Kelas : RM 1B TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE-3
Tugas Belajar Lanjut : Proyek Belajar tentang Pentingnya Kajian Pancasila
Melalui Pendekatan Sejarah
1. Latar belakang Sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak
Pancasila sebagai dasar Negara Jawab : Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai dasar Negara disebabkan system hukum yang termuat dalam Badan Pancasila bisa dibilang tidak sempurna, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya badan kepemerintahan yang berlaku tidak adil kepada masyarakat. Terlihat bahwa orang yang kaya semakin kaya dan orang yang miskin semakin miskin akibat system kapitalis yang diterapkan oleh Indonesia. Secara gamblang kakak sebutkan bahwa sikap beberapa pihak yang adik maksud merupakan sikap merubah sistem yang sudah ada di Indonesia menjadi sitem berbasis syariat agama islam atau Khilafah, dimana dalam sistem ini unsur kapitalis dan ketidak adilan dapat ditekan seminimum mungkin. Latar belakang lainnya sebab Pancasila sendiri merupakan Dasar Negara bangsa Indonesia yang diambil dari dalam Al – Quran, sehingga beberapa pihak dalam masyarakat beranggapan mengubah bangsa Indonesia menjadi negara Khilafah akan membawa kebaikan yang lebih karena menerapkan aturan yang termuat dalam Al – Quran secara keseluruhan, tidak hanya setengah – setengah seperti yang termuat dalam Pancasila. Apabila dianalisis pun, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuaan, nilai kerakyatan, serta nilai keadilan secara keseluruhan telah termuat di dalam Al – Quran, maka dari itu inilah alasan utama mengapa beberapa pihak dalam masyarakat menolak Pancasila sebagai dasar negara dan ingin mengubahnya / memperbaikinnya menjadi lebih sempurna. 2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia Jawab : Karena nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang sesuai dengan kepribadian Indonesia, selain itu Pancasila juga memiliki kelebihan, yaitu Pancasila sebagai ideology terbuka (mengandung nilai dasar, instrumental dan praktis) Pancasila sebagai ideology reformasi dan dinamis Pancasila sebagai paham persatuan Pancasila sebagai paham kebangsaan
3. Kemukakan pendapat dan penilaian anda tentang perbedaan pandangan
tersebut Jawab : Menurut saya, kita sebagai sesama manusia harus menghargai beberapa perbedaan pandangan tersebut. Karena setiap orang berhak mengeluarkan pandangannya,dan mungkin setiap orang memiliki niat atau tujuan baik dengan mengeluarkan pandangannya tersebut. Dan niat atau tujuan baik itupun untuk kebaikan kita bersama juga.
4. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi perbedaan tersebut
Jawab : saya harus menghargai dari bebrapan pandangan
5. Tugas selanjutnya yaitu, Anda dapat melakukan survei terbatas untuk
menjajagi pengetahuan mahasiswa tentang sejarah terbentuknya teks proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jawab : Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang. Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan “aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta (lihat Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:77-81)
Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan.