Anda di halaman 1dari 24

Ns. Veronika Papo Bage, M.

Kep

SKIZOFRENIA
DEFINISI

Skizofrenia berasal dari dua kata,


yaitu skizo yang artinya retak
atau pecah, dan frenia yang
artinya jiwa, dengan demikian,
seseorang yang menderita
skizofrenia adalah seseorang
yang mengalami keretakan jiwa
atau keretakkan kepribadian.
ETIOLOGI

Ternyata dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan tidak


ditemukan faktor tunggal. Penyebab skizofrenia menurut penelitian
antara lain :
- Faktor genetik
- Virus
- Autoantibodi
- Malnutrisi.
PEDOMAN DIAGNOSTIK

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
A. PIKIRAN
- thought echo yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang
- thought insertion yaitu pikiran asing yang masuk kedalam dirinya
- thought withdrawal yaitu isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
- thought broadcasting yaitu isi pikiranya tersiar keluar

B. WAHAM
- delusion of control yaitu waham tentang dirinya dikendalikan
- delusion of passivitiy yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar
- delusional perception yaitu merupakan pengalaman indrawi yang tidak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
C. Halusinasi auditorik

D. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap


tidak wajar misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan
tidak wajar (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
mahluk asing dan dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
 ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
 Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
 Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor;
 Gejala negatif
E. Adanya gejala-gejala khas di atas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik (prodromal)

F. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam


mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara
sosial.
KLASIFIKASI SKIZOFRENIA

Berdasarkan International Statistical Classification of Disease and


Related Helath Problem ke-10 (ICD-10), membagi skizofrenia menjadi
sembilan subtipe yaitu skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik,
undiiferentiated, depresi postskizofrenik, residual, simpleks,
skizofrenia lainnya, dan unspecified
SKIZOFRENIA PARANOID
Berdasarkan PPDGJ III, maka skizofrenia paranoid dapat didiganosis apabila terdapat butir-butir
berikut :

 Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia

 Sebagai tambahan :
Halusinasi dan atau waham harus menonjol :
- Suara-suara halusinasi satu atau lebih yang saling berkomentar tentang diri pasien, yang
mengancam pasien atau memberi perintah, atau tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,
mendengung, atau bunyi tawa.
- Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
- Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence), atau “Passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak nyata / tidak menonjol.
SKIZOFRENIA HERBEFRENIK

 remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun)


 Diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk
memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan
:

• Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta
mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan
perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;
• Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering
disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied),
senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty
manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli
secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan
kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);
SKIZOFRENIA HERBEFRENIK

 Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak


menentu (rambling) serta inkoheren.
 Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses
pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada
tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary
delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan
yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan,
sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu
perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of
purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat
dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya,
makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.
SKIZOFRENIA KATATONIK
 Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.

 Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :
- Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam
gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara):
- Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
- Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan
mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);
- Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah
atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan);
- Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya
menggerakkan dirinya);
- Fleksibilitas cerea / ”waxy flexibility” (mempertahankan anggota gerak dan tubuh
dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar);
SKIZOFRENIA KATATONIK

 Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan


secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata
serta kalimat-kalimat.
 Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku
dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus
ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya
gejala-gejala lain.
 Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan
petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat
dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol
dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.
SKIZOFRENIA SIMPLEK

 Gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa


didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain
dari episode psikotik, dandisertai dengan perubahan-
perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi
sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat
sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara
sosial.
 Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan
subtipe skizofrenia lainnya.
SKIZOFRENIA RESIDUAL
 Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan
psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan
inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal
yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan
posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk;

 Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang
memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia;

 Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang
(minimal) dan telah timbul sindrom “negative” dari skizofrenia;

 Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi
kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative
tersebut.
SKIZOFRENIA TAK TERINCI

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

 Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid,


hebefrenik, atau katatonik.

 Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi


pasca skizofrenia.
DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA

 Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis


umum skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;
 Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi
mendominasi gambaran klinisnya); dan
 Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling
sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun
waktu paling sedikit 2 minggu.
 Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis
menjadi episode depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas
dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe
skizofrenia yang sesuai.
TATALAKSANA SKIZOFRENIA
TERAPI MEDIKAMENTOSA

Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik konvensional, newer
atypical antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine).

Antipsikotik Konvensional

Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius.
Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain :

1. Haldol (haloperidol) 5. Stelazine ( trifluoperazine)

2. Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine ( chlorpromazine)

3. Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)

4. Prolixin (fluphenazine)
b. Newer Atypcal Antipsycotic
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena
prinsip kerjanya berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping
bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Beberapa
contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain :

Risperdal (risperidone)
Seroquel (quetiapine)
Zyprexa (olanzopine)
Clozaril

Clozaril dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak merespon


(berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Clozaril memiliki efek
samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus
yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah
putih. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus
memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler. Para ahli
merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit 2 dari
obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
TERAPI PSIKOSOSIAL

A. Terapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan
ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial,
kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi
interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau
hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti
hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian,
frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara
lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh
dapat diturunkan.
B. Terapi berorintasi keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan
dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali
seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun
intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan segera, topik penting
yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan,
khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam
cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia
untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu
optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat
skizofreniadan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya.
C. Terapi kelompok

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada


rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata.
Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara
psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif
dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan
meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang
memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif,
tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.
D. Psikoterapi Invidual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual
dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi
alah membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu
konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien
sebagai aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat
dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan
pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan
oleh pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai