Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yulianti Lestari E712011010

Kelas : RM 1B
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE-3

Tugas Belajar Lanjut : Proyek Belajar tentang Pentingnya Kajian Pancasila


Melalui Pendekatan Sejarah

1. Latar belakang Sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak


Pancasila sebagai dasar Negara
Jawab : Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang
menolak Pancasila sebagai dasar Negara disebabkan system hukum yang
termuat dalam Badan Pancasila bisa dibilang tidak sempurna, hal ini
dibuktikan dengan semakin banyaknya badan kepemerintahan yang berlaku
tidak adil kepada masyarakat. Terlihat bahwa orang yang kaya semakin kaya
dan orang yang miskin semakin miskin akibat system kapitalis yang
diterapkan oleh Indonesia.
  Secara gamblang kakak sebutkan bahwa sikap beberapa pihak
yang adik maksud merupakan sikap merubah sistem yang sudah ada di
Indonesia menjadi sitem berbasis syariat agama islam atau Khilafah, dimana
dalam sistem ini unsur kapitalis dan ketidak adilan dapat ditekan seminimum
mungkin.
 Latar belakang lainnya sebab Pancasila sendiri merupakan Dasar
Negara bangsa Indonesia yang diambil dari dalam Al – Quran, sehingga
beberapa pihak dalam masyarakat beranggapan mengubah bangsa Indonesia
menjadi negara Khilafah akan membawa kebaikan yang lebih karena
menerapkan aturan yang termuat dalam Al – Quran secara keseluruhan,
tidak hanya setengah – setengah seperti yang termuat dalam Pancasila.
 Apabila dianalisis pun, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuaan, nilai kerakyatan, serta nilai keadilan secara keseluruhan telah
termuat di dalam Al – Quran, maka dari itu inilah alasan utama mengapa
beberapa pihak dalam masyarakat menolak Pancasila sebagai dasar negara
dan ingin mengubahnya / memperbaikinnya menjadi lebih sempurna.
2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai
dasar Negara Indonesia
Jawab : Karena nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang sesuai
dengan kepribadian Indonesia, selain itu Pancasila juga memiliki kelebihan,
yaitu
 Pancasila sebagai ideology terbuka (mengandung nilai dasar,
instrumental dan praktis)
 Pancasila sebagai ideology reformasi dan dinamis
 Pancasila sebagai paham persatuan
 Pancasila sebagai paham kebangsaan

3. Kemukakan pendapat dan penilaian anda tentang perbedaan pandangan


tersebut
Jawab : Menurut saya, kita sebagai sesama manusia harus menghargai
beberapa perbedaan pandangan tersebut. Karena setiap orang berhak
mengeluarkan pandangannya,dan mungkin setiap orang memiliki niat atau
tujuan baik dengan mengeluarkan pandangannya tersebut. Dan niat atau
tujuan baik itupun untuk kebaikan kita bersama juga.

4. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi perbedaan tersebut


Jawab : saya harus menghargai dari bebrapan pandangan

5. Tugas selanjutnya yaitu, Anda dapat melakukan survei terbatas untuk


menjajagi pengetahuan mahasiswa tentang sejarah terbentuknya teks
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Jawab :
Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan
pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda,
sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi
Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah
Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi  itu terdapat
perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya,
berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika
tetap bekerjasama dengan Jepang.
Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu
revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua,
bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam
rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan cara itu,
pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan
pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda.
Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya,
golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu,
dengan kekuatan sendiri. Lepas sama  sekali  dari campur tangan pemerintah
Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan
golongan pemuda kepada golongan  tua  yang  mendorong  mereka
melakukan “aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta (lihat  Marwati
Djoened Poesponegoro, ed. 1984:77-81)

Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur


No. 56 Jakarta, tempat  kediaman Bung Karno, berlangsung  perdebatan
serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi
Kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai