Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

PERDARAHAN PERSALINAN INTRAPARTUM


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu : Lailia Fatkul Janah, S.Si.T, MKM

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Bagia Gumelar: 029PA19006 6. Muhammad Akbar : 029PA19021


2. Dede Ginanjar : 029PA19010 7. Safitri Laelasari : 029PA19026
3. Dede Revi : 029PA19011 8. Tiara Zahra : 029PA19036
4. Icha Alisia P : 029PA19015 9. Neng Siti Faujiah : 029PA19040
5. Margarita P : 029PA19019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas tentang “Perdarahan Persalinan Intrapartum” dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan serta dukungan dan
do’a nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang Perdarahan Persalinan Intrapartum.
Kami mohon maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena
keterbatasan penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh kami
dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca maupun kami pribadi.

Sukabumi, 3 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Intrapartum ......................................................................... 3
2.2 Pengertian Perdarahan Intrapartum ...................................................... 3
2.3 Etiologi ................................................................................................. 4
2.4 Tanda dan Gejala Intrapartum .............................................................. 5
2.5 Faktor-Faktor Esensial Persalinan........................................................ 6
2.6 Tahap Persalinan .................................................................................. 7
2.7 Proses Persalinan .................................................................................. 8
2.8 Mekanisme Persalinan Normal ............................................................ 9
BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 25
3.2 Saran ..................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan merupakan sebuah episode dari kehidupan seorang wanita dan
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan kondisi biologis dan
psikologisnya. Sebagaian besar wanita menganggap bahwa persalinan adalah kodrat
yang harus dilalui tetapi Sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa yang
menentukan kehidupan selanjutnya (Soemitro, dkk. 2017).
Pada saat persalinan, yang menyebabkan kematian ibu terbesar secara
berurutan disebabkan terjadinya komplikasi perdarahan, eklamsia, infeksi, persalinan
lama, persalinan macet dan keguguran (Fatikhah dan Setiyowati, 2013). Penyebab
kematian ibu dari tahun 2010-2013 yang terbesar adalah perdarahan, sedangkan
partus lama merupakan penyumbang terendah angka kematian pada ibu
(INFODATIN, 2014).
Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu yang
mempengaruhi angka kesakitan dan kematian ibu dan juga bayi baru lahir, karena
dengan dilakukannya asuhan intrapartum yang tepat akan dapat mencegah sebagai
besar penyebab kematian dan kesakitan ibu. Oleh karena itu dalam suatu persalinan
seorang wanita membutuhkan dukungan baik secara fisik maupun emosional untuk
mengurangi rasa sakit dan ketegangan (Rohani dkk, 2011)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persalinan?
2. Apa pengertian perdarahan?
3. Apa etiologi dari persalinan?
4. Apa tanda dan gejala pada persalinan?
5. Apa faktor-faktor persalinan?
6. Mengetahui kala pada persalinan?
7. Bagaimana proses dan mekanisme persalinan normal?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud persalinan.
2. Mengetahui apa yang dimaksud perdarahan.
3. Mengetahui etiologi pada persalinan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala persalinan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor esensial pada persalinan.
6. Mengetahui kala dalam persalinan.
7. Mengetahui bagaimana mekanisme persalinan normal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Intrapartum


Intrapartum adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hamper cukup bulan disertai dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uterus)
yang dapat hidup di dunia luar, dari Rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
(Rustana Muchtar).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 - 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Prawirohardjo,2001).
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan
kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah (Rohani,2011).
2.2 Perdarahan Intrapartum
Perdarahan adalah penyebab tersering menyebabkan kematian kepada ibu,
perdarahan tersebut bisa dialami oleh ibu baik Ketika sedang hamil, pada saat
persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40 hari setelah masa melahirkan (masa
nifas).
Usia merupakan peranan penting dalam siklus reproduksi, menurut WHO
disebutkan bahwa usia yang aman dan sehat untuk dapat hamil dan melahirkan yaitu
usia 20-35 tahun, karena kehamilan atau persalinan dalam masa reproduksi yang
sehat dapat menghindari beberapa komplikasi pada saat persalinan.
Angka kesakitan yang menyebabkan kematian ibu karena perdarahan
intrapartum terjadi akibat kekurangan darah dari jalan lahir sebanyak 1000 ml atau
lebih selama persalinan (Bobak, I.M dan Jensen, M.D 1995).
Perdarahan intrapartum biasanya disebabkan oleh
1. Plasenta previa

3
Yaitu plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
Faktor resiko : primigravida dan grande multivara yang berumur lebih dari 35 thn.
2. Solutio plasenta
Yaitu terlepasnya plasenta yangb terletak normal pada korpus uteri sebelum jalan
lahir. Biasanya terjadi pada triwulan ketiga. Plasenta dapat terlepas seluruhnya
(solusio plasenta totalis), atau Sebagian (solusio plasenta parsialis). Solusio
plasenta terjadi 1 dari 50 persalinan.
Faktor resiko : ibu yang tua, multiparitas, penyakit hipertensi menahun, pre-
eklamsia, trauma, tali pusat yang pendek, tekanan pada vena cava inferior, dan
defisiensi asam folik.
3. Ruptur uteri
Yaitu kondisi uterus yang robek karena lemahnya dinding uterus.
Faktor resiko : riwayat secsio sesaria, partus lama,disproporsi fetopelvik, kelainan
letak atau presentasi, jaringan parut pada uterus, distensi berlebihan pada uterus,
multipara, dan trauma uterus. Angka kejadian rupture uteri
2.3 Etiologi
Dalam persalinan ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan yaitu :
a. Homon estrogen: meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan
rangsangan atau.
b. Homon progesteron: Menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat
rangsangan dari luar menyebabkan relaksasi otot.
Teori yang menimbulkan adanya persalinan
a. Teori penurunan progesteron Proses penuaan plasenta, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, penyempitan pembuluh darah, sehingga terjadi
kebuntuan menyebabkan produksi progesteron mengalami penurunan. Teori
oxcytoksin internal.
b. Keseimbangan progesteron dan estrogen, peningkatan pengeluaran oxcytoksin
dan mengakibatkan peningkatan aktivitas kontraksi rahim.

4
c. Teori prostaglandin: Peningkatan prostaglandin sejak hamil 15 minggu
dikeluarkan decidua dan prostaglandin sebagai pemicu peningkatan persalinan.
(Manuaba, 2010).
2.4 Tanda dan Gejala Intrapartum
Ada dua macam tanda persalinan : tanda persalinan asli (true labor) tanda persalinan
palsu (false labor) diantaranya sebagai berikut :
Tanda-tanda persalinan asli (true labor)
1. Kontraksi
a. Terjadinya secara teratur, makin lama makin kuat/kencang semakin lama
semakain berdekatan.
b. Intensitas kontraksi meningkat bila sambil berjalan.
c. Dirasakan di punggung bagian bawah dan menyebar di bagian bawah
abdomen.
2. Serviks
a. Memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, ditandai dengan adanya
perdarahan).
b. Perubahan keposisi anterior, sulit ditentukan tanpa pemeriksaan vagina.
3. Janin
Bagian presentasi biasanya sudah berada di rongga pelvis (sering disebung
lightening/dropping) keadaan ini meningkatkan kemudahan bernafas dan pada
saar yang bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat dorongan bagian
presentasi janin kearah ronggra pelvis.
Tanda-tanda persalinan palsu (false labor)
1. Kontraksi
a. Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya sebentar.
b. Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi.
c. Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas “navel”
2. Serviks
a. Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda adanya perdarahan.
b. Sering kali dalam posisi posterior, tidak dapat dipastikan tanpa pemeriksaan
vagina.

5
3. Janin
Bagian presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis.
Menurut (Prawihardjo,2001) tanda-tanda dan gejala intrapartum sebagai berikut :
1. Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat
2. Keluar lendir dan darah lebih banyak
3. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam serviks, mulai mendatar dan pembukaan lengkap.
2.5 Faktor – Faktor Esensial Persalinan
Ada lima factor yang mempengaruhi proses persalinan 5P yaitu plassenger (janin dan
plasenta), passageway (jalan lahir), power, posisi ibu, dan responspsikologi.
Penejelasannya sebagai berikut :
1. Power
Kontraksi uterus, dinding perut dan daya meneran. Ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin
dan plasentas dari uterus.
2. Passageway (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina, dan intoitus (lubang luar vagina) janin harus dapat menyesuaikan diri
dengan jalan lahir tersebut.
3. Passanger (Janin dan Placenta)
Cara penumpang (passanger) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni : ukuran kepala janin,
presentasi letak kepala, letak, sikap, dan posisi janin.
4. Psikologikal respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia akan
perlukan.
5. Posisi ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa

6
letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi (melzack, dkk,
1991). Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok.
2.6 Tahap Persalinan
1. Kala 1
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses
ini berlangsung antara 18-24 jam, terbagi dalam 2 fase yaitu :
a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi : dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut menjadi
4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun
terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi
lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada
primigravida dan multigravida, pada yang pertama ostium uteri internum akan
membuka terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru
kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri
internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau sudah
lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir
lengkap atau telah lnegkap. Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan
mencapai 5cm, disebut ketuban pecah dini.
Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira – kira 13 jam, sedangkan pada multigravida
kira – kira 7 jam.

7
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira – kira 2 sampai
3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot – otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada
rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di
luar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilairkan
dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati
perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan
dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata – rata 1,5 jam dan
pada multipara rata – rata 0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata – rata
perdarahan normal adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500 cc
adalah perdarahan abnormal. (Prawirohardjo,2007).
2.7 Proses Persalinan
Proses persalinan merupakan proses bergeraknya janin, plasenta, dan
merman keluar dari uterus dan melalui jalan lahir. Ada empat tahap prosess
persalinan yaitu : tahap pertama, dimulai dengan adanya kontraksi uterus dan diakhiri

8
dengan dilatasi servik sempurna. Tahap kedua, adalah tahap melahirkan bayi. Tahap
ketiga, yaitu dimulai sejak lahir dari bayi dilahirkan hingga plasenta lahir yang terdiri
dari tiga fase, yaitu fase laten, fase aktif, dan ase transisi. Tahap ke empat adalah
tahap pemulihan setelah plasenta lahir kemudian ibu mulai menjalin hubungan
dengan bayinya.
2.8 Mekanisme Persalinan Normal
1. Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala dikatakan
telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul.
2. Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penuruna terjadi
aibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung kontraksi
fundus pada janin, dan kontraksi difragma serta otot – otot abdomen ibu pada
tahap kedua persalinan.
3. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau
dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan kearah
dada janin.
4. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap kali
terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan kepala
hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
5. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior oleh
perineum. Mula – mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis,
kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
6. Restitusi dan Putaran Paksi Luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga mencapai posisi
yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi luar terjadi saat bahu
engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan kepala.
7. Ekspulsi

9
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan
bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simifisi pubis.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S. R DENGAN DIAGNOSA
G1P0A0

Tanggal masuk RS : 24 November 2020 Jam Masuk : 08:30 WITA


Ruang/Kela : VK Bersalin/II A Kamar Bed :1
Tanggal Pengkajian : 24 November 2020 Jam : 09:00 WITA

A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S. R
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Sumber Biaya : Mandiri
Alamat : Jl. Sukaraja. Kec. Bencoy Kab. Sukabumi
Tanggal masuk RS : 13 Januari 2021
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2021
No. register : 00015973
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. L. A
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : ± Rp. 3.000.000 – 4.000.000

11
Hubungan dengan Klien : Suami Klien
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluhkan kencang-kencang pada bagian perut. Pasien kemudian
dibawa ke Puskesmas. Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Sukabumi
dengan keterangan G1P0A0 untuk dilakukam penangan lebih lanjut.
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan kencang-kencang seperti mau melahirkan tetapi belum
teratur. Kontraksi sudah dirasakan sejak tadi sebelum dibawa ke puskesmas.
3. Riwayat Kehamilan
Ini adalah kehamilan pasien yang pertama. Pasien menyatakan melakukan
ANC secara teratur di puskesmas sebanyak 8 kali. Pasien menyatakan
mengalami keluhan mual pada awal kehamilan.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan tidak mempunyai Riwayat penyakit menurun
seperti tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, penyakit menular,
penyakit menurun atau keganasan lainnya.
b. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : ± 300 cc
Keluhan : Tidak ada keluhan
HPHT : 02 Januari 2019
HPL : 09 Oktober 2019
2) Riwayat Perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : Kawin
b. Umur ibu menikah : 25 tahun
c. Umur bapak menikah : 26 tahun

12
d. Berapa kali menikah : 1 kali
3) Riwayat Persalinan Sebelumnya
Pasien belum pernah melahirkan sebelumnya.
4) Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB
5) Riwayat Gangguan Reproduksi
Pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat gangguan reproduksi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan atau penyakit yang
sama.
C. GENOGRAM

D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Persalinan Sekarang
Jenis persalinan saat ini adalah persalinan spontan dengan bantuan vakum
ekslusi. Pada saat his terjadi wajah pasien tampak meringis menahan nyeri.
Nyeri dirasakan seperti tertekan dan kram. Nyeri yang dirasa menyebar
kedaerah perut, panggung serta jalan lahir. Skala nyeri 4 (0-5) nyeri dirasa
hilang timbul.

13
2. Pengeluaran Pervagina
Jenis : ( ) Lendir
( ) Darah
(✓) Darah Lendir
( ) Air Ketuban
3. Periksa Dalam
Oleh : Bidan
Hasil : Pembukaan 6 cm
Ketuban : Masih utuh
Presentase anak : Normal (presentase kepala)
4. Kala Persalinan
Kala 1
1. Mulai persalinan : 24 November 2020
2. Lama kala : 23 jam 55 menit
3. Pengobatan yang di dapat :
- Infus RL : D5 (1:1)
- Injeksi Ondasentron 2x8 mg
- Neodiatab 3x1
Kala II
1. Mulai persalinan : Tanggal 24 November 2020
2. Lama kala II : 1 jam 5 menit
3. Pengobatan yang di dapat : Cairan infus dan oxytocin
4. Penyulit : Kala II lam
5. Keadaan bayi : Bayi kotor, ada meconium
6. Lahir tanggal : 25 November 2020
7. Pukul : 11:25 WIB
8. Jenis kelamin :L
Kala III
1. Mulai : 25 November 2020
2. TFU : 1 jari dibawah pusat
3. Kontraksi Uterus : Baik

14
4. Lama Kala III : 15 menit
5. Cara kelahiran plasenta : Spontan
6. Kotiledon : Lengkap
7. Selaput : Lengkap
8. Pengobatan yang di dapat : Cairan infus dan oxytocin
Kala IV
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Pernafasan : 19x/menit
- Suhu : 36,6 C
4. TFU : 2 jari dibawah pusat
5. Kontraksi uterus : Kuat
6. Perdarahan : Ada
7. Perineum : Episiotomi
5. Keadaan Bayi
a. BB : 2950 gram
b. PB : 51 Cm
c. Pusat : Normal
d. Perawatan tali pusat : Kassa steril
e. Anus : Berlubang
f. Suhu : 36,8 C
g. Lingkar kepala : 31 cm
6. Rencana Perawatan Bayi
Kesanggupan dan pengetahuan ibu tentang
d. Breast care : ibu mengetahui tentang bagaimana perawatan
payudara yang benar
e. Nutrisi : ibu mengatakan tidak memiliki pantangan untuk
makanan baik dari dokter ataupun keluarga.

15
f. Senam nifas : pasien mengetahui jika ada senam selama masa
nifas
g. KB : pasien akan melakukan KB setelah masa nifas
berakhir.
h. Menyusui : pasien mengatakan ingin dan siap memberikan ASI
kepada bayinya.
7. Riwayat Keluarga Berencana
Pasien sebelumnya belum pernah menggunakan KB jenis apapun.
8. Riwayat Askep Lingkungan
Lingkungan eksternal seperti ventilasi udara, suasana ruangan,
pencahayaan, suhu, pemandangan, fasilitias tidak berpengaruh pada
keadaan pasien saat ini.
9. Aspek Psikososiospiritual
Pasien mengatakan dating kerumah sakit ditemani ibu dan suaminya, dan
pasien mengatakan sudah siap untuk merawat bayi yang akan dilahirkannya
namun pasien sedikit takut menghadapi persalinan karena proses persalinan
ini adalah persalinan pertamanya.
E. RIWAYAT KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Pola Nutrisi
- Frekuensi makan : 3x/hari, Porsi : 1 porsi nasu dengan sayur
dan lauk pauk Minum : 8 gelas/hari
- Jenis makanan : telur, sayur, ikan, daging
- Pantrangan : Tidak ada
2. Pola Eliminasi
BAK
- Frekuensi : 5-6 kali
- Jumlah : 1000ml/24 jam
- Warna : Kuning kecoklatan
- Keluhan : Tidak ada
BAB
- Frekuensi : 3x/hari

16
- Warna : Kuning
- Konsistensi : Lunak
- Keluhan : Tidak ada
3. Pola Personal Hygiene
- Mandi ; Frekuensi mandi 2x/hari dan menggunakan
sabun
- Oral hygiene : Frekuensi 2x/hari waktu pagi dan malam
- Cuci rambut : 1x/2-3 hari menggunakan shampo
4. Pola Istirahat Tidur
- Lama tidur : 8 jam/hari
- Tidur siang : 1-2 jam
- Tidur malam : 5-6 jam
- Kebiasaan sebelum tidur : menyikat gigi
- Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
5. Pola Aktivitas dan Latihan
- Kegiatan dalam pekerjaan : mencuci, mengepel, masak, menyapu, dll
- Waktu bekerja : (✓) Pagi () Sore () Malam
- Olahraga : pasien tidak melakukan olahraga khusus
- Kegiatan waktu luang : Menpnton tv
- Keluhan : tidak ada keluhan, namun hanya sedikit
lamban dalam bekerja dikarenakan
kehamilan.
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Pasien tampak meringis menahan sakit saat
kontraksi terjadi
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Berat Badan : 65 kg
d. Tinggi Badan : 152 cm
e. Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah : 120/70 mmHg

17
- Suhu : 36,6 C
- Nadi : 84x/menit
- Respirasi : 19x/menit
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
Rambut
- Warna : Hitam
- Keadaan : Bersih
Kulit Kepala
- Lesi : Tidaka ada
- peradangan : Tidak ada
- kebersihan : Besih
- bentuk : Simetris
b. Wajah
tidak pucat, tidak ada kelaian, tidak ada nyeri tekan.
c. Mata
Mata simetris, seklera anikteri, konjungtuva tidak anemis. Fungsi
penglihatan baik, pasien tidak memakai alat bantu penglihatan.
d. Hidung
Terlihat ada kotoran, polip serta secret di dalam lobang hidung, tidak
ada cairan yang keluar. Pasien tidak memiliki reaksi terhadap alegri.
e. Mulut dan Tenggorokan
Mulut terlihay bersih. Bibir kering, gigi lengkap. Tidak ada kesulitam
pada saat menelan.
f. Leher
tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, kelenjar limfa, adanya pergerakan balik.
g. Daerah Dada dan Axila
Dada simesteris, tidak terdapat benjolan tidak menggunakan alat bantu
pernafasan, tidak ada bunyi nafas tambahan.
- Mammae : membesar

18
- Areola mammae : menghitam
- Papilla mammae : menonjol
- Colostrum : keluar saat mammae dipencet
h. Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apical 84x/menit. Irama regular. Bunyi jantung S1
S2 tunggal. CRT < 2 detik. TD 120/70 mmHg.
i. Abdomen
Terjadi pembesaran dikarenakan kehamilan. Terdapat linea negara dan
striace albicans pada daerah abdomen. Tidak ada luka bekas operasi
pada abdomen TFU 29 Cm. kontraksi terjadi setiap 8-10 menit dengan
durasi 2-3 menit.
j. Genetalia
Terdapat luka episiotomy dan jahitan pada perineum. Panjang jahitan
kuang lebih 1,5 cm saat dilakukan penjahitan pada luka episiotomy
pasien tampak meringis menahan nyeri, nyeri dating saat dilakukan
jahitan, dirasa perih, nyeri disekitar perineum, skala nyeri 4 (0-5) dan
nyeri dirasa hilang timbul. Lochia berwarna merah kehitaman. Vesika
urinaria teraba kosong.
k. Ekstremitas (Integumen dan Muskuloskeletal).
bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada varieses, tidak
ada oedema, tidak ada sianosis pada kuku, turgor kulit baik, warna kulit
kuning langsat. Skala kekuatan otot penuh.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Para Result Ref Range
Eritrosit 4,20 3,50-5,50 juta/il
Trombosit 167 150-450 ribu/ul
Hematokrit 35,2 33,0-48,0 vol %
RDW-CV 11,5 11,5-14,5 %
MCV 83,9 82,0-99,0 Fl

19
MCH 29,3 26,0-32,0 Pg
MCHC 34,9 32,0-36,0 g/dl
GRAND % 77,9 50,0-70,0 %
LYM % 17,0 20,0-40,0 %
MID % 5,1 1,0-15,0 %
Hb 12,3 11-16 g/dl
Leukosit 14,6 4,0-10,0 ribu/il
HbsAg Negatif Negative
Anti HCV Negatif Negative

H. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Pasien Agen cedera fisik (luka Nyeri akut
mengeluh nyeri episiotomy)
P : nyeri dating saat
dilakukan jahitan.
Q : dirasa perih
R : nyeri disekitar
perineum
S : skala 4 (0-5)
T : nyeri hilang
timbul.

DO :Saat dilakukan
penjahitan pada luka
episiotomy pasien
tampak meringis
menahan sakit.
2. DS : pasien Dilatasi serviks Nyeri persalinan
mengeluh nyeri

20
P : nyeri dirasakan
pada saat his terjadi
Q : nyeri dirasakan
seperti tertekan dan
kram.
R : Nyeri dirasakan
menyebar kedaerah
perut, panggung
serta jalan lahir.
S : skala nyeri 4 (0-5)
T : Nyeri dirasa
hilang timbul

DO : Wajah pasien
tampak meringis dan
mengelus-elus perut
serta panggul.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri persalinan b. d dilatasi serviks
2. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (luka episiotomy)
J. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa 1 ; Nyeri persalinan b.d dilatasi servisk
Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1 shift,
nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil skala menjadi
1-3 (skala 0-5).

21
Intervensi
Intervensi NIC-NOC Rasional
4. Kaji karakteristeik dan skala nyeri 1. mengetahui tingkat karakteristik
nyeri.
5. Observasi tanda-tanda vital 2. Derajat nyeri dapat mempengaruhi
tanda-tanda vital
6. Ajarkan manajemen nyeri 3. Meringankan atau mengurangi nyeri
relaksasi dan distraksi sampai pada tingkat kenyamanan.
7. Berikan posisi senyaman 4. Posisi yang nyaman dapat
mungkin mengurangi rasa nyeri.

Diagnose 2 : nyeri akut b.d cidera fisik (luka episiotomy)


Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan dalam 1 shif
nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil : skala
nyeri 1-2 dari (skala 0-5)
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri yang 1. Memberikan infromasi untuk
komprehensif meliputi lokasi, membantu memudahkan Tindakan
karakteristik, durasi, frekuensi, keperawatan
kualitas, intensitas atau
keperahan nyeri dan factor
presipitasnya. 2. Mengetahui tingkat nyeri pasien dari
2. Observasi isyarat nonverbal ekspresi pasien.
ketidaknyamanan.
3. Kendalikan factor lingkungan 3. Lingkungan yang panas, gaduh dan
yang dapat mempengaruhi sebagainya dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap keadaan pasien yang dapat berdampak
ketidaknyamanan. pada rasa nyeri.

22
4. Pastikan pemberian analgesi 4. Mencegah bertambahnya rasa nyeri
terapi atau strategi yang dirasakan pasien.
nonfarmakologi sebelum
melakukan prosedur yang
menimbulknan nyeri. 5. Membantu mengurangi nyeri dan
5. Ajarkan penggunaan Teknik meningkatkan kenyaman klien.
nonfarmakologi seperti Teknik
relaksasi, distraksi, terapi music,
kompres hangat/dingin, masase
dan Tindakan Pereda nyeri
lainnya.
6. Kolaborasi pemberian analgetic 6. Pengangan nyeri dengan farmakologi
jika nyeri tidak berkurang
dengan Tindakan mandiri atau
penyuluhan.

K. IMPLEMENTASI dan Evaluasi


Tanggal dan Diagnosa Implementasi Evaluasi
jam
24 November Nyeri persalinan b.d 1. Mengkaji S : pasien mengeluh
2020 dilatasi serviks karakteristik dam nyeri dengan skala 3
09.00 skla nyeri. (skala 0-5).
09:15 2. Mengajarkan O : Pasien meringis
manajemen nyeri kadang-kadang
relaksasi dan A : masalah teratasi
distraksi kepada P : intervensi dihentikan
pasien dengan
melakukan dan
mencontohkan

23
latiham relaksasi
09:30 dan distraksi.
3. Memberikan posisi
yang nyaman
dengan mengatur
posisi yang nyaman
untuk mengurangi
rasa nyeri.
10:00 Nyeri kepala 1. Melakukan S : Pasien mengeluh
berhubungan dengan pengkajian nyeri nyeri dengan skala 2
pil yang tidak sesuai yang komprehensif (skala 0-5)
meliputi lokasi, O : pasien meringis
karakterikstik, kadang-kadang
durasi, frekuesni, A : masalah teratasi
kualitas, imtensitas P : Intervensi
atau keparahan dihentikan.
nyeri dan factor
presipitasnya.
2. Mengobsevasi
isnyarat nonverbal
ketidaknyamanan,
didapatkan : pasien
tampak meringis.
3. Menganjurkan
pasien penggunaan
Teknik farmakologi
(Teknik relaksasi,
distraksi, masase)
jika nyeri dating.
4. Melakukan strategi
nonfarmakologi

24
(Teknik relaksasi
dan distraksi)
sebelum melakukan
prosedur yang
menimbulkan nyeri.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses
keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar yang cukup bulan disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi
menjadi 4 tahap : kala 1 berlangsung dari awal gejala sampa serviks berdilatasi
sempurna (10cm), kala II diawali dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri
dengan kelahiran bayi. Kala III diawali dengan keluarnya bayi dan uterus dan
diakhiri dengan keluarnya plasenta, dan Kala IV diawali dengan keluarnya
plasenta dan berakhir Ketika uterus tidak relaksasi lagi.
4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pemahaman dan keahlian dalam
aplikasi Asuhan Keperawatan khususnya perawat agar dapat
mengaplikasikannya dalam pemberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

26
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Norma (APN), Asuhan Esensial, Pencegahan
dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Keschatun Reproduksi. Diakses
pada Rabu, 03 Februari 2021.
Dochterman, Joanne McCloskey & Bulecheck, Gloria N. 2004. Klasifikasi Intervensi
Keperawatan. Amerika Serikat: Mosby. Diakses pada Rabu, 03 Februari
2021.
Mansjoer, A. 2007.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Satu., Edisi Ketiga, Jakarta:
Media Aesculapius FKUI. Diakses pada Rabu, 03 Februari 2021.
Manuaba, L.B. Gide. 2004. PenuntunkepaniteraunklinikObstetri & GinekologiEdisi
2. Jakarta: EGC. Diakses pada Rabu, 03 Februari 2021.
Moorhead, Sue, dkk. 2008. Klasifikasi Hasil Keperawatan. AS: Mosby
NANDA. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta:
EGC. Diakses pada Rabu, 03 Februari 2021.
Price S.A. dan Wilson. L.M. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Volume 2. Edisi 6 Jakarta: EGC. Diakses pada Rabu, 03 Februari
2021.
Smeltzer. S. dan Bare, B. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Volume 2.Edisi 8, Jakarta: EGC. Diakses pada Rabu, 03 Februari
2021.
Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan, Edisi Kedua Cetakan Keempat. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Diakses pada Rabu, 03
Februari 2021.

27

Anda mungkin juga menyukai