa Siambaton Yang Telah Memberikan Bantuan

Dan Dukungan Dalam Proses Penyusunan Skripsi.

9. Teristimewa kepada Kedua Orangtua Saya , Bapak PIPIN DAMANIK dan

Ibu tercinta SINTAULI SARAGIH yang telah berjuang dan bekerja keras

untuk pendidikan saya yang tak pernah putus asa dalam

mendidik,membimbing dan mendukung baik secara moral maupun materi

serta doa yang tidak terhinggga kepada saya sehingga saya dapat

menyelesaikan pendidikan sarjana Keperawatan Di Institut Kesehatan Deli

Husada Delitua

10. Terimakasih kepada keluarga saya, adik saya Wita Sari Damanik , Dearson

Natanael Damanik dan Ras Encari Damanik yang sudah banyak

vi
memberikan Doa, dukungan,dan semangat tinggi dalam proses pembuatan

skripsi ini.

11. Seluruh Teman-teman Program Study Ilmu Keperawatan Angkatan XV dan

terkhusus untuk sahabat saya keluarga Jawa batak karo

(Fadillah,Fitriyani,Ismayanti,Romauli) dan Rainbow house (Loly

,Rehmaulina ,Asneli dan Lilis ) yang menjadi keluarga kedua di rantau

untuk bersama-sama meraih Sarjana Keperawatan

12. Petugas perpustakaan yang dengan sabar melayani, dan memberikan

fasilitas perpustakaan sehingga memudahkan penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

13. Terimakasih kepada Ricky Horas Pardosi S.Pd , Kak Erna Yulita S.Kep

,Kak Dewi Sihaloho S.Farm ,Putri tami ,Sri Ningsih Rambe dan Ririn

Anzeri, yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya baik

secara moril maupun materil dalam penyelesaian penelitian ini. Terimakasih

untuk semua orang yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun

untuk penyempurnaan penulisan atau pembuatan skripsi saya.Akhir kata, semoga

segala bantuan yang yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan Yang

vii
maha esa dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihah khususnya

bagi penulis dan pembaca.

Siambaton, Maret 2020

Peneliti

Evi Rismawani
NPM:16.11.057

viii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...........................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................6

1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................6

1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................7

1.4.1 Bagi Peneliti.........................................................................................7

1.4.2 Bagi Lansia..........................................................................................7

1.4.3 Bagi Pelayanan Kesehatan...................................................................7

1.4.4 Bagi Pendidikan Keperawatan.............................................................7

1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya.....................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................8

2.1 Konsep lanjut usia....................................................................................8

2.1.1 Defenisi lanjut usia..............................................................................8

2.1.2 Batasan-batasan Usia...........................................................................8

i
2.1.3 Proses Menua.......................................................................................9

2.1.4 Teori-teori Proses Menua....................................................................11

2.1.Hipertensi Pada Lansia...........................................................................15

2.2 Konsep Hipertensi....................................................................................17

2.2.1 Pengertian Hipertensi...........................................................................17

2.2.2 Faktor-faktor Hipertensi.......................................................................18

2.2.3 Patofisiologi..........................................................................................21

2.2.4 Manifestasi Klinis.................................................................................23

2.2.5 Klasikasi Hipertensi..............................................................................25

2.2.6 Penataksanaan Hipertensi.....................................................................26

2.3 Konsep Senam Hipertensi........................................................................32

2.3.1 Pengertian Senam Hipertensi...............................................................34

2.3.2 Manfaat Senam Hipertensi..................................................................36

2.3.3 Teknik atau Cara melakukan Senam...................................................37

2.4 Kerangka Teori.........................................................................................38

2.5 Kerangka Konsep.....................................................................................39

2.6 Hipotesis.....................................................................................................39

BAB III METODE PENELITIAN................................................................40

3.1 Jenis Penelitian..........................................................................................40

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................................41

3.2.1 Lokasi penelitian...................................................................................41

3.2.2 Waktu Penelitian...................................................................................41

3.3 Populasi,Sampel dan Sampling...............................................................41

3.3.1 Populasi.................................................................................................41

ii
3.3.2 Sampel..................................................................................................41

3.3.3 Teknik Sampling...................................................................................41

3.4 Variabel dan Defenisi Operasional........................................................42

3.4.1 Variabel Penelitian................................................................................42

3.4.1.1 Variabel Dependen............................................................................42

3.4.1.2 Variabel Independen..........................................................................42

3.4.2 Defenisi Operasional..............................................................................43

3.4.2.1 Senam Hipertensi..............................................................................43

3.4.2.2 Penurunan Tekanan Darah................................................................43

3.4.3 Aspek Pengukuran variabel .................................................................43

3.5 Instrumen Penelitian Dan Aspek Pengukuran.....................................44

3.5.1 Instrumen Penelitian................................................................................44

3.6 Metode Pengumpulan...............................................................................45

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data`.....................................................................45

3.7 Prosedur Penelitian.....................................................................................46

3.8 Kode Etik Penelitian...................................................................................47

3.9 Proses Pengolahan Data..............................................................................47

3.10 Metode Analisis Data...............................................................................48

3.10.1 Analisis Univariat...............................................................................48

3.10.2 Analisis Bivariat.................................................................................49

BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................49

4.1Deskripsi Lokasi Penelitian.........................................................................50

4.2 Karakteristik Responden.............................................................................51

4.3 Hasil Uji Anasis Univariat..........................................................................52

iii
4.4 Uji Normalitas............................................................................................57

4.5 Hasil Uji Analisis Bivariat..........................................................................58

BAB V PEMBAHASAN.................................................................................61

5.1 Mengidentifikasi Karakteristik Responden................................................61

5.2 Pengaruh Pelaksanaan Senam Hipertensi ..................................................62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................63

6.1 Kesimpulan.................................................................................................64

6.2 Saran...........................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. 38

Gambar 2.2 Kerangka Konsep.......................................................................... 39

v
vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut WHO.........................................24

Tabel 2 .2 Klasifikasi tekanan darah menurut Joint National Comitee............ 25

Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 42

Tabel 4.1 Karakteristik Distribusi responden berdasarkan JK.........................49

Tabel 4.2 Karakteristik Distribusi Berdasarkan Umur.....................................52

Tabel 4.3 Karakteristik Distribusi Berdasarkan Komsumsi tinggi garam........55

Tabel 4.4Karakteristik Distribusi Berdasarkan Kebiasaan merokok................56

Tabel 4.5 Karakteristik Distribusi Berdasarkan Riwayat hipertensi.................57

Tabel 4.6 Distribusi Responden berdasarkan tekanan darah ...........................57

Tabel 4.7 Distribusi Responden berdasarkan rata-rata tekanan darah..............58

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 2 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Lembar Standar Operasional Prosedur

Lampiran 5 Izin Survei Awal dari INKES DELIHUSADA DeliTua

Lampiran 6 Balasan Izin Survei Awal

Lampiran 7 Lembar Izin Penelitian

Lampiran 8 Berita Acara Seminar hasil

Lampiran 9 Lembar Output

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di

seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor resiko utama yang mengarah

kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke

dan penyakit ginjal. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan

peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik diatas batas normal yaitu lebih

dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Ferri,2017).

Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang

menyebabkan kenaikan darah melampaui batas nilai normal dan dapat menyerang

hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia dan jumlah penderita

hipertensi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data dari World

Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa hipertensi di dunia diperkirakan

1 milyar atau sekitar seperempat dari seluruh populasi orang dewasa di dunia

mengalami hipertensi dan jumlah ini cenderung mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Jumlah hipertensi ,33,3 % berada di Negara maju dan 66,7 % berada di

Negara berkembang.

Prevalensi hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di Negara maju tetapi

juga di Negara berkembang seperti Indonesia .Berdasarkan hasil Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi hasil

pengukuran mencapai 34,1 % meningkat tajam dari 25 ,8 % pada tahun 2013,

1
2

dengan angka prevalensi tertinggi di provinsi Kalimantan selatan sebesar 44,1 %

dan terendah di provinsi papua sebesar 22,2 %.Provinsi Gorontalo sendiri pada

Riskedas 2013 mencapai 29,0% dan pada Riskedas tahun 2018 menjadi 31,0 %

dan berada pada urutan ke 20 dari 34 provinsi (Kemenkes RI,2018)

Amerika Serikat menempati urutan pertama Prevalensi Hipertensi

tertinggi yang menyebabkan kematian pada kelompok usia > 60 tahun yang

berhubungan dengan penyakit degeneratif sebesar 4 juta orang setiap tahun

.Adapun Prevalensi hipertensi di Rusia yaitu pada kelompok usia > 60 tahun

sebesar 1-2 juta orang setiap tahun (Rihiantoro dan Muji ,2017).

Prevelensi hipertensi di provinsi sumatera utara mencapai 6,7% dari

jumlah penduduk disumatera utara. Berdasarkan data badan Litabangkes

Kementerian kesehatan jumlah penduduk sumatera utara yang menderita

hipertensi mencapai 12,42 juta jiwa tersebar di beberapa kabupaten(Kemenkes,

2013 ). Kabupaten Karo adalah salah satu kabupaten dengan jumlah hipertensi

yang terbanyak sebesar 12.608 orang. Prevelensi ini lebih tinggi pada jenis

kelamin perempuan (52 % ) laki –laki ( 48 % ) terbesar pada kelompok umur

55-59 tahun ( Simbolon, 2016).

Data dari dinas kesehatan provinsi sumatera utara, tercatat 50. 162 orang

yang menderita hipertensi. Data tersebut tercatat paling banyak menderita

hipertensi adalah wanita dengan jumlah 27.021 usia yang paling banyak

menderita adalah diatas 55 tahun dengan jumlah 22. 618, kemudian usia 18

sampai 44 tahun dengan jumlah 14.984 dan usia 45 sampai 55 tahun dengan

jumlah 12.560 Tahun 2015, tercatat penderita di sumut pada januari – oktober

2015 mencapai 15.1939 penderita terbanyak adalah wanita dengan jumlah 87774
3

. Usia penderita paling banyak terlihat pada data itu juga usia diatas 55 tahun

dengan jumlah 85254, disusul usia 45 sampai 55 tahun dengan jumlah 44909

dan usia 18 tahun sampai 44 tahun dengan jumlah 21776 (Sumut Pos , 2016)

Pada umumnya, kejadian hipertensi banyak terjadi pada penduduk

berusia lanjut namun tidak menutup kemungkinan usia remaja hingga dewasa

juga dapat terkena penyakit hipertensi tersebut. Remaja dan dewasa muda yang

berada pada kisaran usia 15-25 tahun memiliki angka prevalensi hipertensi 1 dari

10 orang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kini (2016), prevalensi pre

hipertensi dan hipertensi pada dewasa muda (usia 20-30 tahun) adalah sebesar

45,2%. Hipertensi kini telah menjadi penyakit degeneratif yang diturunkan

kepada anggota keluarga yang memiliki riwayat kejadian hipertensi (Kemenkes

RI, 2016).

Menurut Azhari (2017) dalam penelitianya menyebutkan karakteristik

pasien hipertensi yaitu masuk dalam kelompok usia lansia akhir jenis kelamin

perempuan, tidak patuh minum obat, tidak mengalami obesitas , tidak memiliki

keluarga dengan riwayat hipertensi, tidak memiliki kebiasaan merokok,

kebiasaan olahraga tidak teratur. Menua (menjadi tua) adalah proses

menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

yang menyebabkan penyakit degenerative misalnya hipertensi ,

arteriokleorosis , diabetes militus dan kanker ( Nurhmani, 2012)

Meningkatnya lanjut usia dibutuhkan perhatian dari semua aspek yang

dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang ada, penuaan membawa

berbagai implikasi baik dari aspek social, ekonomis hukum, politik dan
4

terutama kesehatan (Komnas Lansia 2010). Seiring dengan bertambahnya usia

harapan hidup, jumlah lansia di dunia cenderung meningkat diperkirakan ada

500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun diperkirakan pada tahun 2025 akan

mencapai 1,2 milyar . Di Indonesia, jumlah penduduk lansia pada tahun 2010

adalah 23.992.553 jiwa (9,77 %). Pada tahun 2020 diprediksi jumlah lansia

mencapai 28.822.879 jiwa (11,34%).

Hipertensi adalah salah satu contoh penyakit degeneratif. Tingginya

angka kejadian hipertensi pada lansia menuntut peran tenaga kesehatan untuk

melakukan pencegahan dan upaya promosi kesehatan .Ada beberapa cara

pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit hipertensi

diantaranya adalah aktif berolahraga (senam), mengatur diet (rendah garam

,rendah kolestrol dan lemak jenuh), serta mengupayakan perubahan kondisi

(menghindari stress dan mengobati penyakit lain).

Menurut Sherwood (2005) Olahraga seperti senam hipertensi mampu

mendorong jantung bekerja dengan optimal. Latihan fisik seperti senam yang

teratur membantu mencegah penyakit kronis seperti hipertensi. Olahraga atau

senam hipertensi adalah suatu usaha untuk mengurangi berat badan dan

mengelola stress, dua faktor yang mempertinggi resiko hipertensi

(Vitahealth,2004:57). Olahraga senam hipertensi juga merupakan salah satu

terapi non farmakologis yang dapat diterapkan pada penderita hipertensi untuk

mengurangi ketergantungan obat anti hipertensi pada penderita hipertensi

(Setiawan, 2013).

Penelitian terdahulu yang dilakukan Totok Hernawan mengenai senam

hipertensi terhadap penurunan tekanan darah menunjukan hasil adanya pengaruh


5

senam hipertensi dengan tekanan darah dan didapatkan hasil tekanan darah

sebelum pemberian intervensi sebagian besar adalah prehypertension(39%) dan

setelah pemberian intervensi senam hipertensi sebagian besar tekanan darah

adalah normal (56%) dengan jumlah responden sebanyak 28 responden.

Menurut data Puskesmas Sipintuangan Kecamatan Dolok Pardamen

Bulan Januari tahun 2020 penderita hipertensi sebanyak 200 Orang dengan

Kualifikasi usia 18 tahun keatas. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan

kegiatan yang mendukung sesuai dengan usia sasaran yang menderita hipertensi.

Bentuk kegiatan yang ada yaitu Senam dan Pendidikan Kesehatan yang sudah

dijadwalkan sebelumnya.

Hasil Survey awal penelitian di Dusun Siambaton di dapat 15 lansia

penderita hipertensi mengikuti program PROLANIS yang biasanya dilakukan

Oleh Bidan penanggung jawab setiap Desa , yang mana program tersebut

bertujuan untuk pengelola penyakit kronis, salah satunya adalah hipertensi.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada

pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di

Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin

tahun 2020. Penelitian ini bertujuan apakah ada pengaruh senam hipertensi pada

lansia dengan hipertensi.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan

darah pada lansia yang mengalami hipertensi di Dusun Siambaton Desa

Pariksabungan wilayah Kerja Puskesmas SipintuanginTahun 2020?

1.3 Tujuan Penelitian


6

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah

Kerja Puskesmas Sipintuangin Tahun 2020.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentikasi tekanan darah sebelum (Pre ) melakukan senam

hipertensi

b. Untuk mengidentifikasi tekanan darah sesudah (Post ) melakukan senam

hipertensi

1.3. Untuk menganalisis pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi di Dusun Siambaton.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang pengaruh senam hipertensi terhadap

penurunan tekanan darah pada lansia .

1.4.2 Bagi Lansia

Penelitian ini diharapakan lansia dapat mengetahui informasi terkait

senam hipertensi dan dapat menjadi acuan untuk menerapkan terapi senam

hipertensi dalam menurunkan tekanan darah pada lansia

1.4.3 Pelayanan Kesehatan (Puskesmas )

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pelayanan kesehatan

khususnya di Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan untuk

memberikan intervensi selain farmakologi kepada penderita hipertensi dengan

melakukan senam hipertensi.


7

1.4.4 Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi calon perawat dalam

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta sebagai penambah informasi

sebagai bahan bacaan yang dapat dipergunakan seperlunya .

1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan

pengetahuan tentang penurunan Hipertensi dan dapat bermanfaat bagi peneliti

yang lain dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang pengaruh senam

hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dan sebagai

informasi tambahan serta bahan referensi untuk penelitian keperawatan yang

akan datang dalam ruang lingkup yang sama.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Lanjut Usia

2.1.1. Definisi Lanjut Usia

Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang .Manusia

tidak secara tiba-tiba menjadi tua namun melalui proses perkembangan dari

mulai bayi ,anak-anak,dewasa dan akhirnya menjadi tua.Lansia merupakan suatu

proses alami yang akan dialami oleh seluruh manusia dan merupakan akhir dari

kehidupan. (Azizah ,2011).Lansia adalah seorang yang telah mencapai usia 60

tahun keatas .

Menua bukanlah suatu penyakit ,tetapi merupakan proses yang berangsur

–angsur mengakibatkan perubahan kumulatif ,merupakan proses menurunnya

daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh dan

berakhir dengan kematian(Padila, 2013). Lanjut usia merupakan sekelompok

manusia yang telah memasuki tahap akhir kehidupannya. Undang-undang No 13

tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional

yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila

dan Undang –undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi social masyarakat

yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat ,sehingga jumlah

lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif

dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan

bernegara .
9

Upaya Peningkatan kesejahteraan social lanjut usia pada hakikatnya

merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa. Menurut

Undang –undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa

manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan

biologis ,fisik ,kejiwaan dan social .Perubahan ini akan memberikan pengaruh

pada seluruh aspek kehidupan.Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang

terjadi di dalam kehidupan manusia.Proses menua merupakan proses sepanjang

hidup ,tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan .Menjadi Tua merupakan proses dimana hilangnya

kemampuan jaringan secara perlahan untuk mengganti dan mempertahankan

fungsi normalnya sehingga pada usia sangat rentan terhadap infeksi (Mujahidullah

dalam Rahman ,2017).

2.1.2. Batasan-batasan lansia

Menurut WHO menggolongkan lanjut usia kronologis/biologis menjadi 4

kelompok yaitu usia pertengahan (Middle age ) antara usia 45 sampai 59 tahun

,Lanjut usia (Erderly) berusia antara 60 tahun sampai 74 tahun ,Lanjut usia tua

(Old) usia 75 -90 tahun ,dan usia sangat tua(Very old ) diatas 90 tahun .Sedangkan

Fadila (2013) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan pendapat beberapa

ahli, Bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 60 -65

tahun keatas.

Menurut Depkes RI batasan lansia terbagi empat kelompok yaitu

pertengahan umur usia lanjut (viritas )yaitu masa persiapan usia lanjut yang

menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara 45 sampai 54

tahun,usia lanjut dini (prasenium) yaitu kelompok yang mulai memasuki usia
10

lanjut antara 55 sampai 64 tahun,Kelompok usia lanjut (senium ) usia 65 tahun ke

atas dan usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari

70 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri ,terpencil ,tinggal dip

anti ,menderita penyakit berat atau cacat . Menurut UU No.13 tahun 1998 dalam

bab 1 pasal 1 ayat II yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai

usia 60 tahun keatas.

2.1.3. Proses Menua

Proses menua (Ageing process ) adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri /mengganti

dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes,1994 ;Darmojo

2004 ). Ini merupakan proses yang terus menerus (berlanjut ) secara alami .Ini

dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup .

Proses menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses

berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam

maupun dari luar tubuhyang berakhir dengan kematian (Padila ,2013 ).Walaupun

demikian ,memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering

menghinggapi kaum lanjut usia,Proses menua sudah mulai berlangsung sejak

seseorang mencapai usia dewasa ,misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan

otot ,Susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
11

2.1.4. Teori-teori Proses Menua

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan yaitu :

1. Teori Biologis

a. Teori Genetik dan mutasi (Somatic mutatie Theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesies –

spesies tertentu.Menua Terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang di

program oleh molekul-molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami

mutasi.Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel- sel kelamin (terjadi

penurunan kemampuan fungsional sel ).Teori sebab akibat menjelaskan bahwa

penuaan terutama di pengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan

pada pemebentukan kode genetic .Menurut teori genetika adalah suatu proses

yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu mengubah

sel atau struktur jaringan .Dengan kata lain ,Perubahan rentang hidup dan panjang

usia ditentukan sebelumnya (Stanley &Beare ,2006 dalam putrid ,2013 ).

b. Teori DNA repaired

Teori ini dikemukakan oleh Hart dan Setlow .Mereka menununjukan

bahwa adanya perbedaan pola laju perbaikan (Repair) kerusakan DNA yang

diinduksi oleh sinar Ultraviolet (UV) pada berbagai fibroblas yang di kultur

.Fibroblas pada spesies yang mempunyai umur maksimum terpanjang

menunjukan laju DNA repair terbesar dan korelasi ini dapat ditunjukan pada

berbagai mamalia dan primate (Setiati et al.2009 ).

c. Teori Wear-and –tear

Teori Wear-and –tear (dipakai dan rusak ) mengusulkan bahwa

akumulasi sampah metabolic atau zat nutrisi dapat merusak sintetis DNA
12

,sehingga mendorong malfungsi organ tubuh .Pendukung teori ini percaya bahwa

tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu jadwal .Sebagai contoh

adalah radikal bebas ,radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim

pelindung pada kondisi normal (Stanley & Beare ,2006 dalam putrid ,2013 )

d. Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto immune Theory )

Didalam proses metabolisme tubuh ,suatu saat diproduksi suatu zat

khusus .Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut

sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit .Teori imunitas berhubungan

dengan langsung dengan proses penuaan .Selama proses penuaaan ,sistem imun

juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap organisme asing

yang masuk kedalam tubuh sehingga pada lansia akan sangat mudah mengalami

infeksi dan kanker.Perubahan sistem ini diakibatkan perubahan pada jaringan

limpoid sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T untuk memproduksi

antibody dan kekebalan tubuh menurun.Pada sistem imun akan terbentuk

autoimun tubuh.Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan integritas sistem

tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri.

e. Teori Imunology Slow Virus

Sistem imun ini menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

Menurut Potter & Perry (2006 ) (dalam Martha 2012) penurunan atau perubahan

dalam keefektifan sistem imun berperan dalam penuaan.Tubuh kehilangan

kemampuan untuk membedakan protrinya sendiri dengan protein asing sehingga

sistem imun menyerang dan menghancurkan jaringanya sendiri pada kecepatan

yang meningkat secara bertahap.Disfungsi sistem imun ini menjadi factor dalam
13

perkembangan penyakit kronis seperti kanker,diabetes,dan penyakit

kardiovaskuler serta infeksi.

f. Teori Stres

Menua terjadi akibat hilangnyasel –sel yang biasa digunakan tubuh

.Regenerasi jaringan ini tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal,Kelebihan usaha dan stress mnyebabkan sel-sel tubuh lelah .

g. Teori Radikal bebas

Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi electron tidak

berpasangan .Karena elektronya tidak berpasangan, secara kimia radikal bebas

akan mencari pasangan electron lain dengan bereaksi dengan substansi lain

terutama protein dan lemak tidak jenuh .Sebagi contoh ,karena membrane sel

mengandung sejumlah lemak ,dia dapat bereaksi dengan radikal bebas. Sehingga

membrane sel mengalami perubahan .Akibat perubahan pada struktur membrane

tersebut membrane sel menjadi lebih permiabel terhadap beberapa substansi dan

memungkinkan substansi tersebut melewati membrane secara bebas .Struktur di

dalam sel seperti mitokondria dan lisosom juga diselimuti oleh membrane yang

mengandung lemak ,sehingga mudah diganggu oleh radikal bebas (Setiati

et.al.,2009 ).

h. Teori Rantai silang

Sel-sel yang tua atau using ,rekasi kimianya menyebabkan ikatan yang

kuat,khususnyajaringan kolagen .Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastic

,kekacauan dan hilangnya fungsi .Teori Cross-link dan jaringan ikat menyatakan

bahwa molekul kolagen dan elastin, komponen jaringan ikat ,membentuk senyawa

yang lama meningkatkan rigiditas sel ,cross linkage diperkirakan akibat reaksi
14

kimia yang menimbulkan senyawa antara molekul –molekul yang normalnya

terpisah (Ebersole &Hess ,1994 dalam Potter & Perry ,2005 ).

2. Teori Psikologis

Pada usia lanjut ,proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan

penambahan usia.Perubahan psikologis yang terjadi secara alamiah seiring dengan

penambahan usia.Perubahan psikologis yang terdi dapat dihubungkan pulak

dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif .

Kemampuan yang kognitif dapat dikaitkan dengan penurunan fisiologis

organ otak.Namun untuk fungsi positif yang dapat dikaji ternyata mempunyai

fungsi lebih lanjut .kemampuan member alasan secara abstrak dan melakukan

perhitungan .Memori adalah kemampuan daya ingat lansia terhadap suatu

kejadiaan /peristiwa baik jangka pendek maupun jangka panjang .

3. Teori Sosial

a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Teori ini menjelaskan bahwa lansia mengalami penurunan jumlah

kegiatan yang dapat dilakukannya.Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses

adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social .Teori ini

menegaskan bahwa kelanjutan aktivitas dewasa tengah penting untuk keberhasilan

penuaan .Menurut Lemon et all (1972) dalam (Martha, 2012 ) Orangtua yang aktif

secara social lebih cenderung menyesuaikan diri terhadap penuaan yang baik.

b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory )

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia .Teori ini

merupakan gabungan dari teori diatas .Pada teori ini menyatakan bahwa
15

perubahan yang terjadi pada seseorang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe

personality yang dimiliki .

c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory )

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia ,seseorang secara

berangsur –angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya .Keadaan ini

meningkatkan interaksi social lanjut usia menurun ,Baik Secara kualitas maupun

kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss)yakni :

1) Kehilangan Peran

2) Hambatan Kontak social

3) Berkurangnya Kontak Komitmen

Teori Disengagement (Teori pemutusan hubungan ),Menggambarkan

proses penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat dan tanggung jawabnya

.Proses penarikan diri dapat diprediksi ,sistematis ,tidak dapat dihindari dan

penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh .Lansia

dikatakan bahagia apabila kontak social berkurang dan tanggung jawab telah

diambil oleh generasi lebih muda.(Stanley &Beare ,2006 dalam Putri ,2013.)

4. Teori Spritual

Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian

hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti

kehidupan .

2.1.5. Hipertensi Pada Lansia

Peningkatan jumlah lansia memberikan suatu perhatikan khusus pada

lansia yang mengalami suatu proses menua.Permasalahan-permasalahan yang

perlu perhatian khusus untuk lansia berkaitan dengan berlangsungnya proses


16

menjadi tua ,yang berakibat timbulnya perubahan fisik ,kognitif ,perasaan

,social ,dan seksual (Azizah ,2011 )

Prevalensi hipertensi yang tinggi tidak hanya terjadi di Negara maju tetapi

juga di Negara berkembang seperti Indonesia .Berdasarkan hasil Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi hasil

pengukuran mencapai 34,1 % meningkat tajam dari 25 ,8 % pada tahun 2013

,dengan angka prevalensi tertinggi di provinsi Kalimantan selatan sebesar 44,1 %

dan terendah di provinsi papua sebesar 22,2 %.Provinsi Gorontalo sendiri pada

Riskedas 2013 mencapai 29,0% dan pada Riskedas tahun 2018 menjadi 31,0 %

dan berada pada urutan ke 20 dari 34 provinsi (Kemenkes RI,2018)

2.2. Konsep hipertensi

2.2.1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka

kesakitan (morbilitas) dan angka kematian /mortalitas .Tekanan darah 140/90

mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik

140 menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolic

90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.

Menurut WHO,batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah

kurang dari 130 /85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140 /90 mmHg dinyatakan

sebagai hipertensi ; dan di antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi .

(batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun ). Batas

tekanan darah yang dianggap masih normal adalah kurang dari 130/85 mmHg.
17

WHO menyebutkan ,40 persen Negara ekonomi berkembang memiliki

penderita hipertensi,sedangkan Negara maju hanya 35 persen . kawasan afrika

memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 persen .sementara

kawasan amerika menempati posisi tertinggi dengan 35 persen. Di kawasan Asia

Tenggara, 36 persen orang dewasa menderita hipertensi (Rosmha, 2013 ).

Hipertensi /tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah sistolik lebih dari 90 mmHg .Hipertensi merupakan

penyakit multifactor yang muncul karena interaksi berbagai factor. Peningkatan

umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis ,pada usia lanjut terjadi

peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik .terapi dengan obat bisa

dilakukan dengan pemberiaan obat antihipertensi,sedangkan untuk terapi tanpa

obat bisa dilakukan dengan berolahraga secara teratur , dari berbagai macam

olahraga yang ada ,salah satu olahraga yang dapat dilakukan yaitu olahraga senam

hipertensi.

Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolic lebih dari 90 mmHg ,Hipertensi merupakan penyakit ,multifactor yang

muncul oleh karena interaksi berbagai factor .Tekanan darah akan meningkat

setelah umur 45 – 55 tahun ,dinding arteri akan mengalami penebalan oleh adanya

penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehimgga pembuluh darah akan

berangsur –angsur menyempit menjadi kaku .peningkatan umur akan menyebakan

beberapa perubahan fisiologis ,pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi

perifer dan aktivitas simpatik


18

2.2.2. Faktor-faktor Hipertensi

Suiraika (2012 ) mengutarakan faktor –faktor resiko pemicu timbulnya

hipertensi ada dua ,yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat

dimodifikasi.

Tidak dapat dimodifikasi:

a. Jenis kelamin

Hipertensi berkaitan dengan jenis kelamin laki –laki dan usia .Namun pada

usia tua resiko hipertensi meningkat tajam pada perempuan disbanding laki-

laki.Hipertensi berkaitan dengan IMT.Laki-laki obesitas lebih mempunyai resiko

hipertensi dibandingkan perempuan obesitas dengan berat badan sama.

b. Usia

Jumlah penduduk berusia diatas 65 tahun meningkat dengan secara cepat

dan kurang dari 30 tahun satu dari lima orang di amerika serikat berusia diatas 65

tahun(spillman dan lubitz,2000).Tekanan darah sistolik meningkat progresif

sesuai usia dan orang lansia dengan Hipertensi merupakan resiko besar untuk

penyakit kardiovaskular.

c. Genetik

Hipertensi pada orang yang mempunyai riwayat hipertensi dalam

keluarga sekitar 15-35%.suatu penelitian pada orang kembar, Hipertensi terjadi

pada 60% laki-laki dan 30-40% perempuan.Hipertensi dibawah usia 55 tahun

terjadi 3,8 kali lebih sering pada orang dengan riwayat hipertensi dalam

keluarga.Hipertensi dapat disebabkan mutasi gen tunggal .Diturunkan berdasarkan

hukum mendel.Walaupun jarang kondisii ini memberikan pengetahuan penting

tentang regulasi tekanan darah dan mungkin dasar genetik hipertensi esensial.
19

d. Ras

Resiko hipertensi lebih tinggi pada kulit hitam menunjukkan bahwa

perhatian lebih besar harus diberikan walaupun derajat hipertensi lebih rendah

pada kelompok ini .Tetapi hal ini tidak cukup untuk menggunakan criteria

berbeda untuk menggunakan kriteria berbeda untuk mendiagnosis hipertensi

pada kulit hitam .

Dapat dimodifikasi :

a. Pendidikan

Hipertensi berhubungan terbalik dengan tingkat edukasi ,orang

berpendidikan tinggi mempunyai informasi kesehatan termasuk hipertensi dan

lebih mudah menerima gaya hidup sehat seperti diet sehat ,olahraga dan

memelihara berat badan ideal.

Sebanyak 66 juta orang amerika mengalami peningkatan tekanan darah

(tekanan darah sistolik>140 mmHg atau tekanan darah diastolic >90 mmHg )

;dimana 72 % menyadari penyakit mereka tetapi 61 % mendapat pengobatan dan

hanya 35 % yang terkontrol dibawah 140/90 mmHg.

b. Kontrasepsi oral

Peningkatan tekanan darah terjadi pada kebanyakan perempuan yang

menggunakan kontrasepsi oral,Tetapi peningkatan besar jarang terjadi .Hal ini

disebabkan ekspansi volume karena peningkatan sintetis hepatic substrat renin dan

aktivasi sistem renin –angiotensin –aldosteron.

c. Diet Garam(Natrium)

Natrium intraseluler meningkat dalam sel darah dan jaringan lain pada

hipertensi primer (esensial).Hal ini dapat disebabkan abnormalitas pertukaran Na


20

dan mekanisme transport Na lain.Peningkatan Na intraseluler dapat menyebabkan

peningkatan Ca intraseluler sebagai hasil pertukaran yang difasilitasi dan dapat

menjelaskan peningkatan tekanan otot polos vaskuler yang karakteristiknya pada

hipertensi.

d. Obesitas

Obesitas terjadi pada 64 % pasien hipertensi .Lemak badan

mempengaruhi kenaikan tekanan darah dan hipertensi .Penurunan berat badan

menurunkan tekanan darah pada pasien dan memberikan efek menguntungkan

pada factor resiko terkait seperti ,Resistensi insulin ,Diabetes militus

,Hiperlipedemia ,dan Hipertrofi ventrikel kiri .insiden obesitas lebih tinggi

perempuan 34,4 % dibandingkan pada laki-laki 28,6 %.

e. Alkohol

Konsumsi Alkohol akan meningkatkan resiko hipeetensi ,Namun

mekanismenya belum jelas mungkin akibat meningkatnya transport kalsium

kedalam sel otot polos dan melalui peningkatan katekolamin plasma .Terjadinya

hipertensi lebih tinggi pada peminum alkohol berat akibat dari aktivitas

simpatetik.

f. Rokok

Rokok menghasilkan nikotin dan karbon Monoksida suatu vasokontriktor poten

menyebabkan hipertensi .Merokok meningkatkan tekanan darah juga melalui

peningkatan noreepinefrin plasma darah simpatetik .

Merokok menyebkan simpatetik ,Stress Oksidatif ,dan efek Vasopresor

akut yang dihubungkan dengan peningkatan marker inflamasi ,yang akan

mengakibatkan disfungsi endotel .Cedera pembuluh darah dan meningkatnya


21

kekakuan pembuluh darah .Setiap batang rokok dapat meningkatkan tekanan

darah 7/4 mmHg.Perokok pasif dapat meningkat 30 % resiko penyakit

kardiovarkuler dibandingkan dengan peningkatan 80 % pada perokok aktif.

g. Stress

Stress adalah salah satu kemungkinan penyebab tekana darah tinggi

,tetapi bukanlah satu-satunya penyebab dan bahkan bukanlah penyebab yang

sering ditemukan .Walaupun dampak stress jangka pendek pada tekana darah

telah diketahui ,hanya ada sedikit bukti bahwa stress yang kronis bisa

menyebabkan tekana darah tinggi kronis.

2.2.3. Patofisiologi

Sharif La Ode (2012) mengatakan bahwa mekanisme terjadinya yang

mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor

pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik

yang berlanjut ke bawah korda soinalis dan keluar dari kolomna medulla ke

ganglia simpatis di torax dan abdomen ,rangsangan pusat vasomotor yang

dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui saraf

simpatis .pada titik ganglipn ini neuron prebanglion ke pembuluh darah ,dimana

dengan melepaskankannya nere frineprine mengakibatkan kontriksi pembuluh

darah.

Peningkatan curah jantung dapat melalui dua mekanisme yaitu melalui

peningkatan vome cairan (Preload ) atau melalui peningkatan kontraklitas karena

rangsangan neural jantung .Meskipun factor peningkatan curah jantung terlibat

dalam permulaan timbulnya hipertensi ,namun temuan –temuan pada penderita


22

hipertensi kronis menunjukan adanya hemodinamik yang khas yaitu adanya

peningkatan resistensi prefer dengan curah jantung yang normal.

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa

cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

pada setiap detiknya ,arteri kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga

mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri

tersebut .darah pada setiap pembuluh darah yang sempit dari pada biasanya dan

menyebabkan naiknya tekanan.Inilah yang terjadi pada usia lanjut ,dimana

dingding arterinya telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis .

Dengan cara yang sama ,tekana darah juga meningkat pada saat terjadi

vasokontriksi ,yaitu jika arteri kecil untuk sementara waktu mengkerut karena

perangsangan saraf atau hormone di dalam darah.Bertambahnya cairan dalam

sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah .Hal ini terjadi jika

terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam

dan air dalam tubuh .Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekana darah

juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami

pelebaran ,banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan

menurun.Penyesuaian terhadap factor –faktor tersebut dilaksanakan oleh

perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom .Ginjal mengendalikan

telanan darah melalui beberapa cara :Jika tekanan darah meningkat ,ginjal akan

menambah pengeluaran garam dan air ,yang akan meneyebabkan berkurangnya

volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.


23

Jika tekanan darah menurun ginjal akan mengurangi pembuangan garam

dan air ,sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal

.Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang

disebut renin ,yang memicu pembentukan hormone angiotensin ,yang selanjutnya

akan memicu pelepasan hormone aldosteron.Ginjal merupakan organ penting

dalam mengendalikan tekanan darah ; karena itu berbagai penyakit dan kelainan

pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.Misalnya

penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (Stenosis Arteri Renalis) bisa

menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi (Hipertensi).Peradangan dan cidera

pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang

untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight –or

flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar ); meningkatkan kecepatan

dan kekuatan denyut jantung ; dan juga mempersempit sebagian besar arteriola

,tetapi memperlebar aeteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka yang

memerlukan pasokan darah yang lebih banyak ); mengurangi pembuangan air dan

garam oleh ginjal ,sehingga akan meningkatkan volume darah dalam

tubuh;melepaskan hormone epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin

(noradrenalin) ,yang merangsang jantung dan pembuluh darah .Faktor Stress

merupakan satu factor pencetus terjadinya peningkatan tekanan darah dengan

proses pelepasan hormone epinefrin dan norepinefrin.

2.2.4. Manifestasi Klinik

Hipertensi dapat menyerang siapa saja ,dari berbagai kelompok umur dan

status social ekonomi .Secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
24

gejala ,Dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya resiko terhadap penyakit – penyakit yang berhubungan dengan

kardiovaskuler seperti Stroke ,Gagal jantung ,dan Kerusakan ginjal .Walapun

penyakit ini dianggap tidak memiliki gejala awal ,Sebenarnya ada beberapa gejala

yang tidak terlalu tampak sehingga sering tidak dihiraukan oleh penderita .Gejala

tersebut mulai bisa dirasakan penderita hipertensi dengan tekanan darah lebih

besar dari 140 /90 mmHg .Gejala –gejala yang dirasakan penderita hipertensi

antara lain :

1. Pusing

2. Mudah marah

3. Telinga berdengung

4. Sukar tidur

5. Sesak nafas

6. Ras berat di tengkuk mudah lelah

7. Mata berkunang-kunang

8. Muka pucat

9. Suhu tubuh rendah

2.2.5. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi dapat dilihat berdasarkan tekanan darah sistolik

dan tekanan darah diastolic dalam satuan mmHg dibagi menjadi beberapa

stadium .

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut WHO,kriteria hipertensi

adalah sebagai berikut :

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg )


25

Optimal <120 < 80


Normal < 130 < 85
Tingkat1(hipertensi 140 -159 90 -99

ringan )
Sub grup :perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109

sedang )
Tingkat 3 (hipertensi >180 >110

berat )
Hipertensi sistol >140 < 90

terisolasi
Sub grup :perbatasan 140 -149 < 90

Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah menurut Joint National Comitee

(JNCT),Kriteria hipertensi adalah sebagai berikut :

Kategori Sistol (mmHg) Diastole (mmHg)


Normal < 120 <80
Pre hipertensi 120-139 80 -89
Hipertensi tahap 1 140- 159 90-99
Hipertensi tahap 2 >160 >100
Jika angka sistolik (atas ) dan diastolic (bawah ) berada dalam rentang salah satu

kategori diatas normal , Secara keseluruhan seorang pasien termasuk dalam

kategori tersebut .
26

2.2.6. Penatalaksanaan Hipertensi

Pengetahuan tentang perjalanan penyakit dan factor –faktor yang

mempengaruhi berguna untuk menemukan strategi pencegahan penyakit yang

efektif.Pencegahan penyakit adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah

,menunda ,mengurangi ,membasmi ,mengeliminasi penyakit dan kecacatan

,dengan menerapkan sebuah atau sejumlah intervensi yang telah dibuktikan efektif

1. Tahap primer

Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi factor resiko atau

mencegah berkembangnya factor resiko ,sebelum dimulainya perubahan patologis

dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit .Tahap

primer penatalaksanaan penyakit hipertensi merupakan upaya awal pencegahan

sebelum seseorang menderita hipertensi melalui program penyuluhan dan

pengendalian factor –faktor resiko kepada masyarakat luas dengan

memprioritaskan pada kelompok resiko tinggi .Tujuan pencegahan primer adalah

untuk mengurangi insidensi penyakit hipertensi dengan cara mengendalikan factor

–faktor resiko agar tidak terjadi penyakit hipertensi .Contoh kegiatan yang dapat

dilakukan adalah pengaturan diet ,perubahan diet ,perubahan gaya hidup

,manajemen Stres dan lainya

Modifikasi gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk

menjaga kesehatan dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan

hipertensi .Semua pasien hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup

.Disamping menurun tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi

,Modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke

hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi .


27

Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan strategi utama

dalam pencegahan tahap primer .Tujuan pendidikan kesehatan dan promosi

kesehatan dimaksudkan untuk perubahan perilaku seseorang dalam mencegah

terjadinya kesakitan.Notoatmojo mengungkapkan bahwa pengetahuan ,sikap dan

perilaku pencegahan penyakit yang dilakukan selama satu tahun dengan

pendekatan model peer group didapatkan adanya perbedaan yang bermakna

terkait pengetahuan ,sikap ,dan perilaku atara sebelum dan sesudah perlakuan

pendidikan kesehatan.

Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum

penambahan obat-obatan hipertensi ,di samping perlu diperhatikan oleh seseorang

yang sedang dalam terapi obat .Pada pasien hipertensi yang terkontrol ,pendekatan

nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada sebagian

penderita .

Upaya pencegahan primer yang bisa dilakukan untuk mencegah

terjadinya hipertensi adalah dengan cara merubah factor resiko yang ada pada

kelompok resiko yang ada pada kelompok beresiko .Upaya –upaya yang

dilakukan dalm pencegahan primer terhadap penyakit hipertensi antara lain :

a. Diet rendah garam

Pembatasan mengkomsumsi garam sangat penting bagi penderita

hipertensi ,maksimal 2 gram garam dapur untuk diet setiap hari .Diet Rendah

garam dan air dalam jaringan tubuh dapat menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi .Syarat diet ini adalah cukup protein ,kalori ,vitamin dan

mineral ,jumlah natrium yang diperbolehkan harus sesuai dengan berat tidaknya

retensi garam dan air.


28

b. Menghindari kegemukan (Obesitas)

Menghindari kegemukan dengan menjaga berat badan normal

.Pembatasan mengkomsumsi kalori dapat menurunkan tekanan darah dan hal ini

sebaiknya dianjurkan bagi semua penderita hipertensi.

c. Membatasi komsumsi lemak

Membatasi komsumsi lemak sangat penting bagi penderita hipertensi

karena kadar kolestrol yang tinggi dapat menyebabkan bertambahnya endapan

kolestrol ,hal ini akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran

darah.Dengan demikian , akan memperberat kerja jantung dan memperparah

hipertensi.

d. Olahraga Teratur

Olahraga teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolestrol

dalam darah . Olahraga yang dimaksud adalah menggerakkan semua sendi dan

otot tubuh seperti aerobik ,jalan santai ,lari ,bersepeda ,senam hipertensi dll.

Olahraga dapat membuat perasaan menjadi santai dan dapat menurunkan berat

badan sehingga dapat menurunkan tekanan darah .

e. Banyak makan buah dan sayur –sayuran

Buah dan sayur banyak mengandung vitamin dan mineral .Buah yang

banyak mengandung mineral dan kalium dapat menurunkan tekanan darah.

f. Tidak merokok dan tidak minum alkohol

Merokok dan minum alcohol dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah ,maka dari itu penderita hipertensi harus menghindari rokok dan alcohol.
29

2. Tahap Sekunder

Penanganan tahap sekunder yaitu upaya pencegahan hipertensi yang

sudah pernah terjadi akibat serangan berulang atau untuk mencegah menjadi berat

terhadap timbulnya gejala- gejalanya penyakit secara klinis melalui deteksi dini

(early detection).Pencegahan ditujukan untuk mengobati para penderita dan

mengurangi akibat yang lebih serius dari penyakit ,yaitu melalui diagnosis dini

dan pemberian pengobatan .jika deteksi tidak diakukan dini dan terapi tidak

diberikan segra maka akan terjadi gejala klinis yang merugikan.

a. Diagnosis Hipertensi

Data yang diperlukan untuk diagnosis diperoleh dengan cara

anamnesis ,pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang .Anamnesis

yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya ,riwayat dan

gejala- gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner ,penyakit

serebro vaskuler dan lainya,apakah terdapat riwayat penyakit dan keluarga ,gejala

yang berkaitan dengan penyakit hipertensi ,perubahan aktivitas atau kebiasaan

(seperti merokok,konsumsi makanan, riwayat dan factor psikososial lingkungan

keluarga pekerjaan dan lain-lain.Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran

tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak menit ,kemudian diperiksa ulang .

b. Pengobatan Hipertensi

Selain cara pengobatan nonfarmakologis ,penataksanaan utama hipertensi

primer adalah dengan obat antihipertensi berdasarkan beberapa factor seperti

derajat peninggikan tekanan darah ,terdapatnya kerusakan organ target dan

terdapatnya manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler atau factor resiko lain

.pengobatan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip untuk menurunkan tekanan


30

darah .Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahuluan pengobatan penyebab

hipertensi .Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan

darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya

komplikasi.Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat

anti hipertensi .Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang ,bahkan

kemungkinan seumur hidup.

Terapi farmakologis diakukan dengan pemeberian obat –obatan seperti

berikut dibawah ini :

1) Golongan Diuretik

Diuretic thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk

mengobati hipertensi .Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air ,yang

akan mengurangi volume cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan

darah.Diuretik juga menyebakan hilangnya kalium melalui air kemih ,sehingga

kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium .Diuretik sangat

efektif pada : orang kulit hitam ,lanjut usia ,Kegemukan ,penderita gagal jantung

atau penyakit ginjal menahun.

2) Penghambat Andrenergik

Penghambat Andrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari

alfa-bloker ,beta-bloker dan alfa-beta –bloker labetalol ,yang menghambat efek

sistem saraf simpatis.Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera

akan memberikan respon terhadap stress ,,dengan cara meningkatkan tekanan

darah .yang paling sering digunakan adalah beta –bloker ,yang efektif diberikan

kepada :penderita usia muda ,penderita gagal jantung atau penyakit ginjal

menahun.
31

3) ACE-inhibitor

Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan

penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri .Obat ini efektif

diberikan kepada :orang kulit ,usia muda ,penderita gagal jantung ,penderita

dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal

menahun atau penyakit ginjal diabetic ,pria yang menderita impotensi sebagai

efek samping dari obat yang lain.

4) Angiotensin –II-bloker

Angiotensin –II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan

suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor Antagonis kalsium

menyebabkan melebarnya pembuluh darahdengan mekanisme yang benar-benar

berbeda.Sangat efektif diberikan pada orang yang kulit hitam ,lanjut usia

,penderita angina pectoris (Nyeri dada).

5) Penghambat saluran kalsium

Penghambat saluran kalsium juga dikenal sebagai antagonis kalsium

yang bekerja dengan cara menghambat kerja kalsium di dalam otot halus pada

dingding arteriol. Penyempitan otot halus yang sebagian disebabkan oleh kalsium

dapat mempersempit pembuluh darah sehingga meneyebabkan terjadinya

hipertensi .Dengan menghambat kerja kalsium dapat membuka pembuluh darah

dan menurunkan tekanan darah

3. Tahap Tersier

Penatalaksanan tahap tersier yaitu upaya mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat atau kematian.Pencegahan adalah upaya pencegahan

penyakit ke arah berbagai penyakit yang lebih buruk,dengan tujuan memperbaiki


32

kualitas hidup pasien.Pencegahan tersier difokuskan pada rehabilitasi dan

pemulihan setelah terjadi sakit untuk meminimalkan kesakitan,kecacatan ,dan

meminimalkan kesakitan ,kecacatan ,dan meningkatkan kualitas hidup.

Pencegahan tersier biasanya dilakukan oleh para dokter dan sejumlah profesi

kesehatan lainya.Upaya yang dilakukan pada pencegahan tersier ini yaitu

menurunkan tekanan darah sampai batas yang aman dan mengobati penyakit yang

dapat memperberat hipertensi .pencegahan dengan follow –up penderita hipertensi

yang mendapat terapi dan rehabilitasi .Follow up ditujukan untuk menentukan

kemungkinan dilakukannya pengurangan atau penambahan dosis obat.

2.3. Konsep Senam Hipertensi

2.3.1 Pengertian Senam Hipertensi

Senam Hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat

badan dan mengelola stress yang merupakan dua factor yang mempertinggi resiko

hipertensi (Vitahealth ,2004 ). Olahraga senam hipertensi juga merupakan salah

satu terapi non farmakologis yang dapat diterapkan pada penderita hipertensi

untuk mengurangi ketergantungan obat anti hipertensi pada penderita hipertensi

(Setiawan, 2013).Senam hipertensi merupakan olahraga yang salah satunya

bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-

otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung.

Senam Hipertensi dilakukan sebanyak 4 kali dan dalam setiap pertemuan

berdurasi selama 30 menit.Pengukuran tekanan darah pada responden 1 jam

sebelum senam hipertensi dengan menggunakan sphygmomanometer. Kemudian

mengisi hasil pada lembar pengukuran pada lembar observasi (Pre). Setelah itu

melakukan pengukuran tekanan darah 30 menit setelah senam hipertensi dengan


33

mengunakan sphygmomanometer.Kemudian mengisi hasil pada lembar

pengukuran pada lembar observasi(Post)

Mahardani (2010) mengatakan dengan senam atau berolahraga

kebutuhan oksigen dalam sel akan meningkat untuk proses pembentukan

energy ,sehingga terjadi peningkatan denyut jantung ,sehingga curah jantung dan

isi sekuncup bertambah .Dengan demikian tekanan darah akan meningkat.Setelah

beristirahat pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang ,dan aliran darah

akan turun sementara waktu ,sekitar 30 menit kemudian akan kembali pada

tekanan darah sebelum senam.

Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus menerus ,maka penurunan

tekanan darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis

.Mekanisme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena olahraga

dapat merilekskan pembuluh-pembuluh darah .Sehingga dengan melebarnya

pembuluh darah tekanan darah akan turun.

2.3.1 Manfaat Senam Hipertensi

Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung bekerja

secara optimal ,dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan energy sel

,jaringan dan organ tubuh ,dimana akibatnya dapat meningkatkan kebutuhan

energy sel ,jaringan dan organ tubuh ,dimana akibatnya dapat meningkatkan aliran

balik vena sehingga menyebabkan volume sekuncup yang akan lansung

meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah arteri

meningkat ,setelah tekanan darah arteri meningkat akan terlebih dahulu,dampak

dari fase ini mampu menurunkan aktivitas pernafasan dan otot rangka yang
34

menyebabkan aktivitas saraf simpatis menurun ,setelah itu akan menyebabkan

kecepatan denyut jantung menurun.

2.3.1 Teknik atau cara melakukan hipertensi

a) Gerakan Pemanasan

1) Teknik kepala ke samping ,lalu tahan dengan tahan dengan tangan pada

sisi yang sama dengan arah kepala.Tahan dengan 8 – 10 ,lalu bergantian

dengan sisi lain.

2) Tautkan jari –jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan

posisi kedua kaki dibuka selebar bahu.Tahan dengan 8- 10 hitungan.

Rasakan tarikan bahu dan punggung

b) Gerakan inti

1) Lakukan gerakan seperti jalan di tempat dengan lambaikan kedua tangan

searah dengan sisi kaki yang diangkat.Lakukan perlahan dan hindari hentakan
35

2) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar

bahu .Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil

mengatur napas

3) Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong .Sisi kaki yang

searah dengan tangan sedikit ditekuk .Tangan diletakkan di pinggang dan

kepala searah dengan gerakan tangan .Tahan 8-10 hitungan lalu ganti dengan

sisi lainya.

4) Gerakan hampir sama dengan sebelumnya ,tapi jari mengepal dan kedua

tangan diangkat keatas .Lakukan bergantian secara perlahan dan Semampunya.


36

5) Hampir sama dengan gerakan inti 1 ,tapi kaki dibuang ke samping .Kedua

tangan dengan jemari mengepal kea rah yang berlawanan .Ulangi dengan sisi

bergantian

6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu ,satu lutut agak ditekuk dan tangan yang

searah lutut di pinggang .Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk.

Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan semampunya.


37

c) Pendinginan

1) Kedua kaki dibuka selebar bahu ,lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan

dengan tangan lainnya .Hitungan 8 -10 kali dan lakukan pada sisi lainya

2) Posisi tetap ,tautkan kedua tangan lalu gerakan kesamping dengan gerakan

setengah putaran .Tahan dengan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan ke sisi

lainya dan tahan dengan hitungan yang sama.


38

2.4. KERANGKA TEORI

Teori lansia

a. Teori biologis
b. Teori psikososial
Faktor-faktor c. Teori psikologis Penatalaksanaan
\\penyebab tekanan
d. Teori Sosial farmakologi
darah tinggi pada a. Diuretik tiazide
lansia. b. Penghambat
adrenegenic
Tekanan darah
1. Curah jantung c. ACE inhibitor
2. Tahanan d. Angiotensin-II-
perifer Blocker
3. Volume darah Penatalaksanaan non
e. Angiotensin
4. Viskositas farmakologi
kalsium
5. Elastisitas 1. Diet hipertensi
2. Olahraga
hipertensi
3. Terapi nutrisi
4. Terapi musik

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Azizah (2011),Hawari(2008),Potter & Perry (2005),Sodoyo (2009),Sagiran (2012)


39

2.5. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah formulasi simlifikasi dari kerangka teori atau

teori –teori yang mendukung penelitian tersebut (Notoadmodjo,2012 ).Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Lansia di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah

Kerja Puskesmas Sipintuangin tahun 2020.

Variabel Independen Variabel Dependen

Senam Hipertensi Penurunan tekanan


darah pada lansia

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah
Kerja Puskesmas Sipintuangin tahun 2020.
2.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara atas penelitian yang

akan dilakukan terkait dengan variabel –variabel yang akan di teliti dalam

penelitian. Hipotesis dalam penelitian di susun untuk memberikan arah yang jelas

dalam pelaksanaan penelitian (Notoadmodjo,2012 ). Hipotesis dalam penelitian

ini adalah :

1. Apabila p <  (0,05) maka Ha diterima berarti ada pengaruh senam

hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja

puskesmas Sibiru-biru tahun 2020.

2. Apabila p >  (0,05 ) maka H0 diterima berarti tidak ada pengaruh senam

hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja

puskesmas Sibiru-biru tahun 2020.


40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

Quasi Experimental dan menggunakan desain penelitian One Group Pre-Post

Test yaitu melakukan intervensi atau tindakan pada satu kelompok objek.

Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian

diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2017).

01 X 02

Pre test Senam Hipertensi Post test

Gambar 3.1 One Grup Pre-Post Test Design

Keterangan:

01 : Observasi tekanan darah sebelum diberikan senam hipertensi

02 : Observasi tekanan darah sesudah diberikan senam hipertensi

X : Perlakuan berupa senam hipertensi


41

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan

Wilayah Kerja Sipintuangin Kecamatan Dolok Pardamean.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (Penyusunan proposal )

sampai dengan Penyusunan laporan akhir sejak Desember sampai Juli 2020.

3.3. Populasi ,Sampel dan Sampling

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 15 Lansia penderita hipertensi di

Dusun Siambaton Desa Pariksabungan .

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi tersebut (Notoadmodjo, 2015).Pada penelitian ini sampel yang

digunakan adalah seluruh lansia penderita hipertensi di Dusun Siambaton Desa

Pariksabungan.

3.3.3 Teknik Sampling

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui Sampling. Sementara sampling adalah proses

menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,

2016). Pengambilam sampling pada penelitian ini menggunakan teknik total

sampling. Teknik total sampling teknik pengambilan sampel dimana jumlah

sampel sama dengan jumlah populasi (Sugiono, 2017). Alasan mengambil total

sampling karena jumlah populasi kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
42

sampel penelitian semuanya. Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

lansia yang menderita hipertensi di dusun siambaton desa pariksabungan wilayah

kerja puskesmas Sipintuangin berjumlah 15 orang.

3.4. Variabel dan Defenisi Operasional

3.4.1. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen

Variabel Independen merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau

menyebabkan timbulnya suatu masalah efek akibat tertentu pada suatu variabel

dependen (Notoatmojo ,2012).Variabel Independen dalam skripsi ini adalah

Senam Hipertensi

b. Variabel dependen

Variabel dependen merupakan suatu variabel terikat.Variabel ini

merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen sehingga

menimbulkan efek (Notoatmodjo, 2012 ).Variabel dependen dalam proposal ini

adalah Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia di Dusun Siambaton Desa

Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin tahun 2020.

3.4.2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam,2017). Defenisi

Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena(Aziz alimul H,2015).Defenisi operasional pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :
43

No Variabel Defenisi Alat ukur Hasil Skala


Operasional ukur

1 Independent Pemberian Lembar Observasi 1:Sebelum Rasio


senam senam dan SOP dilakukan
hipertensi hipertensi Senam
dengan cara 2:Setelah
menggerakan Dilakukan
seluruh tubuh Senam
dengan
melakukan
pemanasan
,materi serta
pendinginan
2 Dependent Suatu keadaan Stetoskop dan 1:Tekanan Interval
Penurunan apabila tekanan sphygnomanometer darah
tekanan darah menurun
darah mengalami 2:Tekanan
penurunan dari darah
tekanan darah tidak
yang semula Menurun
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan darah pada lansia di Wilayah Kerja Sibiru-biru tahun 2020

3.5. Instrumen Penelitian

3.5.1. Instrumen Penelitian

Di dalam pengumpulan data selalu diperlukan suatu alat yang disebut

“Instrumen pengumpulan data “Jenis instrument penelitian yang dapat

dipergunakan dapat diklasifikasikan menjadi 5 bagian meliputi pengukuran

biofisiologis ,observasi ,wawancara ,kuesioner dan skala. Metode observasi

merupakan suatu cara pengukuran pada penelitian yang akan dilakukan secara

langsung kepada subjek penelitian untuk mencari fakta yang nyata dan akurat

maupun hal- hal lainya terkait penelitian sehingga memudahkan dalam membuat

suatu kesimpulan (Nursalam,2013). Instrumen penelitian yang akan digunakan

pada penelitian ini adalah lembar observasi pengukuran tekanan darah.


44

a. Lembar Observasi Daftar Kegiatan Penelitian

Lembar observasi daftar kegiatan ini berguna untuk melihat tingkat

pemanfatkan responden terhadap senam hipertensi. Lembar Observasi Tekanan

Darah Pre dan Post pemberian senam hipertensi .Hasil Pengukuran Tekanan pre

dan post senam hipertensi disajikan dalam bentuk lembar observasi dengan satuan

mmHg dengan tujuan untuk melihat hasil pelaksanaan senam hipertensi terhadap

penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.

b. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengukur

tekanan darah (Sphymomanometer),Stetoskop ,Lembar Pengukur Tekanan

Darah,Tape Recorder/DVD,dan loudspeaker menjadi perlengkapan untuk

pelaksanaan Senam Hipertensi .

3.6. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan lembar observasi

dengan pengisian dilakukan oleh responden .Sebelum responden mengisi

,responden diminta kesediaanya untuk menyatakan persetujuannya menjadi

responden dalam penelitian ini dengan cara mengisi lembar persetujuan.

Setelah data terkumpul ,maka diakukan dengan empat langkah yaitu

Editing (Penyuntingan data ),Coding (Membuat lembar code) ,Entry data

(Memasukan data), dan Tabulating (Tabulasi data).Data yang sudah ada

kemudian diproses lagi mengunakan komputerisasi


45

3.7. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan –tujuan

penelitian. Pengumpulan data ini di kumpulkan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sibiru-biru .Proses Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kajur

Program Studi Ilmu keperawatan Institut Kesehatan Delihusada Delitua

b. Mengajukan surat permohonan izin kepada penanggung jawab Puskesmas

Sipintuangin untuk melakukan pendekatan kepada calon responden

dengan menjelaskan tujuan ,manfaat ,serta proses pengumpulan data

c. Peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan

,prosedur dan manfaat penelitian serta meminta persetujuan untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini .

d. Memberikan Informed Consent kepada responden

e. Menjelaskankan jadwal kontak kegiatan senam Hipertensi

f. Memantau Responden dalam melakukan Senam hipertensi selama

penelitian

g. Peneliti mengukur Tekanan darah responden (pre test) selanjutnya di

ukur kembali setelah dilakukan intervensi (post test).Kemudian hasil

pemeriksaan tekanan darah dicatat di lembar observasi tekanan darah .

h. Mengumpulkan data dan selanjutnya data diolah dan dianalisis

i. Peneliti memberikan Reinforcement positif kepada semua responden atas

keterlibatannya dalam penelitian.


46

3.8. Kode Etik Penelitian

Masalah Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan

langsung dengan manusia ,maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena

manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Nursalam ,2010)

Masalah etika dalam penelitian ini dapat meliputi :

3.8.1. Informed Consent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan .Informed Consent tersebut diberikan

sebelum peneilitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden .Tujuan Informed Consent ini adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian,mengetahui dampaknya ,jika subjek bersedia maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak

bersedia maka penelitian harus menghormati hak pasien.

3.8.2. Anonimity (Tanpa nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan tidak

hanya memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan

kode pada lembar pemgumpulan data.

3.8.3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh penelitian ,hanya kelompok

data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.


47

3.9. Proses Pengolahan Data

Proses pengolahan data penelitian terdapat langkah –langkah yang harus

dialului untuk memastikan dan memeriksa kelengkapan data dalam penelitian.

Adapun proses pengolahan data pada rancangan penelitian menurut Notoatmodjo

(2012) adalah :

3.9.1. Editing

Editing merupakan hasil wawancara ,Angket atau pengamatan dari

lapangan harus dijadikan penyuntingan (editing )terlebih dahulu .Secara umum

editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner.

3.9.2. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data bentuk huruf menjadi data

bentuk angka atau bilangan .Kegunaan Coding adalah untuk memudahkan pada

saat analisa data.

3.9.3. Processing

Processing diakukan dengan cara mengentri data dari lembar observasi

dengan cara pengelolahan komputer.

3.9.4. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry untuk melihat apakah ada kesalahan atau tidak.Setelah proses Cleaning atau

pembersih data selanjutnya akan dilakukan proses analisis data yang akan

dilakukan oleh pakar program komputer.


48

3.10. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu komponen terpenting dalam penelitian

untuk mencapai tujuan pokok penelitian ,yaitu menjawab pertanyaan -pertanyaaan

penelitian yang mengungkapkan kebenaran .Teknik analisa data juga sangat

dibutuhkan untuk mengolah dan penelitian menjadi sebuah informasi .Dalam

tujuan untuk mendapat informasi terlebih dahulu dilakukan pengolahan data

penelitian yang sangat besar menjadi informasi sederhana melalui uji statistik

yang akan di interpretasikan dengan benar .

3.10.1. Data Univariat

Analisi univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik populasi dan hasil deskriptif melalui frekuensi distribusi dari

variabel dependen dan independen(Notoatmodjo,2014). Bentuk analisa univariat

tergantung dari jenis datanya yang meliputi umur,jenis kelamin ,tingkat

pendidikan dan tekanan darah pre dan post pemberian senam hipertensi yang

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi .Pada analisis univariat yang di

uji yaitu Senam Hipertensi dan Penurunan Tekanan darah pada lansia.

3.10.2. Data Bivariat

Analisa data bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi .Maka data dianalisa dengan

mengunakan uji T Independent ,Dengan menguji hasil tekanan darah sebelum

intervensi dilakukan dan tekanan darah setelah intervensi dilakukan pada lansia

penderita hipertensi di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan .


49

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Dusun Siambaton Desa Pariksabungan merupakan salah satu Dusun di
Kelurahan Pariksabungan, Kecamatan Dolok Pardamean,Kabupaten Simalungun
. Dusun Siambaton berdiri pada Tahun 1890 dengan luas wilayah lebih dari 1
Ha. , Desa Pariksabungan dengan luas wilayah sekitar 9 Ha atau 90.000 m2
yang terdiri dari 7 dusun yaitu, Pasar Buswesen,Simpang Panglong
,Siambaton ,Simpang Pariksabungan ,Pariksabungan,Sipintuangin dan
Parbungaan.Adapun adat istiadat masyarakat Dusun siambaton sangat kental
bercirikan Budaya Simalungun rasa persatuan dan kesatuan. Stuktur organisasi
pemerintahan Dusun Siambaton Kepala Desa : Perikson Purba,S.Pd, Sekretaris
Desa : Limson Purba, Kepala urusan Keuangan : Mirna Angelina Turnip, Kepala
urusan Ekonomi dan Pembangunan: Binaria Ambarita, Kepala urusan
pemerintahan: Taruli Siahaan dan Kepala Dusun: Mandan Sidabalok.
Deskripsi data dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai
Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan darah pada lansia ,
penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
distribusi.
50

4.1 Hasil Uji Analisa Univariat


Hasil Uji Univariat untuk mengetahui Karateristik responden adalah data
yang menguraikan atau menggambarkan identitas responden. Adapun
karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari Jenis kelamin,Usia,
Mengkomsumsi Tinggi garam ,Riwayat Hipertensi dan Kebiasaan merokok.
4.2.1 Jenis kelamin Responden
Tabel 4.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun
Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin
Serdang Tahun 2020
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
Perempuan 14 93,3 %
Laki – Laki 1 6.7 %
Total 15 100 %
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Responden
adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 14 orang (93.3%) dan
sisanya merupakan responden yang memiliki jenis kelamin laki -laki sebanyak 1
orang (6.7%).
4.2.2 Umur Responden
Tabel 4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Lansia di Dusun
Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin
tahun 2020
Persentase
Umur Frekuensi
%
45 -59 10 66,7 %
60 – 74 5 33,3 %
Total 15 100 %
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Responden
berusia 45 - 59 tahun yaitu sebanyak 10 orang (66.7%), Lansia berusia 60 - 74
sebanyak 5 orang (33.3%)

4.2.3 Kebiasaan responden mengkomsumsi tinggi garam


51

Tabel 4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkomsumsi


Tinggi Garam di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja
Puskesmas Sipintuangin tahun 2020
Komsumsi tinggi Frekuens Persentas
garam i e%
Mengkomsums
10 66,7 %
i
Tidak Mengkomsumsi 5 33,3 %
Total 15 100 %
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Responden
memiliki Kebiasaan Mengkomsumsi tinggi garam yaitu sebanyak 10 orang
(67%) dan sebanyak 5 orang (33%) tidak mengkumsumsi makanan tinggi garam
4.2.4 Kebiasaan Merokok responden
Tabel 4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di
Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas
Sipintuangin tahun 2020
Persentase
Kebiasaan Merokok Frekuensi
%
Merokok 5 33,3 %
Tidak Merokok 10 66,7%
Total 15 100 %
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Responden
memiliki Kebiasaan Merokok yaitu sebanyak 5 orang (33.3 %) dan sebanyak 10
orang (66.7%) tidak memiliki kebiasaan Merokok
4.2.5 Riwayat Hipertensi Responden
Tabel 4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi di
Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas
Sipintuangin tahun 2020
Persentase
Riwayat Hipertensi Frekuensi
%
Ada riwayat 3 20,0 %
Tidak Ada 12 80,0%
Total 15 100 %
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Responden
memiliki Riwayat Hipertensi yaitu sebanyak 3 orang (20.0 %) dan sebanyak 12
orang (88.0 %) tidak ada riwayat Hipertensi
4.3 Data Khusus Responden
52

Tabel 4.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Rata –rata Tekanan Darah


di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas
Sipintuangin tahun 2020
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
Pre Test 15 140 180 157.33 12.228
Sistole
Post Test 15 130 160 148.67 9.155
sistole
Pre Test 15 110 90 96.67 6.172
Diastole
Post test 15 100 80 92.00 5.606
Diastole

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata tekanan darah


sistole sebelum Senam Hipertensi yaitu 157.33 dan setelah senam Hipertensi
yaitu 148.67 .Rata-rata Tekanan darah diastole sebelum senam Hipertensi yaitu
96,67 dan setelah senam yaitu 92.00

Tabel 4.3.2 Distribusi Jumlah Responden berdasarkan Penurunan


tekanan darah
Persentase
Tekanan darah Frekuensi
%
Tekanan darah
12 80,0 %
Menurun
Tekanan darah Tidak
3 20,0%
menurun
Total 15 100 %

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 12 orang (80.0

%) mengalami penurunan Tekanan darah dan sebanyak 3 orang (20.0 %)

tekanan darah tidak menurun

4.4.Hasil Uji Analisa Bivariat


53

Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada responden

penelitian dengan uji paired t-test yang dapat dilihat sebagai berikut :

4.4.1 Uji Normalitas Data

Sebelum melaksanakan Uji Bivariat, peneliti melakukan uji Normalitas

Data untuk Test menetapkan Uji yang sesuai dengan distribusi data. Jika data

berdistribusi Normal, maka peneliti akan menggunakan Uji Parametrik, namun

jika data tidak berdistribusi Normal maka peneliti akan menggunakan Uji Non

Parametrik.

Tests of Normality

Saphiro – Wilk
Statistic Df .Sig
Pre .924 15 .225
Test
Post .881 15 .050
Test

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan Uji Shapiro-


Wilk diketahui bahwa nilai p-value pada uji Normalitas data sistole dan diastole
pre dan posttest.yaitu <0,05. Jika nilai p-value pada hasil Uji Shapiro-Wilk
>0,05, maka artinya data data berdistribusi normal. Sehingga peneliti dapat
mengasumsikan bahwa pada penelitian ini kedua variabel penelitian tidak
berdistribusi normal karena memiliki nilai p-value<0,05.
Berdasarkan keterangan di atas, maka peneliti menetapkan Uji
Bivariat yang digunakan yaitu Uji Wilcoxon sign rank test.

4.5 Hasil Uji Analisis Bivariat


54

Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis


pengaruh pelaksanaan senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada
responden penelitian dengan uji Wilcoxon sign rank test yang dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 4.1.3 Pengaruh Pelaksanaan Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Pada lansia di Dusun
Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin
tahun 2020
P-
Tekanan X  SD
Value
Darah
PRE POST
157,33 148,67
Sistole   .001
122.228 9,155
96,67 92,00
Diastole   .008
6,172 5,606

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test Pre test and Post Test tekanan darah
sistole diperoleh Nilai Z hitung sebesar – 3.357 dengan nilai signifikansi (p-
value ) sebesar 0,001 .Nilai Signifikansi uji (p- value ) lebih kecil dari 0,05
(0.001 <0,05 ) sehingga diputuskan H0 di tolak yang bermakna bahwa terdapat
perbedaan signifikansi rata –rata tekanan darah sistole pre test dan post test .
Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test Pre test and Post Test tekanan darah
diastole diperoleh Nilai Z hitung sebesar -2.646 dengan nilai signifikansi ( p-
value ) sebesar 0,008 .Nilai Signifikansi uji (p- value ) lebih kecil dari 0,05
(0.001 <0,05 ) sehingga diputuskan H0 di tolak yang bermakna bahwa terdapat
perbedaan signifikansi rata –rata tekanan darah diastole pre test dan post test .

BAB V
PEMBAHASAN
55

5.1 Mengidentifikasi Karakteristik Responden Di Dusun Siambaton Desa


Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin.
Berdasarkan hasil tabel 4.1 penelitian diketahui bahwa mayoritas
Responden adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 14 orang
(93.3%) dan sisanya merupakan responden yang berjenis kelamin laki -laki
sebanyak 1 orang (6.7%). Menurut Brunner & Suddarth (2013), penyakit ini
lebih banyak menyerang wanita daripada pria, tetapi khusus pada pria Asia dan
Amerika keturunan Afrika, lebih tidak mampu mentoleransi penyakit ini.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Responden berusia 45 -
59 tahun yaitu sebanyak 10 orang (66.7%), Lansia berusia 60 - 74 sebanyak 5
orang (33.3%). Hipertensi biasanya dimulai pada individu umur akhir 30-an dan
awal 50-an dan secara bertahap menetap (Brunner & Suddarth, 2013).Tekanan
darah tinggi pada usia lanjut (lansia) sering ditemui. Proses menua menyebabkan
perubahan berupa berkurangnya elastisitas pembuluh darah, sehingga terjadi
kekakuan pembuluh darah. Keadaan ini diperberat dengan terjadinya
penimbunan lemak di lapisan dalam pembuluh darah (Abdurrahim et al,2016).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Responden
memiliki Kebiasaan Mengkomsumsi tinggi garam yaitu sebanyak 10 orang
(67%) dan sebanyak 5 orang (33%) tidak mengkumsumsi makanan tinggi garam
Menurut Peneliti Faktor yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah dan
terjadinya hipertensi setiap orang berbeda-beda.Penyebab Hipertensi di Dusun
Siambaton adalah pola makan yang kurang baik. Karena Lansia Dusun
Siambaton masih sering mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak
secara berlebihan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Responden
memiliki Kebiasaan Merokok yaitu sebanyak 5 orang (33.3 %) dan sebanyak 10
orang (66.7%) tidak memiliki kebiasaan Merokok.Merokok juga dapat
menyebabkan pengeroposan pada dinding pembuluh darah. Hal ini
menyebabkan meningkatnya tekanan darah sehingga angka kejadian hipertensi
pada lansia di Dusun Siambaton masih cukup tinggi.Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa mayoritas Responden memiliki Riwayat Hipertensi yaitu
56

sebanyak 3 orang (20.0 %) dan sebanyak 12 orang (88.0 %) tidak ada riwayat
Hipertensi
Hal ini menyebabkan meningkatnya tekanan darah sehingga angka
kejadian hipertensi pada lansia di Dusun Siambaton masih cukup tinggi. Hal ini
didukung oleh Teori Suraika (2012) yang menyatakan bahwa hipertensi
disebabkan oleh 2 faktor yaitu yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat
modifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi meliputi: Obesitas,Mengkomsumsi
makanan tinggi garam ,Merokok,Mengkomsumsi Alkohol,Kurang olahraga dan
Stress. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi faktor keturunan, Umur
dan Jenis kelamin.
5.2 Pengaruh Pelaksanaan Senam Prolanis Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Diastole Pada Lansia Di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan
Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata tekanan darah sistole
sebelum pelaksanaan senam Hipertensi yaitu 157,33 dan setelah pelaksanaan
senam hipertensi yaitu 148,67 Diketahui pula bahwa rata-rata tekanan darah
diastole sebelum pelaksanaan senam hipertensi yaitu 96,67 dan setelah
pelaksanaan senam hipertensi yaitu 92,00 .Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa ada pengaruh pelaksanaan senam hipertensi terhadap penurunan tekanan
darah sistole dan diastole pada lansia di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan
Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin tahun 2020.
Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001< 0,05

maka H0 ditolak dan H1 diterima ,artinya ada pengaruh senam hipertensi

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Dusun Siambaton Desa

Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin tahun 2020. Berubahnya

tekanan darah pada lansia itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah faktor dari senam hipertensi itu sendiri.

Dimana pada setiap gerakan hipertensi mempunyai fungsi masing-

masing, seperti gerakan menepuk punggung tangan ini berfungsi melancarkan


57

peredaran darah pada anggota tubuh bagian atas dan gerakan jongkok berdiri ini

berfungsi melancarkan sirkulasi darah balik ke jantung serta mencegah aliran

darah tersumbat dan sakit jantung. Hal ini sesuai dengan teori Hasanudin et al.

(2018) yang mengatakan aktivitas fisik yang kurang menyebabkan tekanan darah

meningkat. Dengan berolahraga atau melakukan aktivitas fisik secara rutin

sehingga dapat menurunkan atau menstabilkan tekanan darah.

Hal ini diperkuat oleh Börjesson et al. (2015) yang mengatakan pada

pasien hipertensi respon peningkatan tekanan darah mungkin berlebihan setelah

selesai aktivitas senam aerobic, kemudian tekanan darah akan berkurang di

bawah tekanan darah saat istirahat yang disebut dengan hipotensi pasca-latihan.

Penurunan tekanan darah bisa berkurang 10-20 mmHg dan biasanya bertahan

setelah latihan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih

Safitri (2017) yang menunjukkan hasil bahwa senam lansia dapat mempengaruhi

penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik, hal ini terbukti dengan

didapatkan hasil analisis pada tekanan darah sistol sebelum dan sesudah

perlakuan yaitu nilai P value= 0,024. Sedangkan hasil analisis pada tekanan

darah diastolic sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai P value= 0,010

yang artinya terdapat pengaruh senam lansia pada tekanan darah sistolik maupun

diastolic responden.

Penurunan tekanan darah pada responden yang melakukan senam

Hipertensi seperti yang dijelaskan diatas dalam penelitianya dilakukan dengan

tidak mengendalikan variabel perancu yaitu obat dan diet hipertensi pada
58

responden setiap minggunya. Menurut Setiawan (2013) belum banyak

masyarakat yang tahu tentang terapi senam hipertensi sebagai salah satu cara

menurunkan tekanan darah, karena sebagian besar masyarakat memilih

menggunakan obat (terapi farmakologi) untuk menurunkan tekanan darah.

Penanganan hipertensi dapat di lakukan dengan terapi non farmakologis,

salah satunya adalah senam hipertensi. Terapi ini adalah terapi positif yang

bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-

otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. senam hipertensi

merupakan salah satu solusi yang ditawarkan yang dapat menurunkan tekanan

darah pada hipertensi. senam hipertensi adalah salah satu upaya untuk

mengurangi berat badan dan mengurangi stress yang merupakan dua faktor yang

dapat mempertinggi terjanya hipertensi (Vitahealth, 2014). Dengan melakukan

gerakan yang tepat selama 30 menit sebanyak 2 kali per minggu, dapat

menurunkan tekanan darah sebanyak 10 mmHg pada bacaan siastolik dan

diastolik. Jadi, senam hipertensi merupakan salah satu terapi efektif untuk

menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi.

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

dan saran mengenai pengaruh pelaksanaan senam hipertensi terhadap penurunan


59

tekanan darah pada Lansia di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah

Kerja Puskesmas Sipintuangin tahun 2020.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 15 responden Lansia di Dusun

siambaton dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang mengalami

hipertensi berdasarkan usia adalah 45-59 tahun sebanyak 10 orang (66.7%),

Lansia berusia 60 - 74 sebanyak 5 orang (33.3%).

Berdasarkan data yang telah melewati uji statistik terjadi perubahan

tekanan darah baik sistol maupun diastole yang signifikan setelah responden

diberikan perlakuan yang menunjukkan bahwa ada pengaruh senam hipertensi

terhadap penurunan tekanan darah pada Lansia di Dusun Siambaton Desa

Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas Sipintuangin tahun 2020

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Lansia

Penelitian ini diharapakan lansia dapat mengetahui informasi terkait senam

hipertensi dan dapat menjadi acuan untuk menerapkan terapi senam hipertensi
60

dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dan lebih memperhatikan gaya

hidup sehari-hari mulai dari makanan, aktivitas serta lingkungan agar

mengubahnya menjadi gaya hidup yang lebih sehat.

6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai panduan untuk meningkatkan pengetahuan tentang terapi non

farmakologis dan mampu mengembangkan penelitian ini menjadi penelitian

yang terbaru dan memiliki manfaat yang lebih banyak lagi.

6.2.3 Pelayanan Kesehatan (Puskesmas )

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pelayanan kesehatan

khususnya di Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan untuk

memberikan intervensi selain farmakologi kepada penderita hipertensi dengan

melakukan senam hipertensi.

6.2.4 Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi calon perawat dalam

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta sebagai penambah informasi

sebagai bahan bacaan yang dapat dipergunakan seperlunya .

6.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan

pengetahuan tentang penurunan Hipertensi dan dapat bermanfaat bagi peneliti


61

yang lain dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang pengaruh senam

hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dan sebagai

informasi tambahan serta bahan referensi untuk penelitian keperawatan yang

akan datang dalam ruang lingkup yang sama.


DAFTAR PUSTAKA

Azhari, Isroul.2017.Gambaran Karakteristik pasien hipertensi di puskesmas

Gamping I Sleman Yogyakarta.Yogyakarta.

Azizah.2011.Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta :Graha Ilmu

Batlibangkes .Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Internet.2018cited

2018Nov16Availablefrom:http:www.depkes.go.id/article/view/18110200

03/potret-sehat-indonesia-dari-riskesdas-2018.html.

Hernawan, Totok Dan Nur Rosyid,Fahrun.2017. Pengaruh Senam Hipertensi

Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di

Pantai Werdha Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta.Jurnal

Kesehatan.ISSN 79-7621,Vol.10.1. Juni 2017.Surakarta:Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Kemenkes RI,2013,Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan ,Kemenkes

RI,Jakarta.

Kemenkes RI.2013.Riset Kesehatan Dasar :Riskesdas 2013.Jakarta:Kementerian

Kesehatan RI.

Komnas Lansia.2010.Profil Penduduk Lanjut Usia 2009.Jakarta.

Notoatmodjo ,Soekidjo.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka

Cipta.

Nursalam.2011.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Edisi 3.Jakarta:Salemba Medika

Padilla.2013.Buku Ajar Keperawatan Gerontik Dilengkapi Aplikasi Kasus

Asuhan Keperawatan Gerontik, Terapi Modalitas Dan Sesuai Kompetensi

Standar.Yogyakarta :Nuha Medika


Pos,S.2016.SumutPos.OnlineAvailableat:http://sumutpos.co/2016/11/15/penderi

ta-hipertensi-di-sumut-mencapai-50-ribu-lebih/Accessed22Desember

Retnaningsih,Dwi .2019.Buku Referensi Keperawatan Gerontik.Bogor.In Media.

Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS).2018.Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI

Setiawan G.W.2013.Pengaruh Senam Bugar Lanjut Usia Terhadap Kualitas

Hidup Penderita Hipertensi .Manado:Fakultas Kedokteran,Universitas

Sam Ratulangi Manado

Sherwood,L.,2005,Fisiologi Kedokteran :dari Sel ke Sistem ,EGC,Jakarta.

Simbolon ,C.A.,2016.Prevalensi Penderita Hipertensi Pada Lansia Di Kabupaten

Karo Tahun 2016.Tesis,Medan :Universitas Sumatera Utara,Fakultas

Kesehatan Masyarakat.

Stanley,Mickey dkk.2007.Buku Ajar Keperawatan Gerontik .Edisi 2.Jakarta:EGC

Triyanto E,Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi SecaraTerpadu.

Yogyakarta:Graha Ilmu;2014.

Udjianti W.J.Keperawatan Kardiovaskuler.Salemba Medika.Jakarta.2011

Vitahealth.2004.Hipertensi (Informasi Lengkap Untuk Keluarga Dan

Penderitanya).Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.

WHO,2013. A global Brief Hypertension,Switzerland:World Health Organization.

WHO.2018.Global Health Estimates 2016: Deaths by Cause,Age,Sex,By Country

and by Region,2000-2016.Geneva:World Health Organization


LEMBAR KONSUL SKRIPSI
Nama : Evi Rismawani Damanik
Npm : 16.11.057
Dosen pembimbing : Ns.megawati sinambela,s.kep,m.kes
Judul skripsi : Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Di Dusun Siambaton
Desa Pariksabungan Wilayah Kerja Puskesmas
Sipintuangin Tahun 2020

NO TANGGAL MATERI YANG SARAN PEMBIMBING PARAF


DIKONSULKAN
1 5 November Pengajuan Judul ACC
2019
2 22 Konsul Bab I Perbaikan
November
2019
3 11 Konsul Bab I ACC
Desember
2019
4 28 Januari Konsul Bab II,III Perbaikan Bab II,III
2020
5 10 Februari Konsul Bab II ACC
2020
6 5 Maret Konsul Bab III ACC dan Disetujui
2020 Sidang Proposal
7 10 Mei Sidang Proposal Perbaiki sesuai saran
2020 penguji
8 9 Juli 2020 Konsul Bab Disetujui untuk siding
IV,V,VI Hasil
9 11 Juli 2020 Sidang HASIL ACC dengan Perbaikan

BERITA ACARA PERBAIKAN

Nama : Evi Rismawani Damanik


Npm : 16.11.057
Judul : Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di
Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah
Kerja Puskesmas Sipintuangin Tahun 2020
N NAMA PENGUJI /PEMBIMBING KETERANGAN TANDA
O TANGAN
1 PENGUJI III :
Ns.Siti Marlina,S.Kep.M.Kes
Masukan dan saran :
1. Perbaikan penulisan
2. Latar Belakang Masalah Kurang
Jelas
3. Pengurangan Penjelasan pada
Bab III
4. Perbaikan Tabel Distribusi
5. Pembahasan BAB V
2 PENGUJI II :
Ns.Rostiodertina Girsang,M.Kep
Masukan dan Saran :
1. Perbaikan pengambilan sampel
2. Perbaikan Analisa Univariat
3. Tabel Analisa Univariat
diperkecil
4. Penggunaan uji Normalitas
5. Pembuatan saran sesuaikan
dengan manfaat penelitian
3 PENGUJI I :
Ns.MegawatiSinambela,S.Kep,M.Kes

Masukan dan saran :


Sesuai saran penguji

Demikian Perbaikan Skripsi ini diperbuat dengan sebenarnya .

Delitua, Juli 2020

INFORMED CONSENT( SURAT PERSETUJUAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini yang merupakan

responden/keluarga responden telah diminta untuk ikut berperan dalam penelitian

yang berjudul “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Lansia Di Dusun Siambaton Desa Pariksabungan Wilayah


Kerja Puskesmas Sipintuangin Tahun 2020” oleh peneliti, saya diminta untuk

mengisi data yang telah disediakan dan informasi yang dibutuhkan untuk

peneliti.Sebelumnya peneliti telah menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan

judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penjelasan bahwa

penelitian yang akan dilakukan terhadap responden tidak akan menimbulkan

kerugian apapun baik dari segi fisik maupun psikis terhadap responden. Saya juga

punya hak untuk mengundurkan diri jika penelitian yang dilakukan dirasa

merugikan terhadap responden. Seluruh informasi yang diberikan terkait data

penelitian akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti, saya telah memahami

penjelasan yang diberikan oleh peneliti, oleh karena itu saya sebagai responden

bersedia dengan sukarela tanpa paksaan dari siapapun untuk berperan dalam

penelitian ini.

Responden/Keluarga

Tanda tangan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Peneliti


“PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI DUSUN
SIAMBATON DESA PARIKSABUNGAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SIPINTUANGIN TAHUN 2020”
Oleh :
Evi Rismawani Damanik
Saya adalah mahasiswa S1 Keperawatan Institut Kesehatan Deli Husada
Delitua, saat ini saya sedang melakukan penelitian yang bejudul “Pengaruh Senam
Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sibiru-Biru Tahun 2020” penelitian ini merupakan salah satu kegiatan
dalam menyelesaikan tugas akhir di Institut Kesehatan Deli Husada Delitua.
Penelitian ini tidak berbahaya dan tidak merugikan Bapak/Ibu sebagai
responden .Kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan akan di jaga dan
hanya di gunakan untuk kepentingan penelitian saja .Jika Bapak /Ibu Tidak
bersedia ,maka diperbolehkan untuk tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian
ini.Apabila Bapak /Ibu bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini
,maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden.
Demikian atas perhatian dan kerjasama Bapak /Ibu saya ucapkan
terimakasih .

Peneliti Delitua , Mei 2019

Evi Rismawani Damanik Responden

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PENGERTIAN Tata cara mengukur tekanan dengan menggunakan


sphygmomanometer (Tensimeter)untuk mengetahui ukuran
darah pada penderita hipertensi
TUJUAN Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pengukuran
tekanan darah
PROSEDUR Persiapan alat
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Buku catatan
Penatalaksanan
1. Memberi tahu pasien
2. Atur posisi pasien sesuai kondisi ,bisa duduk atau
berbaring
3. Lengan baju di buka
4. Pasang manset pada lengan atas ,3 cm diatas fossa
cubiti
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop
ditempatkan pada daerah tersebut
6. Sekrup balon karet ditutup ,pengunci air raksa
dibuka ,selanjutnya balon dipompa sampai denyut
arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam
pipa gelas naik
7. Sekrup balon dibuka perlahan –lahan sambil
memperhatikan turunnya air raksa ,dengarkan bunyi
denyutan pertama dan terakhir.
8. Hasil dicatat

Lampiran 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SENAM HIPERTENSI

Kamalita Mufidah

No Nama Senam Hipertensi


Kegiatan
1 Pengertian Senam Hipertensi adalah bagian dari usaha
untuk mengurangi berat badan dan mengelola
stress yang merupakan dua factor yang
mempertinggi resiko hipertensi
2 Tujuan Olahraga seperti senam hipertensi mampu
mendorong jantung bekerja secara optimal
,dimana olahraga mampu meningkatkan
kebutuhan energy sel ,jaringan dan organ
tubuh ,dimana akibatnya dapat meningkatkan
kebutuhan energy sel ,jaringan dan organ
tubuh
3 Waktu 4 kali dalam setiap pertemuan dalam 30 menit

4 Metode Demonstrasi Senam Hipertensi

5 Strategi 1.Persiapan Klien


2.Persiapan Lingkungan
Langkah Gerakan Pemanasan
-langkah 1. Teknik kepala ke samping ,lalu tahan
Pelaksanaan dengan tahan dengan tangan pada sisi
yang sama dengan arah kepala.Tahan
dengan 8 – 10 ,lalu bergantian dengan sisi
lain.
2. Tautkan jari –jari kedua tangan dan angkat
lurus ke atas kepala dengan posisi kedua
kaki dibuka selebar bahu.Tahan dengan 8-
10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan
punggung

Gerakan inti
1. Lakukan gerakan seperti jalan di tempat
dengan lambaikan kedua tangan searah
dengan sisi kaki yang diangkat.Lakukan
perlahan dan hindari hentakan.
2. Buka kedua tangan dengan jemari
mengepal dan kaki dibuka selebar bahu
.Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi
gerakan semampunya sambil mengatur
napas

3. Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat


tangan menyerong .Sisi kaki yang searah
dengan tangan sedikit ditekuk .Tangan
diletakkan di pinggang dan kepala searah
dengan gerakan tangan .Tahan 8-10
hitungan lalu ganti dengan sisi lainya.

4. Gerakan hampir sama dengan sebelumnya


,tapi jari mengepal dan kedua tangan
diangkat keatas .Lakukan bergantian
secara perlahan dan Semampunya.

5. Hampir sama dengan gerakan inti 1 ,tapi


kaki dibuang ke samping .Kedua tangan
dengan jemari mengepal kea rah yang
berlawanan .Ulangi dengan sisi bergantian

6. Kedua kaki dibuka lebar dari bahu ,satu


lutut agak ditekuk dan tangan yang searah
lutut di pinggang .Tangan sisi yang lain
lurus kearah lutut yang ditekuk. Ulangi
gerakan kearah sebaliknya dan lakukan
semampunya.

Pendinginan
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu
lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya .Hitungan 8 -10
kali dan lakukan pada sisi lainya

2. Posisi tetap ,tautkan kedua tangan lalu


gerakan kesamping dengan gerakan
setengah putaran .Tahan dengan 8-10
hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainya
dan tahan dengan hitungan yang sama.

Evaluasi 1.Respon Verbal


2.Respon Nonverbal
Sumber :Perhimpunan penyakit Dalam Indonesia.2010.Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga.Jakarta:FKUI.

LEMBAR DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

Komsumsi Riwayat

Nama Umur Jenis Merokok Makanan

No Kelamin tinggi

garam
1 R1 73 Pr 
2 R2 74 Pr  
3 R3 68 Pr 
4 R4 45 Pr 
5 R5 72 Lk  
6 R6 45 Pr 
7 R7 56 Pr 
8 R8 47 Pr 
9 R9 48 Pr 
10 R10 61 Pr 
11 R11 48 Pr 
12 R12 56 Pr 
13 R13 47 Pr  
14 R14 58 Pr 
15 R15 52 Pr 

LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH

Pre test Post test

Sistole Diastole Sistole Diastole


(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg
Responden
1 140 100 140 100
2 160 90 150 90
3 170 100 160 100
4 160 90 150 90
5 140 110 140 90
6 150 100 140 90
7 160 90 140 90
8 170 100 160 90
9 160 90 150 90
10 180 100 130 100
11 150 100 160 100
12 140 90 130 80
13 170 100 160 90
14 160 90 150 90
15 150 100 140 90
DOKUMENTASI PENELITIAN
LEMBAR SPSS

Statistics
Jenis Umur Komsumsi Kebiasaan Riwayat
Kelamin Tinggi Garam Merokok Hipertensi
Valid 15 15 15 15 15
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.07 1.33 1.33 1.67 1.80
Median 1.00 1.00 1.00 2.00 2.00
Std. Deviation .258 .488 .488 .488 .414
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2 2
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
PEREMPUA
14 93.3 93.3 93.3
N
Valid
LAKI_LAKI 1 6.7 6.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

Umur
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
45-59 10 66.7 66.7 66.7
Valid 60-74 5 33.3 33.3 100.0
Total 15 100.0 100.0

Komsumsi Tinggi Garam


Frequency Percent Valid Cumulativ
Percent e Percent
MENGKOMSUMSI 10 66.7 66.7 66.7
TIDAK_MENGKOMS
Valid 5 33.3 33.3 100.0
UMSI
Total 15 100.0 100.0

Kebiasaan Merokok
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
MEROKOK 5 33.3 33.3 33.3
TIDAK_MERO
Valid 10 66.7 66.7 100.0
KOK
Total 15 100.0 100.0

Riwayat Hipertensi
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
ADA_RIWAYAT 3 20.0 20.0 20.0
TIDAK_ADA_RIW
Valid 12 80.0 80.0 100.0
AYAT
Total 15 100.0 100.0

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Std. Error
Deviation Mean
Sistole Pre Test 157.33 15 12.228 3.157
Pair 1 Sistole Post
148.67 15 9.155 2.364
Test

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Sistole Pre Test &
Pair 1 15 .923 .000
Sistole Post Test

Paired Samples Test


Paired Differences
Mean Std. Std. Error 95%
Deviation Mean Confiden
ce
Interval
of the
Differen
ce
Lower
Sistole Pre Test -
Pair 1 8.667 5.164 1.333 5.807
Sistole Post Test
Paired Samples Test
Paired t df Sig. (2-
Differences tailed)
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Upper
Sistole Pre Test - Sistole
Pair 1 11.526 6.500 14 .000
Post Test

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sistole Pre Test .186 15 .170 .924 15 .225
Sistole Post
.225 15 .040 .881 15 .050
Test

a. Lilliefors Significance Correction

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Std. Error
Deviation Mean
Diastole Pre Test 96.67 15 6.172 1.594
Pair 1 Diastole Post
92.00 15 5.606 1.447
Test

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Diastole Pre Test &
Pair 1 15 .619 .014
Diastole Post Test

Paired Samples Test


Paired Differences
Mean Std. Std. Error 95%
Deviation Mean Confidenc
e Interval
of the
Difference
Lower
Diastole Pre Test -
Pair 1 4.667 5.164 1.333 1.807
Diastole Post Test

Paired Samples Test


Paired t df Sig. (2-
Differences tailed)
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Upper
Diastole Pre Test - Diastole
Pair 1 7.526 3.500 14 .004
Post Test

Statistics
Tekanan Tekanan Darah Sistole Kriteria
Darah Sistole Sesudah Senam Hipertensi
Sebelum
Senam
Valid 15 15 15
N
Missing 0 0 0
Mean 157.33 148.67 2.73
Median 160.00 150.00 3.00
Std. Deviation 12.228 9.155 .704
Range 40 30 2
Minimum 140 130 2
Maximum 180 160 4
Statistics

Tekanan Darah Tekanan Darah Kriteria


Sebelum Senam Sesudah Senam Hipertensi
Valid 15 15 15
N
Missing 0 0 0
Mean 157.33 148.67 2.73
Median 160.00 150.00 3.00
Std. Deviation 12.228 9.155 .704
Range 40 30 2
Minimum 140 130 2
Maximum 180 160 4

Hasil Tekanan darah


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tekanan darah menurun 12 80.0 80.0 80.0
Tekanan darah tidak
Valid 3 20.0 20.0 100.0
menurun
Total 15 100.0 100.0

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Post Test - Pre Negative 12 6.50 78.00
Test Ranks
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 3c
Total 15

a. Post Test < Pre Test


b. Post Test > Pre Test
c. Post Test = Pre Test

Test Statisticsa
Post Test - Pre
Test
Z -3.357b
Asymp. Sig. (2-
.001
tailed)

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 12a 6.50 78.00
Tekanan Darah Sistole
Positive Ranks 0b .00 .00
Sesudah Senam - Tekanan
Darah Sistole Sebelum Ties 3c
Senam
Total 15

a. Tekanan Darah Sistole Sesudah Senam < Tekanan Darah Sistole Sebelum Senam
b. Tekanan Darah Sistole Sesudah Senam > Tekanan Darah Sistole Sebelum Senam
c. Tekanan Darah Sistole Sesudah Senam = Tekanan Darah Sistole Sebelum Senam

Test Statisticsa
Tekanan Darah
Sistole Sesudah
Senam -
Tekanan Darah
Sistole Sebelum
Senam
Z -3.357b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Diastole Post Test - Diastole Negative Ranks 7a 4.00 28.00
Pre Test Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 8c
Total 15

a. Diastole Post Test < Diastole Pre Test


b. Diastole Post Test > Diastole Pre Test
c. Diastole Post Test = Diastole Pre Test

Test Statisticsa
Diastole Post
Test - Diastole
Pre Test
Z -2.646b
Asymp. Sig. (2-tailed) .008

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Anda mungkin juga menyukai